Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)

Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Studi Pada SMP
Negeri 1 Singaraja Kelas VIII Tahun Ajaran 2015/2016)

Ni Kadek Sujiantari

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{jian_tari07@yahoo.com} @undiksha.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh: (1) reward terhadap motivasi belajar siswa, (2)
punishment terhadap motivasi belajar siswa dan (3) pengaruh reward dan punishment terhadap
motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri
1 Singaraja kelas VIII. Sampel diambil sebanyak 114 orang siswa. Data yang dikumpulkan
menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis regressi linier berganda dengan bantuan
program statistical package for social sciences (SPSS) for windows versi 16. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) reward berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan
dari nilai thitung > ttabel (4.156 > 1.982) atau p-value < α (0.000 < 0.05), (2) punishment berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar siswa ditunjukkan dari nilai t hitung > ttabel (4.392 > 1.982) atau p-value
< α (0.000 < 0.05), (3) reward dan punishment secara simultan berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa ditunjukkan dari nilai Fhitung > Ftabel (33.819 > 3.078) atau p-value < α (0.000 < 0.05).

Kata kunci: reward, punishment, motivasi belajar siswa

Abstract
This study aimed at examining the effect of: (1) reward on students’ learning motivation, (2) punishment
on the students’ learning motivation and (3) the effect of reward and punishment on students’ learning
motivation at SMP Negeri 1 Singaraja in class VIII in the academic year of 2015/2016. This study was a
kind of causal research. The population in this study were the students of SMP Negeri 1 Singaraja in
class VIII. The total number of the samples in this study were 114. Data were collected using a
questionnaire and analyzed using multiple linear regression analysis with the help of the program
statistical package for social sciences (SPSS) for Windows version 16. The results of this study showed
that: (1) rewards had a significant effect on students’ learning motivation, it can be seen from the results
of the significance test in which t test obtained tcount > ttable (4,156> 1,982) or p-value < α (0.000< 0.05),
(2) punishment had a significant effect on students’ learning motivation, it can be seen from the value of
tcount > ttable (4.392 > 1.982) or p-value < α (0.000 < 0.05), (3) reward and punishment simultaneously
had a significant effect on students’ learning motivation, it can be seen from the value of Fcount > Ftable
(33.819 > 3.078) or p-value < α (0.000 < 0.05).

