Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I.

TOPIK

II.

SUBTOPIK

: LATIHAN PRE OPERASI


: 1. Latih nafas
2. latih batuk efektif
3. latih sendi

III

SASARAN

: Tn. M

IV.

METODE

: Ceramah dan Tanya Jawab

V.

WAKTU

: 30 menit.

VI.

TEMPAT

: ruang pasien

VII.

PENYULUH

: taufik walhidayah (P17120013071)

VIII.

TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien, dapat mengerti dan
memahami tentang latihan persiapan pre operasi.
B. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan klien dapat :

IX.

1.

melakukan tairik nafas dalam

2.

malakukan batuk efektif

3.

melakukan gerak sendi

4.

Menyebutkan manfaat latihan tarik nafas dalam, batuk efektif dan gerak sendi
METODA, MEDIA, SUMBER.
1. Metode

: Ceramah dan Tanya Jawab.

2. Media
: lembar balik
3. Sumber
:
1. Swearingen. (2001). Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing, 2/E (Seri Pedoman
Praktis Keperawatan Medikal Bedah, E/2, alih bahasa oleh Monica Ester). Jakarta:
EGC.
2. http://amka191008.wordpress.com/2011/11/28/batuk-efektif-dan-teknik-nafasdalam/
3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2babii.pdf

KEGIATAN PENYULUHAN
No
1

Kegiatan

Waktu

pembukaa

5 menit

Tahap Kegiatan

Sasaran

-Member salam

- Menjawab salam

-Memperkenalakan diri

-Memendengarkan dan
memperhatikan

-Melakukan kontrak

-Menyepakati

-Menjelaskan tujuan dan

-Mendengar dan

materi yang akan diberikan

memperhatikan

-Menggali informasi yang


2
kegiatan

15

klien tahu tentang nafas

-Menanggapi dan

menit

dalam, batuk efektif, dan

menjelaskan

gerak sendi.
-Menjelaskan tentang nafas
dalam, batuk efektif, dan

-Mendengar dan

gerak sendi.

memperhatikan

-Mendemontrasikan bersama
-Memberikan
3

kesempatan -Memperhatikan dan

klien bertanya
Penutup

10
menit

mendengar
- Membeikan ka jawaban

Evaluasi dan validasi


Kontrak ulang
Mengucapkan terikasih

-Menyimak
-Menyetujui
-Menjawab salam

XI.

EVALUASI

1.

Sebutkan tujuan dan cara dari latihan batuk efektif

2.

Sebutkan tujuan dan cara dari latihan nafas dalam

3.

Sebutkan tujuan dan cara dari latihan gerak sendi

MATERI PENYULUHAN
NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF
A. Pengertian
1. Nafas dalam
Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma,

sehingga

memungkinkan

abdomen

terangkat

perlahan

dan

dada

mengembang penuh (Parsudi, dkk., 2002)


2. Batuk Efeketif
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana dapat energi
dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
maksimal (Smeltzer, 2001).
B. Tujuan Teknik nafas dalam dan Batuk Efektif
1. Mengurangi nyeri luka operasi saat batuk
2. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
3. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboratorium
4. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret
5. Meningkatkan distribusi ventilasi.
6. Meningkatkan volume paru
7. Memfasilitasi pembersihan saluran napas
C. Indikasi teknik nafas dalam dan batuk efektif
Dilakukan pada pasien seperti :COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest
infection, pasien bedrest atau post operasi
D. Kontra indikasi batuk efektif
1. Tension pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard

akut infark dan aritmia.


4. Edema paru
5. Efusi pleura yang luas
E. Alat dan Bahan yang disediakan
1. Tissue/sapu tangan
2. Wadah tertutup berisi cairan desinfektan (air sabun / detergen, air bayclin, air
lisol) atau pasir.
3. Gelas berisi air hangat
E. Cara Mempersiapkan Tempat Untuk Membuang Dahak
1. Siapkan tempat pembuangan dahak: kaleng berisi cairan desinfektan yang dicampur
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dengan air (air sabun / detergen, air bayclin, air lisol) atau pasir
Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
Buang dahak ke tempat tersebut
Bersihkan kaleng tiap 2 atau 3 kali sehari.
Buang isi kaleng bila berisi pasir : kubur dibawah tanah
Bila berisi air desinfektan : buang di lubang WC, siram
Bersihkan kaleng dengan sabun

D. Tehnik nafas dalam


1. menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan
menarik napas dalam) dengan mulut tertutup
2. kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi
seperti bersiul
3. Dilakukan dengan
tidak

ada

atau
udara

tanpa

kontraksi

ekspirasi

otot

yang

abdomen
mengalir

selama

ekspirasi

melalui

hidung

akan terjadi peningkatan tekanan pada rongga mulut, kemudian tekanan ini akan
diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga dapat mencegah air trapping
dan kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspirasi
E. Teknik Batuk Efektif
1. Tarik nafas dalam 4-5 kali
2. Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik

3. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan
4. Keluarkan dahak dengan bunyi ha..ha..ha atau huf..huf..huf..
5. Lakukan berulang kali sesuai kebutuhan

Latihan Gerak Sendi


Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi,
pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk
mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai
pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setalah operasi. Banyak pasien yang
tidak berani menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka
operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien
selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus
(peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah
menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari ontraktur
sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk
mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal. Intervensi ditujukan
pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM).

