Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PENGKAJIAN TAHAPAN BENCANA

A. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai salah satu Negara yang masih dalam taraf sedang

berkembang sering kali lemah dalam menghadapi bencana, baik itu yang

disebabkan oleh factor alam maupun yang diakibatkan oleh kelalaian

manusia(Wiranto, 2009). Bencana adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam

maupun oleh manusia itu sendiri bencana tersebut sifatnya mendadak, serta cepat

dan menimbulkan kepanikan masyarakat. Salah satu jenis bencana yang rawan

terjadi di Indonesia adalah kebakaran. Secara umum, kebakaran adalah kejadian

timbulnya api yang tidak diinginkan dimana unsure – unsure yang membentuknya

terdiri dari bahan bakar, oksigen dan sumber panas yang membentuk suatu reaksi

oksidasi dan menimbulkan kerugian materiil dan moril. Siklus ini berisi rangkaian

demi rangkaian panjang peristiwa (event dynamic) yang dimulai dari pra kejadian,

kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya, kejadian tersebut

akan tercipta apabila kondisi dan syarat pencetus terpenuhi, utamanya pada saat

pra kejadian.

Di Amerika Serikat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 peristiwa

kebakaran mencapai 1.375.000 kasus (United State Fire Administration, 2013).

Sedangkan di Negara bagian West Virginia, pada tahun 2012 sampai dengan

2013 terjadi 73.579 kejadian kebakaran dengan jumlah kebakaran di pedasaan

sebanyak 23.279 dan diperkotaan sebanyak 32.350 serta dikawasan industry


sebanyak 17.950 kasus (Karter, 2013). Berdasarkan data Dinas pe

Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) di Indonesia, hingga 5

Maret 2015 saja sudah terjadi 165 kasus kebakaran. Dari ratusan kasus kebakaran

di tahun 2015 ini, kegiatan yang diprediksi mencapai Rp.51,1 miliar. Kemudian

korban meninggal ada sebanyak dua orang dan luka-luka ada sebanyak 11

orang.Sementara, bila dibandingkan dengan peristiwa kebakaran yang terjadi pada

Januari-Maret 2014 yang mencapai 206 kasus. Jumlah keluarga yang menjadi

korban amukan api sebanyak 5.809 keluarga atau 21.462 jiwa.

Kebakaran terjadi tidak hanya terjadi akibat bahan bakar yang menyala itu

sendiri namun gas atau uap yang dikeluarkannya yang terbakar dan kebakaran

juga bisa disebabkan oleh kelalaian manusia itu sendiri. Kebakaran terjadi akibat

bertemunya 3 unsur : bahan (yang dapat terbakar), suhu, penyalaan atau titik

nyala, dan zat pembakaran (o2 atau udara), (Karla,2007). Apabila ketiga elemen

ini berada secara bersama-sama pada kondisi tertentu maka kebakaran akan terjadi

dan dapat meluas bila tidak ditangani dengan segera (Karla, 2007). Apabila ketiga

elemen ini berada secara bersama-sama pada kondisi tertentu maka kebakaran

akan terjadi dan dapat meluas bila tidak tertangani dengan segera

(Kusumaningsih, 2012). Jadi kebakaran tidak hanya disebabkan oleh bahan bakar

yang menyala sendiri melaikan disebabkan oleh banyak faktor termasuk dari

kelalaian manusia.Apabila kebakaran sendini mungkin tidak ditangani maka

kebakaran dapat lebih meluas.

Kebakaran sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan segera karena

dapat menyebabkan kematian dan kerugian secara material. Penanganan


kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip menghilangkan salah satu atau

beberapa unsure dalam proses nyala api. Prinsip dari pemadam kebakaran adalah

memutus mata rantai segitiga api, seperti dengan menghilangkan bahan bakar,

membuang panas atau oksigen. Pembakaran yang dihasilkan nyala api bisa

dipadamkan dengan menurunkan temperature (cooling), membatasi oksigen

(dilution), menghilangkan atau memindahkan bahan bakar (starvation), dan

memutuskan reaksi rantai api (Ramli, 2005).

Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa kebakaran dapat disebabkan

oleh berbagai faktor salah satunya kelalaian dari manusia yang dapat menjadi

pemicu terjadinya kebakaran tersebut.Kebakaran sangat berbahaya jika tidak

ditangani dengan segera karena dapat menyebabkan kematian dan kerugian secara

material. Sehingga penanganan tanggap darurat dalam memadamkan api dan

mengevakuasi korban sangat penting dilakukan. Hal tersebut yang mendasari

penyusun merasa tertarik untuk mengkaji tentang penanganan kegawatdaruratan

pada bencana kebakaran.

B. TUJUAN

1) Tujuan Umum

Adapun tujuan yang diharapkan penyusunan makalah ini adalah untuk

mengetahui penanggulangan tanggap darurat bencana pada kebakaran di pasar

Badung.

2) Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang diharapkan adalah :


1. Untuk mengetahui teori tentang kebakaran

2. Untuk mengetahui data demograsi kebakaran yang terjadi dipasar

Badung

3. Untuk mengetahui hasil pengkajian kebakaran yang terjadi di pasar

Badung.

4. Untuk Membahas hasil pengkajian kebakaran yang terjadi di pasar

Badung

C. MANFAAT

1. Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat mengenai cara penanganan

terjadinya kebakaran

2. Bagi pengembangan ilmu keperawatan

Menambah keluasan ilmu terapan bidang ilmu keperawatan gawat

darurat dalam penanganan kebakaran

3. Penyusun

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan informasi penanganan

bencana kebakaran.

D. PEMBAHASAN

1. Data Demografi

Kota Denpasar adalah Ibu kota Provinsi Bali yang mengalami pertumbuhan

dan perkembangan disegala bidang yang terus meningkat, memberikan pengaruh

besar terhadap kota sendiri. Kota Denpasar secara administratif wilayah memiliki

4 kecamatan dan 43 Desa/Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10


Desa. Denpasar Timur 11 Desa/Kelurahan. Denpasar Barat 11 Desa/Kelurahan.

Denpasar Utara 11 Desa/Kelurahan. Luas wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778

Ha atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Apabila dilihat dari penggunaan

tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 2.693 Ha merupakan tanah kering

dan sisanya seluas 2610 Ha merupakan tanah yang digunakan untuk usaha seperti

tambak, kolam, tebat, dan empang. Letak geografis Kota Denpasar berada

ditengah-tengah Pulau Bali menjadikan Kota Denpasar sebagai titik sentral

berbagai kegiatan serta sekaligus sebagai pusat distribusi barang dan jasa.

Disamping itu, sebagai Ibukota Provinsi Bali. Kota Denpasar sudah tentu sebagai

pusat pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian di Provinsi Bali.

2. Hasil Pengkajian

Pasar Badung merupakan pusat perekonomian kota dan merupakan pasar

yang terbesar di Kota Denpasar, berlokasi di Jalan Gajah Mada, yang jalan

utamanya menjadi pusat pertokoan Ibu Kota Provinsi Bali sebelum berkembang

seperti sekarang ini. Pasar Badung ini di bangun pada tahun 1997.Luas tanah

6230, luas bangun 8016 m2, jumlah tempat kios 306.

Pasar Badung yang terletak dikawasan Jalan Gajah Mada Denpasar Bali

mengalami kebakaran senin 29 februari 2016, kebakaran ini diperkirakan terjadi

sekitar pukul 18.00 , kebarakan dimulai dari atas kemudian merembet ke lantai 1.

Dilantai 4 warga masih berjualan dan api merambat kea rah lantai 4 , membuat

semua warga berhamburan dan menangis lantaran kios dagangannya ludes

terbakar. Api ini diduga berasal dari lantai 2 ini cepat merambat keseluruh

ruangan keseluh lantai.


3. Pembahasan

a. Definisi bencana

Bencana adalah situasi yang kedatangannya tidak diduga oleh kita

sebelumnya, dimana dalam kondisi tersebut bisa terjadi kerusakan, kematian bagi

manusia, atau benda-benda maupun rumah serta segala perabot yang kita miliki

dan tidak menutup kemungkinan juga hewan dan tumbuh-tumbuhan yang mati

(Purnomo (2009).

