Anda di halaman 1dari 11

5.1.

Profil Lapangan
Lapangan yang ditangani oleh divisi pengeboran ini adalah Lapangan
Milan yang merupakan salah satu Lapangan yang berproduksi sejak 1972 dan
berada di Blok ONWJ (Offshore North West Java) yang merupakan bagian dari
cekungan Jawa Barat Utara (North West Java Basin). Pekerjaan yang dilakukan
oleh divisi pengeboran ini adalah Infill Drilling dan komplesi.

Infill Drilling pada lapangan ini menggunakan trayek vertikal karena tidak
terdapat patahan ataupun salt dome. Dengan diketahuinya trayek pengeboran dan
peta stratigrafinya maka akan didapat data desain mud program, cementing
program, casing selection, bit selection, and drill pipe program.
Desain tersebut akan sangat dipengaruhi oleh jenis batuan yang ditembus,
kedalaman lubang bor, tekanan formasi, dan suhu formasi. Dengan kondisi yang
berubah di tiap-tiap kedalaman akan membuat desain yang berbeda di tiap trayek
sehingga dibutuhkan pertimbangan yang matang di setiap trayek.
Berikut ini adalah peta Lapangan Milan yang terletak di Jawa Barat Utara:

Gambar 5.1. Letak Lapangan Milan


Gambar 5.2. Peta Stratigrafi Lapangan Milan

5.2. Perencanaan Infill Drilling Sumur Infill


Infill drilling bertujuan untuk menguras cadangan yang belum
terproduksikan pada Lapangan Milan, infill drilling terletak di antara existing
wells yang masih menyisakan cadangan. Sumur ini diberi nama sumur PNR-1,
PNR-2, PNR-3, dan PNR-4. Berikut adalah lokasi dari sumur PNR-1, PNR-2,
PNR-3, dan PNR-4 :
Gambar 5.3. Lokasi sumur infill

Berikut adalah profil sumur:


Tabel 5.1. Profil Sumur
Well Name PNR-1, PNR-2, PNR-3, dan PNR-4
Drilling Contractor PIONEER Corp.
Scenario Infill Drilling
Well Clasification Production Well
PNR-1 : X= 30; Y= 29
PNR-2 : X= 34; Y= 31
Target Coordinate PNR-3 : X= 41; Y= 27
PNR-4 : X= 34; Y= 21

Measured Depth 4592 ft ( 1400 m)


True Vertical Depth 4592 ft ( 1400 m )
5.2.1. Perencanaan Desain Lumpur (Mud Program)
Mud program berfungsi sebagai hidrolika pengeboran yang disesuaikan
dengan jenis lithologi yang akan ditembus. Sumur ini menggunakan 2 jenis
lumpur yaitu Spud Mud dan Oil in Water Emulsion Mud.
Pada trayek conductor casing tidak digunakan lumpur pengeboran karena
digunakan metode penumbukan (percussive drilling). Untuk selanjutnya trayek
surface casing digunakan spud mud karena lapisan yang ditembus adalah lapisan
pasir yang terdapat pada kedalaman dangkal sehingga tidak diperlukan lumpur
dengan spesifikasi yang tinggi. Berbeda dengan lapisan yang selanjutnya, trayek
intermediate casing, production casing, dan liner menggunakan oil in water
emulsion mud dengan oil-water ratio (50 : 50) karena lapisan tersebut dominan
mengandung shale sehingga diperlukan program lumpur khusus menggunakan
emulsi minyak dengan air.
Lumpur yang digunakan pada interval 150-1000 ft dengan diameter lubang
17 ½” adalah Spud Mud yang berfungsi mengangkat cutting dan menahan tekanan
formasi ataupun shallow gas. Additives yang digunakan hanya barite dan KCl
polymer yang membuat lumpur semakin efisien dalam mengangkat cutting dan
menahan tekanan formasi.
Lumpur yang digunakan pada interval 1000-4592ft pada intermediate
casing (1000-3300 ft) dengan diameter lubang 12 ¼”, production casing (3300-
4592 ft) dengan diameter lubang 8 ½ “ adalah jenis lumpur oil in water emulsion
mud.
Berikut ini adalah desain lumpur pada sumur Infill :

Tabel 5.2. Mud Program


MUD SPUD MUD OIL IN OIL IN
PROPERTIES WATER WATER
EMULSION EMULSION
MUD MUD
Interval (ft) 150-1000 1000-3300 3300-4592

Mud Density (ppg) 10.2-10.5 10.5-10.7 10.7-11

Solid Content (% <6 <6 <6


by volume)
API Fluid Loss (cc / 5-6 6-7 6-7
30 min)
pH 8-9 9-10 9-10

Additives Barite + KCl Barite + Barite +


Polymer Emulsifier + Emulsifier +
Starch Starch
5.2.2. Cementing Program
Semen digunakan untuk mengisolasi casing dari formasi. Untuk volume
semen, disiapkan minimal setengah dari panjang trayek casing. Semen yang
digunakan adalah semen kelas G agar dapat ditambah dengan additives dan sesuai
dengan kedalaman yang dibutuhkan.

