Anda di halaman 1dari 3

Partai politik

1. Pengorganisasian Partai Politik, yaitu :

Organisasi Partai Politik Rupanya timbulnya organisasi partai politik yang secara serta-merta
(impulsif) pada masa transisi ini adalah merupakan akibat dari ketidak-puasan dan rasa
keterbelengguan selama Orde Baru. Pengalaman-pengalaman selama itu menurut faham
behavioralisme yang bersumber yang bersumber pada pendapat Aristoteles, telah membentuk
jiwa manusia yang bersifat menentang dan melawan, menyerang dan berperilaku agresif serta
menuntut perubahan yang kadang-kadang kurang pertimbangan rasional. Timbulnya
organisasi partai politik sehingga mencapai jumlah yang lebih dari 140 buah, serta menurut
Jawa Pos tanggal 18 Februari 1999 ini telah mendaftarkan kepada Panitia Pandaftar di
Departemen Kehakiman berjumlah 107 organisasi partai politik dan 71 organisasi telah
dinyatakan memenuhi syarat atau lolos, serta kemudian 48 organisasi partai yang mengikuti
Pemilu 1999, adalah mengagumkan sekaligus memprihatinkan. Namun hal itu disebabkan
karena perubahan kondisi politik akibat gerakan reformasi, banyaknya organisasi partai
politik itu ditimbulkan pula oleh semangat yang menggelora untuk dapat ikut membangun
bangsa dan negara Republik Indonesia yang kita cintai ini. Kepahitan di masa silam dan
kegairahan untuk membangun bangsa dan negara telah membuat perilaku anggota
masyarakat Indonesia bersifat utilitaristis. Jeremy Bentham memang mengatakan bahwa
“nature has placed mankind under the governance of two souvereign masters: pain and
pleasure”. Demikianlah, maka organisasi partai politik tumbuh bagai jamur di musim hujan
dengan tujuan ikut membangun pemerintahan dan negara yang bermanfaat bagi rakyat.
Namun telah banyak diramalkan bahwa tidaklah semua organisasi partai politik itu akan
dapat bertahan dan lestari berdiri untuk hari-hari selanjutnya nanti. Berlangsungnya suatu
organisasi partai politik itu akan tergantung sepenuhnya pada dukungan rakyat. Sedangkan
dukungan rakyat itu akan timbul apabila rakyat mengetahui, mengerti dan menerima ideologi
dari organisasi partai politik itu. Oleh karena itu jelas dan terangnya ideologi partai politik
bagi rakyat adalah sangat relevant, penting dan perlu. Apakah yang dimaksud dengan
ideologi partai politik, ialah ide mengenai masyarakat dan negara ini disusun, pemerintahan
yang bagaimana yang akan diselenggarakan, dan yang diperjuangkan terus menerus oleh
organisasi yang dinamakan organisasi partai politik itu. Oleh karena itu idee tentang bentuk
negara, negara federal ataukah negara kesatuan, pemerintahan yang jujur, transparan dan
efisien serta beretika, kehidupan masyarakat yang berkeluargaan dan lain sebagainya, yang
diperjuangkan oleh organisasi partai politik haruslah jelas dan diterima rakyat. Kedudukan di
dalam DPR dan jabatan-jabatan dalam pemerintahan serta pemegang-pemegang kekuasaan
dalam lembaga negara. Adalah merupakan sarana dalam memperjoangkan ide organisasi
partai politik itu untuk terealisasi atau terwujudnya dalam kehidupan bangsa dan negara.
Dengan demikian, maka suatu organisasi partai politik yang tiada mempunyai ideologi yang
jelas dan kuat, pastilah akan gulung tikar, karena tiada mendapat dukungan dan kepercayaan
dari rakyat. Memanglah yang disebut organisasi partai politik, berbeda dengan organisasi
kemasyarakat lainya, adalah karena memiliki ideologi politik dan yang selalu
memperjuangkan terrealisasinya ide mengenai masyarakat dan negara itu. Apabila kita amati
organisasi-organisasi partai politik yang dalam dewasa ini, beberapa organisasi memiliki ide
politik dan prinsip-prinsip yang sama dalam azas Pancasila. Maka bukannya tidak mungkin
terjadi merger atau koalisi di hari-hari yang akan datang. Hal itu terjadi terutama apabila
tujuan akhir perjuangan adalah ideologi politinya dan bukannya sekedar kedudukan dan
jabatan di lembaga-lembaga pemerin-tahan belaka.
Soenarko Setyodarmodjo,”Organisasi partai politik dan Demokrasi,’’Masyarakat
kebudayaan dan partai politik, th XIII, No 1, Januari 2000. Diambil dari
www.jurnal.unair.ac.id/2018/4/3.

2. Pengertian Pemilu, Yaitu:

Pengertian Pemilihan Umum Pengertian Pemilihan Umum adalah suatu proses untuk
memilih orang-orang yang akan menduduki kursi pemerintahan. Pemilihan umum ini
diadakan untuk mewujudkan negara yang demokrasi, di mana para pemimpinnya dipilih
berdasarkan suara mayoritas terbanyak.

Menurut Ali Moertopo pengertian Pemilu sebagai berikut: “Pada hakekatnya, pemilu
adalah sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankn kedaulatannya sesuai dengan azas
yang bermaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Pemilu itu sendiri pada dasarnya adalah suatu Lembaga Demokrasi yang memilih
anggota-anggota perwakilan rakyat dalam MPR, DPR, DPRD, yang pada gilirannya bertugas
untuk bersamasama dengan pemerintah, menetapkan politik dan jalannya pemerintahan
negara”. Walaupun setiap warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memilih, namun
Undang-Undang Pemilu mengadakan pembatasan umur untuk dapat ikut serta di dalam
pemilihan umum. Batas waktu untuk menetapkan batas umum ialah waktu pendaftaran
pemilih untuk pemilihan umum, yaitu : Sudah genap berumur 17 tahun dana atau sudah
kawin. Adapun ketetapan batas umur 17 tahun yaitu berdasarkan perkembangan kehidupan
politik di Indonesia, bahwa warga negara 22 Republik Indonesia yang telah mencapai umur
17 tahun, ternyata sudah mempunyai pertanggung jawaban politik terhadap negara dan
masyarakat, sehingga sewajarnya diberikan hak untuk memilih wakil-wakilnya dalam
pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat.

http://repository.unpas.ac.id/13193/5/BAB%20II.pdf

3. Konsep dan Sistem pemilu, yaitu:


Konsep Pemilu

Sistem pemilu dibagi menjadi dua antara lain:


a. Sistem Distrik : satu wilayah (satu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal (
single-member constituency ) atas dasar suara terbanyak. Suara lawan yang kalah
dianggap hilang.
b. Sistem Proporsional : satu wilayah (daerah pemilihan) memilih beberapa wakil
(multi-member constituency), yang jumlahnya ditentukan berdasarkan rasio,
misalnya 1 : 400.000. Artinya 1 wakil dipilih oleh 400.000 pemilih.

Anda mungkin juga menyukai