PENDAHULUAN
dampak hampir di dalam semua bidang kehidupan. Persaingan ketat antara berbagai bidang
usaha terjadi. Demikian halnya dalam bidang perbankan, tak luput dari kompetisi antara bank-
bank dan lembaga keuangan lainnya. Industri perbankan di indonesia sendiri pun mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah bank yang ada.
Menurut data OJK (Otoritas jasa Keuangan) pada tahun 2017 tercatat sebanyak 116 Bank yang
terdiri dari bank swasta, lokal maupun asing. Dengan jumlah perbankan yang semakin
Salah satu bank yang ada di Indonesia adalah Bank Nagari. Bank Nagari adalah satu-
satunya bank milik pemerintah daerah Sumatera Barat yang berguna untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat khususnya di Sumatera Barat. Bank Nagari berpusat di kota Padang.
Bank Nagari didirikan pada tanggal 12 Maret 1962 dengan nama PT Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Barat (PT BPD Sumbar). Pendirian tersebut dipelopori oleh Pemerintah
Daerah beserta tokoh masyarakat dan tokoh pengusaha swasta di Sumatera Barat atas dasar
pemikiran perlunya suatu lembaga keuangan yang berbentuk Bank, yang secara khusus
membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah. Sampai saat sekarang ini
Bank Nagari telah tersebar di 19 kabupaten dan kota dan memiliki 34 kantor cabang serta
Salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank Nagari adalah kantor Cabang Pembantu
Tanjung Ampalu di Sijunjung. Produk perbankan yang ditawarkan pun sangat beragam seperti
1
tabungan, deposito, giro, pinjaman (kredit), safe deposit box dan lain- lain. Salah satu produk
perbankan utama di Bank Nagari adalah produk pinjaman (kredit). Berikut Jumlah Nasabah
Kredit per Maret 2018 dan target tahun 2018 pada Capem Tanjung Ampalu :
Tabel 1.1
Jumlah Nasabah Kredit Capem Tanjung Ampalu per Maret 2018
3 KMK-KPUM 59 37.82
4 KI-KPUM 7 4.49%
Tabel 1.2
Target kredit Capem Tanjung Ampalu Tahun 2018
2
Dari Tabel diatas terlihat bahwa Kantor Cabang Pembantu Tanjung Ampalu perlu
untuk meningkatkan jumlah kreditnya agar dapat merealisasikan target kredit tahun 2018.
Namun permasalahan yang terjadi di Capem Tanjung Ampalu ini adalah ketatnya persaingan
dengan Bank pesaing, yaitu Bank BRI dan BPR setempat. Bank Nagari Capem Tanjung
Ampalu pada realitanya masing dianggap “kalah pamor” dengan bank pesaing yaitu Bank BRI.
Masyarakat lebih condong dan lebih ingat kepada bank BRI jika terkait produk pemberian
pinjaman (kredit). Bank Nagari sering dianggap masyarakat hanya merupakan Bank yang
Persaingan yang sangat ketat inilah yang menuntut bank-bank dan lembaga keuangan
tersebut untuk senantiasa berinovasi, mengembangkan produknya agar dapat tetap bertahan
dalam industri perbankan. Untuk bisa tetap bertahan di tengah persaingan yang ada, suatu bank
harus membangun Brand Awereness dan membentuk Brand Image masing- masing kepada
masyarakat sehingga masyarakat dapat mengenali identitas merek bank dan mempunyai
Brand awareness dapat diartikan sebagai kemampuan pelanggan untuk mengenali atau
mengingat kembali sebuah merek dan mengaitkannya dengan satu kategori produk tertentu
(Suciningtyas, 2012). Menurut Ferrina (2008) brand awareness dapat diartikan sebagai
kesadaran konsumen akan keberadaan nama merek dalam benaknya ketika konsumen
memikirkan sesuatu kategori produk (recognition) dan merupakan nama yang paling di
Sedangkan brand image menurut Keller (2013) “brand image is concumer’ perception
about a brand, as reflectedby the brand associations held inconsumer memory” yang artinya
brand image adalah persepsi nasabah tentang suatu merek yang ada pada pikiran nasabah.