Key words: Reward, punishment, students’ motivation


Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan


Pendidikan merupakan suatu hal dan teknologi yang terjadi telah membawa
yang sangat penting dan tidak dapat banyak perubahan dalam setiap aspek
dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik kehidupan manusia. Dalam menghadapai
dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. berbagai perubahan tersebut diperlukan
Pembelajaran merupakan suatu proses sumber daya manusia yang berkualitas,
yang dilakukan secara sadar pada setiap yang antara lain melalui system pendidikan
individu atau kelompok untuk merubah dan khususnya pembelajaran ilmu-ilmu
sikap dari tidak tahu menjadi tahu sosial (IPS) yang lebih bermakna.
sepanjang hidupnya, sedangkan proses Perubahan yang terus-menerus terjadi
belajar mengajar merupakan kegiatan dalam kehidupan sosial mengisyaratkan
pokok sekolah yang didalamnya terjadi bahwa pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
proses siswa belajar dan guru mengajar, garus senantiasa melakukan langkah
sehingga terdapat perubahan dalam diri pengembangan.
siswa baik perubahan pada tingkat Banyak pandangan yang muncul
pengetahuan, pemahaman dan seputar permasalahan yang ada dalam
keterampilan ataupun sikap. Melalui proses pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
mengajar tersebut akan dicapai tujuan seperti, pendekatan apa yang diterapkan
pendidikan yang tidak hanya dalam hal guru dalam proses pembelajaran, sudut
membentuk perubahan tingkah laku dalam materi yang seringkali tidak nyambung
diri siswa, akan tetapi juga meningkatkan dengan realitas yang ada dalam kehidupan
pengetahuan yang ada dalam diri siswa. sehari-hari. Keadaan tersebut membuat
Dalam proses pendidikan, motivasi munculnya asumsi dalam diri siswa bahwa
itu sangat penting, karena motivasi pelajaran IPS merupakan bidang studi yang
merupakan syarat mutlak untuk belajar. menjemukan dan kurang menantang
Dalam pendidikan saat ini, guru seringkali motivasi belajar. Hal ini sejalan dengan apa
mendapatkan kesulitan dalam proses yang dikatakan Syafruddin Nurdin (2015)
belajar mengajar. Misalnya, siswa merasa mengutip pendapat Nu’man Sumantri
bosan ketika pembelajaran berlangsung bahwa “Pelajaran IPS yang diberikan
karena tidak ada yang membuat semangat sekolah-sekolah sangat menjemukan dan
dalam pembelajaran tersebut. Hal ini membosankan. Hal ini disebabkan
menyebabkan kurang aktifnya siswa dalam penyajian yang bersifat monoton sehingga
kegiatan pembelajaran, apalagi dalam siswa kurang antusias yang dapat
pelajaran yang dianggapnya sulit, seperti mengakibatkan pelajaran kurang menarik”.
halnya pada saat pembelajaran Ilmu Permasalahan pembelajaran
Pengetahuan Sosial (IPS). Hal yang tersebut berdampak pada motivasi belajar
demikian, berarti guru tidak berhasil dalam siswa untuk belajar IPS menjadi berkurang.
memberikan motivasi yang tepat untuk Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,
mendorong agar siswa belajar dengan maka harus dicarikan solusi. Seorang guru
segenap tenaga dan pikirannya. perlu mengembangkan pendekatan dan
Guru adalah pendidik yang metoda yang lebih bervariatif untuk
profesional dengan tugas utamanya mengatasi berbagai kesulitan siswa dalam
mendidik, mengajar, membimbing, belajar seperti rasa jenuh, bosan atau faktor
mengarahkan, dan mengevaluasi peserta lingkungan yang mendukung. Untuk itu,
didik dalam jalur formal. Guru dalam guru harus mencari strategi atau inisiatif
menjalankan fungsinya diantaranya agar siswa dapat tertarik atau lebih antusias
berkewajiban untuk menciptakan suasana dalam proses belajar mengajar.
pendidikan yang bermakna, Motivasi adalah pelaksanaan yang
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan melaksanakan teknis, arah dan ketekunan
memberikan motivasi kepada siswa dalam seorang individu untuk mencapai tujuannya.
membangun gagasan, prakarsa, dan Motivasi juga merupakan keinginan dalam
tanggung jawab siswa untuk belajar. diri seseorang untuk melakukan sesuatu
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

