Evaluasi A T4 - Synthatrisma Utami 2 Sebelum Reviis
Evaluasi A T4 - Synthatrisma Utami 2 Sebelum Reviis
Kelompok : 2 (Dua)
Tugas : 4
MAKALAH INDIVIDU
OLEH :
SYNTHATRISMA UTAMI (17175029)
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S
Dr. Hj. Djusmaini djamas, M.Si
Penulis
i
1
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran
tidak dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri.
Penyusunan rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan
pembelajaran yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Rencana penilaian disusun agar menjadi referensi guru dalam
menyelenggarakan penilaian keseluruhan proses pembelajaran. Didalam
merencanakan penilaian pembelajaran bahwa pembelajaran yang mendidik
mengandung dua kata kunci yakni, pembelajaran dan mendidik. Agar rencana
penilaian dapat tersusun dalam menyelenggarakan pembelajaran maka
diperlukan kemampuan untuk menilai yang dikenal dengan asesmen literacy.
Asesmen literacy merupakan penilaian proses kemajuan dari hasil belajar
peserta didik. Bahkan pemahaman akan makna penilaian yang baik saja tidaklah
cukup. Dimana saat melakukan penilaian kadang terjadi penilaian yang tidak
sesuai dengan harapan.Maka diperlukanlah upaya untuk mempertahankan
alternatif penilaian yang seimbang.
Sistem pendidikan selalu berusaha untuk mempertahankan proses
penilaian pembelajaran agar tetap seimbang. Sehingga tidak akan merugikan
guru dan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam pembelajaran sekarang ini, penilaian bukan hanya terjadi pada
respon atau konteks penilaian yang terpilih, melainkan penilaian pada seluruh
aspek yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun tidak
menutup kemungkinan penilaian respon terpilih tidak digunakan, akan tetap
1
digunakan dengan mengacu pada prinsip- prinsip asesmen yang baik dan
berdasarkan fungsi dari masing- masing asesmen yang digunakan.
Berdasarkan kajian diatas, maka asesmen literacy sangat perlu diterapkan
dalam pembelajaran bagi seorang guru agar dapat melakukan penilaian yang
autentik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik, Sehingga penulis
mengangkat judul makalah asesmen literacy.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, adapun rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana prinsip asesmen literasi yang baik?
2. Apa fungsi asessmen literasi?
3. Bagaimana perubahan-perubahan asessmen literasi?
4. Apa peran kritis asesmen literasi?
5. Bagaimana cara mengembangkan assesmen literasi yang baik?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah berdasarkan rumusan masalah
diatas yaitu :
1. Mengetahui prinsip asessmen literasi
2. Mengetahui fungsi asessmen literasi
3. Mengetahui perubahan asessmen literasi
4. Mengetahui peran kritis assessmen literasi
5. Untuk mengetahui cara mengembangkan assesmen literasi yang baik
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Agama
Artinya :“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Dari surat diatas sudah dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk
menggunakan segala sesuatu yang telah ada dengan semaksimal mungkin, salah
satunya yaitu dalam melakukan assesmen literasi yang baik didalam pembelajaran
B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam bab I pasal 1 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen penndidikan, pada setiap jalur, jenjang dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 57 Ayat (1) evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Ayat (2) evaluasi
dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan non formal.
2. Peraturan Pemerintah RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dalam Bab I tentang Ketentuan Umum :
a. Pasal 1 ayat (11) : Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik.
b. Pasal 1 ayat (17) : Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
c. Pasal 1 ayat (18) : Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
d. Pasal 1 ayat (19) : Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta
didik .
e. Passal 1 ayat (20) : Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
dan/atau penyelesaian dari suatu satuan.
4
f. Pasal 63 Ayat (1) dinyatakan bahwa penilaian pendidikan khususnya
penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
g. Pasal 64 ayat (1) bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.
C. Assessment Literacy
1. Pengertian Assessment
Linn dan Gronlund (1995) mengemukakan bahwa asesmen merupakan suatu
istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang belajar peserta didik (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format
penilaian kemajuan belajar. Nitko (1996) juga menyatakan tentang asesmen.
Menurutnya asesmen merupakan istilah umum yang mendefinisikan sebagai sebuah
proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan mengenai para peserta didik, kurikulum, program-
program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh
suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu
aktivitas tertentu.
Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum asesmen dapat diartikan
sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang peserta didik, baik yang
menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan
sekolah. Asesmen sering disebut sebagai salah satu bentuk penilaian, sedangkan
5
penilaian merupakan salah satu komponen dalam evaluasi.Ruang lingkup asesmen
sangat luas jika dibandingkan dengan evaluasi.
Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
asesmen adalah istilah sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi
yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para peserta
didik, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau
instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi
resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
2. Pengertian Literacy
Secara harfiah literasi berasal dari kata Literacy yang berarti melek
huruf/gerakan pemberantasan buta huruf. Berikut ini beberapa pengertian asesmen
literasi yaitu :
a. Menurut Programme for International Student Assessment (PISA, 2006), literasi
adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi
permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka
memahami serta membuat keputusan.
b. Menurut Widyawatiningtyas, Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
membaca dan menulis, atau kemampuan berkomunikasi melalui tulisan dan kata-
kata
Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
literasi adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi
permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka
memahami serta membuat keputusan.
3. Pengertian Assessment Literacy
Literasi seringkali diartikan sebagai serangkaian keterampilan yang bermanfaat
dan strategi yang dipelajari. Literasi asesmen yang baik adalah asesmen yang
membantu kita mengerti persoalan yang lebih besar, menyusun tujuan-tujuan penting,
mengumpulkan berbagai macam fakta, dan mengikutsertakan dalam diskusi
bagaimana membantu peserta didik menjadi pembaca, penulis, pendengar dan
6
pembicara yang lebih baik. Adapun pengertian assesmen literasi menurut beberapa
ahli dijelaskan sebagai berikut.
a. Menurut (Stiggins,1994:8) asesmen Literasi merupakan kemampuan dalam
memahami prinsip-prinsip dasar asesmen yang berkualitas, dan bertindak sesuai
tujuan pembelajaran yang dirancang dengan mengupayakan penggunaan yang
seimbang berbagai asesmen alternatif.
b. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD,
2003) asesmen literasi didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan
pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan
berdasarkan fakta untuk memahami dan membuat keputusan dari perubahan yang
terjadi karena aktivitas manusia.
c. Menurut American Association for the Advancement of Science (AAAS), asesmen
literasi adalah sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat
keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam.
Berdasarkan kajian teori dapat disimpulkan bahwa assesmen literasi adalah
kemampuan dalam menggunakan pengetahuan untuk memahami, membaca, menulis,
mengidentifikasi atau kemampuan berkomunikasi melalui tulisan dan kata-kata suatu
masalah, kemudian menarik kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan bukti-
bukti dan fakta yang ada. Orang yang mampu melakukan penilaian dan memahami
prinsip dasar penilaian disebut assessment literates. Literasi asesmen juga mencakup
pengetahuan tetang seberapa sering asesmen dilakukan, apa yang harus diases, dan
bagaimana mempersiapkan peserta didik untuk diases.
4. Jenis-Jenis Assessment Literacy
Assesmen literasi sangat pentig dimiliki oleh seorang guru yang merupakan
penilai terhadap proses pembelajaran oleh peserta didik. Lebih lanjut, Stiggins
(2004:16) menegaskan bahwa seperempat sampai sepertiga waktu guru semestinya
digunakan untuk penilaian terkait proses pembelajaran Oleh karena itu guru harus
7
mengetahui dan memahami jenis-jenis penialain apa yang akan dia gunakan. Ada
empat jenis assemen literasi yaitu:
a. Norm referenced test (acuan normatif) dirancang untuk memeriksa kinerja
individu dalam kaitannya dengan kinerja perwakilan kelompok. Karakteristik :
1) Digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap kemampuan
peserta didik lainnya.
2) Menggunakan kriteria yang bersifat “relative”.
3) Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat
kemampuan dan penguasaan peserta didik tentang materi pengajaran yang
diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam
komunitasnya (kelompoknya).
a. Criteria Referenced Test (acuan patokan). Dalam pengukuran ini peserta didik
dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam
tujuan instruksional, bukan dengan penampilan peserta didik yang lain.
Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tergantung pada penguasaaan
materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna
mendukung tujuan instruksional. Jadi, tes acuan patokan terikat dengan tolok
ukur untuk prestasi peserta didik. Karakteristiknya :
8
9
10
Siswa adalah pihak yang paling memanfaatkan hasil penilaian. Melalui penilaian
kelas, mereka dapat mempelajari kinerjanya serta mempelajari standar kualitas
kinerjanya dari guru.
4. Sasaran yang jelas dan sesuai (Clear and Appropriate Targets)
Kita tidak dapat menilai hasil pendidikan secara efektif jika kita tidak mengetahui
dan memahami apa sebenarnya nilai keluaran tersebut. Ada berbagai jenis
keluaran dari sistem pendidikan kita, mulai dari penguasaan materi sampai
kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks.