3
penilaian pada objek – objek fisik maupun objek sosial dan pengideraan tersebut tergantung
Wilson (2012) menyatakan bahwa brand memainkan peranan penting dalam dalam
pengambilan keputusan, konsumen memilih produk-produk dan merek yang mereka sadari
atau ingat. Ini merupakan setting pertimbangan yang penting, karena sebuah merek yang bukan
bagian dari pertimbangan tidak akan dipilih. Dengan kata lain, merek yang memiliki top of
mind yang tinggi memiliki kemungkinan paling tinggi untuk dipilih oleh konsumen sehingga
keputusan pembelian. Brand yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang
positif. Penciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran
modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari
hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan kesadaran dari produk itu sendiri di
benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu
produk.
awareness yang dimiliki oleh konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lukman (2014) bahwa brand awareness dan brand image berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian dan kepuasan konsumen. Hal yang sama juga dikemukakan Chi,dkk
(2009) bahwa hubungan antara brand awareness, persepsi kualitas dan loyalitas merek untuk
Selain brand awareness, brand image juga dapat mempengaruhi konsumen untuk
mengambil keputusan pembelian untuk memilih suatu produk. Keller (2008) berpendapat
4
bahwa melalui brand image, konsumen dapat mengenali produk, mengevaluasi kualitas,
kepuasan tertentu dari suatu produk. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rizan (2012) mengenai variabel brand image terhadap loyalitas merek menunjukkan bahwa
brand image memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas.. Brand image
produk sangat penting sekali diperhatikan dan dikembangkan oleh pihak perusahaan guna
Dari hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dilihat bahwa brand awareness
dan brand image adalah salah satu aspek yang penting untuk bertahan dalam ketatnya
persaingan saat ini. Oleh karna itu perlu dilakukan pembahasan yang mendalam mengenai
brand awareness dan brand image agar diperoleh pemahaman yang menyeluruh. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas topik berjudul “Analisis Brand
Awareness dan Brand Image pada Produk Pemberian Pinjaman (Kredit) pada Bank Nagari
1. Bagaimana Brand Awareness produk Kredit Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu
2. Bagaimana Brand Image produk Kredit Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu pada
masyarakat Sijunjung
5
4. Bagaimana membentuk Brand Image produk Kredit Bank Nagari Capem Tanjung
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dapat mencapai tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui Brand Awareness produk Kredit Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu
2. Mengetahui Brand Image produk Kredit Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu pada
masyarakat Sijunjung
3. Mengetahui cara membangun Brand Awareness produk Kredit Bank Nagari Capem
4. Mengetahui cara membentuk Brand Image produk Kredit Bank Nagari Capem Tanjung
Bagi Perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi bank nagari untuk
Bagi Penulis.
Untuk menambah pengetahuan dan sarana penerapan ilmu yang diterima dari
eksternal dan dilapangan ke dalam dunia nyata, serta sebagai bahan pertimbangan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Merek
Merek (brand) menurut American Marketing Association (Kotler & Keller, 2012)
adalah nama, istilah, tanda, simbol rancangan, atau kombinasi yang dapat mengidentifikasikan
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk tersebut
dari produk pesaing. Merek memberi sejumlah keuntungan pada produsen maupun konsumen.
Menurut Laksana (2008), brand adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain,
atau gabungan semua yang diharapkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang,
penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari
produk pesaing.
tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek
tersebut. Dikenalnya merek oleh masyarakat membuat pihak perusahaan meningkatkan inovasi
produk untuk menghadapi persaingan. Sedangkan bagi produsen merek tentunya bermanfaat
untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari merek
Sebuah brand yang baik adalah mampu membedakan diri dari pesaing. Menurut Kotler
& Keller (2012) makna brand dapat dibedakan menjadi enam tingkatan yaitu:
1. Atribut
7
2. Manfaat
Suatu merek lebih dari serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut tetapi
membeli manfaat dan atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional. Sebagai contoh, atribut “tahan lama“ bisa diterjemahkan ke dalam manfaat
fungsional, “saya tidak akan membeli mobil baru dalam beberapa tahun.“
3. Nilai
secara spesifik kelompok pembeli dengan nilainya sesuai dengan manfaat yang
diberikan oleh brand tersebut. Nilai perusahaan tersebut lah yang membedakan
4. Budaya
Brand mewakili budaya tertentu, pencerminan dari himpunan simbol, nilai, perilaku
perusahaan tertentu. Secara internal, budaya merek menjadi penuntun semua perilaku
dan tindakan karyawan (mitra internal) perusahaan harus cocok dengan budaya merek
yang tercermin dari merek itu sendiri. Secara eksternal, budaya merek ini akan menjadi
pertimbangan utama bagi konsumen untuk membeli merek produk yang memiliki
simbol, nilai-nilai dan perilaku yang sesuai dengan budaya, nilai-nilai, dan perilaku
mereka sendiri.