guna mencapai keinginan tersebut. yang disetujui secara sosial dan tiadanya
Seorang yang sudah memiliki motivasi yang reward melemahkan keinginan untuk
baik secara tidak langsung akan mengulangi perilaku tersebut, sedangkan
mempengaruhi pola hidup yang akan punishment diberikan kepada seseorang
menentukan sukses atau tidaknya orang karena melakukan suatu kesalahan,
tersebut. Teori motivasi yang dikemukakan perlawanan atau pelanggaran atau ketika
oleh Sardiman (2008:77) bahwa anak didik melanggar peraturan yang telah
memberikan motivasi kepada seorang ditetapkan oleh guru, banyak pendidik
siswa berarti menggerakkan siswa untuk (guru) memberikan ancaman, tekanan atau
melakukan sesuatu atau ingin melakukan pukulan sebagai bentuk punishment
sesuatu. Motivasi belajar adalah dengan maksud untuk perbaikan dan
memberikan penghargaan terhadap pembinaan tingkah laku anak didik.
personal maupun kelompok yang mampu Sama halnya dengan reward,
mengekspresikan ide, pernyataan serta punishment juga merupakan salah satu alat
pendapat. Pemberian perhatian yang cukup pendidikan. Punishment menurut kamus
terhadap siswa dengan segala potensi yang besar bahasa Indonesia berarti sangsi atau
dimilikinya merupakan bentuk motivasi hukuman. Punishment adalah penderitaan
yang sederhana, karena banyak yang tidak yang diberikan atau ditimbulkan dengan
memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak sengaja oleh pendidik setelah siswa
dirasakan adanya perhatian. melakukan pelanggaran atau kesalahan.
Menurut kamus besar bahasa Dengan demikian, punishment juga bisa
Indonesia reward berarti ganjaran atau berfungsi sebagai upaya preventif ataupun
imbalan. Menurut Sardiman A.M (2008) represif. Menurut Sardiman (2008:94)
“reward sebagai metode pembelajaran “punishment merupakan reinforcement
akan sangat ideal dan strategis bila yang bersifat negatif, tetapi kalau diberikan
digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
belajar untuk merangsang belajar dalam motivasi.
rangka mengembangkan potensi anak Dari pengamatan yang pernah
didik”. Pendidik (guru) hendaknya penulis lakukan, dalam kegiatan belajar
menguasai metode ini secara benar agar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
tidak berimplikasi buruk. Misalnya, seorang SMP Negeri 1 Singaraja yang mana dalam
pendidik menggunakan kekerasan dalam satu kelas terdapat 30 orang siswa, kurang
menegakkan kedisiplinan, sehingga lebih 15 orang siswa masih dijumpai lebih
menimbulkan kesalahpahaman yang banyak diam, hanya mendengarkan
menjadikan anak trauma dan depresi. penjelasan dari guru, mencatat materi yang
Pemberian hadiah dan pujian dijelaskan dan ketika ditanya mereka
merupakan reward atas perilaku baik yang seringkali berpura-pura sudah mengerti
dilakukan anak. Hal ini sangat diperlukan padahal sebenarnya belum mengerti akan
dalam hubungannya dengan motivasi dan materi yang telah diajarkan. Selain itu,
penerapan disiplin pada anak. Reward siswa tersebut memiliki kedisiplinan rendah
memiliki tiga fungsi penting dalam dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat
mengajari anak untuk berperilaku yang saat penulis melakukan kegiatan belajar
disetujui secara sosial. Fungsi yang mengajar, dari 15 orang tersebut terdapat 5
pertama ialah memiliki nilai pendidikan, orang yang berada diluar kelas pada saat
yang kedua, pemberian reward harus pembelajaran sudah dimulai, 2 orang siswa
menjadi motivasi bagi anak untuk meminta izin ke luar kelas dengan alasan
mengulangi perilaku yang memang yang tidak berhubungan dengan
diharapkan oleh masyarakat. Melalui pembelajaran, kurang lebih 5 orang siswa
reward, anak justru akan lebih termotivasi yang duduk di bangku paling belakang
untuk mengulangi perilaku yang memang sering membuat suara gaduh saat
diharapkan oleh masyarakat. Fungsi yang pembelajaran IPS berlangsung,
terakhir ialah untuk memperkuat perilaku mengganggu siswa lain saat pembelajaran
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

