TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja Putri
1. Pengertian
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata
bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi
dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara
fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan
kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu
fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung
setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).
8
9
2. Tanda-tanda Anemia
Menurut Proverawati & Asfuah (2009), tanda-tanda anemia pada remaja
putri adalah :
a. Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5L)
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
3. Penyebab Anemia
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena
gangguan absorpsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, protein,
piridoksin (vitamin B6) yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis
hem didalam molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi
absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh, dan
vitamin E yang mempengaruhi membran sel darah merah (Almatsier,
2009).
Anemia terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mencukupi, yang
disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi, khususnya zat besi. Pada daerah-
daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing tambang.
Cacing tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan
makanan membuat zat gizi tidak dapat diserap dengan sempurna.
Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan
cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya
pendarahan sehingga akan kehilangan banyak sel darah merah. Pendarahan
dapat terjadi pada kondisi eksternal maupun internal, misalnya pada waktu
15
Salah satu penyebab kurangnya asupan zat besi adalah karena pola
konsumsi masyarakat Indonesia yang masih didominasi sayuran sebagai
sumber zat besi (non heme iron). Sedangkan daging dan protein hewani
lain (ayam dan ikan) yang diketahui sebagai sumber zat besi yang baik
(heme iron), jarang dikonsumsi terutama oleh masyarakat di pedesaan
sehingga hal ini menyebabkan rendahnya penggunaan dan penyerapan zat
besi (Sediaoetama, 2003).
5. Pencegahan Anemia
Menurut Almatzier (2009), cara mencegah dan mengobati anemia adalah :
a. Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.
1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan
16
Wanita dan Remaja Putri perlu minum Tablet Tambah Darah karena
wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk
mengganti darah yang hilang. Wanita mengalami hamil, menyusui,
sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu dipersiapkan
sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah darah mampu
mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia,
meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan kualitas
sumber daya manusia serta generasi penerus. Meningkatkan status gizi
dan kesehatan remaja putri dan wanita.
akan memiliki gizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi
memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan
pemberian bahan makanan yang baik sehingga dapat mencapai
keadaan gizi yang seimbang. Tingkat pengetahuan seseorang
berhubungan dengan latar pendidikannya. Tingkat pendidikan turut
pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap pengetahuan
gizi yang diperoleh (Supariasa, 2001).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya suatu persepsi seseorang. Tingkat pengetahuan
seseorang juga mempengaruhi persepsi dan perilaku individu, yang
mana makin tinggi pengetahuan seseorang maka makin baik
menafsirkan sesuatu.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Syntetis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun farmasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Sukmadinata (2003) faktor–faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor –
faktor sebagai berikut :
20
1) Faktor internal
a) Jasmani
Faktor jasmani di antaranya adalah keadaan indera seseorang.
b) Rohani
Faktor rohani di antaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor serta kondisi efektif dan kognitif individu.
2) Faktor eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional
terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan
tersebut.
b) Paparan Media Massa
Melalui berbagai media cetak maupun elektronik, berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang
yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah,
pamphlet, dll) akan memperoleh informasi media ini, berarti
paparan media massa mempunyai tingkat pengetahuan yang
dimiliki seseorang.
c) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi lebih baik mudah
tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.
Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d) Pengalaman
Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal bisa
diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses
perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan yang
21
2. Sikap
a. Pengertian
Menurut Azwar (2009) sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendaki adanya respons.
b. Tingkatan Sikap
Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah :
1) Menerima (receiving) : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding) : memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa
orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing) : mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible) : bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan
sikap yang paling tinggi.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap
tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara
berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut
Azwar (2009) adalah :
1) Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen
sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita
anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin
kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita.
23
3) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita
hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi
pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai
sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan
heteroseksual.
4) Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, dll mempunyai pengaruh besar
dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu.
6) Pengaruh Faktor Emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
d. Pengukuran Sikap
Menurut Azwar (2009), salah satu aspek yang sangat penting guna
memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan
(assessment) atau pengukuran (measurement) sikap. Sesungguhnya
sikap dapat dipahami lebih daripada sekedar favorabel atau seberapa
tidak favorabelnya perasaan seseorang, lebih daridapa sekedar positif
atau seberapa negatifnya. Sikap dapat diungkap dan dipahami dari
dimensinya yang lain.