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. (2001). Buku ajar keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC.


Perry & Potter. Funamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kowalak , J. (2011). Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rab, T. (2010). Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.

Tamsuri, A. (2008). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan . Jakarta: EGC.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2babii.pdf
Swearingen. (2001). Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing, 2/E (Seri Pedoman
Praktis Keperawatan Medikal Bedah, E/2, alih bahasa oleh Monica Ester).
Jakarta: EGC.
2. http://amka191008.wordpress.com/2011/11/28/batuk-efektif-dan-teknik-nafasdalam/
Latihan Pra Operasi
Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini
sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca

operasi, seperti: nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada
tenggorokan. Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain:
1. Latihan Nafas Dalam
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi
nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien
lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur.
Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi
darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam
secara efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini
segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
2. Latihan Batuk Efektif
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien
yang mengalami operasi dengan anstesi general. Karena pasien akan
mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi.
Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada
tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan
batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk
mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.
Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara : Pasien
condong ke depan dari posisi- semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk. Kemudian pasien
nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)
3. Latihan Gerak Sendi
Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga
setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang
diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pasien/keluarga pasien
seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien
setalah operasi. Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh karena
takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh.
Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan
segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik
usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/flatus. Keuntungan lain adalah
menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar
dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah
memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi
pernafasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan
juga Range of Motion (ROM).

Latihan Pra Operasi


Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain latihan nafas dalam, latiihan
batuk efektif dan latihan gerak sendi.

Latihan nafas dalam bermanfaat untuk memperingan keluhan saat terjadi sesak nafas, sebagai
salah satu teknik relaksasi, dan memaksimalkan supply oksigen ke jaringan. Cara latihan
teknik nafas dalam yang benar adalah :
Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik
2) Keluarkan secara perlahan dari mulut
3) Lakukanlah 4-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali sehari (pagi, siang, sore)
Batuk efektif bermanfaat untuk mengeluarkan secret yang menyumbat jalan nafas. Cara batuk
efektif adalah :
Tarik nafas dalam 4-5 kali
2) Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detik
3) Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan kuat
4) Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan
5) Perhatikan kondisi klien
Latihan gerak sendi bermanfaat untuk meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan
kekuatan otot, mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan, serta mencegah kontraktur
dan kekakuan pada sendi. Beberapa jenis gerakan sendi: fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi,

LATIHAN NAPAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF


A.
1.

Pengertian
Latihan Napas Dalam

Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan


diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh (Parsudi, dkk., 2002).

Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan
efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar
maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan
pola aktifitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi,
melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang terperangkap serta
mengurangi kerja bernapas (Suddarth & Brunner, 2002).
Latihan napas dalam bukanlah bentuk dari latihan fisik, ini merupakan teknik jiwa
dan tubuh yang bisa ditambahkan dalam berbagai rutinitas guna mendapatkan efek
relaks. Praktik jangka panjang dari latihan pernapasan dalam akan memperbaiki
kesehatan. Bernapas pelan adalah bentuk paling sehat dari pernapasan dalam
(Brunner & Suddarth, 2002).
2.

Batuk Efektif

Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara
maksimal.
Batuk merupakan gerakan yang dilakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah
terutama untuk melindungi paru paru.Gerakan ini pula yang kemudian
dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi untuk menghilangkan lendir yang
menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah penyakit. Itulah yang dimaksud
pengertian batuk efektif. Batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana
atau dilatihkan terlebih dahulu.
Batuk efektif untuk mempertahankan kepatenan jalan napas. Batuk memungkinkan
klien mengeluarkan sekresi dari jalan napas bagian atas dan bagian napas bagian
bawah.Rangkaian normal peristiwa dalam mekanisme batuk adalah inhalasi dalam,
penutupan glottis, kontraksi aktif otot-otot ekspirasi, dan pembukaan glotis. Inhalasi
dalam meningkatkan volume paru dan diameter jalan napas memungkinkan udara
melewati sebagian lendir yang mengobstruksi atau melewati benda asing lain.
Keefektifan batuk klien dievaluasi dengan melihat apakah ada sputum cair, laporan
klien tentang sputum yang ditelan atau terdengarnya bunyi napas tambahan yang
jelas saat klien diauskultasi. Klien yang mengalami infeksi saluran napas atas dan
infeksi saluran napas bawah harus didorong untuk napas dalam dan batuk
sekurang-kurangnya setiap 2 jam saat terjaga. Klien yang memiliki jumlah sputum
yang besar harus didorong untuk batuk setiap jam saat terjaga dan setiap 2-3 jam
saat tidur.
B.