5. Kepribadian
Brand akan menarik bagi orang yang memiliki keseuaian antara gambaran dirinya
mungkin memvisualisasikan sebuah mobil mahal sebagai sebuah sosok eksekutif muda
yang kaya. Merek akan menarik orang-orang yang diinginkan sesuai dengan image
merek.
8
6. Pemakai
Brand juga menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk
tersebut. Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk. Saat kita membayangkan suatu produk, kita dapat menebak jenis
Menurut Kotler dan Keller (2012), merek memiliki manfaat bagi perusahaan yaitu sebagai
berikut :
3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik
produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum yang sangat
berharga, dapat mempengaruhi konsumen, dapat dibeli dan dijual, serta memberikan
dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke
dalam kategori produk tertentu. Brand awareness berarti kemampuan konsumen dapat
mengenali dan mengingat merek dalam situasi yang berbeda. Kesadaran merek terdiri dari
brand recall dan brand recognition. Brand recall berarti ketika konsumen melihat kategori
produk, mereka dapat mengingat nama merek persis, dan pengakuan merek berarti konsumen
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi merek ketika ada isyarat merek (Aaker, 2009).
Selain itu, Kottler & Keller (2012) menunjukkan bahwa kesadaran merek dapat
dibedakan dari kedalaman dan keluasan. Kedalaman berarti bagaimana membuat konsumen
9
untuk mengingat atau mengidentifikasi merek dengan mudah, dan keluasan mengungkapkan
menyimpulkan ketika konsumen membeli produk, nama merek akan datang ke pikiran mereka
sekaligus.
Brand Awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan
pengenalan. Peter (2000) menyatakan bahwa: “Brand Awareness adalah sebuah tujuan umum
komunikasi untuk semua strategi promosi”. Sedangkan menurut Rochaety dan Tresnati (2005)
Brand Awareness merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek
tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci”.
awareness) adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk berbeda
tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan terhadap merek produk yang
ditawarkan.
Gambar 2.1
10
Gambar tersebut diatas menunjukkan adanya empat tingkatan kesadaran merek yang berbeda,
yaitu :
1. Brand Unaware
Adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak
menyadari adanya suatu merek atau merek yang tetap tidak dikenal walaupun sudah dilakukan
2. Brand Recognition
Adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah
3. Brand Recall
Adalah pengingatan kembali merek tanpa bantuan. Kategori ini meliputi merek dalam kategori
suatu produk yang disebutkan atau diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan
kembali, yang diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan (unaided recall).
4. Top of Mind
Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul
dalam benak konsumen, atau merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek
Awareness menciptakan suatu nilai. Kesadaran merek (Brand Awareness) dapat menciptakan
nilai sedikitnya dalam empat cara, yaitu (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001):
11
1. Anchor to which other association can be attached, artinya suatu merek dapat digambarkan
seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai menggambarkan asosiasi dan merek
tersebut.
2. Familiarity-Liking, artinya mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk
produk- produk yang bersifat low involvement (keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tissue,
dan lain-lain. Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang
dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena
beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi
yang luas, ekesistensi yang sudah lama dalam industri. Jika kualitas kedua merek sama, Brand
Awareness akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen.
4. Brand to consider, langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari
suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana yang akan
diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi.
Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan di
benak konsumen. Biasanya merek-merek yang tersimpan dalam ingatan konsumen adalah
Beberapa cara yang harus dilakukan perusahaan agar dapat mencapai Brand Awareness
1. Pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan kepada konsumennya harus mudah diingat
dan berbeda dari produk yang lain, selain itu harus ada hubungan antara merek dengan kategori
produknya.
12
2. Apabila produknya memiliki simbol, hendaknya simbol yang digunakan dapat dihubungkan
dengan mereknya.
3. Perluasan merek (Brand Extensions) dapat digunakan agar merek semakin banyak diingat
4. Event Sponsorship dan Publicity dapat digunakan untuk mencapai Brand Awareness.
disampaikan, hal ini dilakukan karena membentuk ingatan konsumen terhadap suatu merek
Menurut Keller (2013), citra merek atau brand image dapat didefinisikan sebagai
pencitraaan dari sebuah merek yang dibawa masuk ke dalam benak konsumen.
Menurut Hsieh & Pan, (2011) citra merek atau brand image membantu konsumen
dalam mengenali kebutuhan mereka dan kepuasan mengenai merek, juga membedakan merek
dari saingan lainnya memotivasi pelanggan untuk membeli produk dari suatu merek dagang.
Menurut penelitian yang dijalankan oleh Low dan Lamb (2008) dijelaskan bahwa
semakin dekat dan semakin baik sebuah citra merek, semakin tinggi pula nilai merek dalam
pandangan konsumen.
Kotler & Keller (2012) mendefinisikan brand image sebagai ̋The perceptions and
beliefs held by consumers, as reflected in the associations held in consumer memory. ̋ Hal ini
dapat diartikan sebagai persepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh konsumen, yang
13
tercermin atau melekat dalam benak dan memori dari seorang konsumen sendiri. Persepsi ini
dapat terbentuk dari informasi atau pengalaman masa lalu konsumen terhadap merek tersebut.
Kotler & Keller (2012) berkata bahwa ̋All companies strive to build a brand image with
as many strong, favorable, and unique brand associations as possible. ̋ Jika melihat perkataan
ini, semua perusahaan berusaha menciptakan citra merek yang baik dan kuat dengan
Faktor – faktor pendukung terbentuknya brand image menurut Keller (2009) adalah :
Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut
unggul dalam persaingan. Contoh: Oliver Footwear merupakan penghasil alas kaki terbesar di
Australia. Produknya adalah sepatu bot tinggi untuk tempur, sepatu tinggi untuk pemadam
kebakaran. Sepatu bot yang diproduksi awal tahun 1990-an ini sekarang menjadi salah satu
model sepatu terbaik di Australia. Kelebihan sepatu ini adalah kualitas yang unggul baik dalam
hal model maupun kenyamanan pada saat di pakai. Sepatu ini berusaha untuk terus
mempertahankan “gaya gagah dan watak sederhana“. Karena keunggulan kualitas (model dan
kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan sepatu ini mempunyai daya tarik
tersendiri bagi kalangan orang muda, usahawan Barat kaya serta para wanita.
Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan: Hotel
Shangri-la sebagai hotel bintang lima yang berhasil menampilkan diri sebagai merek hotel yang
berkualitas di wilayahnya pada tahun 1990-an. Strategi yang digunakan adalah dengan
melakukan kampanye iklan dengan slogan “Kemana lagi kecuali ke Shangri-La ?”. Kewajiban
14
mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/
kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran
lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan
konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga
Merupakan keunikan–keunikan yang di miliki oleh produk tersebut. Sebagai salah satu contoh
adalah usaha Negara Singapura yang dimulai pada tahun 1970-an, di mana Negara ini berusaha
serius terlibat dalam dunia pariwisata. Pada tahun itu, Singapura sadar akan keberadaannya
yang tidak memiliki kekuatan besar untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata.
Menurut Joseph Plummer (2007), citra merek terdiri dari tiga komponen, yaitu:
Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek tersebut sendiri, seperti kemasan,
Merupakan asosiasi yang mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut
adalah manusia.
15
Berikut adalah Beberapa manfaat brand image pada perusahaan :
Menurut Janita Dewi (2005), pada dasarnya brand image dibangun dengan tiga cara yaitu :
1. Feature-based
Suatu brand dapat dinilai lebih tinggi dengan menambahkan fitur produk yang bisa menjadi
pembangkit citra atau asosiasi dengan cara membangkitkan dan menjalin ikatan emosional
dengan konsumen.