berlangsung, melakukan kegiatan lain Dalam usaha memperoleh data


seperti mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang dibutuhkan, metode pengumpulan
pelajaran lain, tidak memperhatikan pada data yang digunakan adalah kuesioner.
saat guru menjelaskan pelajaran IPS, Menurut Sugiyono (2012:199) “kuesioner
makan di dalam kelas bahkan ada seorang adalah suatu cara pengumpulan data
siswa yang tidur pada saat pembelajaran dengan memberikan daftar pertanyaan
berlangsung. kepada responden untuk dijawabnya”.
Dengan pemberian reward dan Dalam penelitian ini kuesioner
punishment kepada siswa, diharapkan menggunakan pertanyaan tertutup.
dapat meningkatkan motivasi siswa untuk Pengukuran variabel dilakukan dengan
lebih giat belajar dalam proses skala Likert yang menggunakan metode
pembelajaran di kelas. Salah satu reward scoring. Kuesioner ini menggunakan sistem
yang diberikan adalah dengan memberikan tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang
bintang kepada siswa yang bisa menjawab disertai alternatif jawaban dan responden
setiap pertanyaan yang diberikan dan untuk tinggal memilih salah satu dari alternatif
punishment bagi siswa yang tidak jawaban tersebut.
mengerjakan tugas adalah dengan Dalam pengujian instrumen
memberikan tambahan tugas atau penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2
menghukumnya dengan menyuruh siswa Singaraja yang dilakukan kepada siswa-
tersebut bernyanyi di depan kelas atau siswi kelas VIII tahun ajaran 2015/2016,
membersihkan papan tulis. dengan mengambil sampel untuk pengujian
intrumen sebanyak 30 orang responden.
METODE PENELITIAN Adapun pengujian intrumen ini yaitu.
Jenis penelitian ini merupakan (1) Uji Validitas
penelitian kausalitas karena dalam Menurut Sugiyono (2012) “validitas
penelitian ini mencari pengaruh reward dan menunjukkan sejauh mana ketepatan,
punishment terhadap motivasi belajar IPS. kesesuaian, atau kecocokan suatu alat
Adapun variabel yang dilibatkan adalah untuk mengukur apa yang akan diukur”. Uji
variabel bebas sebagai variabel yang validitas instrumen menggunakan teknis
mempengaruhi dan variabel terikat sebagai analisis korelasi product moment pearson
variabel yang dipengaruhi. Variabel bebas dan menggunakan bantuan SPSS 16,0 for
dalam penelitian ini adalah reward (X1) dan windows untuk memudahkan mengolah
punishment (X2) sedangkan yang termasuk data penelitian. “Uji validitas diperoleh
dalam variabel terikat adalah motivasi dengan cara mengkorelasikan setiap skor
belajar siswa (Y). dengan total skor indikator variabel,
Populasi dalam penelitian ini adalah kemudian hasil korelasinya dibandingkan
adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Singaraja dengan nilai kritis pada signifikan 0,05”
kelas VIII yang berjumlah 253 orang. (Sugiyono, 2010:109). Syarat minimum
Tehnik pengambilan sampel (sampling) instrumen penelitian dikatakan valid apabila
yang digunakan dalam penelitian ini adalah niali rhitung > rtabel.
area proporsional random sampling dengan (2) Uji Reliabilitas
tujuan untuk mendapatkan sampel yang Uji reliabilitas adalah pengujian
sesuai dengan kriteria yang ditentukan. instrumen penelitian yang digunakan untuk
Area proporsional random sampling yaitu mengetahui tingkat ketepatan, ketelitian
tipe pemilihan sampel secara tidak acak atau keakuratan yang ditunjukkan oleh
berdasarkan pertimbangan tertentu yang instrumen pengukuran. Menurut Sugiyono
ditentukan dengan tujuan atau (2012), “reliabilitas menunjukkan
permasalahan dalam penelitian, sehingga konsistensi atau kemantapan penggunaan
ditentukan sampel dalam penelitian ini alat ukur dalam penelitian, baik ditinjau dari
adalah siswa-siswi kelas VIII A1, VIII A2, waktu ke waktu maupun dari kondisi satu
VIII A3 dan VIII A4. dengan kondisi yang lain”. Uji reliabilitas
dihitung dengan koefisien alpha cronbach
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

menggunakan program SPSS 16.0 for motivasi belajar siswa. Analisis data
Windows. Kriterianya, jika nilai alpha dilakukan dengan menggunakan bantuan
cronbach lebih besar dari 0,6 maka program SPSS 16.0 for windows
dinyatakan reliabel. Apabila koefisien alpha
kurang dari 0,6 menunjukkan reliabilitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang buruk, apabila nilai alpha berkisar 0,7 Hasil Penelitian
menunjukkan reliabilitas dapat diterima dan Penelitian ini dilakukan untuk
nilai alpha di atas 0,8 menunjukkan mengetahui pengaruh reward dan
reliabilitas yang baik. Instrumen reliabel punishment terhadap motivasi belajar siswa
berarti instrumen penelitian yang bila di SMP Negeri 1 Singaraja Tahun Ajaran
digunakan beberapa kali untuk mengukur 2015/2016. Sebelum melakukan analisis
obyek yang sama, akan menghasilkan data regresi linier berganda terlebih dahulu
yang sama. dilakukan uji asumsi klasik. Tujuan
Metode analisis data yang dilakukan uji asumsi klasik adalah untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah model persamaan
analisis regresi linier berganda, untuk regresi linier berganda bisa digunakan
mengetahui pengaruh reward dan untuk melakukan prediksi terhadap variabel
punishment terhadap motivasi belajar yang diteliti. Adapun uji asumsi klasik yang
siswa dalam pembelajaran IPS di SMP diuji dalam penelitian ini adalah uji
Negeri 1 Singaraja kelas VIII tahun ajaran multikoloniaritas, uji heteroskedastisitas dan
2015/2016. uji normalitas.
Sebelum melakukan analisis regresi 1) Uji Multikolonearitas
linier berganda, maka terlebih dahulu Untuk menguji adanya
dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi multikolonearitas dapat dilihat melalui
klasik adalah persyaratan statistik yang Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai
harus dipenuhi pada analisis regresi linier tolerance. Jika VIF < 10 dan nilai tolerance
berganda. Uji asumsi klasik digunakan > 0,1 maka tidak terjadi multikolonieritas.
untuk mengetahui apakah persamaan dari Hasil pengujian menunjukkan nilai VIF
analisis regresi bisa digunakan untuk sebesar 1.268< 10 dengan toleransi 0.789.
memberikan prediksi terhadap variabel Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang diteliti. Menurut Ghozali (2009) dalam persamaan regresi tidak terjadi
terdapat empat uji asumsi klasik yang harus multikolinearitas.
diuji yaituuji multikoloniaritas,uji 2) Uji Heteroskedastisitas
heteroskedastisitas, danuji normalitas. Untuk menguji adanya
Analisis regresi linier berganda heteroskedastisitas atau tidak dapat dilihat
terdapat dua jenis pengujian yaitu uji t dan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
uji F. Uji t digunakan untuk mengetahui pada gambar scatterplot. Jika terdapat pola
besarnya pengaruh satu variabel bebas tertentu seperti titik-titik yang membuat pola
yang terdiri dari reward dan punishment tertentu yang teratur (bergelombang,
secara invidual dalam menerangkan melebur kemudian menyempit) maka telah
variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa. terjadi varian yang berbeda. Jika tidak ada
Uji F bertujuan untuk mengetahui besarnya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
pengaruh semua variabel bebas secara atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji secara acak, maka tidak terjadi
F difungsikan untuk mengetahui heteroskedastisitas. Dari gambar grafik
kemampuan variabel bebas yang terdiri dari scatterplots terlihat titik-titik menyebar
reward dan punishment secara bersama- secara acak (random) baik di atas maupun
sama dalam menjelaskan motivasi belajar di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
siswa. Selain uji t dan uji F, juga dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam model
analisis determinasi yaitu untuk mengetahui regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
seberapa besar sumbangan atau kontribusi Uji heteroskedastisitas juga dapat
reward dan punishment mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan uji Glejser
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

