Spiritualitas Dan Kualitas Hidup Penderi
Spiritualitas Dan Kualitas Hidup Penderi
Fenti Hasnani
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I
Email : Fenti112@hotmail.com
123
Fenti Hasnani, Spiritualitas dan Kualitas Hidup ... 124
harapan merupakan perasaan optimis, kuisioner pada tanggal 1-25 Mei 2012 dan
hasrat dan keinginan.13 R De Palo tahap wawancara pada tanggal 1-7 Juni
menyatakan harapan adalah dasar dari 2012. Alasan pemilihan lokasi adalah
aspek spiritual. Harapan yang rendah dan karena Rumah Sakit Kanker Dharmais
keputusasaan berpotensi menyebabkan Jakarta adalah Rumah Sakit Kanker
masalah spiritual.14 Rujukan Nasional di Indonesia, memiliki
WHO mendefinisikan kualitas hidup fasilitas pelayanan kesehatan yang
sebagai suatu persepsi individu tentang lengkap dan menerapkan proses
harkat dan martabatnya di dalam konteks pelayanan spiritual yang tercantum dalam
budaya dan sistem nilai, yang Palliative Care.
berhubungan dengan tujuan hidup dan Variabel dalam penelitian ini adalah:
target individu. Kualitas hidup tersebut (a) variabel bebas: spiritualitas. Penilaian
terbagi atas 4 domain yaitu fisik, dilakukan berdasarkan 32 item pernyataan
psikologi, hubungan sosial dan Didapatkan nilai 67-128, dengan nilai cut
lingkungan.15 B. Kozier, G. Erb, Berman & off point 97. Dikatakan baik bila nilai
S. Snyder menjelaskan bahwa psikologis jawaban ≥97 dan kurang baik jika nilai
merupakan dimensi kualitas hidup yang jawaban <97. (b) variabel terikat: kualitas
paling dipengaruhi oleh spiritualitas hidup. Penilaian dilakukan berdasarkan 28
penderita kanker serviks.16 item pernyataan. Didapatkan nilai 42-96,
Penelitian ini bertujuan untuk dengan nilai cut off point 81. Dikatakan
memperoleh pemahaman mendalam baik bila nilai jawaban ≥81, dan kurang
tentang pengaruh spiritualitas terhadap baik jika nilai jawaban <81. (c) variabel
kualitas hidup pada penderita kanker luar: umur, agama, status perkawinan,
serviks. tingkat pendidikan dan ekonomi.
Data kuantitatif pada penelitian ini
Metode Penelitian didapat melalui kuesioner pengukuran
spiritual yang dikembangkan oleh WHO
Penelitian ini merupakan penelitian yang dikenal sebagai The World Health
observasional dengan rancangan cross Organization Quality of Life–Spirituality
sectional yaitu pengukuran variabel bebas Religiousnes and Personal Beliefs
15
dan variabel terikat dilakukan dalam waktu (WHOQOL-SRPB). Kuesioner
bersamaan.17 pengukuran kualitas hidup dalam
Populasi penelitian ini adalah penelitian ini berasal dari The World
seluruh penderita kanker yang dirawat di Health Organization Quality of Life
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. (WHOQOL)-BREF yang terdiri dari empat
Sampel penelitian berjumlah 74 penderita dimensi yaitu: fisik, psikologis, sosial dan
kanker serviks dengan kriteria penderita lingkungan.18 Karena penelitian ini
kanker serviks stadium I – IV, menjalani merupakan penelitian kajian Islam maka
rawat inap, dapat berkomunikasi dengan kedua kuesioner tersebut dimodifikasi dan
baik dan bersedia menandatangani disesuaikan dengan kebutuhan kajian
Informed consent. Penelitian dilakukan di Islam.
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Penelitian mengenai spiritualitas
dalam dua tahap yaitu tahap pengisian dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
Fenti Hasnani, Spiritualitas dan Kualitas Hidup ... 126
pada penderita kanker serviks dilakukan coba pada satu orang partisipan yang
dengan menggunakan rancangan memiliki kriteria yang sesuai dengan
penelitian kualitatif dan dilakukan dengan kriteria inklusi partisipan yang telah
pendekatan fenomenologi deskriptif. ditetapkan.