24
4) Konsistensi
Sikap juga konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara
pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responsnya terhadap
objek sikap termaksud. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh
kesesuaian sikap antar waktu. Untuk dapat konsisten, sikap harus
berubah, yang labil, tidak dapat bertahan lama dikatakan sebagai
sikap yang inkonsisten. Konsistensi juga diperlihatkan oleh tidak
adanya kebimbangan dalam bersikap. Konsistensi dalam bersikap
tdiak sama tingkatannya pada setiap diri individu dan setiap objek
sikap. Sikap yang tidak konsisten, yang tidak menunjukkan
kesesuaian antara pernyataan sikap dan perilakunya, atau yang
mudah berubah-ubah dari waktu ke waktu akan sulit
diinterpretasikan dan tidak banyak berarti dalam memahami serta
memprediksi perilaku individu yang bersangkutan. Harus
dibedakan antara pengertian sikap yang tidak konsisten dan
pengertian sikap yang tidak memihak. Sikap yang tidak memihak
atau netral tetap disebut sikap juga walaupun arahnya tidak positif
dan tidak negatif. Orangg dapat saja bersikap netral secara
konsisten.
5) Spontanitas
Karakteristik sikap yang terakhir adalah spontanitas, yaittu
menyangkut sejauhmana kesiapan individu untuk menyatakan
sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas
yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus
melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu
mengemukakannya. Hal ini tampak dari pengamatan terhadap
indikator sikap atau perilaku sewaktu individu berkesempatan
untuk mengemukakan sikapnya. Dalam berbagai bentuk skala
sikap yang umumnya harus dijawab dengan ”setuju” atau ”tidak
setuju”, spontanitas sikap ini pada umumnya tidak dapat terlihat.
26
e. Pembagian sikap
Pembagian sikap menurut Azwar (2009) antara lain :
1) Sikap positif (> 50%)
2) Sikap negatif (≤ 50%)
3. Praktek pencegahan
a. Pengertian Praktek
Praktek otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan praktek menjadi nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain
fasilitas. Disamping fasilitas juga diperlukan faktor pendukung
(support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003).
b. Tingkatan praktek
Menurut Notoatmodjo (2003) tingkatan praktek antara lain:
1) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat
pertama.
2) Respon Terpimpin (guided respon)
Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan contoh
merupakan indikator praktek tingkat kedua.
3) Mekanisme (Mechanism)
Apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktek tingkat ketiga.
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi tindakan tersebut.
27
6. Asupan Makan
Untuk memproduksi sel darah merah, diperlukan serangkaian zat gizi.
Yang paling penting adalah zat besi, vitamin Bc (asam folat), dan vitamin
B12 (cyanocobalamine). Bahan lain yang perlu tersedia : protein,
piridoksin (vitamin B6), asam askorbat (ascorbic acid, bahan dasar
vitamin C), vitamin E, dan tembaga (Proverawati & Asfuah, 2009).
7. Perdarahan
Anemia yang paling umum ditemui di Indonesia adalah anemia yang
terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mencukupi, yang
disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi, khususnya zat besi. Pada daerah-
daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing tambang.
Cacing tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan
makanan zat gizi tidak dapat diserap secara sempurna. Akibatnya,
seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan cacing
tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya perdarahan
sehingga tubuh akan kehilangan banyak sel darah merah. Perdarahan dapat
terjadi pada kondisi internal maupun eksternal, misalnya pada waktu
kecelakaan atau menstruasi yang banyak bagi perempuan remaja.
Perdarahan dapat pula terjadi karena perdarahan kronis, yaitu perdarahan
yang terjadisedikit-sedikit akibat kanker pada saluran pencernaan, wasir,
30
Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar akan
bentuk tubuhnya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi
makanannya. Bahkan banyak yang berdiit tanpa nasehat atau pengawasan
seorang ahli kesehatan dan gizi, sehingga pola konsumsinya sangat
menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi. Banyak pantang atau tabu yang
ditentukan sendiri berdasarkan pendengaran dari kawannya yang tidak
kompeten dalam soal gizi dan kesehatan, sehingga terjadi berbagai gejala
dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala kelainan gizi Banyak
remaja putri yang sering melewatkan dua kali waktu makan dan lebih
memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan bukan hanya hampa
kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat
mengganggu (menghilangkan) nafsu makan. Selain itu remaja khususnya
remaja putri semakin menggemari junk food yang sangat sedikit (bahkan
ada yang tidak ada sama sekali) kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam
folat, vitamin A dan vitamin (Djaeni, 2000).
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini tidak ada kerangka konsep, karena jenis penelitiannya
deskriptif.
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan, sikap
dan praktek remaja putri dalam pencegahan anemia.