Penatalaksanaan Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif

1.

Bentuk Latihan Napas Dalam

a.

Pernapasan Diafragma

1)

Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.

2)
Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri
atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk.
3)
Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah,
tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan
tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma
memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding
dada dan otot bantu napas relaksasi.
4)
Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan
melalui mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat
aktif dan memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan
dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan
meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.
5)
Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk
menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat diletakkan di
atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.

b.

Pursed Lips Breathing

1)
Menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan
menarik napas dalam) dengan mulut tertutup,
2)
kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan
posisi seperti bersiul,
3)

PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi,

4)

selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung,

5)
dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada
rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang
bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada
waktu ekspirasi.

2.

Penatalaksanaan batuk efektif

a.
Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada
pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, empisema atau cystic
fibrosis. Dapat dilakukan dengan langkah :
1)
Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran napas dari Tehnik Batuk huff,
keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran napas. Mulai dengan
bernapas pelan. Ambil napas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan napas
secara perlahan selama 3 4 detik.
2)
Tarik napas secara diafragma, lakukan secara pelan dan nyaman, jangan
sampai overventilasi paru-paru.
3)
Setelah menarik napas secara perlahan, tahan napas selama 3 detik,
dilakukan untuk mengontrol napas dan mempersiapkan melakukan batuk huff
secara efektif
4)
Angkat dagu agak ke atas, dan gunakan otot perut untuk melakukan
pengeluaran napas cepat sebanyak 3 kali dengan saluran napas dan mulut terbuka,
keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu
epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mukus.
5)

Kontrol napas, kemudian ambil napas pelan 2 kali.

6)

Ulangi teknik batuk di atas sampai mukus sampai ke belakang tenggorokkan

7)

Setelah itu batukkan dan keluarkan mukus/dahak.

b.

Postsurgical Deep Coughing

Langkah 1 :
o Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dapat berbaring terlentang dengan
lutut agak ditekukkan,
o Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua
tangan,
o Bernapaslah dengan normal
Lagkah 2 :
o Bernapaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung.
o Kemudian keluarkan napas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang
kedua kalinya.
o Untuk ketiga kalinya, Ambil napas secara pelan dan dalam melalui hidung,
Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.

Langkah 3 :
o Batukkan 2 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara
dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk.
o

Relax dan bernapas seperti biasa

Ulangi tindakan diatas.

C.

Tujuan Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif

Napas dalam dan batuk efektif merupakan teknik batuk efektif yang menekankan
inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :
a.

Merangsang terbukanya sistem kolateral

Sistem kolateral adalah suatu jalur aliran darah baru untuk mengaliri suatu jaringan
atau organ yang sama. Saluran kolateral terbentuk bila terjadi sumbatan yang

menutup aliran darah utama tubuh kita.Seperti bila terjadi sumbatan pada arteri
koronaria yang mengaliri jantung kita, maka arteri koroner yang lebih kecil akan
mengembangkan jalur pembuluh darah baru di sekitar sumbatan dengan tujuan
agar jantung tetap mendapat suplai darah dan oksigen.
b.

Meningkatkan distribusi ventilasi

c.

Meningkatkan volume paru

d.

Memfasilitasi dan meningkatkan pembersihan saluran napas

e.

Mencegah infeksi

f.
Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi air trapping atau
gas trapping
Retensi abnormal paru-paru dimana sulit untuk menghembuskan napas
sepenuhnya.
g.

Memperbaiki fungsi diafragma

h.

Memperbaiki mobilitas sangkar toraks

i.

Meningkatkan rasa nyaman klien

j.

Mengeluarkan sekresi dari jalan napas bagian atas dan bawah.

Jalan napas atas merupakan suatu saluran terbuka yang memungkinkan udara
atmosfer masuk melalui hidung, mulut, dan bronkus hingga ke alveoli.Jalan napas
atas terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, laring, trakea.Jalan napas bawah
terdiri dari bronkus dan percabangannya serta paru-paru.

D.

Indikasi

Dilakukan pada pasien seperti :


1.
COPD / PPOK (Chronic Obstructive Pulmonary Disease /Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
Penyakit ini ditandai oleh hambatan aliran udara disaluran napas yang bersifat
progresif non reversible atau reversible parsial.Ppok terdiri dari bronkitis kronik dan
emfisema atau gabungan keduanya.
2.

