Anda di halaman 1dari 7

Laring

Kasus Klinik 51"1


Struktur Bagian Luar

Tulang rawan krikoid (Yunani: seperti cincin) ada-


lah tulang rawan berbentuk cincin yang sempurna pada
bagian bawah laring (Se 6). Tulang rawan ini mem-
punyai komponen posterior yang lebar, datar, yang dise-
but lamina. Arkus anterior tulang rawan krikoid lebih
sempit dan di sebelah superior lengkung ini dihubung-
kan dengan tepi inferior tulang rawan tiroid oleh mem-
brana krikotiroidea. Di sebelah anterior, pada garis tengah,
penebalan selaput ini disebut lig. krikotiroideum (gam-
bar 5 1.1).
Tulang rawan tiroid (Yunani : seperti perisai) ter-
diri atas dua lempeng berbentuk segi empat, yakni lamina
kanan dan lamina kiri. Kedua lamina ini bersatu di
sebelah anterior, pada garis tengah. Sudut persatuan ini
lebih besar pada wanita dan pria sebelum remaja. Sudut
ini menjadi lebih tajam pada pria sesudah pubertas, men-
ciptakan prominensia laringea (apel Adam) yang lebih
Laring adalah komponen saluran pernapasan yang tegas dan selanjutnya mengubah suara (gambar 51.2).
penting. Laring terletak di leher, di antara vertebra Tepi posterior tiap lamina meluas menjadi kornu supe-
servikal 4 dan vertebra servikal 6, dan terletak antara rior dan kornu inferior (gambar 5l.l). Suatu linea obli-
faringis dan trakea. Laring mempunyai susunan tulang kua pada sisi lateral lamina adalah insersio bagi ketiga
rawan untuk memelihara agar laring tetap terbuka otot, yakni: m. sternotiroideus, m. tirohioideus dan m.
(berlubang), tetapi laring juga mempunyai sebuah katup konstriktor faringis inferior.
bagian dalam yang dapat diatur, yaitu pita-pita suara, Tepi atas tulang rawan tiroid dilekatkan pada tulang
yang dapat mengatur aliran hawa yang melalui saluran hioid oleh membrana tirohiodea. Selaput ini ditembus
pernapasan di dalam laring. Laring terutama berfungsi oleh ramus internus n. laringeus superior (N. X) dan a.
sebagai saluran hawa dan alat pembentuk suara. laringea superior, suatu cabang a. tiroidea superior.

63t
632 Granl Anutonti Klinik

tulang rawan epiglotis


kornu minus
kornu mayus badan tulang hioid

kornu superior membrana tiro-hioidea

linea oblikus
tulang rawan kornikulatum / lamina tulang rawan tiroid
tulang rawan aritenoid .* promrnensta

lig. kriko-tiroideum (medium)


.4
kornu inferior tulang rawan kornikulatum
apeks prosesus vokalis
prosesus
lig. vokale
muskularis

't/.2
faset untuk
lig. (membrana)
cincin trakea tulang rawan aritenoid
kriko-tiroideum
-_[ lamina
arkus
faset untuk
tulang rawan tiroid
tuberkulum lat. dan ant.

Gambar 51.1. Tulang rawan laring (pandangan samping). Tiga ligamentum krikotiroideum medium, krikotiroideum dan vokale menyusun
konus elastikus. - -