2. User-imagery
User-imagery digunakan jira sebuah brand menciptakan citra dengan memfokuskan pada siapa
yang menggunakan brand tersebut. Karakteristik pengguna brand tersebut menjadi nilai dari
3. Iklan
Kampanye iklan yang efektif bisa membentuk citra produk misalnya dengan mengasosiasikan
suatu brand dengan golongan konsumen tertentu atau dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat, bahkan iklan suatu brand tertentu bisa jadi pembeda utama yang membuat
16
Setelah brand image tersebut dibangun, maka perlu strategi untuk mempertahankannya
agar menjadi kuat. Brand image yang kuat dapat diperoleh dengan cara:
1. Being different, yaitu produk harus memiliki pembeda atau keistimewaan sehingga mudah
2. Melibatkan slogan atau jingle sehingga mudah diingat dalam aktivitas promosi.
3. Symbol exposure, adalah tanda, logo, atau simbol, yang memudahkan perusahaan untuk
5. Menggunakan tanda pengenal atau identifikasi pada produk, seperti menciptakan kemasan
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi
kasus, sehingga peneliti berupaya memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam
mengenai subyek yang diteliti. Oleh karena itu, data yang terkumpul adalah data deskriptif
yang diperoleh dari kata-kata dan juga perilaku yang berkaitan dengan tingkat brand awareness
dan brand image terhadap produk kredit Bank Nagari di wilayah kerja Capem Tanjung
Ampalu.
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide,
18
persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur
dengan angka.
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang
juga memilki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang mewakili populasi. Pengambilan
sampel dalam penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi sangat besar
sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh data yang ada karena memerlukan
banyak biaya, waktu, dan tenaga. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya menggunakan sebagian
dari keseluruhan objek penelitian yang disebut sampel (Sugiyono, 2013). Jumlah responden
dalam penelitian ini adalah 30 orang masyarakat di wilayah kerja Bank Nagari Capem Tanjung
Ampalu.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Purposive Sampling. Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik Purposive Sampling ini dilakukan
agar responden yang didapat memang tepat untuk menjadi sumber informasi dan sesuai dengan
19
kriteria penelitian. Adapun kriteria responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di
wilayah kerja Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu yang sudah berumur diatas 20 tahun.
Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara
khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2013). Jenis
data ini diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu dengan cara melakukan wawancara
Sekaran (2009) menyatakan bahwa data sekunder merupakan data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain,
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini didapat melalui berbagai
sumber yaitu buku, jurnal ilmiah, literatur artikel, serta situs diinternet yang berkenaan dengan
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran
dan keberhasilan suatu penelitian. Dijelaskan oleh Sugiyono (2009) bahwa pengumpulan data
Dalam penelitian ini studi lapangan dilakukan dengan cara pengambilan data secara langsung
dengan metode lapangan (field research) yaitu melakukan wawancara kepada responden yang
terpilih.
20
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (nara sumber) (Arikunto, 2006). Pendapat di atas
sejalan dengan Ratna, (2010) dalam bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Kajian
Budaya dan Ilmu-Ilmu Humaniora Pada Umumnya yang menyatakan bahwa: “Wawancara
(interview) adalah cara-cara untuk memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-
cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Wawancara
melibatkan dua komponen, pewawancara yaitu peneliti itu sendiri dan orang yang
diwawancarai”.
1. Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki arti ganda, taksa, atau pun
baru.
si responden.
5. Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau sama sekali tidak
menyebutkan alternatif.
6. Dalam wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden marah ,malu atau
21
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen (2010), adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang
lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data
McDrury ( Collaborative Group Analysis of Data, 1999 ) seperti yang dikutip Moleong
1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam
data,
2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari
data.
kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek penelitian.
Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat transkrip hasil
wawancara. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya
peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti
membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat
informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata-
22
kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja. Abstraksi yang sudah dibuat
selanjutnya dirangkum dalam bentuk domain penelitian yaitu gambaran yang umum dan
23
BAB IV
PEMBAHASAN
adanya suatu lembaga keuangan yang secara khusus membantu pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan. Atas dasar pemikiran tersebut pemerintah daerah dan beberapa
tokoh pengusaha pada tanggal 12 maret 1962 telah menghadap kepada Notaris Hasan Qalby di
Padang, Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat di wakili oleh Soelamat Dipowardojo dan
pihak swasta diwakili oleh Hadis Didong untuk mengukuhkan pendirian ‘PT. Bank
Berdasarkan Akta NO. 9 tahun 1962 oleh Notaris Hasan Qalby maka didirikan Bank
dikuatkan lagi dengan Surat Keputusan Wakil Mentri I Bidang Keuangan Republik Indonesia
Nomor BUM / 9-44 / II tanggal 15 April 1962 tentang pemberian izin usaha Bank pada PT.
Dengan adanya Perda No. 4 tahun 1973 tentang Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Barat, maka ditetapkan perubahan status Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari
Perseroan Terbatas (PT) menjadi Milik Pemerintah Daerah Sumatera Barat dengan ketentuan
Pada tahun 1967 keluar Undang-undang No. 14 tahun1967 tentang pokok perbankan
dengan demikian UU No. 13 tahun 1962 yang diundang terlebih dahulu dari UU No. 14 tahun
1967 harus tunduk kepada UU No. 14 tahun 1967 sebagai ketentuan pokok-pokok perbankan
di Indonesia. Kemudian dalam perkembangannya, peraturan daerah No. 4 tahun 1973 berikut
dengan perubahan-perubahannya dirasakan tidak sesuai lagi, sehingga akhirnya dicabut dan
24
diganti dengan peraturan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Barat No. 10 Tahun 1985 tanggal
31 Desember 1985 tentang Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dengan pengesahan
Mentri Dalam Negeri No. 584-432 tanggal 19 April 1986 dan telah diundang dalam lembaran
Daerah Provinsi daerah Tingkat I Sumatera Barat No. 6 tanggal 19 April 1986.
Berdasarkan Perda No. 15 tahun 1992 tersebut, penyertaan modal bank dari pihak
Pembangunan Daerah Sumatera Barat sebagai alat otonomi daerah dirasa perlu meningkatkan
kemampuan berkompetitif antar sesama Bank Umum dengan cara memperluan daerah operasi
keluar daerah Sumatera Barat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan menerbitkan
Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Barat No. 2 tahun 1996 yang isisnya antara lain tentang
perubahan penyebutan/ panggilan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dari BPD
cabang, yang salah satunya adalah kantor Cabang Sijunjung. Saat ini, Bank Nagari Cabang
Sijunjung sudah memliki 3 Cabang Pembantu yaitu Capem Sei Tambang dan Capem Pasar
Sijunjung, dan Capem Tanjung Ampalu, Bank Nagari Cabang Sijunjung juga memiliki Kantor
Khas yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung dan memiliki satu mobil
unit.
25
4.2 Karakteristik Responden
20
15
20
10
10
5
0
PRIA WANITA
Series1
Gambar 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
50>
13% 21-30
27%
41-50
20%
31-40
40%
Gambar 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
26
INDUSTRI
JASA
Series1
PETANI
PEDAGANG
0 5 10 15
Gambar 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Chart Title
17% 23%
SD
27% SMP
33% SMA
SARJANA
Gambar 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
4.3 Brand awareness dan brand image pada produk kredit Bank Nagari Capem Tanjung
Ampalu
kemampuan dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek
termasuk ke dalam kategori produk tertentu. Brand awareness berarti kemampuan konsumen
27
Berdasarkan hasil interview kepada 30 responden di wilayah kerja Capem Tanjung
Ampalu terkait tingkat brand awareness produk kredit Bank Nagari, didapatkan hasilebagai
berikut :
14
12
10
8
6
4
Series1
2
0
Gambar 4.4
Hasil Interview Responden
Berdasarkan hasi interview kepada responden yang terpilih, didapat kesimpulan bahwa
saat ini mayoritas tingkat kesadaran masyarakat Tanjung Ampalu akan produk kredit pada
Bank Nagari adalah hanya sampai pada level Brand Recall. Dimana konsumen dapat
Namun pencapaian ini masih dianggap kurang maksimal dikarenakan tidak sedikit
masyarakat yang masih berada pada level brand unaware terhadap produk tersebut. Brand
Unaware adalah kondisi dimana masyarakat tidak mengetahui tentang adanya suatu produk
atau merek tertentu. Pada kasus ini masyarakat sama sekali tidak mengetahui bahwa Bank
Bukti lainnya yang menunjukkan bahwa pencapaian Bank Nagari Capem Tanjung
Ampalu masih dianggap belum maksimal adalah karena berdasarkan hasil interview, level Top
28
of Mind pada kategori produk kredit perbankan masih dikuasai oleh Bank pesaing, yaitu Bank
BRI. Ketika responden ditanya mengenai satu bank yang mewakili produk kredit perbankan,
sebagian besar masyarakat menjawab Bank BRI, Bukan Bank Nagari. Hal tersebutlah yang
perlu untuk diantisipasi oleh Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu guna meningkatkan pangsa
pasar dengan cara meningkatkan level Brand Awareness masyarakat terhadap produk yang
ditawarkan.