Tabel 5.3. Cementing Program


HOLE SIZE 17 ½ ” 12 ¼ ” 8 ½”

Slurry Type Lead Lead Lead

Cement Density 13 15.8 15.8

Slurry Type Tail Tail Tail

Cement Density 15.8 16.2 16.2

Free Water < 1% < 1% < 1%

Thickening
Time 4-5 hrs 4-5 hrs 4-5 hrs

Compressive 1200 psi 1700 psi 2200 psi


Strength in 24 in 24 hrs in 24 hrs
hours
Additives CMHEC CMHEC CMHEC
+Water +Water +Water
Loss Loss Loss
Reducer Reducer Reducer
+Dispersant + Dispersant + Dispersant
5.2.3. BHA Program
BHA yang digunakan pada sumur Infill adalah BHA sumur vertikal.
Komponen BHA terdiri dari Roller Cone Bit, Hybrid Bit, Drill Pipe, dan Drill
Collar.

Tabel 5.4. BHA Program 17 ½ ”


No BHA OD (inch) ID (inch)
1 Roller Cone Bit 17 ½ -
2 Drill Collar 9 1/2 3

3 Drill Pipe 3 5/16
8
4 Jar

Tabel 5.5. BHA Program 12 ¼”


No BHA OD (inch) ID (inch)
1 Roller Cone Bit 12 ¼ -
9 1/2
2 Drill Collar 3


3 Drill Pipe 3 5/16

4 Jar

Tabel 5.6. BHA Program 8 ½”


No BHA OD (inch) ID (inch)
1 Hybrid Bit 8½ -
2 Drill Collar 6 3/4 3

3 Drill Pipe 3 5/16

4 Jar

5.2.4. Bit Program


Pada sumur Infill menggunakan 3 tipe bit, yaitu Percussive Bit saat
trayek conductor casing, Roller Cone Bit karena formasi yang ditembus
cenderung tidak terlalu keras (mengandung banyak shale) dan menggunakan
Hybrid Bit karena terdapat batu gamping pada Formasi Baturaja sehingga
diperlukan bit yang mampu menembus batuan keras. Menggunakan 4 bit untuk
4 trayek pengeboran. Masing-masing adalah Percussive Bit 20”, Roller Cone
Bit 17 ½”, Hybrid Bit 12 ¼”, Roller Cone Bit 8 ½”.
Tabel 5.7. Bit Program
Size IADC Code Total (Qty) Bit Type
20 2-2-7 1 Percussive Bit
17 ½ 2-2-7 1 Roller Cone Bit
12 ¼ 7-3-7 2 Hybrid Bit
8½ 2-2-7 2 Roller Cone Bit

5.2.5. Perencanaan Casing Design Sumur Infill


Casing design pada sumur Infill terdiri dari trayek conductor casing,
surface casing, intermediate casing, dan production casing. Pada trayek
conductor casing dan surface casing menggunakan casing K-55 karena kondisi
tekanan dan temperatur yang normal, sedangkan trayek intermediate
menggunakan casing N-80, dan trayek production menggunakan casing L-80
agar dapat menahan tension, tekanan burst, tekanan collapse, dan abnormal
pressure. Berikut ini adalah tabel perencanaan casing design sumur Infill.
Tabel 5.8. Perencanaan Casing

Hole Casing OD Depth Grade Casing Mud Density


Size (inch) (ft) (ppg)
(inch)
20 20 150 K-55 -
17 ½ 13 3/8 1000 K-55 9
12 ¼ 9 5/8 3300 N-80 9-9.5
8½ 7 4592 L-80 9.5-10
Gambar 5.4. Perencanaan Casing Pada Sumur Infill
5.2.6. Perforasi Pada Sumur Infill.
Perencanaan perforasi ini dilakukan untuk mendapatkan titik perforasi
yang optimal untuk memproduksikan minyak. Penentuan titik ini dibuat
berdasarkan perhitungan kontak minyak dengan gas dan air, ketebalan net sand,
dan kedalaman pengeboran. Pada perforasi ini digunakan jet perforator karena
hanya menembus satu casing, sumur vertikal, formasi yang relative tidak keras,
dan murah. Berikut ini adalah tabel perencanaan perforasi sumur Infill:

Tabel 5.9. Perencanaan Perforasi Sumur PNR-X


PNR-1 : X= 30; Y= 29
PNR-2 : X= 34; Y= 31
Target Coordinate PNR-3 : X= 41; Y= 27
PNR-4 : X= 34; Y= 21

True Vertical Depth 4592 ft


Top Structure 4400 ft
Top Perforation Depth 4421.4577 ft
Bottom Perforation Depth 4531.4797 ft
Perforation Type Jet Perforator

5.2.7. Drilling Time Plan Sumur Infill


Drilling time plan ini dibuat untuk merancang waktu pengeboran suatu
umur agar dapat diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu operasi
pengeboran dari awal hingga akhir dari proses pengeboran. Dari perencanaan
tersebut dapat diperkirakan rencana per hari dari setiap operasi sehingga akan
sangat membantu dari perkiraan biaya sewa rig dan juga sebagai pedoman dari
kegiatan pengeboran pada sumur tersebut. Berikut ini adalah drilling time plan
dari sumur Infill:
DRILLING TIME PLAN
Rig Moving
DAYS
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
0
Drill 20” to 150 ft
500
Set casing 20” Drill 17 1/2” to 1000ft
at 150 ft
1000

1500
Set casing 13 3/8” Drill 12 1/4” to 3300 ft
2000 at 1000 ft
DEPTH (ft)

cementing
2500
Drill 8 1/2” to 4592 ft
3000

3500
Set casing 7” at 4592ft
Set casing 9 5/8” Cementing
4000
at 3300 ft Well completion
4500 cementing

5000

Gambar 5.5. Drilling Time Plan Infill

Anda mungkin juga menyukai