Anda di halaman 1dari 25

1.

ZONING AND ACTIVITY SUPPORT

1.1 Zoning sebagai perangkat pengendali


Tujuan dari sebuah penzoningan ialah untuk memberi batasan aktivitas disetiap
area,dan untuk lebih menjamin perwujudan kualitas bentuk lingkungan bangunan yang
sesuai dengan tujuan pada saat perencanaan. Berikut ini ialah penzoningan tapak di
kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat.

Keterangan

A : KAWASAN PRIVAT
A
B : KAWASAN PUBLIK
C
D
C : KAWASAN SERVIS

B D : KAWASAN SEMI PRIVAT

Gambar 01
Pola penzoningan kampus PUPR

Kantor kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat terdiri dari 10


gedung, antara lain :
A. Gedung yang berada di area privat :
1. Gedung utama.
2. Gedung heritage
3. Gedung pusdata dan puskompu
4. Gedung ditjen cipta karya
5. Gedung ditjen bina karya
6. Gedung ditjen SDA
7. Gedung ditjen penataan ruang.
B. Gedung yang berada di area servis
1. Mesjid
2. Gudang parkir A
3. Gudang parkir B

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 1


Pada area semi privat dan publik tidak terdapat bangunan karena area tersebut
merupakan ruang terbuka hijau yang berada tepat di gedung utama dan sekitarnya.
1.2 Activity support
PUPR merupakan tempat pusat kegiatan yang ada pada lingkungan perkantoran.
Adapun bentuk dan pendukung kegiatan (activity support) yaitu kegiatan penujang yang
menghubungkan dua atau lebih pusat-pusat kegiatan umum yang ada di kota, antara lain
dapat berupa ruang tebuka atau banguan yang di peruntukan bagi kegiatan umum.

Gambar 02
Suasana kampus PUPR

Bentuk kegiatan pendukung yang berada di kawasan perkantoran kampus PUPR


yakni beribadah di mesjid, beristirahat di area ruang terbuka hijau, dan aktivitas
mobilisasi pekerja ke tempat kerjanya

Gambar 03
Pekerja yang sedang mobilisasi ke tempat kerjanya

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 2


2. LINKAGE SYSTEM

2.1 Pedestrian

Pada kawasan kampus Kementrian PUPR, berdasarkan sarana perjalanannya


terdapat empat kategori yaitu :

 Pejalan kaki penuh


 Pejalan kaki pemakai kendaraan umum
 Pejalan kaki memakai kendaraan umum dan kendaraan pribadi, dan
 Pejalan kaki memakai kendaraan pribadi penuh

Untuk jarak yang dibutuhkan pejalan kaki untuk berpindah dari bangunan satu ke
bangunan lainnya memerlukan waktu kurang dari 5 menit, dengan mempertimbangkan
kenyamanannya yaitu berupa pepohonan yang dapat mereduksi sinar matahari.
Pedestrian way juga dilengkapi dengan elemen yang dapat menimbulkan daya tarik
seperti elemen estetika, lampu-lampu penerangan jalan, beberapa bangku taman tempat
beristirahat dan taman disekitarnya

Gambar 04
Lampu taman sebagai penerangan jalan

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 3


Gambar 05
Pohon pelindung yang dapat mereduksi sinar matahari

Gambar 06
Bangku taman sebagai tempat beristirahat dan bersantai

Untuk material dari pedestrian way menggunakan paving dan tegel yang dapat
menyerap air dan membedakaannya dengan jalur kendaraan bermotor.

Gambar 07
Paving dan tegel sebagai material perkerasan pada pedestrian way

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 4


Terdapat beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh pejalan kaki yaitu :
 Jalur pejalan kaki yang dibuat terpisah dari kendaraan bermotor, untuk
menjaga kenyamanan dan keamanan para pejalan kaki agar tidak terganggu
oleh kendaraan bermotor.

Gambar 08
Jalur pejalan kaki yang terpisah dari jalur kendaraan

 Jalur pejalan kaki yang bersifat rekreatif yang terpisah sama sekali dari
kendaraan bermotor dan dapat dinikmati secara santai

Gambar 09

Jalur pejalan kaki yang sama sekali terpisah dari jalur kendaraan

2.2 Transportasi

2.3 Parkir

Kementrian PU, struktur parkir diluar bangunan sudah cukup baik, karena tidak
mengganggu aktifitas disekitarnya. Tempat parkir di kementrian PU bisa menampung
kendaraan karyawan maupun pengunjung.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 5


