Anda di halaman 1dari 13

Tension headache

A. Definisi(1)

Tension headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang ditimbulkan akibat
kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi
ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita disekitar kepala dan nyeri tekan
di daerah oksipitoservikalis.

B. Etiologi(2)

Penyebab tension headache belum diketahui pasti, namun kontraksi otot dapat dipicu oleh
factor-faktor psikogenik :

· Ansietas (kecemasan)

· Physical dan stress emotional (Emergency department factsheet, 2008).

· Penyakit lokal pada kepala dan leher (spondilosis servikal, maloklusi gigi)

· Ketegangan/Stress

· Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)

C. Faktor-Faktor Pencetus Tension Headache

1. stres,

2. kelelahan,

3. kurang tidur,

4. terlambat makan, dan

5. tegang.

Sumber lainnya menyatakan, faktor pencetus tension headache, diantaranya;(3)

· Stres – Muncul pada saat sore hari setelah mengalami stres panjang selama bekerja atau
setelah ujian
· Kurangnya tidur /Sleep deprivation

· Posisi yang tidak nyaman yang menyebabkan stres / posisi yang tidak benar

· Waktu makan yang tidak pasti (lapar)

· Kelelahan Mata

· Withdrawal Kafein (Penghentian oleh efek kafein)

ü Peristiwa stres tertentu(4)

Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%, exacerbasi
maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk
adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan
noradrenalin di otaknya.

1. depresi

2. kecemasan

3. kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin

Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur terlambat. Sebisa
mungkin tidur teratur.

ü Tidak makan(4)

Hindari makan atau minum sesuatu yang sensitif, khususnya sebelum

melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. Pasalnya, pembuluh
darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. Jadi, sebisa mungkin makan secara
teratur.

ü Posisi tubuh yang salah saat tidur(4)

Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan
tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat
ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.

ü Bekerja dalam posisi yang tidak enak(4)

Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik dengan
komputer.
ü Kurangnya aktifitas fisik(4)

ü Kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang
berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon, (4)

ü Penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan. (4)

Rabu, 17 Juli 2013

Tension headache

A. Definisi(1)

Tension headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang ditimbulkan akibat
kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi
ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita disekitar kepala dan nyeri tekan
di daerah oksipitoservikalis.

B. Etiologi(2)

Penyebab tension headache belum diketahui pasti, namun kontraksi otot dapat dipicu oleh
factor-faktor psikogenik :

· Ansietas (kecemasan)

· Physical dan stress emotional (Emergency department factsheet, 2008).

· Penyakit lokal pada kepala dan leher (spondilosis servikal, maloklusi gigi)

· Ketegangan/Stress

· Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)

C. Faktor-Faktor Pencetus Tension Headache

1. stres,

2. kelelahan,
3. kurang tidur,

4. terlambat makan, dan

5. tegang.

Sumber lainnya menyatakan, faktor pencetus tension headache, diantaranya;(3)

· Stres – Muncul pada saat sore hari setelah mengalami stres panjang selama bekerja atau
setelah ujian

· Kurangnya tidur /Sleep deprivation

· Posisi yang tidak nyaman yang menyebabkan stres / posisi yang tidak benar

· Waktu makan yang tidak pasti (lapar)

· Kelelahan Mata

· Withdrawal Kafein (Penghentian oleh efek kafein)

ü Peristiwa stres tertentu(4)

Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%, exacerbasi
maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk
adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan
noradrenalin di otaknya.

1. depresi

2. kecemasan

3. kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin

Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur terlambat. Sebisa
mungkin tidur teratur.

ü Tidak makan(4)

Hindari makan atau minum sesuatu yang sensitif, khususnya sebelum

melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. Pasalnya, pembuluh
darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. Jadi, sebisa mungkin makan secara
teratur.
ü Posisi tubuh yang salah saat tidur(4)

Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan
tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat
ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.

ü Bekerja dalam posisi yang tidak enak(4)

Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik dengan
komputer.