SENDI DAN OTOT KRIKOTIROID 51.9). Tulang rawan berbentuk limas ini mempunyai alas
yang bersendi dengan tepi superior lamina krikoid (gam-
bar 51.1). Dari alas tulang rawan aritenoid berproyeksi.
Sebuah faset pada kornu inferior tulang rawan tiroid
ke arah anterior prosesus vokalis yang tajam, yang mele-
bersendi dengan pennukaan yang sesuai pada sisi lateral
kat pada sisi posterior lig. vokale. Prosesus muskularis
tulang rawan krikoid (gan-rbar 5l.l). M. krikotiroideus
yang tumpul berproyeksi ke arah lateral, dari sisi poste-
(garnbar 51.3) berorigo pada tepi atas arkus tulang rawan
krikoid dan berinsersio pada tepi bawah lamina dan rolateral alas tulang rawan aritenoid. Taju ini berfaal
sebagai tempat utama insersio bagi banyak otot intrinsik
kornu inferior tulang rawan tiroid. Kontraksi otot ini
rnenyebabkan "anggukan" tulang rawan tiroid ke arah
laring. Apeks tulang rawan aritenoid menjulang ke arah
superior dan memperoleh plika ariepiglotika yang mem-
anterior, yang menyebabkan pita-pita suara teregang, seperti
yang diilustrasikan pada gambar 51.3. M. krikotiroideus batasi pintu laring superior. Tulang rawan kornikulatum
yang kecil berfaal sebagai perluasan apeks tulang rawan
dipersarafi oleh ramus eksternus n. laringeus superior
aritenoid di dalarn plika ariepiglotika (garnbar 51.4). Tulang
(N. X), yang bercabang dari n. laringeus superior di
rawan kecil yang kedua, yakni tulang rawan kuneiformis
dalarn sarung karotis leher bagian atas.
juga berada di dalam plika ariepiglotika, di sebelah ante-
rior tulang rawan aritenoid (garnbar 51.4).

Rangka Bagian Dalam

Sepasang tulang rawan aritenoid terletak di sebelah


rnedial lamina tiroid dan di sebelah superior lamina kri-
koid (gambar 51.1). Tulang rawan aritenoid adalah tulang-
tulang rawan laring yang dapat bergerak dan berperan WANITA

sebagai dasar mekanik utama pengaturan saluran hawa, Gambar 51.2. Sudut, di mana bertemu lamina-lamina tulang rawan
di antara pita suara, yakni rirna glotidis (lihat garnbar tiroid, bervariasi dengan jenis kelamin.
Laring 633

rior pintu laring superior (gambar 51.4 dan 51.5). "Batang"


inferior epiglotis melekat pada sudut lamina tiroid, di
atas ligamentum vokale, melalui lig. tiroepiglotikum
(gambar 51.4). Tepi superior epiglotis yang membulat
muncul di atas ketinggian tulang hioid, untuk mendekati
seperliga pennukaan lidah bagian posterior. Suatu lem-
baran fibroelastik, yakni membranct kttadrangularis, di
sebelah anterior melekat pada tepi-tepi lateral epiglotis
Gambar 51.3. M. krikotiroideus mengakibatkan peregangan pita-pita dan di sebelah posterior pada tulang rawan aritenoid (gam-
suara. bar 51.4). Tepi bebas superior ligamentum kuadrangular
ini adalah lig. ariepiglotikunt, dan tepi bebas inferior
ligamentum kuadrangr,rlar ini membentuk lig. vestibulare.
LIGAMENTUM VOKALE DAN Lig. ariepiglotikurn ini terkandung di dalam selaput lendir
plika ariepiglotika. Lig. vestibulare terkandung di dalam
KRIKOTIROIDEUM
"pita suara palsu".
Lig. vokale melekat pada prosesus vokalis tulang
rawan aritenoid dan melintas ke arah anterior untuk mele-
kat di dekat sudut persatuan tulang rawan tiroid sisi
bagian dalam. Lig. vokale sebenamya adalah bagian ante-
Otot lntrinsik
rior tepi atas membrana krikotiroidea (konus elastikus)
(garnbar 51.1 dan 51 .4). Membrana krikotiroidea adalah
suatu selaput berbentuk segitiga yang berasal dari tepi
Otot intrinsik laring terletak di bawah selaput lendir
atas sisi lateral dan sisi anterior tulang rawan krikoid.
yang menutupi sisi laring bagian dalam dan semua otot
Bagian tengah membrana krikotiroidea, yakni lig. kriko-
ini dipersarafi oleh saraf laringeus rekuren (N. X). Otot
tiroideum, kadang-kadang ditembus pada trakeotomi untuk
intrinsik laring terletak pada sisi posterior dan lateral
membuat jalan hawa di bawah lig. vokale. Kerusakan
laring (lihat gambar 51.5 dan 51.7).
membrana krikotiroidea dapat menyebabkan perubahan
pada ligamentum vokale, yang mengakibatkan perubahan
kualitas bunyi suara. OTOT POSTERIOR (Gambar 51.51
Tulang rawan epiglotis adalah sebuah tulang rawan
Kedua otot intrinsik utama tampak nyata dari sisi
di tengah, berbentuk daun, yang membatasi bagian ante- posterior.