Partisipan yang menjadi subyek penelitian Analisis data merupakan proses
berjumlah 7 penderita kanker serviks mencari dan menyusun secara sistematis
dengan kriteria dirawat Rumah Sakit data yang diperoleh dari hasil wawancara,
Kanker Dharmais Jakarta. Pemilihan catatan lapangan dan bahan-bahan
tempat ini didasarkan karena Rumah Sakit lainnya sehingga data temuan dapat
Kanker Dharmais Jakarta merupakan diinformasikan kepada orang lain. Tehnik
rumah sakit kanker rujukan nasional analisis data yang akan dilakukan pada
dengan kapasitas tempat perawatan yang penelitian ini berdasarkan Colaizzi’s
cukup memadai dan telah melaksanakan pheneomenologi methods.19 Proses
pelayanan spiritual yang tercantum dalam analisis data pada penelitian kualitatif
pelayanan perawatan paliatif. adalah suatu proses untuk menyatukan
Pengumpulan data pada penelitian ini data, membuat suatu yang tidak jelas
menggunakan tehnik wawancara menjadi jelas, proses penghubungkan
mendalam (in-depth interview) dengan akibat dengan antecendent, merupakan
pertanyaan terbuka. Sebelum dilakukan suatu proses perkiraan dan verifikasi,
pengumpulan data penelitian, instrumen proses koreksi dan modifikasi, proses
wawancara sebelumnya dilakukan uji menyarankan dan mempertahankan.20
Hasil Penelitian
a. Karakteristik Penderita Kanker Serviks di RSK Dharmais Jakarta
Tabel 1
No. Variabel Kategori Frekuensi (n=74) Persentase (%)
1 Umur < 20 & > 35 thn 57 77
20-35 tahun 17 23
2 Agama Islam 66 89,2
Non Islam 8 10,8
3 Status Perkawinan Belum Kawin 3 4.1
Kawin 71 95.9
4 Tingkat Pendidikan Rendah 59 79.7
Tinggi 15 20.3
5 Tingkat Ekonomi Miskin 63 85.1
Tidak Miskin 11 14.9
6 Spiritualitas Kurang 41 55.4
Baik 33 44.6
7 Dimensi Kualitas Hidup:
a. Kesehatan Fisik Kurang 37 50
Baik 37 50
b. Psikologis Kurang 44 59.5
Baik 30 40.5
c. Sosial Kurang 23 31.1
127 Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 2, Mei, Hal.69-140
Baik 51 68.9
d. Lingkungan Kurang 22 29.7
Baik 52 70.3
b. Hubungan spiritualitas dan kualitas hidup penderita kanker serviks di RSK Dharmais
Jakarta
Tabel 2
Kualitas Hidup Spiritualitas P OR 95% CI
Kurang Baik Total Value
Kesehatan Kurang 23 (68,7%) 10 (30,3%) 33 (100%) 0,005 4,436 1,638-
Fisik Baik 14 (34,1%) 27 (65,9%) 41 (100%) 11,864
Psikologis Kurang 30 (68,2%) 14 (31,8%) 44 (100%) 0,000 19,286 4,995-
Baik 3 (10%) 27 (90%) 30 (100%) 74,468
Hubungan Kurang 5 (22,7%) 17 (77,3%) 22 (100%) 0,027 0,252 0,081-0,785
Sosial Baik 28 (58,8%) 24 (46,2%) 52 (100%)
Lingkungan Kurang 13 (56,5%) 20 (39,2%) 43 (100%) 0,257 2,015 0,743-5,485
Baik 10 (43,5%) 31 (60,8%) 31 (100%)
Dari hasil analisis data yang ditunjukkan secara signifikan dengan spiritualitas.
tabel diatas diketahui bahwa dua variabel Sedangkan untuk variabel lainnya
yang dianalisis, terdapat dua variabel yang dikeluarkan karena mempunyai P value (P
tersisa. Tabel diatas menunjukkan variabel wald) > 0,05. Hasil analisis multivariat
Psikologis mempunyai P value (P wald) < variabel psikologis setelah variabel sosial
0,05. hal tersebut menunjukkan bahwa dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 4.
variabel psikologis mempunyai hubungan
Tabel 4
Variabel B P wald OR 95% CI
Psikologis 2.959 0.000 19.286 4.995-74.468
-2 log likelihood = 74.548 Neglkerke R square = 0,411
d. Hasil Wawancara
Spiritualitas dan kualitas hidup pada “Saya telah berbuat baik, mengapa
dimensi kesehatan fisik. Allah memberi penyakit ini..........