Sedangkan untuk brand image, masih banyak masayarakat yang “salah” membangun
brand image terkait produk kredit yang ditawarkan Bank Nagari. Masih banyak masyarakat
wilayah kerja Capem tanjung Ampalu yang berasumsi bahwa Bank Nagari hanyalah Bank yang
memberikan kredit khusus pegawai. Brand Image yang sudah terbentuk di benak masyarakat
3.3 Strategi membangun brand awareness dan brand image pada produk kredit Bank
Terdapat beberapa strategi dalam membangun brand awareness konsumen antara lain :
melalui social media, content marketing, video marketing, influencer marketing, event
marketing, sponsorship dan merchandise. Namun strategi tersebut harus disesuaikan dengan
Dengan memahami target pasar / konsumen yang diinginkan, perusahaan akan menjadi
lebih mudah dalam menilai cara seperti apa yang tepat dilakukan pada calon konsumen agar
tercipta brand awareness yang tinggi pada produk tersebut. Pada masyarakat wilayah kerja
Capem Tanjung Ampalu, strategi dalam membangun brand awareness yang dianggap tepat
adalah dengan mengadakan event marketing, sponsorship dan pemberian merchandise. Social
media, video marketing, content marketing dan influencer marketing dianggap bukan
29
merupakan cara yang tepat untuk melakukan pendekatan pada masyarakat wilayah kerja
Event marketing disini dapat dicontohkan seperti mengadakan event atau bazaar yang
mengikut-sertakan seluruh nasabah kredit Bank Nagari dengan berbagai latar belakang usaha,
sehingga para calon nasabah atau masyarakat dapat mengetahui jenis usaha apa saja yang bisa
contohnya event-event yang diadakan oleh pemerintah setempat dapat berikan sponsorship
dengan menyisipkan Brand Bank Nagari di setiap media promosi event nya, sehingga tanpa
sadar masyarakat telah mengingat Bank Nagari menjadi bagian dari mereka.