5. Penilaian yang baik (High-quality Assessment)
Penilaian yang baik merupakan suatu keharusan dalam setiap konteks penilaian.
Lima standard yang harus dipenuhi untuk mencapai penilaian yang baik meliputi:
sasaran pencapaian yang jelas, maksud/tujuan yang jelas, metode yang sesuai,
kinerja contoh yang layak, pembatasan, dan adanya upaya untuk mencegah
kesalahan pengukuran.
6. Perhatian terhadap dampak antarpersonal (Attention to Interpersonal Impact)
Kita harus selalu berusaha melaksanakan penilaian yang baik,
mengkomunikasikan hasilnya secara hati-hati dan pribadi, dan mengantisipasi
hasilnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk memberikan dukungan
terhadap siswa yang pencapaiannya rendah. Semakin muda siswa, semakin
penting adanya bimbingan bagi mereka.
7. Penilaian sebagai pembelajaran (Assessment as Instruction)
Penilaian dan pengajaran dapat menjadi suatu kesatuan. Potensi terbesar yang
tersimpan dalam penilaian kelas adalah kemampuannya untuk menjadikan siswa
sebagai mitra penuh dalam proses penilaian. Siswa yang mampu mendalami
sasaran pencapaian secara menyeluruh mampu secara percaya diri melakukan
evaluasi, baik terhadap hasil kerjanya sendiri maupun hasil kerja temannya.
Orang yang mampu melakukan penilaian dan memahami prinsip dasar
penilaian disebut assessment literates. Literasi asesmen mencakup pengetahuan
tetang seberapa sering asesmen dilakukan, apa yang harus diases, dan bagaimana
11
mempersiapkan siswa untuk diases. Tantangan yang kita hadapi dalam penilaian
kelas adalah memastikan bahwa siswa memiliki seluruh informasi yang
diperlukannya, dalam bentuk yang mudah dipahami, pada waktu yang tepat sehingga
dapat digunakan secara efektif.
12
13
1. Fungsi motivasi Pada Sunarto (2012) Fungsi Di modul disebutkan bahwa fungsi
Artinya penilaian yang dilakukan penilaian pada asesmen Literasi dari penilaian Asesmen
pendidik di kelas harus mendorong adalah Literasimemiliki 4 fungsi, yaitu Fungsi
motivasi peserta didik untuk belajar. 1. untuk membantu siswa mewujudkan motivasi, fungsi belajar tuntas, fungsi
Bentuk tugas , latihan dan ulangan dirinya dengan mengubah atau sebagai indikator dan fungsi umpan
harus dirancang sedemikian rupa mengembangkan perilakunya ke balik.
sehingga peserta didik terdorong arah yang lebih baik dan maju; sedangkan pada sunarno (2012) fungsi
untuk terus belajar dan merasakan 2. untuk membantu siswa mendapat dari Asesmen Literasiadalah untuk
kegiatan itu menyenangkan dan kepuasan atas apa yang telah membantu siswa mewujudkan dirinya
menjadi kebutuhan. dikerjakannya; dan untuk mendapatkan kepuasan.
2. Fungsi belajar tuntas 3. untuk membantu guru menetapkan kemudian, untuk membantu guru
Penilaian di kelas harus diarahkan apakah metode mengajar yang untuk menetapkan metode mengajar
untuk memantau ketuntasan belajar digunakan telah memadai, dan dan membuat pertimbangan.
peserta didik. Pertanyaan yang harus 4. untuk membantu guru membuat
selalu diajukan oleh pendidik adalah pertimbangan dan keputusan
apakah peserta didik sudah administrasi.
menguasai kemampuan yang
diarahkan, siapa dari peserta didik
yang belum menguasi kemampuan
tertentu dan tindakan apa yang harus
MODUL SUMBER LAIN ANALISIS
Dari tabel perbandingan diatas, dapat dilihat bahwa fungsi penilaian pada Asesmen Literasi menekankan pada
kontrol guru terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan didalam kelas terhadap peserta didiknya.
14
E. Matriks Perubahan Asesment Literasi
Perubahan-perubahan Asesmen Literasi ini merupakan perubahan sistem penilaian yang dulu dengan sekarang,
apakah terdapat perubahan atau tidak, baik peranan orang yang terlibat didalamnya maupun pelaksanaan penilaian
tersebut di sekolah khusunya proses pembelajaran.