“Sejak dinyatakan sakit, saya lebih (menangis).”(P5)
banyak beristirahat, beribadah, Tahap marah:
shalat dan berzikir. Alhamdulillah “Kamar saya berisik, saya gak bisa
rasa sakit dipunggung saya sudah tidur, banyak tamu tapi bukan tamu
berkurang.” (P1). saya.”(P3)
“Saya kaget dan badan lemas “Saya kok ditanya-tanya terus.
banyak pendarahan, takut tidak Bagaimana kalau saya meninggal
tertolong, mengapa saya bisa aja ya?”(P4)
menderita kanker.”(P2) “Suster sehat, kalau saya sudah
“Saya telah banyak berobat tapi mau mati.” (P5)
badan saya masih lemah, saya Tahap tawar menawar:
juga selalu berdoa agar Allah “Saya sudah berdoa, Allah pasti
menyembuhkan penyakit akan bantu saya.”(P3).
saya.”(P3) “Semua sudah saya lakukan tapi
“Mengapa saya yang harus penyakit saya tidak sembuh juga.
menderita penyakit ini. Badan saya (P4).
sakit semua. ”(P4) “Saya shalat, berdoa, berzikir,
Spiritualitas dan Kualitas hidup pada bersedekah, saya pasrah sakit ini
dimensi Psikologis makin parah aja”(P5).
Ungkapan menyangkal (denial): Tahap depresi:
“Awalnya saya bingung mengapa “Semua orang datang hanya mau
saya menderita penyakit ini.” (P1) minta maaf, umur saya tidak lama
“Saya kaget, takut mati, takut tidak lagi.” (P1)
tertolong, mengapa saya bisa “Saya takut mati.” (P2)
menderita kanker.”(P2). “Semua orang bilang saya akan
“Saya tidak mungkin menderita mati.” (P4).
kanker.”(P3). “Sebentar lagi saya akan
“Mengapa saya yang harus meninggal, saya ingin pulang ke
menderita penyakit ini. Mengapa rumah saja.” (P5).
Allah menghukum saya. ”(P4) Tahap penerimaan:
“Penyakit ini datangnya dari Allah
saya cuma bisa pasrah.” (P1).
129 Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 2, Mei, Hal.69-140
sesuai dengan pernyataan Achir Yani kerentanan dan kesusahan. Hal tersebut
bahwa penyakit yang bersifat akut dapat membuat penderita berusaha untuk
menyebabkan penderitanya terpisah dari mencari dan mempertahankan kondisi
ikatan spiritualnya.12 Penderitaan akibat psikologisnya dengan baik.
kanker serviks terjadi akibat Fase kedua adalah menyadari adanya
ketidakmampuan dalam proses adaptasi keterbatasan. Reaksi penderita kanker
terhadap penyakitnya. Menderita kanker menghadapi kematian dengan
serviks membuat penderitanya merasa mengajukan pertanyaan sulit dan
terisolasi dan kehilangan kebebasan menyerahkan hidup pada kemampuan
pribadi dan dukungan sosial yang pengobatan merupakan reaksi adaptasi
berdampak pada kualitas hidup terutama terhadap penyakitnya.
pada psikologisnya. Pada fase ketiga, penderita kanker
Tingkat spiritualitas yang rendah mencoba belajar hidup dalam ketidak
berpengaruh terhadap kualitas hidup pada pastian. Penderita kanker menjalani
dimensi psikologis juga terlihat pada penyakitnya dalam ketidakpastian,
respon berduka dan penyesalan yang mendefinisikan ulang makna dan
ditunjukkan penderita kanker serviks. mengidentifikasi setiap perkembangan
Rasa ketidakpercayaan, penolakan spiritualitas mereka. Penderita cenderung
kondisi sakit dan kebingungan adalah menganggap bahwa kesembuhannya
respon emosional penderita kanker bukan dari Tuhan. Kesembuhan harus
serviks. Tidak percaya dan tidak menerima didapat dengan kemampuan diri sendiri.
merupakan reaksi pengingkaran terhadap Pada penelitian ini reintegrasi terjadi dari
situasi sakit. Bingung terhadap keadaan waktu ke waktu, meskipun ketika terancam
yang dideritanya merupakan manifestasi oleh kemungkinan kembalinya penyakit.
ketidaksiapan menghadapi masalah- Disintegrasi muncul kembali untuk
masalah yang muncul. Penderitaan sementara waktu. Pengalaman spiritual
tersebut menunjukkan bahwa tingkat adalah individual dan berkembang.
spiritualitas yang rendah mempengaruhi Keprihatinan spiritual mungkin
kualitas hidup penderita kanker serviks. menyakitkan bagi penderita kanker dalam
Hasil penelitian ini berbeda dengan mengatasi masalah-masalah
penemuan Hallstead & Hull pada kesehatannya. Intervensi terhadap
penelitian terhadap 10 orang perempuan pemenuhan kebutuhan spiritualitas
dengan non Hodgkin’s lymphoma, kanker membutuhkan pengakuan dari penderita
payudara dan kanker ovarium.5 Penelitian kanker. Perkembangan spiritual terjadi
tersebut mengungkapkan tiga fase respon dari waktu ke waktu setelah diagnosa
perempuan terhadap kanker. Pertama kanker dan berhubungan dengan kualitas
adalah adanya ungkapan makna kanker hidup.