dengan ketentuan jika nilai thitung lebih kecil Hasil pengujian menunjukkan nilai
dari ttabel dan nilai signifikan lebih besar dari signifikannya 0.996 > 0.05. Karena hasil
0,05 maka dikatakan tidak terjadi Kolmodorov-Smirnov lebih besar dari 0.05,
heteroskedastisitas. Hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa data dalam
menunjukkan bahwa nilai ttabel > thitung (1.980 penelitian berdistribusi normal.
> 0.000) atau p-value > α (1.000 > 0.05). Pengaruh parsial reward terhadap
Maka dapat dikatakan dalam model regresi motivasi belajar dalam pembelajaran IPS
ini tidak terjadi heteroskedastisitas. dianalisis dengan menggunakan uji statistik
3) Uji Normalitas ttes dengan program SPSS 16.0 for
Dalam penelitian ini uji normalitas windows. Hasil analisis tersebut
dilakukan dengan menggunakan uji statistik menunjukan besarnya pengaruh reward
One Sample Kolmodorov-Smirnov Test jika terhadap motivasi belajar siswa secara
nilai signifikansi yang dihasilakn > 0.05 parsial dapat dilihat pada tabel 1.
maka data dikatakan berdistribusi normal.

Tabel 1. Hasil uji t untuk variabel reward terhadap motivasi belajar siswa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .172 3.566 .048 .000
Reward .529 .127 .350 4.156 .000

Tabel 1 memperlihatkan bahwa Pengaruh punishment terhadap


variabel reward secara parsial berpengaruh motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
signifikan terhadap motivasi belajar siswa, IPS di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII
karena nilai thitung = 4.156 > ttabel = 1.982 tahun ajaran 2015/2016 secara parsial,
atau p-value = 0.000 < α = 0.05 maka H0 dapat diketahui dari hasil analisis ttes
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel dengan program SPSS for windows 16.0.
reward secara parsial memiliki pengaruh Hasil analisis tersebut menunjukan
yang signifikan terhadap motivasi belajar besarnya pengaruh punishment terhadap
dalam pembelajaran IPS. motivasi belajar siswa secara parsial dapat
dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji t untuk Variabel Punishment terhadap motivasi belajar siswa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .172 3.566 .048 .962
Punishment .419 .096 .370 4.392 .000
Pengaruh secara simultan dari
Berdasarkan hasil analisis pada variabel reward dan punishment terhadap
tabel 2 menunjukan nilai nilai thitung = 4.392 motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
> ttabel = 1.982 atau p-value = 0.000 < α =
0.05, maka H0 ditolak. Jadi dapat IPS di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII
disimpulkan bahwa variabel punishment tahun ajaran 2015/2016dilakukan dengan
secara parsial memiliki pengaruh yang menggunakan uji F dengan program SPSS
signifikan terhadap motivasi belajar siswa for windows 16.0. Uji F ini menunjukan
dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 analisis regresi linier berganda variabel
Singaraja kelas VIII tahun ajaran bebas yaitu reward (X1) dan punishment
2015/2016. (X2) memiliki pengaruh secara simultan
terhadap variabel terikat yaitu motivasi
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