Di gedung kementrian PUPR ada dua tempat parkir , yang pertam parkir di luar
bangunan dan parkir yang di alam bangunan. Gedung parkir dibuat sejak tahun 2012 dan
mulai beroprasi tahun 2014 parkir ini dirancang untuk menampung kedaraan maksimal
3 ton. Parkir di bangun di atas lahan seluas 176 Meter persegi. Dan untuk parkir yang
didalam bangunan menggunakan lift kendaraan secara otomatis mencari rak otomatis yan
kosong.setelah itu tali baja bergerak menarik dudukan mobil menuju lantai rak kosong.
Dudukan rntai itu llu bergrak menarik dudukan mobil kekiri atau kekanan sesuai letak
rak. Didala gedung parkir tidak jalan melingkar. Didalam gedung parkir terdapat 14 lift,
setiap lift melayani 12 lantai dan setiap lantai menampung 2 mobil total semua kndaraan
yang bisa di tampung mencapai 336 mobil.

Gambar 10

Kondisi parkir diluar ruagan

Gambar 11

Kondisi parkir diluar ruagan

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 6


2.3 Pengendalian Linkage System Dalam Perencanaan Urban

a. Pengendalian melalui aspek pedestrian

Gambar 12
Jalan utama kampus PUPR

Pada gambar di atas, kantor kementrian PU Membatasi atau mengurangi


parkiran atau kendaraan yang beroperasi, akan tetapi mengizinkan kendaraan yang
hanya sekedar mengantar pegawai, direktur dan tamu pada jalan depan pintu masuk

Gambar 13
Pedestrian Way di samping jalan utama kampus PUPR

Program tersebut di gunakan agar pengguna kantor dapat menggunakan jalur


pedestrian yang di sediakan

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 7


Gambar 14
Pedestrian way di samping gedung utama

Pengendalian melalui aspek pedestrian, gambar di atas berhubungan dengan


elemen material dan utilitas. Hal tersebut dikarenakan material yang digunakan pada
gambar tersebut menandakan sebuah perbedaan, yaitu material berwarna kuning
digunakan sebagai penutup drainase dan digunakan sebagai penanda di pedestrian
way.

Gambar 15
Material yang digunakan sebagai penutup drainase

b. Pengendalian melalui aspek transportasi

Gambar 16 Gambar 17
Jalan utama kampus PUPR

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 8


Pada gambar di atas, yaitu jalan akses menuju kantor kementrian PU, pada
jalur ini termasuk pada jaringan jalan private system dimana pada jalan tersebut hanya
di akses oleh para pejalan kaki, kendaraan pribadi dan pelayanan lingkungan.

Gambar 18 Gambar 19

jalur alternatif di sekitar kampus PUPR

Pada gambar di atas, menandakan bahwa adanya jalur alternatif pada sekitar
kantor kementrian PU. Pada jalur ini termasuk dalam jaringan jalan public system,
dimana pada jalur alternatif ini digunakan baik kendaraan maupun pejalan kaki.

c. Pengendalian melalui aspek parkir

Gambar 20 Gambar 21

area parkir di kampus PUPR

Terdapat 2 area parkir yang di pergunakan untuk pengguna bangunan


kementrian PU yaitu parkir yang terdapat pada badan jalan seperti pada gambar di
atas dan parkir yang terdapat pada basement, pencapaian parkir pada badan jalan
menuju bangunan kementrian PU dengan menggunakan pedestrian yang disediakan
dan dan jarak yang di tempuh cukup jauh dan melelahkan

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 9


3. URBAN OPEN SPACE

3.1 Fungsi dan Kebutuhan Urban Open Space

3.1.1 Fungsi Urban Open Space

Gambar 22
open space di kampus PUPR

Open space pada kampus PUPR dapat di jadikan tempat beristirahat para
karyawan pada saat jam senggang, juga sebagai penghias kawasan kementrian PURR,
penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro, menyerap air hujan,
pengendali banjir dan pengatur tata air, memelihara ekosistem tertentu, melindungi plasma
nutfah, dan pelembut arsitektur bangunan.

3.1.2 Kebutuhan Urban Open Space

Gambar 23
open space di kampus PUPR

Daya Dukung Ekosistem, Pengendalian Gas Berbahaya dari Kendaraan Bermotor,


Pengamanan Lingkungan Hidrologis, Pengendalian Suhu Udara Perkotaan, Pengendalian
Thermoscape di Kawasan Perkotaan dan Pengendalian Bahaya-Bahaya Lingkungan.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 10


3.2 Bentuk Ruang Terbuka Kota

Gambar 24
master plan kampus PUPR

Bentuk dari ruang terbuka di gedung kementrian PURR berbentuk cluster dimana
ruang terbuka ini mempunyai batas batas disekelilingnya seperti Plaza, square,
Bundaran, lapangan dan lain lain.

3.3 Pola-Pola Urban Open Space

Gambar 25
open space kampus PUPR

Pola urban open space pada gedung kementrian PURR adial: Konfigurasi radial
memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. Ciri-ciri dari
pola sirkulasi radial adalah sebagai berikut :

- Orientasi jelas.

- Kurang mengindahkan kondisi alam.

- Sulit dikombinasikan dengan pola yang lain.

- Menghasilkan bentuk yang ganjil.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 11


- Menunjang keberadaan monumen penting.

- Pergerakan resmi.

- Mengarahkan sirkulasi pada titik pusat.

3.4 Skala Ruang Terbuka (Open Space)

Gambar 26
open space kampus PUPR

Skala yang terdapat pada ruang terbuka Kementrian Pekerjaan Umum diarahkan
kepada aktivitas publik yang berbentuk Taman.

3.5 Upaya Pengendalian

3.5.1 Permasalahan Urban Open Space

Tidak terdapatnya ruang terbuka kota sehingga susah berinteraksi dengan publik

3.5.2 Aspek Pengendalian

Mungkin bisa membuat urban open space di sekitar wilayah kementrian PURR
agar lebih terbuka lagi dengan publik

3.5.3 Strategi Pengendalian

Mebangun ruang terbuka kota di sekitar lingkungan kementrian PURR dengan


menggunakan pendekatan komprehensiv dan pendekatan incentive

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 12


4. BUILDING FORM AND MASSING

4.1.Hubungan bentuk dan tatanan massa bangunan dengan elemen perancangan kota

Secara spesifik ketinggian bangunan PU yang terletak ditengah-tengah


bangunan terlihat serasi dalam konteks prinsip dasar perancangan kota, dimana bangunan
ini berdampingan dengan bangunan-bangunan yang ditata mengelilingi pusat bangunan
yaitu kementrian PU.

Gambar 27
Gedung pusat dan bangunan di sekitarnya

Dalam hal topografi bangunan ini memiliki akses cahaya matari yang maksimal
dikarena hanya pusat bangunan Kementrian PU yang memiliki tinggi lebih dari
bangunan-bangunan yang ada disekitarnya.

Gambar 28
Jalur akses ke bangunan utama Kampus PUPR

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 13


4.2 Kepejalan bangunan

Sebuah bangunan yang ketinggian, lebar bangunan dapat membuat elemen


kepejalan menjadi masalah yang relatif,

Cahaya matahari dan tiupan angin merupakan amenities kota yang


mempunyai nilai positif, tindakan dan kebutuhan kontrol cahaya matahari dan
angin kurang-kurang terbuka kota akan memantulkan kondisi, cuaca lokal, ukuran
kota, penggunan ruang-ruang terbuka.

Kebanyakan perencanaan kota menganggap jalan sekedar sebagai prasarana


lalu lalang dan ruang transisi (transional space) saja. Bila direncanakan
berdasarkan anggapan itu saja, tertutup peluang untuk memanfaatkan jalan sebagai
ruang untuk aktifitas (aktivity space).

Jalan bukanlah semata-mata menampung arus lalu lintas melainkan juga


merupakan ruang terbuka untuk kontak sosial, wadah kegiatan upacara, rekreasi
dan bahkan untuk aktivitas perdagangan di udara terbuka.

Gambar 29
Gedung utama Kampus PUPR

Pada bangunan kampus kementrian PU konsep penerapan arsitektur


modern, sehingga dapat menyelesaikan masalah yang terarah, dan tepat pada
perancangan pejalan ke bangunan.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 14


Begitu pula pada bangunan-bangunan yang tinggi pada kampus kementrian
PU di mana ruang antara bangunan dapat mengontrol cahaya matahari untuk
mencapai area-are umum.

Gambar 30
Pengendalian kepejalan bangunan.

Pada bangunan Kampus Kementrian PU konsep penerapan arsitektur


modern, dengan terlaksana pembangunan Kampus Kementrian PU sesuai dengan,:
ketinggian bangunan, kepejalan bangunan, KLB, KDB, garis sepadan bangunan,
dan skala.

Dengan demikian kontrol kepejalan juga memeberikan peninigkatan


kondisi angin pada jalan-jalan dan ruang-ruang terbuka di bawahnya. Bangunan
tinggi menangkap angin lebih langsung pada bagian atas, sedangkan bagian bawah
menuju jalan-jalan dan ruang terbuka.

Gambar 31 dan 32
Gambar, Kontrol Jalan Kebangunan.
KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 15
4.3 Penampilan

Pada kawasan kampus Kementrian PUPR, merupakan kawasan perkantoran


yang cukup kontras terhadap kawasan permukiman di sekitarya. Namun, jika dilihat
secara keseluruhan bahwa kontekstual kawasan masih terasa.

Gambar 33
Lingkungan Sekitar kampus PUPR

Bangunan perkantoran di kawasan Kampus PU merupakan bangunan yang


menerapkan prinsip Green Building yang tentunya bangunan di Kampus PU merupakan
bangunan yang modern. Tingkat kemodernitas bangunan dapat dilihat dari penggunaan
teknologi di bangunan dari berbagai aspek perancangan yang menuntut bangunan
tersebut bersifat sustainable.

Gambar 34
Bangunan Utama

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 16


Berdasarkan kondisi tersebut, menurut Richard Headman (1984) dalam
Fundamentals of Urban Design, terdapat solusi perancangan kota yakni Adaptasi
Kuat. Hal ini dikarenakan kawasan pada awalnya merupakan kawasan permukiman
dengan keragaman gaya yang monoton. Olehnya perlu diberikan atribut khusus
pada bangunan penting. Dengan adanya kawasan perkantoran di tengah kawasan
permukiman secara tidak langsung memberikan atribut khusus sekaligus kontras
pada kawasan keseluruhan. Sehingga hal ini dapat memberikan kesatuan dan
sensitifitas yang baik pada lingkungan tersebut

Gambar 35
Kontras antara kawasan perkantoran terhadap kawasan permukiman

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 17


5. INFORMASI DAN ORIENTASI KOTA

5.1 Identitas

Jenis tanda yang ada pada objek Kementrian PU sesuai dengan jenis tanda
tersebut (identitas) yaitu adanya tanda tanda yang mempunyai bentuk khusus dan skala
besar yang di jadikan landmark, identitas pada bangunan kementrian PU tersebut yakni
bangunan utama kementrian PU itu sendiri. Karena menjadi sorotan utama saat kita
berada di kawasan Kementrian PU.

Gambar 36
Bangunan Utama Kampus PUPR sebagai identitas

5.2 Nama bangunan

Bangunan kementrian PU sendiri telah memenuhi syarat atau telah sesuai dengan
tanda tersebut. Bisa di lihat tanda pada gambar bangunan kementrian PU di bawah yang
terlingkar termasuk tanda nama bangunan karena di lengkapi dengan nama dengan
petunjuk jenis kegiatan yang ada pada bangunan tersebut.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 18


Gambar 37

Penanda bangunan utama Kampus PUPR

5.3 Petunjuk sirkulasi

Jenis tanda ini juga ada pada area sirkulasi kementrian PU. Rambu yang ada pada
area sirkulasi kementrian PU sudah termasuk pada tanda petunjuk sirkulasi yang
berfungsi untuk membantu mengatur, memudahkan dan mengarahkan pengendara
maupun pejalan kaki. Seperti yang terdapat pada gambar diabawah menunjukan arah
jalan ke Mesjid, Ditjen SDA, Ditjen TARU dan lain-lain.

Gambar 38
Petunjuk sirkulasi di Kampus PUPR

5.4 Komersial

Pada kawasan kampus Kementrian PUPR tidak terdapat adanya tanda jenis
komersial. Jika tanda ini ada pada kawasan tersebut sangat merusak bangunan dan sangat
tidak cocok berada dikawasan tersebut karena hanya bersifat mempublikasikan
kepentingan dagang dan lain-lain. Sedangkan bangunan tersebut bersifat kenegaraan.
Oleh karena itu ditiadakan tanda jenis ini pada kawasan kementrian PUPR.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 19


5.5 Petunjuk ke lokasi dan fasilitas lain

Pada kawasan kampus Kementrian PUPR ini tanda jenis ini sudah cukup baik
perletakannya. Seperti yang bisa kita lihat dibawah ini adalah contoh tanda petunjuk ke
lokasi dan fasilitas yang ada pada kementrian PUPR tersebut. Sehingga dapat
mengarahkan seseorang yang baru pertama kali ke lokasi untuk menuju ke tempat yang
kita tuju.

Gambar 39 dan 40
Petunjuk di Kampus PUPR

5.6 Informasi

Tanda jenis ini pada kawasan kementrian PUPR tidak terlihat, karena tidak
adanya kegiatan yang dilakukan atau keterangan tentang keadaan suatu lingkungan yang
akan di informasikan. Tanda jenis ini tidak selalu terlihat karena saat diperlukan saja atau
nanti ada informasi suatu hal baru tanda informasi ini akan dipasang.

5.7 Landmark

5.7.1 Pengertian

Pada kawasan bangunan Kementrian Pekerjaan Umum dapat diketahui


bahwa yang menjadi landmark adalah bangunan inti yang berada ditengah kawasan
kantor ini.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 20


Gambar 41
Bangunan utama sebagai landmark kawasannya

5.7.2 Tanda fisik

Bangunan ini merupakan obyek fisik yang secara langsung dapat


ditangkap dengan indra pengelihatan secara mudah.

5.7.3 Informasi

Bangunan yang menjadi landmark ini memberikan gambaran dengan


cepat dan pasti tentang suatu tempat kepada pengamat, sehingga membentuk
image fisik dan juga non fisik lokasi landmark dan disekitarnya.

5.7.4 Jarak

Bangunan yang menjadi landmark pada kawasan ini dapat dikenali dari
suatu jarak tertentu orang memandangnya, pengamat yang berada diluar ruang
lingkup bangunanpun dapat mengenali kawasaan ini sebagai kawasan Kementrian
Pekerjaan Umum.

5.7.5 Kriteria

Untuk menjadi obyek landmark maka dibutuhkan kriteria tertentu,


bangunan yang menjadi ladmark pada kawasan Kementrian Pekerjaan Umum
memiliki beberapa kriteria yang menunjangnya sebagai suatu landmark
diantaranya adalah :

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 21


a. Mempunyai unsur unik dan mudah untuk diingat.
Bangunan yang menjadi ladmark memiliki ciri khas khusus pada
bangunannya, dapat dilihat dari segi bentuk bangunan yang berbentuk hampir
menyerupai huruf H

Gambar 42
Bangunan menyerupai huruf H

b. Mudah diidentifikasi
Bangunan yang menjadi landmark ini sangat mudah untuk dikenali
oleh para pengamat yang berada disekitar ruang lingkup kawasan Kementrian
Pekerjaan Umum.
c. Memiliki bentuk yang jelas
Landmark dari kawasan kantor Kementrian Pekerjaan Umum memiliki
bentuk yang sangat jelas dalam luasan atau bentang yang relatif besar.

5.7.6 Bentuk

a. Distant Landmark

Bangunan yang menjadi landmark pada kawasan kantor Kementrian Pekerjaan


Umum memiliki aspek bentuk disatant landmark dimana obyek landmark
memiliki kelebihan yang dapat dilihat dari banyak arah atau posisi dengan suatu
jarak yang relatif jauh.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 22


Gambar 43, 44, dan 45

Tampak bangunan utama dari kejauhan

5.7.7 Proses pembentukan

Terciptanya bangunan ini sebagai landmark pada kawasan kantor


Kementrian Pekerjaan umum tidak lain adalah dimana saat arah pandangan
diperluas, obyek bangunan yang menjadi titik pusat dapat terlihat dari banyak arah
atau lingkup yang luas sehingga arah pandang menjadi lebih terbuka.

5.7.8 Fungsi dan kaitannya dengan perancangan urban

Landmark pada kawasan ini menjadikannya sebagai sarana informasi bagi


para pengamat dimana distant landmark yang menjadi bentuk dapat memnerikan
gambaran secara langsung dari jarak yang jauh mengenai aspek fisik bangunan
landmark dan sekitarnya.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 23


6. PRESERVASI

6.1 Kategori preservasi dan konservasi

Gambar 46
Masterplan Kampus PUPR

Gedung utama kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat sejak dimulai
dalam tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian hingga dalam operasional
pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat,
mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu baik bangunan maupun mutu
dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang
semuanya berpegang kepada kaidah berkesinambungan.

6.2 Rencana serta pedoman konservasi dan preservasi


6.2.1 Rencana

Dalam kawasan kementrian Pekerjaan Umum, tidak semua gedung


menggunakan konsep yang sama. Di samping gedung utama terlihat gedung
panjang yang konsepnya sudah tergolong heritage. Gedung ini direncanakan untuk
di jaga dan di rekonstruksi ke bentuk semula.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 24


Gambar 47
Gedung utama kampus PUPR

6.2.2 Pedoman

Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat melakukan


Konservasi sesuai peraturan undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun
2010 tentang Cagar Budaya, pasal 5 tentang kriteria cagar budaya.

KONSENTRASI KOTA DAN PERMUKIMAN | 25

Anda mungkin juga menyukai