ü Kurangnya aktifitas fisik(4)

ü Kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang
berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon, (4)

ü Penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan. (4)

D. Patogenesis

Kejadian sakit kepala ketegangan tentu lebih besar dari migrain. Namun, kebanyakan pasien
mengobati sakit kepala ketegangan sendiri dan tidak mencari nasihat medis. Seperti migrain,
sakit kepala ketegangan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Tidak seperti
migrain, mereka jarang dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja tetapi lebih mungkin
terjadi pada usia pertengahan dan bertepatan dengan kecemasan, kelelahan, dan depresi di
saat susah hidup. Pada seri besar Lance dan Curran, sekitar sepertiga dari pasien dengan sakit
kepala ketegangan terus-menerus telah siap mengakui gejala depresi. Berdasarkan pengalaman
praktisi, kecemasan kronis atau depresi berbagai tingkat keparahan hadir dalam sebagian besar
pasien dengan sakit kepala berkepanjangan. Migrain dan sakit kepala traumatis mungkin rumit
oleh sakit kepala ketegangan, yang, karena ketekunan, sering membangkitkan kekhawatiran
tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya. Namun, seperti Patten menunjukkan, tidak lebih
dari satu atau dua pasien dari setiap ribu dengan sakit kepala ketegangan akan ditemukan
pelabuhan tumor intrakranial, dan dalam pengalaman kami, penemuan tumor telah paling
sering disengaja (lihat lebih lanjut pada). (5)

Dalam kelompok besar pasien, sakit kepala, bila berat, mengembangkan kualitas berdenyut,
yang istilah ketegangan-ketegangan migrain atau sakit kepala vaskular-telah diterapkan (Lance
dan Curran). Ini terutama terjadi pada pasien dengan sakit kepala harian berlarut-larut dan
kronis. Pengamatan seperti ini cenderung mengaburkan perbedaan yang tajam antara migren
dan sakit kepala ketegangan dalam beberapa kasus. (5)
Selama bertahun-tahun itu mengajarkan bahwa ketegangan sakit kepala yang disebabkan
kontraksi berlebihan dari otot craniocervical dan penyempitan terkait dari arteri kulit kepala.
Namun, tidak jelas bahwa salah satu dari mekanisme berkontribusi terhadap usul ketegangan
sakit kepala, setidaknya dalam bentuk yang kronis. Sampai saat ini telah merasa bahwa pada
kebanyakan pasien dengan sakit kepala tegang, otot-otot craniocervical cukup santai (palpasi)
dan tidak menunjukkan bukti kontraksi terus-menerus ketika diukur dengan permukaan (EMG)
rekaman elektromiografi. Anderson dan Frank tidak menemukan perbedaan dalam tingkat
kontraksi otot antara migrain dan sakit kepala tegang. Namun, dengan menggunakan perangkat
laser yang cerdik, Sakai et al telah melaporkan bahwa otot perikranium dan trapezius yang
mengeras pada pasien dengan sakit kepala karena tegang. Baru-baru ini, oksida nitrat telah
terlibat dalam asal-usul ketegangan-jenis sakit kepala, khususnya dengan menciptakan
sensitisasi sentral untuk stimulasi sensorik dari struktur tengkorak. Dukungan kuat untuk
konsep ini berasal dari beberapa laporan bahwa inhibitor oksida nitrat mengurangi kekerasan
otot dan nyeri pada pasien dengan sakit kepala kronis ketegangan.(5)

Faktor pencetus : Stress Psikologik

- Gangguan tidur

- Stress Fisik

Menghasilkan Neuro Peptida (Substansia P)

Dilatasi pembuluh darah Otak

Teraktivasi

Saraf Simpatis

Mengaktifasi Nosiseptor dan aktivitas aferen gamma Trigeminus

Menyebabkan pernapasan Hiperventilasi

Ion Kalsium masuk kedalam sel

Kontraksi berlebihan di otot kepala dan leher

Vasokontriksi perifer

Kadar CO2 dalam darah êêê

Alkosis

Menganggu keseimbangan asam dan basa dalam darah


Metabolisme Anaerob

Kekurangan Asupan Oksigen

Nyeri Kepala

Rangsangan Nyeri di bangun peka nyeri

Merangsang Pengeluaran Bradikinin, Prostaglandin

Patofisiologi Tension Headache(6)