Tabel 2. Perubahan Asesment Literasi
15
Tujuan Akuntabilitas Akuntabilitas,
pembelajaran
Penggunaan Penyaringan hasil Penyaringan hasil
pengujian dari atas pengujian dari atas
ke bawah ke bawah dan dari
kelas ke atas
Sasaran Bersifat umum Sangat terarah
Dari tabel perbandingan diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadinya perubahan asesmen dan konsekuensinya dari dulu
dan sekarang sudah sesuai dengan teori yang diperoleh baik dalam modul.Dimana peran guru yang dulunya sebagai
seorang pengajar, sekarang buka hanya sebagai pengajar namun juga sebagia fasilitator dan motivator bagi peserta didik
didalam pembelajaran. Hal yang sama juga pada peserta didik yang dulunya hanya guru yang menilai, namun sekarang
peserta didik dapat menilai diri sendiri dan teman sebayanya didalam pembelajaran.
16
Dalam pelaksanaan penilaian asesmen didalam pembelajaran, lebih menekankan pada penilaian kinerja atau proses
peserta didik dalam menemukan suatu pembelajaran daripada dulu penilaian hanya menekankan pada respon terpilih saja.
Dalam pelaksanaan penilaian juga lebih terarah dan terbuka dari pada dulu.
Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan
tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk kepentingan
itu dilakukan pengumpulan data sebagai informasi akurat untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan
prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator yang akan dinilai yang dalam subunit
terdahulu kita sebut dengan asesmen. Dari proses asesmen ini, pendidik akan memperoleh potret atau profil kemampuan
peserta didik dalam mencapai sejumlah stkitar kompetensi dan kompetensi dasar.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat
penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai
teknik, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (self
assessment).
17
Dalam pelaksanaan penilaian kelas ini pendidik akan membandingkan hasil belajar peserta didik dalam periode
waktu tertentu dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya atau dengan kriteria tertentu dan sebaiknya,
hasil belajar peserta didik ini tidak dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Pembandingan semacam ini disebut dengan
penilaian acuan patokan atau penilaian acuan kriteria. Mengapa penilaian kelas atau asesmen berbasis kelas ini dianjurkan
untuk digunakan? Alasannya adalah karena penilaian kelas mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh
model asesmen yang lain (sumber Balitbang Depdiknas, 2006), seperti berikut:
1. Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi kemajuan belajar baik formal maupun informal
harus selalu dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik
bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
2. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik lain ataupun
prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan kompetensi yang
dipersyaratkan, sehingga dengan demikian peserta didik tidak terdiskriminasi dalam klasifikasi lulus atau tidak lulus,
pintar atau bodoh, bisa masuk ranking berapa, dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan pada fungsi motivasi, dan
bantuan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
3. Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan dengan menggunakan variasi cara,
dilakukan secara berkesinambungan sehingga gambaran kemampuan peserta didik dapat lebih lengkap terdeteksi, dan
terpotret secara akurat.
18
4. Dalam pelaksanaannya peserta didik tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut untuk
dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan
masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
5. Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya kemajuan belajar yang dicapai peserta didik dan
perlu tidaknya peserta didik diberikan bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga dengan
demikian peserta didik diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan
yang sesuai.
6. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM
sedang berlangsung (penilaian proses). Hasil kerja atau karya peserta didik yang berbentuk 2 dimensi yang dapat
dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk) terutama dihasilkan melalui PBM. Karya
tersebut dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan OSIS,
kegiatan lomba antar sekolah, bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi dikhotomi
antara PBM dan kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Kriteria penilaian karya peserta didik dapat dibahas, dikompromikan antara guru dengan para peserta didik sebelum
karya itu mulai dikerjakan; dengan demikian peserta didik mengetahui kriteria yang akan digunakan dalam penilaian,
agar berusaha mencapai harapan (expectations) (stkitar yang dituntut) guru, dan mendorong peserta didik untuk
mengarahkan karya-karya nya sesuai dengan kriteria yang telah disepakati.
19
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asessment literacy merupakan suatu proses penilaian hasil belajar peserta
didik. Asessment literacy dapat dikembangkan dan digunakan dalam proses
pembelajaran berlangsung. Dimana dalam proses pembelajaran, pembuatan
asessment literacy harus berdasarkan prinsip- prinsip dan atauran lainnya yang
akan menjadi pedoman dalam pembuatan asessment literacy yang baik.
B. Saran
Asessment literacy lebih baik diterapkan dan digunakan oleh guru dalam
mengajar agar hasil penilaian yang diperoleh sesuai dengan harapan.Dan sebagai
seorang guru harus bisa mengembangkan sebuah asessment literacy dalam
pembelajarannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
Permendikbud Nomor 104. 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada
Pendidikan Dasar Dan Menengah.Jakarta. Mendikbud.