lig. hio-epiglotikum
tulang rawan
badan hioid epiglotis

tulang rawan
membrana ari-epiglotikus
tulang rawan epiglotis
tiro-hioidea
kuneiformis
membrana
kuadrangularis tulang rawan
kornikulatum
tulang rawan
lig. tiro-epiglotikum aritenoid
lig. ventrikulare
lig. vokale
tulang rawan krikoid
lig. sendi
lig. (membrana)
krikotiroideum
krikotiroidea
(membrana triangularis)

selaput lendir

Gambar 51.4. Rangka tulang rawan dan selaput laring (pada m. kriko-aritenoideus post.
penampang tengah). (Lig. atau membrana krikotiroidea = membrana
krikovokal = l12bagian konus elastikus.) Gambar 51.5 Otot intrinsik laring (pandangan belakang).
634 Grant Anatonti Klinik

tulang rawan tiroid

/:.1,/':
).
rima glotidis
m. kriko-aritenoideus
lateralis .s
"f tulang rawan prosesus vokalis

sumbu vertikal a / prosesus

m. kriko-aritenoideus post m. kriko-aritenoideus post.


(serabut horizontal) (serabut vertikal)
Gambar51.6. Bagan laring, dari atas untuk menjelaskan kerja otot krikoaritenoideus lateralis dan posterior. (Sumbu vertikal bukan sumbu tetap
lihat teks.)
-
M. krikoaritenoideus posterior adalah otot terpenting M. aritenoideus adalah sebuah otot lintang yang mele-
laring untuk dipahami. Otot ini adalah otot abduktor kat pada sisi posterior kedua tulang rawan aritenoid.
utama pita-pita suara dan berfaal untuk membuka jalan Kontraksi m. aritenoideus mendekatkan kedua tulang
hawa, sewaktu bemapas (gambar 51.6). Semua otot intrin- rawan aritenoid dengan sisi medialnya saling berhadapan.
sik laring yang lain menyebabkan rima glotidis, yakni Karena itu, otot ini berfaal mengadduksi prosesus vokalis
lubang antara pita-pita suara, tefutup. M. krikoaritenoi- dan pita suara (gambar 51.6). Beberapa serabut m. arite-
deus posterior berorigo pada permukaan posterior lamina noideus melintas seiong menyeberangi permukaan kom-
tulang rawan krikoid dan berinsersio pada sisi posterior ponen lintang otot ini dan membentuk m. ariepiglo-
prosesus muskularis tulang rawan aritenoid. "Tarikan" tikus, yang terdapat di dalam plika ariepiglotika (gam-
ke arah posterior pada prosesus muskularis tulang rawan bar 51.5).
aritenoid menyebabkan rotasi ke lateral prosesus vokalis
aritenoid yang terproyeksi ke arah anterior. Karena pita
suara melekat pada prosesus vokalis, kerja otot krikoari- OT0T LATERAL (Gambar 51.7)
tenoideus posterior ini akan "membuka" rima glotidis.
Kerusakan n. laringeus rekuren dapat menyebabkan kelurn-
Kelirna otot ini semuanya melekat pada sisi anterior
tulang-tulang rawan aritenoid. Peregangan otot-otot ini
puhan m. krikoaritenoideus posterior. Kelumpuhan kedua
rnenyebabkan prosesus-prosesus vokalis berdekatan satu
sisi otot krikotiroid adalah suatu kedaruratan pemapasan
sama lain dan karena itu, terjadi aduksi pita-pita suara.
dan mungkin memerlukan trakeotomi, untuk mencegah
pasien mati lemas. 1. M. krikoaritenoideus lateralis berorigo pada
sisi superior arkus tulang rawan krikoid dan
berinsersio pada permukaan anterior prosesus
tulang rawan
epiglotis muskularis.
2. M. tiroaritenoideus berorigo pada perynukaan
sakulus bagian dalam sudut tulang rawan tiroid dan ber-
insersio pada sisi lateral tulang rawan aritenoid.
3. Bagian m. tiroaritenoideus yang berdekatan
dengan lig. vokale adalah m. vokalis. M. vokalis
berinsersio pada prosesus vokalis tulang rawan
aritenoid (von Leden dan Moore).
Dua otot yang berhubungan dengan ligamentum
kuadrangular di atas ketinggian pita-pita suara adalah:
4. M. ariepiglotikus yang terletak pada tepi supe-
rior ligamentum kuadrangular, di dalam plika
ariepiglotika.
n. laringeus rekuren 5. M. tiroepiglotikus yang terletak pada perrnu-
kaan medial ligamentum kuadrangular. Otot ini
seperti seutas otot dan tidak senyata otot-otot
yang berhubungan dengan tulang rawan arite-
Gambar 51.7. Otot intrinsik laring (pandangan samping) noid.
Laring 635