Emfisema

Emfisema adalah kondisi di mana kantung udara di paru-paru secara bertahap


hancur, membuat napas lebih pendek. Emfisema adalah salah satu dari beberapa

penyakit yang secara kolektif dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). Ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli. Emfisema membuat kantung udara yang terdiri dari
balon-balon yang bergerombol seperti tandan buah anggur menjadi kantung udara
dengan lubang-lubang menganga di dindingnya. Hal ini mengurangi luas
permukaan paru-paru dan pada gilirannya jumlah oksigen yang mencapai aliran
darah.
3.

Fibrosis

Fibrosis adalah pembentukan kelebihan fibrosa jaringan ikat di suatu organ atau
jaringan dalam proses reparatif atau reaktif. Bisa berupa reaktif, jinak, atau
patologis. Cedera ini disebut jaringan parut dan jika fibrosis muncul dari garis sel
tunggal disebut fibroma . Secara fisiologis bertindak untuk deposit jaringan ikat,
yang dapat melenyapkan arsitektur dan fungsi dari organ atau jaringan yang
mendasarinya. Fibrosis dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan patologis
deposisi kelebihan jaringan fibrosa, serta proses deposisi jaringan ikat dalam
penyembuhan.
4.

Asma

Merupakan gangguan inflamasi pada jalan napas yang ditandai oleh opstruksi aliran
udara napas dan respon jalan napas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk
rangsangan.
5.

Chest infection

Infeksi dada adalah infeksi yang mempengaruhi paru-paru Anda, baik dalam saluran
udara yang lebih besar (bronchitis) atau dalam kantung-kantung udara kecil
(pneumonia). Ada penumpukan nanah dan cairan (lendir), dan saluran udara
menjadi bengkak, sehingga sulit untuk bernapas. infeksi dada dapat mempengaruhi
orang dari segala usia. Anak-anak kecil dan orang tua adalah yang paling berisiko,
serta orang-orang yang sakit dan perokok. Infeksi dada bisa serius bagi orang-orang
ini.
6.

Pasien bedrest atau post operasi

Batuk efektif dilakukan pada pasien bedrest atau post operasi karena pasien akan
mengalami pemasangan alat bantu napas selama dalam kondisi teransetesi.
Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada
tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan, latihan batuk
efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir
atau sekret tersebut.

E. Kontra indikasi

1. Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara bebas dalam ruang
antar pleura dan merupakan suatu keadaan gawat darurat.
2. Hemoptisis adalah meludahkan darah yang berasal dari paru-paru atau saluran
bronkial sebagai akibat dari perdarahan paru atau bronkus.
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akut
dan aritmia.
4. Edema paru
Edema paru adalah keadaan terdapatnya cairan ekstravaskuler yang berlebihan
dalam paru.
5. Efusi pleura yang luas
Efusi Pleura yang juga dikenal dengan cairan di dada adalah suatu kondisi medis
yang ditandai dengan peningkatan cairan yang berlebihan diantara kedua lapisan
pleura. Ada dua tipe Efusi Pleura: Efusi Pleura Transudatifa dan Efusi Pleura
Eksudatifa. Efusi pleura transudatifa disebabkan oleh bocornya cairan ke rongga
pleura yang disebabkan oleh konsentrasi protein yang rendah atau tekanan darah
yang tinggi, seperti pada keadaan gagal jantung kiri atau sirosis hati. Sedangkan
bentuk lainnya, efusi pleura eksudatifa seringkali merupakan hasil peradangan
pleura, pada keadaan seperti pneumonia dan tuberkulosis, yang menyebabkan
pembuluh darah menjadi lebih mudah ditembus, memungkinkan cairan bocor ke
luar dan berkumpul diantara dua lapisan pleura.

F. Persiapan Alat dan Bahan


1.

Sarung tangan

2.

Bengkok

3.

Antiseptik (jika perlu)

4.

Sputum pot

5.

Tisu habis pakai

6.

Air minum hangat

G. Prosedur Pelaksanaan

a.

Tahap Pra Interaksi

1.

Mengecek program terapi

2.

Mencuci tangan

3.

Menyiapkan alat

b.

Tahap Orientasi

1.

Memberikan salam dan sapa nama pasien

2.

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3.

Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

c.

Tahap Kerja

1.

Menjaga prifasi pasien

2.

Mempersiapkan pasien

3.
Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen
4.
Melatih pasien melakukan napas perut (menarik napas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5.
Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)
6.

Meminta pasien menahan napas hingga 3 hitungan

7.
Meminta menghembuskan napas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut,
bibir seperti meniup)
8.

Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot

9.
Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di
dekat mulut bila tidur miring)
10.
Meminta pasien untuk melakukan napas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi,
tahan napas dan batukkan dengan kuat
11.

Menampung lender dalam sputum pot

12.

Merapikan pasien

d.

Tahap Terminasi

1.

Melakukan evaluasi tindakan

2.

Berpamitan dengan klien

3.

Mencuci tangan

4.

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai