VAGINITIS
Oleh :
Preseptor:
2018
BAB I
PENDAHULUAN
uropatogen seperti Escherichia coli, Proteus spp, Klebsiella sp, dan virus
peroksida).3
jumlah, warna, dan bau disertai dengan rasa terbakar serta iritasi merupakan
20%).2
TINJAUAN PUSTAKA
dari tepi serviks uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian
haid, untuk jalan lahir, dan untuk kopulasi (persetubuhan). Batas dalam secara
klinis yaitu forniks anterior, posterior, dan lateralis di sekitar serviks uteri.
anterior vagina adalah 6,5 cm dan posterior vagina 9 cm. Sumbu vagina
embriologi, 2/3 bagian atas vagina berasal dari sinus urogenitalis (lipatan-
lipatan ektoderm).3
Epitel vagina terdiri dari epitel skuamosa, terdiri dari beberapa lapis
epitel gepeng tidak bertanduk dan tidak mengandung kelenjar, tapi dapat
serupa dengan otot-otot usus. Bagian luar otot terdapat fasia (jaringan ikat)
usia. Sebelah depan vagina terdapat uretra sepanjang 2,5-4 cm. Bagian atas
sering terjadi. Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi, ataupun dari
2.3 Epidemiologi
pada 90% wanita remaja di dunia, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis
London 21%, Indonesia 17%, Jepang 14%, Swedia 14%, dan Helsinki 12%.4
2.4 Klasifikasi
2.4.1.1 Definisi
jumlah dan fungsi dari flora normal. Jumlah dan konsentrasi hidrogen
2.4.1.2 Epidemiologi
Bakteri anaerob dapat ditemukan di kurang dari 1% flora wanita normal. Pada
hominis, 100 sampai 1.000 kali lebih tinggi daripada wanita normal.
2.4.1.3 Etiologi
begitu, tidak ada penyebab infeksi tunggal tetapi lebih merupakan pergeseran
terjadi akibat adanya gardanela vaginosis dan infeksi bakteri anaerob pada
bakteri merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya ketuban pecah
1. Dapat asimptomatis.
Candida albicans.
3. Dispareunia.
2.4.1.5 Diagnosis
1. Bau vagina yang mencurigakan, yang terutama terlihat setelah koitus, dan
tidak ada. Pada kasus lanjut BV, lebih dari 20% sel epitel adalah sel clue.1,5
amis.1,5
6. Kultur G. vaginais tidak direkomendasikan sebagai alat diagnostik karena
kurangnya spesifisitasnya.1,5
2.4.1.6 Terapi
untuk pengobatan BV. Dosis 500 mg yang diberikan secara oral 2x/hari
2.4.1.7 Komplikasi1,5
2.4.2 Trikomoniasis
vagina. Trikomonas adalah organisme yang tahan dan mampu hidup dalam
handuk basah atau permukaan lain. Masa inkubasi berkisar 4 sampai 28 hari.6
2.4.2.2 Epidemiologi
infeksi.1 70% pria mengidap penyakit ini setelah terpapar dengan wanita yang
lebih tinggi.5
sering terjadi pada wanita diabandingkan pria. Namun, wanita juga dapat
2.4.2.3 Etiologi
menyertai BV, yang dapat didiagnosis pada 60% pasien dengan trichomonas
panas pada vagina, rasa sakit dan perdarahan sewaktu berhubungan seksual.
Jika terjadi urethritis maka gejala yang timbul adalah disuria dan frekuensi
berkemih meningkat.6
terdapat eritema atau udem pada vulva dan vagina dan dapat mengenai
bintik makula eritematosa yang difus pada serviks. Namun, lesi ini hanya
terlihat pada 1-2% kasus tanpa menggunakan kolposkopi. Dengan
memiliki nilai prediksi positif (positive predictive value) 90% dan 62%.
2.4.2.5 Diagnosis
gejala. Gejala dan tanda mungkin jauh lebih ringan pada pasien dengan
1. Cairan vagina yang banyak, purulen, berbuih, dan berbau busuk yang
95%.
4. Wanita yang tidak respon dengan terapi awal harus diobati lagi dengan
metronidazol, 500 mg, dua kali sehari selama 7 hari. Jika pengobatan
berulang tidak efektif, pasien harus diobati dengan dosis metronidazol 2-g
satu kali sehari selama 5 hari atau tinidazol, 2 g, dalam dosis tunggal
selama 5 hari.
harus dirujuk untuk konsultasi ahli. Dalam kasus refraktori yang tidak
tinidazol.
seksual, wanita dengan infeksi ini harus diuji untuk penyakit menular seksual
Uji serologis untuk infeksi sifilis dan infeksi human immunodeficiency virus
2.4.3 Kandida
2.4.3.1 Definisi
Merupakan infeksi jamur oportunistik yang dapat terjadi secara primer atau
sekunder dan dapat bersifat akut, subakut maupun kronis episodik. Infeksi
infeksi yang mengalami kekambuhan 4 kali atau lebih dalam setahun. Pada
Candida yang sebelumnya bersifat saprofit pada vulva dan vagina, dan jarang
disebabkan karena mendapat sumber infeksi dari luar (sumber infeksi dari
2.4.3.3 Etiologi
oportunistik yang dapat terjadi secara primer atau sekunder dan dapat bersifat
akut, subakut maupun kronis episodik. Infeksi kronis bila berlangsung lebih
merupakan flora normal yang terdapat dalam vagina. Faktor risiko terjadinya
Candida terdapat dalam 2 bentuk yaitu bentuk sel (spora) dan bentuk
miselia (hifa). Koloni jamur tumbuh secara aktif menjadi miselia dan
proses penyakti diduga dimulai dari perlekatan sel Candida pada epitel vagina
dan selanjutnya menjadi bentuk miselia. Hifa Candida kemudian tumbuh dan
proses perlekatan ini, hifa yang tumbuh dan berkolonisasi lebih tinggi oleh
yang bekerja optimal pada pH normal vagina. Hal ini dapat mendukung
ini mengalami episode kronis atau rekuren. Hal ini disebabkan oleh infeksi
bentuk komensal menjadi patogen bersifat spontan dan tidak dapat ditemukan
faktor presipitasinya.1,10
1. Pruritus akut dan keputihan (fluor albus) merupakan keluhan awal, gejala
yang lebih sering adalah pruritus vulva. Keputihan tidak selalu ada dan
2. Iritasi vagina.
3. Disuria.
4. Cairan vagina berwarna putih seperti susu, kental dan tidak berbau.
berat. Gejala yang ringan didapatkan pada infeksi karena Candida albicans,
gejala yang lebih berat, relatif lebih resisten terhadap pengobatan dan sering
gejala yang lebih sering adalah pruritus vulva. Keputihan tidak selalu ada dan
trush yaitu bercak putih terdiri atas gumpalan jamur, jaringan nekrosis sel
epitel yang menempel pada dinding vagina. Rasa sakit di daerah vagina,
iritasi, rasa panas, dispareuni dan sakit bila buang air kecil adalah gejala
sering yang biasa ditemukan. Sekret berwarna putih seperti krim susu/keju
atau kuning tebalm, tetapi dapat juga cair seperti air atau tebal homogen, bau
normal, dapat sedikit eritema disertai sekret putih yang menempel pada
dindingnya.6,7,11
2.4.3.6 Diagnosa
kadang dijumpai gambaran khas berupa vaginal trush yaitu bercak putih
terdiri atas gumpalan jamur, jaringan nekrosis sel epitel yang menempel
pada dinding vagina. Rasa sakit di daerah vagina, iritasi, rasa panas,
dispareuni dan sakit bila buang air kecil adalah gejala sering yang biasa
tebalm, tetapi dapat juga cair seperti air atau tebal homogen, bau minimal
dindingnya.1
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Mikroskopis : Deteksi sel-sel ragi atau hifa dengan pewarnaan gram
jam pada suhu 20-35oC. Koloni yang tumbuh berbentuk bulat, tepi
Vulvovaginalis
Gejala - Pruritus, Iritasi Duh banyak, iritasi, Sedikit duh. Berbau amis
“cheese-like” “ Strawberry
appearance”
Mikroskopis Sel epitel Leukosit 80% Dari forniks Sedikit leukosit, clue cell +
+ blastospora
dekstrosa Kupferberg
2.4.3.8 Tatalaksana
kandidosis vulvovaginitis.12
sensitivitas antijamur.
Macam obat antijamur yang digunakan untuk terapi kandidosis
vulvovaginitis:12
100 mg cap
BAB III
KESIMPULAN
1. Vaginitis adalah peradangan pada mukosa vagina yang dapat disebabkan oleh
Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi, ataupun dari perubahan hormonal
kandidosis vulvovaginalis.
baik oral maupun topikal, untuk trikomoniasis dapat diberikan metronidazol dan
1. Hakimi M. 2011. Radang dan Beberapa Penyakit Lain Pada Alat Genital dalam
218-237.
2. Srinivasan S dan Fredricks DN. 2008. The Human Vaginal Bacterial Biota And
4. Lamont RF, Akins JD, Hassan SS, Chaiworapongsat, dan Romero. 2011. The
5. Berek JS. 2007. Berek & Novak's Gynecology, 14th Edition. Lippincott
Beberapa Penyakit Lain Pada Alat Genital Wanita dalam Ilmu Kandungan.
7. Hakim L. 2009. Epidemiologi Infeksi Menular Seksual. In: Daili, S.F., et al.,
th
Infeksi Menular Seksual. 4 ed. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI, 3-16.
Gynecol. Vol.21(5):371-8.
45(10):1319-26.
11. Anderson DJ. 2008. Genitourinary Immune Defense. Dalam: Holmes KK,
Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit JN, Corey L, Cohen MS, Watts DH,
271-286.
12. Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, dan Ross J. 2011. European Guideline For