Ni Kadek Sujiantari
e-mail:{jian_tari07@yahoo.com} @undiksha.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh: (1) reward terhadap motivasi belajar siswa, (2)
punishment terhadap motivasi belajar siswa dan (3) pengaruh reward dan punishment terhadap
motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri
1 Singaraja kelas VIII. Sampel diambil sebanyak 114 orang siswa. Data yang dikumpulkan
menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis regressi linier berganda dengan bantuan
program statistical package for social sciences (SPSS) for windows versi 16. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) reward berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan
dari nilai thitung > ttabel (4.156 > 1.982) atau p-value < α (0.000 < 0.05), (2) punishment berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan dari nilai t hitung > ttabel (4.392 > 1.982) atau p-value
< α (0.000 < 0.05), (3) reward dan punishment secara simultan berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa ditunjukkan dari nilai Fhitung > Ftabel (33.819 > 3.078) atau p-value < α (0.000 < 0.05).
Abstract
This study aimed at examining the effect of: (1) reward on students’ learning motivation, (2) punishment
on the students’ learning motivation and (3) the effect of reward and punishment on students’ learning
motivation at SMP Negeri 1 Singaraja in class VIII in the academic year of 2015/2016. This study was a
kind of causal research. The population in this study were the students of SMP Negeri 1 Singaraja in
class VIII. The total number of the samples in this study were 114. Data were collected using a
questionnaire and analyzed using multiple linear regression analysis with the help of the program
statistical package for social sciences (SPSS) for Windows version 16. The results of this study showed
that: (1) rewards had a significant effect on students’ learning motivation, it can be seen from the results
of the significance test in which t test obtained tcount > ttable (4,156> 1,982) or p-value < α (0.000< 0.05),
(2) punishment had a significant effect on students’ learning motivation, it can be seen from the value of
tcount > ttable (4.392 > 1.982) or p-value < α (0.000 < 0.05), (3) reward and punishment simultaneously
had a significant effect on students’ learning motivation, it can be seen from the value of Fcount > Ftable
(33.819 > 3.078) or p-value < α (0.000 < 0.05).
guna mencapai keinginan tersebut. yang disetujui secara sosial dan tiadanya
Seorang yang sudah memiliki motivasi yang reward melemahkan keinginan untuk
baik secara tidak langsung akan mengulangi perilaku tersebut, sedangkan
mempengaruhi pola hidup yang akan punishment diberikan kepada seseorang
menentukan sukses atau tidaknya orang karena melakukan suatu kesalahan,
tersebut. Teori motivasi yang dikemukakan perlawanan atau pelanggaran atau ketika
oleh Sardiman (2008:77) bahwa anak didik melanggar peraturan yang telah
memberikan motivasi kepada seorang ditetapkan oleh guru, banyak pendidik
siswa berarti menggerakkan siswa untuk (guru) memberikan ancaman, tekanan atau
melakukan sesuatu atau ingin melakukan pukulan sebagai bentuk punishment
sesuatu. Motivasi belajar adalah dengan maksud untuk perbaikan dan
memberikan penghargaan terhadap pembinaan tingkah laku anak didik.
personal maupun kelompok yang mampu Sama halnya dengan reward,
mengekspresikan ide, pernyataan serta punishment juga merupakan salah satu alat
pendapat. Pemberian perhatian yang cukup pendidikan. Punishment menurut kamus
terhadap siswa dengan segala potensi yang besar bahasa Indonesia berarti sangsi atau
dimilikinya merupakan bentuk motivasi hukuman. Punishment adalah penderitaan
yang sederhana, karena banyak yang tidak yang diberikan atau ditimbulkan dengan
memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak sengaja oleh pendidik setelah siswa
dirasakan adanya perhatian. melakukan pelanggaran atau kesalahan.
Menurut kamus besar bahasa Dengan demikian, punishment juga bisa
Indonesia reward berarti ganjaran atau berfungsi sebagai upaya preventif ataupun
imbalan. Menurut Sardiman A.M (2008) represif. Menurut Sardiman (2008:94)
“reward sebagai metode pembelajaran “punishment merupakan reinforcement
akan sangat ideal dan strategis bila yang bersifat negatif, tetapi kalau diberikan
digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
belajar untuk merangsang belajar dalam motivasi.