belajar siswa (Y). Hasil analisis yang belajar siswa (Y) berpengaruh secara
menunjukkan bahwa pengaruh reward (X1) simultan, dapat dilihat pada tabel 3.
dan punishment (X2) terhadap motivasi

Tabel 3. Hasil perhitungan uji F reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 1090.397 2 545.198 33.819 .000a
Residual 1789.464 111 16.121
Total 2879.861 113
Berdasarkan hasil analisis pada Untuk mengetahui besarnya
tabel 3 menunjukan bahwa Fhitung = 33.819 pengaruh reward dan punishment terhadap
> Ftabel = 3.078 atau p-value = 0.000 < α = motivasi belajar siswa, maka dapat
0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, jadi dapat digunakan analisis koefisien determinasi
disimpulkan bahwa variabel reward dan (Adjusted RSquare). Besarnya koefisien
punishment memiliki pengaruh yang determinasi (Adjusted R Square) dapat
signifikan secara simultan terhadap variabel dilihat pada tabel 4.
motivasi belajar siswa.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (Adjusted RSquare)


Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 .615a .379 .367 4.01513
motivasi belajar siswa. Temuan ini juga
Berdasarkan hasil analisis pada sejalan dengan penelitian yang dilakukan
tabel 4 dengan menggunakan program oleh Gina (2013) dan Susi (2013) yang
SPSS 16.0 for windows menunjukkan menyatakan bahwa penerapan reward
bahwa besar pengaruh antara variabel dapat mempengaruhi motivasi belajar
reward dan punishment terhadap variabel siswa. Reward secara teoritik berpengaruh
motivasi belajar siswa secara simultan terhadap motivasi belajar siswa. Hal
sebesar 0,367 sehingga sumbangan tersebut dikarenakan reward mencangkup
pengaruh untuk variabel reward (X1) dan beberapa aspek yaitu adanya penghargaan
punishment (X2) terhadap motivasi belajar dari pendidik (guru), pujian, tepukan
siswa (Y) secara simultan adalah sebesar
36.7%. Hal ini berarti motivasi belajar siswa
di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII tahun punggung, senyuman, kata-kata manis, dan
ajaran 2015/2016 sebesar 36.7% hadiah.
ditentukan oleh variabel reward dan Punishment secara parsial juga
punishment, sedangkan sisanya sebesar memiliki pengaruh terhadap motivasi
63,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang belajar siswa dalam pembelajaran IPS di
tidak termasuk dalam penelitian ini. SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII tahun
Pembahasan ajaran 2015/2016.Temuan ini sesuai
Hasil analisis data dalam penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh Feri
ini menunjukkan bahwa reward memiliki Nasrudin (2015) juga menunjukkan bahwa
pengaruh parsial yang signifikan terhadap terdapat pengaruh punishment terhadap
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran motivasi belajar siswa.Punishment
IPS di SMP Negeri 1 Singaraja kelas VIII
merupakan salah satu bentuk penguatan
tahun ajaran 2015/2016. Temuan ini sejalan
dengan pernyataan Yusuf (2009) yang yang negatif yang biasanya dilakukan
menyatakan bahwa rewardmerupakan ketika apa yang menjadi tujuan tertentu
salah satu faktor yang mempengaruhi tidak tercapai, atau ada perilaku yang tidak
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. PENUTUP