E. Manifestasi Klinis(7)

Nyeri kepala yang dirasakan penderita tension headache sering dilaporkan sebagai serangan
nyeri kepala berulang yang berlangsung dalam hitungan menit sampai hari, dengan sifat nyeri
yang biasanya berupa rasa tertekan atau diikat, dari ringan sampai berat, bilateral, tidak dipicu
oleh aktifitas fisik dan gejala penyertanya tidak menonjol. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala
berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal atau bioksipital, atau seperti diikat sekeliling
kepala. Nyeri ini juga dapat menjalar sampai ke bahu. Nyeri tidak berdenyut,tidak ada nausea,
fotofobia dan fonofobia. Bila berlangsung lama pada palpasi dapat ditemukan daerah-daerah
yang membenjol keras berbatas tegas dan nyeri tekan.

Pada yang episodik pasien jarang berobat ke dokter karena sebagian besar sembuh dengan
obat-obat analgetik bebas yang beredar dipasaran. Pada yang kronis biasanya merupakan
manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi. Oleh sebab
itu, perlu dievaluasi adanya stres kehidupan, pekerjaan, kebiasaan, sifat kepribadian tipe
perfeksionis, kehidupan perkawinan, kehidupan sosial, seksual, dan cara pasien mengatasinya.

Gejala lain yang dapat ditemukan seperti gangguan tidur (sering terbangun atau bangun dini
hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid. Keluhan
emosi antara lain perasaan bersalah, putus asa, tidak berharga, takut sakit atau mati,dll.
Keluhan psikis yaitu konsentrasi buruk, minat menurun, ambisi menurun atau hilang, daya ingat
buruk dan mau bunuh diri. Pasien sering menghubungkan nyeri kepalanya secara tidak
proposional dengan kejadian yang pernah dialaminya seperti kecelakaan, trauma, kematian
orang yang dicintai bekas suntikan, tindakan operasi, kehilangan pekerjaan, atau masalah
masalah lainnya.

F. Diagnosis(8)

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis dan dilihat dari manifestsi klinik yang ada berupa:

* Dull, nyeri kepala

* Sensasi sesak atau tekanan di dahi atau pada bagian samping dan belakang kepala

* Kelembutan pada kulit kepala, otot bahu dan leher

* Kadang-kadang, kehilangan nafsu makan

Sebuah sakit kepala tegang dapat berlangsung dari 30 menit sampai satu minggu. Penderita
mungkin mengalami sakit kepala ini hanya kadang-kadang, atau hampir sepanjang waktu. Jika
sakit kepala terjadi 15 hari atau lebih dalam sebulan setidaknya selama tiga bulan, maka
dianggap kronis. Jika penderita memiliki sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 kali dalam
sebulan, sakit kepala tersebut dianggap episodik. Namun, penderita dengan sakit kepala
episodik sering berada pada risiko lebih tinggi terkena sakit kepala kronis.

Diagnosis Banding

Diagnosis Banding Tension Headache yaitu; Cluster Headache, Migren headache, Abses Otak,
Encephalitis, Glaucoma Acute Angle-Closure,Meningitis, Otitis Media, Stroke, dan lain-lain.(9)
Namun pada pembahasan ini akan dibahas Cluster headache dan Migrain Headache.

1. Cluster headache

Cluster headache/nyeri kepala cluster adalah suatu sindrom nyeri kepala neurovascular yang
khas dan dapat disembuhkan, walaupun insidensinya jauh lebih jarang daripada migren.
Berbagai nama pernah digunakan untuk penyakit ini, termasuk nyeri kepala histamin, nyeri
kepala Horton, nyeri kepala migrenosa, dan neuralgia nocturnal paroksismal. Tipe episodik
adalah tipe tersering dan ditandai dengan satu sampai tiga serangan singkat nyeri periorbita per
hari selama periode 4 sampai 8 minggu (clusters) diikuti oleh interval bebas-nyeri yang lamanya
rata-rata 1 tahun.(1) Pola sakit kepala ini terjadi terutama pada pria dewasa muda (kisaran 20
sampai 50 tahun, laki-laki untuk -perempuan rasio 5:1) dan ditandai oleh lokalisasi orbital yang
konsisten unilateral.(5)