KERJA DAN FUNGSI OTOT vokalis dan m. krikotiroideus, karena m. krikotiroideus


memiringkan tulang rawan tiroid (gambar 51.3).
(GamDar 51.6)

Pernapasan Fungsi Sfingter

Serabut horizontal m. krikoaritenoideus posterior Udara yang dihisap dapat diterima paru-paru lewat
meugabduksi prosesus vokalis dan membuka rima _qlo- pita suara dan tulang rawan aritenoid yang beradduksi
tidis. Serabut-serabut vertikal rn. krikoaritenoic'leus pos- sempuma. Fungsi sfingter ini digunakan untuk menam-
terior dan m. krikoaritenoideus lateralis urenarik tulang bah tekanan di dalarn rongga perut. sewaktu defekasi
ra\L'all aritenoid ke alah lateral, untuk selanjutnya nrenr- atau persalinan (melahirkan). Fungsi sfingter juga ter-
buka rima glotidis. laksana pada "refleks batuk", untuk meningkatkan tenaga
ekspirasi dan menyebabkan pengeluaran rangsang yang
Eerhicarn nrernbangkitkan refl eks ini.

Pita-pita suara saling berdekatan untuk menghasilkan


Menelan
suara. Peregangan sejati dan terbukanyajalan hawa yang
menyempit pada rima glotidis diperlukan untr.rk mengha-
Otot ariepiglotikus, tiroaritenoideus dan tiroepiglo-
silkan sllara yang nonnal. Kelumpuhan salah satu m. tikus menutup vestibulum laring, memiringkan tulang
krikoaritenoideus posterior urenyebabkan kualitas suara rawan aritenoid ke arah anterior dan membantu menarik
"berbisik". Pelcgangan pita suara dipcn-qaruhi oleh nr.
tLrlang rawan epiglotis ke bawah, sewaktu laring ter-

r media
tulang rawan tuba dan konka {
m. salpingofaringeus 7 [ inferior

'fiifi...

m. maseter m. stilofaringeus
rAMUS m. stilohioideus
m. pterigoideus medialis

m. stilofaringeus
m. konstriktor faringis superior - m. digastrikus
plika ariepiglotika
m. konstriktor faringis medius
n. laringeus interior
m. palatofarinseus
--ji
I
i.)J/
I i.:-- )\{J
ri-'--.5--Rr :<
tulang rawan tiroid
m. aritenoideus
A ,-_\ t.:;
:. : :\ ,./'//
- -'- \,
\\, iN//l m. krikoaritenoideus posterior
m. konstriktor faringis inferior

esofagus P,K
,/,/lllil\\ n. laringeus rekuren

+{J, I

Gambar 51.8. Otot faring (dari belakang). SI-PH, m. stilofaringeus; Sf-HY, m. stilohioideus
636 Grant Anatomi Klinik

angkat selama proses menelan. Fungsi ini untuk menu-


tup pintu laring superior dan menghindarkan gumpalan
makanan yang ditelan memasuki resesus piriformis, yang
berada di sebelah lateral laring, pada laringofaring.