rangka mengembangkan potensi anak Dari pengamatan yang pernah
didik”. Pendidik (guru) hendaknya penulis lakukan, dalam kegiatan belajar
menguasai metode ini secara benar agar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
tidak berimplikasi buruk. Misalnya, seorang SMP Negeri 1 Singaraja yang mana dalam
pendidik menggunakan kekerasan dalam satu kelas terdapat 30 orang siswa, kurang
menegakkan kedisiplinan, sehingga lebih 15 orang siswa masih dijumpai lebih
menimbulkan kesalahpahaman yang banyak diam, hanya mendengarkan
menjadikan anak trauma dan depresi. penjelasan dari guru, mencatat materi yang
Pemberian hadiah dan pujian dijelaskan dan ketika ditanya mereka
merupakan reward atas perilaku baik yang seringkali berpura-pura sudah mengerti
dilakukan anak. Hal ini sangat diperlukan padahal sebenarnya belum mengerti akan
dalam hubungannya dengan motivasi dan materi yang telah diajarkan. Selain itu,
penerapan disiplin pada anak. Reward siswa tersebut memiliki kedisiplinan rendah
memiliki tiga fungsi penting dalam dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat
mengajari anak untuk berperilaku yang saat penulis melakukan kegiatan belajar
disetujui secara sosial. Fungsi yang mengajar, dari 15 orang tersebut terdapat 5
pertama ialah memiliki nilai pendidikan, orang yang berada diluar kelas pada saat
yang kedua, pemberian reward harus pembelajaran sudah dimulai, 2 orang siswa
menjadi motivasi bagi anak untuk meminta izin ke luar kelas dengan alasan
mengulangi perilaku yang memang yang tidak berhubungan dengan
diharapkan oleh masyarakat. Melalui pembelajaran, kurang lebih 5 orang siswa
reward, anak justru akan lebih termotivasi yang duduk di bangku paling belakang
untuk mengulangi perilaku yang memang sering membuat suara gaduh saat
diharapkan oleh masyarakat. Fungsi yang pembelajaran IPS berlangsung,
terakhir ialah untuk memperkuat perilaku mengganggu siswa lain saat pembelajaran
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
menggunakan program SPSS 16.0 for motivasi belajar siswa. Analisis data
Windows. Kriterianya, jika nilai alpha dilakukan dengan menggunakan bantuan
cronbach lebih besar dari 0,6 maka program SPSS 16.0 for windows
dinyatakan reliabel. Apabila koefisien alpha
kurang dari 0,6 menunjukkan reliabilitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang buruk, apabila nilai alpha berkisar 0,7 Hasil Penelitian
menunjukkan reliabilitas dapat diterima dan Penelitian ini dilakukan untuk
nilai alpha di atas 0,8 menunjukkan mengetahui pengaruh reward dan
reliabilitas yang baik. Instrumen reliabel punishment terhadap motivasi belajar siswa
berarti instrumen penelitian yang bila di SMP Negeri 1 Singaraja Tahun Ajaran
digunakan beberapa kali untuk mengukur 2015/2016. Sebelum melakukan analisis
obyek yang sama, akan menghasilkan data regresi linier berganda terlebih dahulu
yang sama. dilakukan uji asumsi klasik. Tujuan
Metode analisis data yang dilakukan uji asumsi klasik adalah untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah model persamaan
analisis regresi linier berganda, untuk regresi linier berganda bisa digunakan
mengetahui pengaruh reward dan untuk melakukan prediksi terhadap variabel
punishment terhadap motivasi belajar yang diteliti. Adapun uji asumsi klasik yang
siswa dalam pembelajaran IPS di SMP diuji dalam penelitian ini adalah uji
Negeri 1 Singaraja kelas VIII tahun ajaran multikoloniaritas, uji heteroskedastisitas dan
2015/2016. uji normalitas.
Sebelum melakukan analisis regresi 1) Uji Multikolonearitas
linier berganda, maka terlebih dahulu Untuk menguji adanya
dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi multikolonearitas dapat dilihat melalui
klasik adalah persyaratan statistik yang Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai
harus dipenuhi pada analisis regresi linier tolerance. Jika VIF < 10 dan nilai tolerance
berganda. Uji asumsi klasik digunakan > 0,1 maka tidak terjadi multikolonieritas.
untuk mengetahui apakah persamaan dari Hasil pengujian menunjukkan nilai VIF
analisis regresi bisa digunakan untuk sebesar 1.268< 10 dengan toleransi 0.789.
memberikan prediksi terhadap variabel Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang diteliti. Menurut Ghozali (2009) dalam persamaan regresi tidak terjadi
terdapat empat uji asumsi klasik yang harus multikolinearitas.