Penerapan punishment hendaknya Simpulan
disesuaikan dengan kondisi siswa serta Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilakukan, maka dapat
dengan memperhatikan pedoman
disimpulkan sebagai berikut.
penerapan punishment agar motivasi (1) Reward berpengaruh singnifikan
belajar siswa dapat berkembang dengan secara parsial terhadap motivasi belajar
maksimal. dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1
Hasil analisis data dalam penelitian Singaraja kelas VIII tahun ajaran
ini menunjukkan bahwa reward dan 2015/2016. Hal tersebut ditunjukan dari
punishment secara simultan berpengaruh hasil analisis ttes yang menunjukkan bahwa
terhadap motivasi belajar siswa. Temuan ini nilai thitung = 4.156 > ttabel = 1.982 atau p-
sesuai dengan pernyataan dari Ngalim value = 0.000 < α = 0.05.
Purwanto (2005) reward dan punishment (2) Punishment berpengaruh signifikan
merupakan salah satu faktor yang secara parsial terhadap motivasi belajar
mempengaruhi motivasi belajar dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1
siswa.Pemberian reward akan sangat Singaraja kelas VIII tahun ajaran
bermanfaat bagi peserta didik terutama 2015/2016. Hal tersebut ditunjukan dari
dalam memberikan stimulus yang bersifar hasil analisis ttes yang menunjukan bahwa
baik, dengan adanya reward akan nilai thitung = 4.392 > ttabel = 1.982 atau p-
berdampak baik pada siswa yaitu dapat value = 0.000 < α = 0.05.
memberikan semangat baru untuk (3) Reward dan punishment
melakukan kegiatan yang akan diberikan, berpengaruh signifikan secara simultan
sedangkan pemberian punishment terhadap motivasi belajar dalam
sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu pembelajaran IPS di SMP Negeri 1
apakah cocok dengan kondisi siswa atau Singaraja tahun ajaran 2015/2016. Hal
tidak, agar nantinya tidak menjadi tersebut ditunjukan dari hasil analisis Ftes
bumerang pada diri peserta didik. Bentuk yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung =
punishment yang akan diberikan kepada 33.819 > Ftabel = 3.078 atau p-value = 0.000
peserta didik juga harus disesuaikan < α = 0.05. Besarnya pengaruh secara
dengan kesalahan dan pelanggaran yang simultan dari variabel reward dan
diperbuat. Untuk mengetahui besar punishment terhadap motivasi belajar siswa
pengaruh reward dan punishment terhadap adalah sebesar 36.7%, sedangkan sisanya
motivasi belajar siswa secara simultan sebesar 63.3% dipengaruhi oleh faktor lain
dapat dilihat pada koefisien determinasi yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
(Adjusted R Square). Koefisien determinasi
(Adjusted R Square) menunjukan besarnya Saran
pengaruh simultan reward (X1) dan Berdasarkan simpulan diatas,
punishment (X2) terhadap motivasi belajar maka dapat dikemukakan beberapa saran
siswa (Y) sebesar 36.7%. Hal ini berarti sebagai berikut.
reward dan punishment memiliki pengaruh (1) Bagi Pendidik
yang signifikan terhadap motivasi belajar Perlunya pendidik (guru) untuk
siswa dalam pembelajaran IPS. Sedangkan menumbuhkembangkan motivasi belajar
sebesar 63.3% dipengaruhi oleh variabel siswa khususnya dalam pembelajaran IPS
lain yang tidak diungkap dalam penelitian agar peserta didik dapat mencapai hasil
ini. Variabel atau faktor-faktor lain yang belajar yang maksimal, salah satunya
mempengaruhi motivasi belajar siswa dengan menerapkan reward. Pemberian
dalam pembelajaran IPS seperti minat, cita- reward akan sangat bermanfaat bagi
cita, dan kondisi siswa sebagai faktor peserta didik terutama dalam memberikan
intrinsik, serta peran orang tua, peran stimulus yang bersifat baik. Penerapan
pengajar, dan kondisi lingkungan sebagai reward akan lebih tepat dan berguna bila
faktor ekstrinsik. pelaksanaannya selalu menyesuaikan
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

kondisi, dimana memang pemberian reward Ke dalam Jurnal Umum.(diakses


itu harus dilakukan oleh seorang guru pada tanggal 27 September 2015).
sebagai motivator belajar peserta didik,
sedangkan penerapan punishment Gozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori
sebaikknya dihindari karena apabila Konsep dan Aplikasi dengan SPSS
penerapannya tidak sesuai dengan kondisi 17. Semarang: Badan Penerbit
peserta didik maka penerapan punishment Universitas Diponegoro.
tersebut akan menjadi bumerang yang
membuat peserta didik tidak memiliki Hamzah, B.Uno.2008. Teori Motivasi dan
motivasi untuk belajar. Selain itu, minat, Pengukurannya. Jakarta: Bumi
cita-cita, kondisi siswa, peran orang tua, Aksara.
peran pengajar, dan kondisi lingkungan Indrakusuma, Amir Daien. 2000. Penganar
sekitar perlu juga diperhatikan agar dapat Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
menumbuhkan motivasi belajar siswa Nasonal,
secara maksimal.
(2) Bagi Peneliti Lain Khodijah, Nyayu.2014. Psikologi
Bagi peneliti lain yang bermaksud Pendidikan. Jakarta: PT
melakukan penelitian di bidang RajaGrafindo Persada.
kependidikan khususnya meneliti tentang
motivasi belajar, diharapakan untuk Lukman Fatner. 2014. Makalah Teori dan
melakukan penelitian lebih lanjut dan Perilaku Organisasi Tentang
mendalam terkait dengan pengaruh reward Reward.Tersedia pada
dan punishment terhadap motivasi belajar http://lukmanfatner.blogspot.co.id/20
dengan metode penelitian yang sama dan 14/03/normal-0-false-false-false-in-
objek yang berbeda guna keberlakuan x-none-x_1485.html. (diakses pada
temuan ini secara lebih luas. tanggal 30 September 2015).

Muhammad Nurul Huda. 2009. Penerapan


DAFTAR PUSTAKA Metoda Reward Dalam
Arif, Hadipranata. 2000. Peran Psikologi di Meningkatkan Motivasi Belajar
Indonesia.Yogyakarta: Yayasan Matematika. (diakses pada tanggal
Pembina Fakultas Psikologi UGM. 30 September 2015).

El-Mozah.2010. Pengertian Hukuman Natalia.2014. Pengaruh Pemberian


dalam Pendidikan.Tersedia pada Penghargaan oleh Guru Ekonomi
http://sanggadis.blogspot.co.id/2010 Terhadap Motivasi Belajar Siswa.
/04/pengertian- (diakses pada tanggal 27
hukuman.html(diakses pada tanggal September 2015).
27 September 2015).
Nite Desi Karunia. 2015. Pengaruh
Feri Nasrudin.2015. Pengaruh Pemberian Pemberian Reward Terhadap Hasil
Reward dan Punishment Terhadap Belajar Matematika Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Sikap Siswa dalam Belajar (Pada
Negeri di Sekolah Binaan 02 Siswa Kelas VII Semester Genap
Kecamatan Bumiayu Kabupaten SMP Negeri 1 Surakarta Tahun
Brebes.(diakses pada tanggal 27 2014/2015). (diakses pada tanggal
September 2015). 27 September 2015).

Gina Rahmadiyanti. 2013. Pengaruh Panji Aromdani. 2014. Pengaruh Reward


Reward dan Punishment Terhadap dan Punishment Terhadap
Motivasi Belajar Pada Kompetensi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dasar Mencatat Transaksi Dokumen pada Mata Pelajaran Al-Quran di SD
Islam Al-Fajar Villa Nusa Indah
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Vol: 7 Nomor: 2 Tahun 2016

Bekasi. (diakses pada tanggal 27 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


September 2015). Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Purwanto, M. Ngalim. 2006. Psikologi Suprijono, Agus. 2013. Cooperative
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Learning (Teori dan Aplikasi
Rodakarya. Paikem). Jakarta: Pustaka Pelajar.
. 2006. Ilmu Pendidikan Susi Andriani. 2013. Penerapan Reward
Teoritis dan Praktis.Bandung: PT Sebagai Upaya Peningkatan
Remaja Rodakarya. Motivasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPS Kelas III A Di MIN
Riduwan. 2008. Cara Menggunakan Tempel Ngaglik Sleman. (diakses
Analisis Jalur. Bandung: Rineka. pada tanggal 27 September 2015).

Syafruddin Nurdin.2005. Model


Sardiman, A.M. 2014. Interaksi & Motivasi Pembelajaran yang Memperhatikan
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Keragaman Individu Siswa dalam
Grafindo Persada. Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Slameto.2010. Belajar dan Faktor-Faktor Ciputat Press.
yang Mempengaruhinya.Jakarta: User, Usman .(2000). Menjadi Guru
Rineka Cipta Profesional.Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Srisulist.2015. “Penerapan Reward dan
Punishment Pada Siswa”.Tersedia Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan
pada dan Konseling di Sekolah. Bandung:
http://srisulistr.blog.upi.edu/2015/11/14/pen Rizqi Press.
erapan-reward-dan-punishment-pada-
siswa-4/ (diakses pada tanggal 27
September 2015).

Anda mungkin juga menyukai