bagi dirinya. Makna kanker dinyatakan Kebanyakan individu cenderung
dengan keinginan untuk menerima menganggap bahwa cobaan atau ujian
diagnosis kanker. Kanker adalah penyakit hidup terbatas pada hal-hal yang tidak
yang sama dengan penyakit lainnya. menyenangkan, seperti bencana alam,
Penderita memaknai kanker yang pailit, kesedihan, sakit, kecelakaan dan
dideritanya pada kemungkinan kematian, hal-hal yang lazim disebut musibah.
131 Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 2, Mei, Hal.69-140
Individu sering lupa bahwa kesehatan juga Agama merupakan faktor dalam
merupakan ujian dari Allah.3 Sebagaimana pembentukkan sikap dan prilaku manusia.
firman Allah: “tiap-tiap yang berjiwa akan Agama menimbulkan keseragaman bukan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu saja pada kepercayaan yang sama, tetapi
dengan keburukan dan kebaikan sebagai juga tingkah laku, pandangan dan nilai-
cobaan (yang sebenar-benarnya). dan nilai hidup yang sama. Penderita kanker
hanya kepada kamilah kamu serviks selama observasi yang peneliti
22
dikembalikan.” lakukan menunjukkan tujuan yang sama
Menurut Quraish Shihab, spiritualitas dalam menyelesaikan kesedihan yang ada
adalah lahirnya dorongan dalam hati untuk dengan kembali kepada Allah. Agama
melakukan hubungan dengan Allah.21 dianggap sebagai isu penting dalam
Kehidupan adalah perjuangan dan individu memenuhi kebutuhan spiritual bagi
harus siap menghadapinya. Keadaan sakit penderita dan keluarganya.
bagi penderita kanker serviks secara
psikologis harus disikapi dengan lahirnya Kesimpulan
dorongan dalam hati untuk melakukan
hubungan dengan Allah Yang Maha Penderita kanker serviks yang
Memberi Cobaan. Hubungan tersebut memiliki tingkat spiritualitas rendah
dapat dilihat pada munculnya ketaatan cenderung lebih depresif daripada
melaksanakan apa yang diyakini sebagai penderita kanker serviks yang memiliki
perintah atau kehendak Allah. tingkat spiritualitas baik.
Pengaruh spiritualitas terhadap
kualitas hidup pada penderita kanker Daftar Pustaka
serviks selanjutnya adalah meyakini
bahwa Allah Maha Agung dan Maha Adil, 1. McBrien, B. “A Concept Analysis of
Spirituality.” British Journal of Nursing (BJN),
sehingga pasti akan memberi balasan dan
75(1) (2006), 42-45.
ganjaran sempurna pada satu waktu yang 2. Hawari, Dadang. Dimensi Religi dalam
ditentukan. Islam mengajarkan individu Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: FKUI,
untuk mencapai kualitas hidup yang baik. 2002
Setiap individu yang beragama akan 3. Yafie, Ali., M. Quraish Shihab, Dadang Hawari,
Didin Hafidhuddin & Tim Medis RSK
melakukan ibadah sebagai sebuah
Dharmais. Sakit Menguatkan Iman: Uraian
kewajiban yang harus dilakukan, karena Pakar Medis dan Spiritual . Jakarta: Gema
jika tidak individu tersebut takut akan Insani Press, 2006.
menerima hukuman dari Allah dan jika 4. Vance, D.L. “Nurses’ Attitude Towards
Spirituality and Patient Care.” Medical Surgical
ibadah dilakukan dengan benar akan
Nursing 10(5) (2001): 264-268.
menerima pahala dan surga. 5. Hallstead, M.T & M. Hull, “Struggling with
Islam mengajarkan keharmonisan Paradoxes: The Process of Spiritual
melalui kehidupan yang selaras dengan Development in Women with Cancer.”
Allah, dengan sesama individu dan Oncology Nursing Forum 28 (2001): 1534-
1544.
dengan alam semesta serta keharmonisan
6. Sinclain. S., Raffin, S., Pereira & N. Guebert.
dalam hubungan dengan diri sendiri baik “Collective Soul: The Spirituality of an
dalam keadaan senang ataupun susah. Interdisciplinary Palliative Care Team.”
Fenti Hasnani, Spiritualitas dan Kualitas Hidup ... 132