Laring Bagian Dalam

Pintu laring superior atau aditus adalah pintu masuk


sebelah atas rongga laring. Lubang yang mempunyai
arah serong ini dibatasi oleh plika ariepiglotika dan sela- Gambar 51.9. Ketiga bagian rongga laring (penampang frontal).
put lendir epiglotis sisi posterior (gambar 51.8). Rongga
laring yang terbentang antara pintu laring superior dan
tulang rawan krikoid terbagi menjadi tiga bagian. Gam-
superior, suafu saraf sensorik yang mempersarafi selaput
bar 51.9 melukiskan pembagian-pembagian ini, semen-
lendir laring rongga supraglotikum dan resesus pirifor-
tara bagian-bagian tersebut tampak pada penampang fron-
mis faring.
tal laring.
Kavum supraglotikum adalah rongga di atas pita suara
sejati. Pada rongga supraglotikum ini ada dua kompo-
nen, yakni vestibulum laring dan ventrikel. Vestibulum PENDARAHAN
adalah ruang di antara selaput lendir yang melapisi ke-
dua membrana kuadrangularis. Di sebelah superior vesti- Cabang-cabang laringea a. tiroidea superior dan
bulum dibatasi di sebelah superior oleh plika ariepi- a. tiroideainferior menyertai ramus internus n. laringeus
glotika dan di sebelah inferior oleh plika vestibularis superior dan n. laringeus rekuren menuju laring.
ata:u"pita suara palsu". Di antara pita suara "sejati" dan
"palsu", pada masing-masing sisi laring, terdapat diver-
tikulum yang disebut ventrikel. Suatu kantong buntu SELAPUT LENDIR LARING
selaput lendir, yakni sakulus, meluas dari bagian ante-
rior masing-masing ventrikel ke arah superior. Sakulus
Laring dilapisi selaput lendir pernapasan, yakni eptel
terletak di antara membrana kuadrangularis dan m. tiro-
torak bertingkat semu bersilia. Di atas sisi medial pita
aritenoideus (gambar 51.7). Sakulus pada manusia meru-
suara sejati selaput lendir ini berubah menjadi epitel
pakan sisa perkembangan dan pada primata yang lain
gepeng berlapis. Daerah peralihan epitel ini adalah tem-
sakulus jauh lebih besar.
pat potensial untuk te{adinya kanker. Pemeriksaan rongga
Kavum infraglotikum adalah bagian rongga laring
laring dan pita suara dapat dilakukan dengan mudah,
di sebelah inferior pita-pita suara. Rongga infraglotikum
melalui pemeriksaan langsung memakai cermin yang
ini dilanjutkan dengan trakea lewat lubang tulang rawan
diletakkan di dalam orofaring atau dengan laringoskop.
krikoid. Selaput lendir kavum infraglotikum dipersarafi
oleh serabut sensorik saraf laringeus rekuren. Saraf ini
menembus membrana krikotiroidea, untuk mencapai sela-
put lendir rongga laring bagian dalam. Selaput lendir PEMERIKSAAN
laring rongga supraglotikum dipersarafi oleh ramus inter-
nus n. laringeus superior, yang menembus membrana Kualitas nada suara adalah tanda terjelas pada pasien-
tirohioidea. pasien dengan kelumpuhan laring. Bagi para dokter, ber-
Sa raf ren adalah campuran saraf sen-
la ri n geu s reku bicara dengan kualitas seperti berbisik adalah tanda
sorik dan motorik. Saraf ini mempersarafi semua otot nyata bagi dokter untuk mencurigai kemungkinan gang-
laring kecuali m. krikotiroideus, yang dipersarafi oleh guan n. laringeus rekuren. Pemeriksaan langsung pita
ramus ekstemus n. laringeus superior, cabang n. laringeus suara dapat menentukan sisi laring mana yang lumpuh
superior. N. laringeus superior adalah cabang N. X yang dan tidak mampu abduksi (karena kehilangan fungsi
juga mempercabangkan ramus internus n. laringeus m. krikoaritenoideus posterior).
Laring 637

3. Saraf scnsorik mnn*k*h y:rng niel*pe*'sxl":ll? s*iapu{


A,plikasi Kinik lertdir lt:'ing?
l. (iangguan ferhadap ctbang l\ri. X mattakaL 1. Daerah larirg nranaliah .-vang *dc* tlitr*pir*i epitci prr-
"vtng n*p.rsail fcrak bertingkaf srmu bersili*?
menyeb*bkan perubnhan kualifas suara?
2. Otot abduktor |aring lntnak*lt yang mcltblka ritnt 5. llagaim:rnakrh kelcnjar muhus d*n s*rus tli clxl*:x
gkxidis sew*kfu bern*;ras? selapu{ lrndir laring dipersar:rli?
{.lalvatran terdapat di halanran helakxxg h*ku ini},

Anda mungkin juga menyukai