diuji yaituuji multikoloniaritas,uji 2) Uji Heteroskedastisitas
heteroskedastisitas, danuji normalitas. Untuk menguji adanya
Analisis regresi linier berganda heteroskedastisitas atau tidak dapat dilihat
terdapat dua jenis pengujian yaitu uji t dan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
uji F. Uji t digunakan untuk mengetahui pada gambar scatterplot. Jika terdapat pola
besarnya pengaruh satu variabel bebas tertentu seperti titik-titik yang membuat pola
yang terdiri dari reward dan punishment tertentu yang teratur (bergelombang,
secara invidual dalam menerangkan melebur kemudian menyempit) maka telah
variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa. terjadi varian yang berbeda. Jika tidak ada
Uji F bertujuan untuk mengetahui besarnya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
pengaruh semua variabel bebas secara atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji secara acak, maka tidak terjadi
F difungsikan untuk mengetahui heteroskedastisitas. Dari gambar grafik
kemampuan variabel bebas yang terdiri dari scatterplots terlihat titik-titik menyebar
reward dan punishment secara bersama- secara acak (random) baik di atas maupun
sama dalam menjelaskan motivasi belajar di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
siswa. Selain uji t dan uji F, juga dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam model
analisis determinasi yaitu untuk mengetahui regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
seberapa besar sumbangan atau kontribusi Uji heteroskedastisitas juga dapat
reward dan punishment mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan uji Glejser
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
dengan ketentuan jika nilai thitung lebih kecil Hasil pengujian menunjukkan nilai
dari ttabel dan nilai signifikan lebih besar dari signifikannya 0.996 > 0.05. Karena hasil
0,05 maka dikatakan tidak terjadi Kolmodorov-Smirnov lebih besar dari 0.05,
heteroskedastisitas. Hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa data dalam
menunjukkan bahwa nilai ttabel > thitung (1.980 penelitian berdistribusi normal.
> 0.000) atau p-value > α (1.000 > 0.05). Pengaruh parsial reward terhadap
Maka dapat dikatakan dalam model regresi motivasi belajar dalam pembelajaran IPS
ini tidak terjadi heteroskedastisitas. dianalisis dengan menggunakan uji statistik
3) Uji Normalitas ttes dengan program SPSS 16.0 for
Dalam penelitian ini uji normalitas windows. Hasil analisis tersebut
dilakukan dengan menggunakan uji statistik menunjukan besarnya pengaruh reward
One Sample Kolmodorov-Smirnov Test jika terhadap motivasi belajar siswa secara
nilai signifikansi yang dihasilakn > 0.05 parsial dapat dilihat pada tabel 1.
maka data dikatakan berdistribusi normal.
Tabel 1. Hasil uji t untuk variabel reward terhadap motivasi belajar siswa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .172 3.566 .048 .000
Reward .529 .127 .350 4.156 .000
Tabel 2. Hasil uji t untuk Variabel Punishment terhadap motivasi belajar siswa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .172 3.566 .048 .962
Punishment .419 .096 .370 4.392 .000
Pengaruh secara simultan dari
Berdasarkan hasil analisis pada variabel reward dan punishment terhadap
tabel 2 menunjukan nilai nilai thitung = 4.392 motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
> ttabel = 1.982 atau p-value = 0.000 < α =
0.05, maka H0 ditolak. Jadi dapat IPS di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII
disimpulkan bahwa variabel punishment tahun ajaran 2015/2016dilakukan dengan
secara parsial memiliki pengaruh yang menggunakan uji F dengan program SPSS
signifikan terhadap motivasi belajar siswa for windows 16.0. Uji F ini menunjukan
dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 analisis regresi linier berganda variabel
Singaraja kelas VIII tahun ajaran bebas yaitu reward (X1) dan punishment
2015/2016. (X2) memiliki pengaruh secara simultan
terhadap variabel terikat yaitu motivasi
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
belajar siswa (Y). Hasil analisis yang belajar siswa (Y) berpengaruh secara
menunjukkan bahwa pengaruh reward (X1) simultan, dapat dilihat pada tabel 3.
dan punishment (X2) terhadap motivasi
Tabel 3. Hasil perhitungan uji F reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 1090.397 2 545.198 33.819 .000a
Residual 1789.464 111 16.121
Total 2879.861 113
Berdasarkan hasil analisis pada Untuk mengetahui besarnya
tabel 3 menunjukan bahwa Fhitung = 33.819 pengaruh reward dan punishment terhadap
> Ftabel = 3.078 atau p-value = 0.000 < α = motivasi belajar siswa, maka dapat
0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, jadi dapat digunakan analisis koefisien determinasi
disimpulkan bahwa variabel reward dan (Adjusted RSquare). Besarnya koefisien
punishment memiliki pengaruh yang determinasi (Adjusted R Square) dapat
signifikan secara simultan terhadap variabel dilihat pada tabel 4.
motivasi belajar siswa.