Menurut Purba (2005), bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa

yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia sendiri yang mengakibatkan

korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,

kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata

kehidupan dan penghidupan manusia.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bencana adalah

peristiwa yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia itu sendiri yang

menyebabkan kerusakan, kerusakan harta benda, penderitaan bahkan sampai

dengan kematian. Bencana tersebut sifatnya mendadak, serta cepat dan

menimbulkan kepanikan masyarakat.

Definisi Kebakaran

Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan

bakar, oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau

cidera bahkan sampai kematian.(Karla, 2007).


Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N),

kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang dikehendaki

yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi (berupa harta benda,

bangunan fisik, deposit/asuransi, fasilitas saran dan prasarana, dan lain-lain)

maupun kerugian non materi (rasa takut, shock, ketakutan, dan lain lain) hingga

kehilang nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran tersebut.

b. Jenis-jenis bencana

Jenis-jenis bencana Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara lain:

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,

tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah

longsor.

2. Bencana non adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa non alam

yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik dan

wabah penyakit.

3. Bencana social adalah bencana yang mengaibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik

c. Pembahasan di pasar badung

Pasar Badung yang terletak dikawasan Jalan Gajah Mada Denpasar Bali

mengalami kebakaran senin 29 februari 2016, kebakaran ini diperkirakan terjadi

sekitar pukul 18.00 , kebarakan dimulai dari atas kemudian merembet ke lantai 1.
Dilantai 4 warga masih berjualan dan api merambat kearah lantai 4 , membuat

semua warga berhamburan dan menangis lantaran kios dagangannya ludes

terbakar. Api ini diduga berasal dari lantai 2 ini cepat merambat keseluruh

ruangan keseluh lantai. Untuk mempercepat pemadaman api damkar BPBD

Denpasar juga di bantu banker mobil Dinas Pemadam kebaran Kabupaten Badung

dan Gianyar, begitu sampai di depan Basar badung, mobil damkar dan beserta

para petugas pemadam kebaran dari wilayah tersebut langsung mengeluarkan

selang. Para pedagang tak bisa berbuat banyak melihat lapak dagangan mereka

dilahap si jago merah.

Dalam proses Penanggulangan Bencana yang telah diatur dalam Undang-

undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Peran

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan lembaga Usaha dalam Proses

Penanggulangan Bencana (rekotruksi dan rehabilitasi), yaitu :

a) Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam

penyelenggaraan PB. Secara khusus tanggung jawab itu dilaksanakan oleh

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat pemerintah

pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) antara lain :

1) Memberikan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan

pemerintah daerah dan BNPB terhadap PB

2) Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan PB

3) Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana

4) Menyusun dan menetapkan prosedur tetap (protap) PB


5) Melaksanakan penyelenggaraan PB di wilayahnya

6) Melaporkan penyelenggaraan PB kepada kepala daerah 1 kali

perbulan

b) Peran masyarakat

Peran masyarakat pada saat pasca bencana (rekontruksi dan rehabilitasi)

adalah:

1) Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan

rekontruksi

2) Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan

prasarana umum

c) Peran Perawat dalam penanganan Bencana

Pelayanan keperawatan tidak hanya terbatas diberikan pada instansi

pelayanan kesehatan seperti rumah sakit saja. Tetapi, pelayanan

keperawatan tersebut juga sangat dibutuhkan dalam situasi tanggap bencana.

Perawat tiidak hanya selalu dituntun memiliki pengetahuan dan kemampuan

tanggap bencana juga sangat dibutuhkan saat keadaan darurat. Hal ini

diharapkan menjadi bekal bagi perawat untuk bisa terjun memberikan

pertolongan dalam situasi bencana. Berikut beberapa tindakan yang bisa

dilakukan oleh perawat dalam situasi tanggap bencana. Peran dan

kepemimpinan perawat dalam menajemen bencana pada fase tanggap

darurat yaitu :

