Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air adalah kekayaan alam yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha

Esa sebagai sarana hidup dan kehidupan yang amat penting dan

menyangkut hajat hidup manusia, hewan, maupun tumbuhan. Kehidupan

di alam ini berkepentingan kepada air. Adanya kenyataan bahwa bumi

yang kita huni ini dua pertiga adalah laut, lebih memperkuat lagi

kedudukan dan kepentingan air bagi seluruh makhluk dan lingkungan

dimana ia berada.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001

menyebutkan bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang

memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan

manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga

merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan serta

merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan

hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Bila air tanah dan air permukaan tercemari oleh kotoran

manusia/hewan, maka kuman dapat tersebar ke sumber air yang dipakai

untuk keperluan rumah tangga. Tentu saja hal ini akan berakibat bagi

kesehatan masyarakat. Kualitas air yang kurang baik dapat

mengakibatkan muntaber, diare, kolera dan disentri.


2

(http://www.duniaair.com/lokalhost/AirSumurGalidanMasalahnyaPerusaha

anSumurBorDalamArtesis.mht)

Upaya perlindungan air adalah pembangunan sarana air bersih

baik secara pribadi maupun berupa bantuan proyek dari pemerintah yang

bertujuan untuk menyediakan air yang sehat bagi masyarakat, yang

umum digunakan adalah sumur gali.

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih yang

tinggal di daerah pedesaan maupun perkotaan di Indonesia. Biasanya

sumur yang ada di Indonesia adalah sumur gali. Sumur gali merupakan

salah satu sumber air yang berasal dari air tanah dan mudah sekali

terkontaminasi (Budiman Candra, 2007, h. 45).

Sumur gali adalah salah satu sumber air bersih yang sering

digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Air sumur gali

yang berasal dari air tanah seringkali menimbulkan permasalahan.

Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah

yang digunakan oleh masyarakat kurang memenuhi syarat bahkan di

beberapa tempat tidak layak untuk dikonsumsi. (BPPT, 2010).

Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya

mikroorganisme patogen dan non patogen di dalamnya. Air yang

tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organik yang tinggi,

sehingga banyak mengandung mikroorganisme heterotropik.

Mikroorganisme heterotropik akan menggunakan bahan organik tersebut

untuk metabolisme(Mukono, 2006, h. 19).

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2014

menjelaskan bahwa penyakit yang diakibatkan karena air salah satunya


3

yaitu penyakit diare tertinggi di Kecamatan Karanglewas dengan jumlah

1273 kasus.

Kecamatan Karanglewas adalah salah satu bagian wilayah

Kabupaten Banyumas dengan luas wilayah 3247,34 Ha atau 2,45% dari

luas Kabupaten Banyumas. Kecamatan Karanglewas terdiri dari 13 desa

yang terbagi dalam 297 Rt. Berdasarkan data dari masing – masing desa

Kecamatan Karanglewas hasil registrasi penduduk akhir tahun 2014,

jumlah penduduk Kecamatan Karanglewas adalah 62837 jiwa yang terdiri

dari 32135 jiwa laki – laki (51,14%) dan 30702 jiwa perempuan (48,85%),

tercakup dalam 15591 KK. (Profil Puskesmas Karanglewas, 2014).

Pada sanitasi dasar yaitu pada pelayanan air bersihnya, pada

tahun 2014 jumlah KK yang memiliki akses air bersih sebanyak 2337 KK

dari 18012 KK yang diperiksa atau sebesar 13% yang memiliki akses air

bersih.

Wilayah kerja Puskesmas Karanglewas Kabupaten Banyumas,

merupakan wilayah yang pada umumnya penduduk disana masih

menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih maupun air minum.

Hal ini disebabkan oleh karena belum semua masyarakat di daerah

tersebut memperoleh air PDAM sebagai sumber air bersih maupun air

minum.

Sesuai data yang diperoleh dari Puskesmas Karanglewas tahun

2014, bahwa jumlah sumur gali diwilayah kerja Puskesmas Karanglewas

berjumlah 1268 sumur. Dari 13 Desa di Kecamatan Karanglewas, Desa

Pangebatan dan Desa karangkemiri merupakan Desa yang tinggi

penggunaan air sumur gali yaitu sebanyak 168 KK dan 115 KK. Untuk
4

Sarana Pembuangan Air Limbah sebanyak 1592 KK atau sebesar 68%

dari 2340 KK yang diperiksa, sedangkan yang sehat sebanyak 1387 KK

atau sebesar 87%.

Salah satu penyakit yang diakibatkan karena kondisi sanitasi yang

buruk dan kondisi air sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan

adalah diare. Berdasarkan laporan data penyakit yang menonjol di

wilayah kerja Puskesmas Karanglewas Tahun 2014, Diare merupakan

penyakit tertinggi setelah penyakit ISPA dengan jumlah kasus sebanyak

1273 kasus. Kasus penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas

Karanglewas terjadi secara fluktuatif pada enam tahun terakhir. (Profil

Puskesmas Karanglewas, 2014).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan kedua desa tersebut,

penulis melihat bahwa secara fisik kondisi konstruksi sumur gali belum

memenuhi persyaratan sanitasi. Salah satu diantaranya yaitu masih

terdapat banyak sumur gali yang belum tertutup, bibir sumur gali yang

kurang dari 80 cm, dan jarak sumur gali dengan sumber pencemar yang

kurang dari 11 m.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis terdorong untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Konstruksi Sumur Gali dan

Perilaku Pengguna Sumur Gali dengan Kualitas Bakteriologis Air di

Wilayah Kerja Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas

Kabupaten Banyumas Tahun 2016”

B. Perumusan Masalah

“ Adakah Hubungan Konstruksi Sumur Gali dan Perilaku Pengguna

Sumur Gali dengan Kualitas Bakteriologis Air di Wilayah Kerja


5

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas

Tahun 2016? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan Konstruksi Sumur Gali dan Perilaku Pengguna

Sumur Gali dengan Kualitas Bakteriologis Air di Wilayah Kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara lantai sumur dengan adanya

kandungan bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016

b. Mengetahui hubungan antara jarak sumber pencemar dan sumur

gali dengan adanya kandungan bakteriologis air sumur gali di

wilayah kerja Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas

Kabupaten Banyumas Tahun 2016

c. Mengetahui hubungan antara jarak saluran pembuangan air

limbah dengan adanya kandungan mikrobiologi air sumur gali di

wilayah kerja Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas

Kabupaten Banyumas Tahun 2016

d. Mengetahui hubungan antara bibir sumur dengan adanya

kandungan bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016


6

e. Mengetahui hubungan antara dinding sumur dengan adanya

kandungan bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016

f. Mengetahui hubungan antara peletakkan timba dengan adanya

kandungan bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016

g. Mengetahui hubungan antara sumur yang tertutup dengan adanya

kandungan bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016

h. Mengetahui hubungan antara sumur yang tidak tertutup dengan

adanya kandungan bakteriologis air sumur gali di wilayah kerja

Puskesmas Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten

Banyumas Tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk

memperhatikan sanitasi lingkungan, khususnya dalam hal konstruksi

sumur gali dan kualitas bakteriologis air sumur gali untuk mengurangi

faktor risiko penyakit Water Borne Desease.


7

2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pemerintah khususnya di wilayah kerja Puskesmas Karanglewas

Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas untuk memperhatikan

sanitasi lingkungan, khususnya dalam hal konstruksi sumur gali dan

kualitas bakteriologis air sumur gali untuk mengurangi faktor risiko

penyakit Water Borne Desease.

3. Bagi Almamater

Penelotian ini dapat menjadi bahan tambahan pustaka bagi

institusi dan merupakan bahan kajian, khususnya yang berkaitan

dengan konstruksi sumur gali.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

peneliti khususnya yang berkaitan dengan konstruksi sumur gali dan

kualitas bakteriologis.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan penelitian

yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis dan sumur gali, dapat

dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul
No Nama Penelitian Metode Variabel Hasil
dan Tahun
1. Rosmalia Studi Metode yang Untuk Hasil
Kekeruhan Air digunakan mendapatkan penelitian
Sumur Gali DI adalah jenis data, penulis dilapangan
Desa metode melakukan menunjukkan
Jembayat deskriptif observasi air sumur gali
8

Kecamatan langsung di tidak keruh.


Margasari lapangan,
Kabupaten sedangkan
Tegal Tahun untuk
2013 pengukuran
kekeruhan,
penulis
melakukan
pengukuran
sampel
dengan
menggunakan
Turbidity tube
atau visual
turbidity untuk
mengetahui
tingkat
kekeruhan
pada 150
sumur gali.
2. Tenti Kualitas Metode yang Untuk Kesimpulan
Hendiarti Mikrobiologi digunakan mengetahui dari hasil
Air Sumur adalah jenis jumlah penelitian
Gali di Desa metode Coliform pada adalah
Pangebatan deskriptif, air sumur gali jumlah
Kecamatan sedangkan dan kondisi Coliform
Bantarkawung dalam sanitasi sumur dalam air
Kabupaten menganalisis gali dengan sumur gali
Brebes Tahun menggunakan subjek tidak sesuai
2012 analisis tabel. penelitian air dengan
Data diambil sumur gali standar yang
dengan beserta sumur berlaku
metode galinya
observasi dan
analisis
laboratorium
3. Tutut Mugi Studi kualitas Metode yang Untuk Hasil
Rahayu air bersih digunakan mengetahui penelitian
sumur gali di adalah jenis kondisi fisik, menunjukkan
dusun japun metode kondisi kimia bahwa dari
desa deskriptif. dan kondisi 14 sampel
kewangunan Pengumpulan mikrobiologi sumur gali di
di kecamatan data pada sumur dusun japun
petanahan dilakukan gali desa
kabupaten dengan cara kewangunan
kebumen observasi dan kecamatan
tahun 2015 wawancara petanahan
kabupaten
kebumen
kandungan
9

coliform
sudah
memenuhi
syarat
kesehatan.

Perbedaan dengan yang akan dilakukan :

1. Lokasi penelitian di Desa Pangebatan dan Desa Karangkemiri

Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Tahun 2016.

2. Variabel bebas yang akan diteliti adalah lantai sumur gali, dinding

sumur gali, bibir sumur gali, jarak sumber pencemar, saluran

pembuangan air limbah, peletakkan timba, sumur yang tertutup dan

sumur yang tidak tertutup.

3. Waktu penelitian = 30 Mei – 25 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai