Anda di halaman 1dari 2

Pada percobaan isoterm adsopsi ini bertujuan untuk……..

Percobaan ini bertujuan


untuk menentukan isotherm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam asetat pada
arang. Isotherm adalah suhu yang tetap (konstan), sedangkan adsorpsi adalah pengumpulan
molekul-molekul suatu zat pada zat lain yang terjadi akibat ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaan tersebut. Adapun isotherm adsorpsi menurut Freundlich adalah hubungan antara
banyak zat yang terdasorpsi per satuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada
temperature tertentu.dalam proses adsorpsi asam asetat pada arang dapat dilihat dengan

persamaan Freundlich yaitu log dan log C. pada percobaan terjadi adsorpsi fisik yang
merupakan proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang disebabkan oleh gaya Van der
Waals. Adsorpsi fisika terjadi pada percobaan karena gaya tarik menarik antara asam asetat
dengan arang aktif lebih besar dari gaya tarik menarik antara asam asetat dengan pelarutnya,
sehingga zat yang terlarut (asam asetat) lebih akan diadsorpsi pada permukaan adsorben.

Adapun adsorben yang digunakan adalah arang atau karbon aktif. Karbon aktif adalaha
zat yang digunakan untuk penyerap/pengadsorpsi suatu bahan, pada percobaan karbon aktif tidak
diaktifkan dengan pemanasan, dimana tujuan pemanasan adalah untuk membuka pori-pori dari
karbon aktif dan memutuskan ikatan antara karbon sehingga terbentuk kutub negative dan kutub
positif yang akan mengikat adsorbat nantinya. Karbon aktif yang digunakan telah diaktifkan
sebelumnya dan memiliki luas permukaan yang besar sehingga pengadsorpsi akan maksimal.

Adsorbat yang digunakan adalah HCl dengan konsentrasi yang bervariasi, tujuannya
yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadapdaya serap (adsorpsi) akan meningkat
dengan kenaikan dari konsentrasi adsorbat. Adsorpsi akan terjadi jika keseimbangan antara
konsentrasi adsorbat yang diserap dengan konsentrasi adsorbenyang tersisa dalam larutan. Arang
aktif yang telah dicampur dengan HCl, dikocok selama 1 menit dengan selang waktu 10 menit.
Pengocokkan bertujuan untuk mencapai keseimbangan adsorpsi. Jika fase cair yang berisi
adsorben dalam keadaan diam maka difusi adsorbat melalui permukaan adsorben akan menjadi
lambat. Oleh karena itu dilakukan pengocokkan untuk mempercepat terjadinya dasorpsi.

pada menit ke 30 larutan campuran disaring untuk memisahkan filtrate (HCl) dengan
karbon. Filtrate kemudian diukur dengan volume yang berbeda-beda, dimana HCl dengan
konsentrasi tinggi diambil lebih sedikit dibandingkan dengan larutan HCl yang konsentrasinya
rendah. Hal ini bertujuan karena larutan HCl dengan konsentrasi tinggi mengandung jumlah
molekul yang banyak sehingga zat yang teradsorpsi juga banyak. Filtrate kemudian ditambahkan
dengan indicator pp yang berfunsi untukmengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi sebelum
titrasi, dilakuakn standarisasi NaOH dengan asam oklata. dimana asam oksalatr sebnayak 10 mL
ditambahkan dengan indikator pp yang bertujuan untukmengetahui titik akhir titrasi. hasil dari
standarisasi tersebut berupa larutan berwarna merah muda. warna merah muda tersebut berasal
drai indikator pp yang mennandakan larutan tersebut bersifat basa. sesuai dengan prinsip dari
inikator pp yaitu ketika indikator pp dilarutkan ke lartan yang bersifat basa akan menghasilkan
larutan berwarna merah muda karena indikator pp memiliki trayek ph 8,3-10.

2NaOH + c2h2o4 =Na2CO3 +

Selanjutnya filtrate dititrasi dengan larutan NaOH, yang bertujuan untuk mengetahui
brapa banyak HCl yang tersisa setelah pengadsorpsian dilakukan yang ditandai dengan
perubahan warna dari tidak berwarna menjai warna merah muda. Adapun reaksi yang terjadi:

HCl + NaOH NaCl + H2O

Hasil yang diperoleh tidak sesuai teori, dimana menurut teori semakin besar konsentrasi
asam asetat maka volume natrium hidroksida yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi
semakin banyak. Dari hasil analisi data diperoleh massa HCl yang teradsorpsi yaitu pada C
sebesar 0,5000 M yang teradsorpsi 0,228 gram, C sebesar 0,250 M yang teradsoorpsi 0,810
gram, C sebesar 0,125 M yang teradsorpsi sebesar 0,432 gram, C sebesar 0,0625 M yang
teradsorpsi 0,138 gram, C sebesar 0,0313 M yang teradsorpsi 0,026 gram, C sebesar 0,0156 yang
teradsorpsi 0,076 gram. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori disebabkan leh praktikan
yang kurang teliti dalam melakukan percobaan yaitu pada penggunaanlarutan NaOH pada buret
pertama yang tidak dapat mengalamititik akhir titrasi ketika asa asetat dititrasi. Hal ini bias sja
terjadi akibat larutan NaOH yang digunakan telah terkontaminasi oleh bahan lain yang tidak
diketahui disebabkan kelalaian praktikan.

Anda mungkin juga menyukai