1. Pencarian dan penyelamatan

a) Melokalisasi korban
b) Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat

pengumpulan/penampungan

c) Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian)

d) Memberikan pertolongan pertama jika diperlukan

e) Memindahkan korban ke post medis lapangan jika diperlukan

2. Triase

a) Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi

segera (perawatan di lapangan)

b) Pasien harus diidentifikasi dan diletakan secara cepat dan tepat

c) Mengkelompokan korban sesuai dengan keparahan pada

masing-masing wara tag yaitu kuning dan merah

d) Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi tanda

3. Pertolongan Pertama

a) Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik

pertolongan pertama, seperti kontrol pendarahan, mengobati

shock dan menstabilkan patah tulang

b) Melakukan pertolongan pertama bantuan hidup dasar seperti

manajemen pendarahan eksternal, mengamankan pernafasan dan

melakukan teknik yang sesuai dengan penanganan cedera

c) Mempunyai keterampilan pertolongan pertama seperti

membersihkan jalan nafas, melakukan resusitasi dari mulut-

mulut, melakukan RJP/CPR, mengobati shock dan

mengendalikan pendarahan
d) Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa

obstruksi saluran nafas menjadi tindakan pertama, jika perlu

saluran udara harus dibuka dengan metode head tilt/chin lift

e) Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan

pendarahan, maka perawat harus menghentikan pendarahan

karena pendarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

kelemahan dan apabila akhirnya shock dapat menyebabkan

korban meninggal

f) Proses pemindahan korban

g) Pemeriksaan kondisi dan stabilisasi pasien dengan memantau

tanda-tanda vital.

E. KESIMPULAN

Kebakaran adalah suatu kejadian bencana yang berasal dari api yang tidak

diehendaki yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian maupun kerugian

non materi hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat

kebaran tersebut.

Pasar Badung yang terletak dikawasan jalan gajah mada denpasar bali

mengalami kebakaran senin 29 februari 2016, kebakaran ini diperkirakan terjadi

sekitar pukul 18.00 , kebarakan dimulai dari atas kemudian merembet ke lantai 1.

Dilantai 4 warga masih berjualan dan api merambat kearah lantai 4 , membuat

semua warga berhamburan dan menangis lantaran kios dagangannya ludes

terbakar. . Pasar badung ini di bangun pada tahun 1997.Luas tanah 6230, luas

bangun 8016 m2, jumlah tempat kios 306. Pada pasca kebakaran Pasar Badung,
peran pemerintah dalam hal ini BPBD, dinas perdagangan dan perindustrian,

Dinas Pekerjaan Umum, dan tenaga kesehatan (perawat) sudah bekerja sesuai

dengan perannya masing-masing walaupun ada beberapa instansi yang belum

dapat melaksanakan perannya dalam membantu proses rekontruksi yaitu tenaga

kesehatan (perawat).

F. SARAN

Kebakaran yang terjadi di Pasar Badung semoga dapat lebih berhati-hati

bahwa dimana musibah ini dating tanpa mengenal waktu dan tempat.Peran

pemerintah dalam hal ini sudah bekerja sesuai dengan peranny masing-masing,

namun belum berjalan dengan efektif. Dalam bencana kebakaran yang terjadi di

Pasar Badung tidak menimbulkan korban jiwa, namun perawat juga harus

berperan penting dalam pasca kebakaran di Pasar Badung yaitu seperti membantu

masyarakat atau pedagang yang mengalami shock karena telah kehilangan kios-

kios yang sebagai sumber penghasilan mereke, dimana perawat bisa memberikan

edukasi, membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan

jangka waktu yang lama untuk normal kembali.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penangulangan Bencana.2012. Peraturan Kepala BSPB No.12

Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pngkajian Risiko Bencana. Jakarta

BPBD Kabupaten Badung. 2017. Pusat Penanggulangan Operasional Bencana

Denpasar : BPBD Kabupaten Badung

Ramli, Soehatman. 2005. Sistem Proteksi Kebakaran. FKMUI: Departemen K3

Sari, Karla Juwita.2007. Evaluasi Sistem Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran pada Gedung Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

FKMUI: Depok

Triyono, Agus. 2001. Teknik Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Perusahaan

Depnaker: Jakarta

Undang-undang No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.

Anda mungkin juga menyukai