Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Pada praktikum ini telah dilakukan proses perpindahan panas pada fluida cair. Bahan yang digunakan
berupa air panas dan air dingin yang dialirkan melalui Plate Heat Exchanger (PHE), dimana pada alat
tersebut fluida dengan suhu yang berbeda saling kontak agar terjadi perpindahan panas. Perpindahan
panas terjadi secara tidak langsung (konveksi dan konduksi) dengan cara mengalirkan kedua cairan pada
sisi pelat besi yang berbeda sehingga kedua cairan tersebut tidak bercampur tetapi dapat terjadi
perpindahan panas. Keunggulan dari alat ini mudah untuk dbongkar sehingga mudah untuk dibersihkan,
namun kekurangannya tidak dapat digunakan pada tekanan tinggi karena dapat terjadi kebocoran.

Pada prinsipnya alat Plate Heat Exchanger ini merupakan setumpuk plat bergelombang yang disusun
dengan posisi gasket yang sesuai dan dengan bentuk gelombang plat tersebut, pada setiap plat memiliki
4 lubang yang berfungsi untuk mengalirkan cairan panas dan cairan dingin, gelombang dari plat tersebut
berfungsi untuk mengalirkan cairan, sedangkan gasket berfungsi untuk merekatkan antar plat agar tidak
terjadi kebocoran. Menurut literature, perpindahan panas dapat terjadi akibat adanya driving force
berupa perbedaan suhu, tekanan, ataupun konsentrasi. (Iffa,2013) Maka dari itu pada praktikum
perpindahan panas terjadi akibat adanya perbedaan suhu dari panas ke dingin, sehingga suhu air panas
yang keluar menurun dikarenakan kalor yang dilepas air panas diserap oleh plat (konduksi) dan suhu air
dingin yang keluar meningkat karena panas tersebut menyebar ke air dingin (konveksi). Aliran yang
digunakan untuk proses ini ialah counter-curent, dimana jika dilihat dari praktikum sebelumya (STHE)
pada jenis aliran ini konduktivitas panas yang terjadi lebih baik dibandingkan dengan jenis airan co-
current. Karena, pada counter-current lebih banyak meresap kalor sehingga untuk proses pendinginan
lebih efektif.

Pada percobaan dilakukan dengan 2 variasi yaitu variasi aliran air panas dan variasi aliran air dingin. Dari
perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai koefisien pindah panas (U) pada kedua variasi
cenderung berbanding lurus dengan laju alir fluida. Namun terdapat sedikit kejanggalan pada percobaan
variasi laju alir panas titik ke-4 dan pada percobaan variasi laju alir dingin titik ke-3 yaitu menjauh dari
garis linearnya yang berarti bahwa adanya penurunan suhu air panas yang menyebabkan kalor yang
diterima air dingin jadi lebih sedikit. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala saat proses berjalan
yaitu matinya pemanas (kompor) karena gas yang digunakan habis dan tersumbat sehingga terpotong
oleh penggantian gas.

Kemudian ada pula efisiensi dari penggunaan alat Plate Heat Exchanger ini yang didapatkan kurang baik.
Karena jika dilihat dari data percobaan dan kurva yang tersedia (Efisiensi vs Laju alir) bahwa pada laju
alir air panas efisiensinya mengalami fluktuatif, ini terjadi karena saat percobaan tersebut terjadi
penghentian kegiatan secara tiba-tiba pada titik ke 2 sehingga terjadi penurunan efektifitas alat yang
mendadak, dan pada titik ke 5 terjadi kembali penurunan efektifitas alat dikarenakan penggantian gas.
Pada data dan kurva (Efisiensi vs Laju Alir) air dingin terjadi kenaikan namun tidak signifikan, hal itu
terjadi karena saat akan dilakukan percobaan alat yang digunakan tidak dibersihkan terlebih dahulu
sehingga adanya kemungkinan heat loss (kebocoran panas) ataupun tumpukan kerak dan pengotor
lainnya sehingga semakin lama pemakaian alat efisiensi / performa alatnya menurun.

Anda mungkin juga menyukai