Sedangkan untuk merchandise, cara ini termasuk efektif dalam membangun Brand
Bank Nagari itu sendiri, mulai dari topi, mug, payung, pin atau pun stiker dengan kata-kata
menarik yang diberikan kepada nasabah maupun calon nasabah dapat menjadi suatu kebanggan
bagi yang menggunakannya. Seperti yang diketahui tidak semua masyarakat di wilayah kerja
Capem Tanjung Ampalu terjangkau informasi, Sehingga pembangunan karakter brand itu
Sedangkan strategi untuk membangun brand image yang kuat, antara lain : dengan
Komunikasi yang dilakukan untuk membangun brand image bisa dilakukan dengan
cara membangun persepsi. Cara ini bisa dilakukan terutama supaya orang-orang menjadi lebih
mengerti nilai dan kelebihan produk. Salah satu jenis komunikasi yang bisa digunakan di sini
adalah komunikasi pemasaran yang sifatnya adalah persuasif. Jenis komunikasi yang
digunakan bisa disamakan dengan komunikasi yang dilakukan dalam membentuk brand
30
Menyajikan hal yang unik juga merupakan salah satu hal yang dapat memperkuat brand
image. Adanya kelebihan produk kita dibanding produk pesaing akan membentuk brand image
yang kuat terhadap produk. Beberapa inovasi yang bisa diterapkan perusahaan agar berbeda
dari pesaingnya antara lain dengan memberikan kredit dengan plafon pembiayaan kecil yang
dapat membantu perekonomian daerah terutama daerah Sijunjung yang dominan masih
didominasi petani. Dalam pemberian kredit pada proposal usaha memang sangat rentan dan
beresiko bagi dana bank karena kerugian atau kegagalan usaha lebih tinggi dari keberhasilan
dan dana yang diberikan akan sia-sia atau hilang lebih tinggi dari usaha yang telah berjalan,
tapi tidak semua proposal usaha akan gagal, dengan lebih cermat dan lebih memahami peluang
usaha yang dituangkan pada proposal usaha, kemungkinan usaha yang diberi kredit berhasil
dan berlanjut dalam pengambilan kredit akan lebih tinggi sehingga untuk kedepannya akan
Keunikan yang lain yang bisa diciptakan adalah dengan memberikan pembinaan
kepada nasabah yang berniat untuk memulai usaha tapi tidak mengetahui usaha apa yang cocok
dan menguntungkan untuk saat ini, dimana tidak semua nasabah terjangkau informasi. Selain
membuka usaha lain didaerah tersebut dalam upaya peningkatan pendapatan daerah juga dapat
meningkatkan loyalitas nasabah pada Bank Nagari terutama Cabang Ampalu, Sijunjung. Dan
manfaat yang diperoleh oleh Bank Nagari sendiri selain loyalitas nasabah juga menumbuhkan
brand image yang baik yang diperoleh dari masyarakat. Hal terakir yang bisa dilakukan untuk
memberikan keunikan adalah dengan promosi yang ditawarkan bukan hanya sekedar hadiah
langsung atau suku bunga yang kompetitif tapi juga penawaran promosi usaha dan akomodasi
yang dapat diberikan kepada nasabah yang sudah memiliki usaha tapi terbentur pada wilayah
jual hanya pada lingkup kecil, seperti yang diketahui tidak semua masyarakat didaerah Ampalu
Sijunjung yang terjangkau informasi. Dengan diberikan fasilitas dalam memperluas usaha
31
nasabah, akan meningkatkan usaha nasabah tersebut dan bagi Bank Nagari akan memberikan
nilai lebih, dari peningkatan kredit juga tabungan dari nasabah tersebut.
32
BAB V
KESIMPULAN
Persaingan yang sangat ketat menuntut bank-bank dan lembaga keuangan tersebut
untuk senantiasa berinovasi, mengembangkan produknya agar dapat tetap bertahan dalam
industri perbankan. Untuk bisa tetap bertahan di tengah persaingan yang ada, suatu bank harus
membangun Brand Awereness dan membentuk Brand Image masing- masing kepada
masyarakat sehingga masyarakat dapat mengenali identitas merek bank dan mempunyai
Brand awareness dari produk kredit pada Bank Nagari Capem Tanjung Ampalu yang
saat ini dianggap belum mencapai level Top of Mind dapat ditingkatkan dengan menggunakan
Sedangkan untuk memperkuat brand image produk itu sendiri, perusahaan bisa menampilkan
suatu yang unik yang berbeda dengan pesaingnya seperti memberikan kredit dengan plafon
pembiayaan kecil , memberikan pembinaan kepada nasabah yang berniat untuk memulai usaha
tapi tidak mengetahui usaha apa yang cocok dan menguntungkan untuk saat ini maupun
memberikan penawaran promosi usaha dan akomodasi yang dapat diberikan kepada nasabah
yang sudah memiliki usaha tapi terbentur pada wilayah jual hanya pada lingkup kecil.
Dengan terciptanya brand awareness dan brand image yang kuat nantinya akan
untuk suatu produk dalam keputusan pembelian. Brand yang dikelola dengan baik akan
menghasilkan konsekuensi yang positif. Penciptakan kesan menjadi salah satu karateristik
dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta
penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk
33
menciptakan kesadaran dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan
34