Berikut ini dapat memicu serangan cluster:(10)


· Alkohol dan merokok

· Tinggi ketinggian (trekking, perjalanan udara)

· Terang cahaya (termasuk sinar matahari)

· Pengerahan tenaga

· Panas (cuaca panas, mandi air panas)

· Tinggi nitrit makanan (seperti bacon dan daging diawetkan)

· Obat-obat tertentu

· Kokain

Patogenesis nyeri kepala cluster tidak diketahui. Tidak ada perubahan aliran darah serebrum
yang konsisten yang dibuktikan menyertai serangan nyeri. Pada salah satu teori, patofisiologi
dasar diperkirakan adalah sistem vascular trigeminus, jalur akhir bersama, dengan nyeri dipicu
secara siklis oleh suatu pemacu (pacemaker) sentral yang terganggu. Pemacu mengalami
modulasi oleh proyeksi-proyeksi rafe dorsal serotonergik. Dengan demikian, baik nyeri kepala
migren maupun cluster mungkin disebabkan oleh kelainan neurotransmisi serotonergik,
walaupun dengan lokasi berbeda.(1)

Manifestasi klinis cluster headache, dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini. (11)

· Sakit kepala serangan selalu terjadi pada sisi kepala yang sama. Rasa sakit ini terutama
dirasakan pada mata, dahi dan pelipis.

· Rasa sakit mencapai maksimum dalam 10-20 menit. Setiap serangan berlangsung dari
setengah jam sampai dua jam, serangan dapat terjadi "pada jadwal" pada waktu yang sama dari
hari setiap hari (selama cluster), terutama pada malam hari.

· Sejumlah serangan dapat terjadi "dalam seri" dalam periode 24-jam.

· Rasa sakit ini sangat intens, sering berdenyut dan berdenyut-denyut.

· Serangan biasanya disertai dengan temua objektif sebagai berikut:

- Sindrom Horner dari mata ipsilateral.

- Sebuah red eye, berlinang air dan eritema periorbital.

- terjadi peningkatan sekresi hidung sehingga hidung membesar.


- Serangan muncul selama periode yang disebut "cluster," minggu abadi atau bulan,
cluster bergantian dengan interval bulan attackfree abadi atau tahun.

Migren

Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan kadang-kadang
bilateral yang dapat disertai muntah dan gangguan visual. Nyeri kepala berulang dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Sifat Nyeri, ialah berdenyut, intensitas nyerinya
sedang sampai berat, semakin terasa berat dengan adanya aktivitas. (11) Secara umum migrain
dapat dibagi dalam:(4,12)

1. Migren tanpa aura (Migren Umum), pada migren yang jenis ini tidak ditemukan aura,
tetapi dapat ditemukan gejala prodormal seperti mengantuk, perubahan mood, dan rasa lapar.

2. Migren dengan aura (migren klasik), pada migren jenis ini nyeri kepala didahului oleh
adanya gejala neurologi fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga aura. Gejala visual
meliputi pandangan gelap yang berupa kilasan gelap yang cepat. Aura umumnya membaik
setelah 15 hingga 20 menit, dimana setelah itu timbul nyeri kepala. Nyeri terasa seperti
ditusuk- tusuk dan lebih berat jika batuk, mengejan atau membungkuk. Nyeri kepala terjadi
selama beberapa jam, umumnya antara 4 hingga 72 jam. Pasien lebih suka berbaring di ruangan
yang gelap dan tidur. Gejala yang menyertai adalah fotofobia, mual, muntah, pucat dan dieresis.

Faktor-faktor pencetus yang dapat menimbulkan migrain adalah:

2. Perubahan hormon. Estrogen dan progesteron merupakan hormon utama yang berkaitan
dengan serangan migren. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase Luteal
siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migren. Nyeri kepala migrain dipicu oleh
turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid.

3. Makanan. Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang antara
lain: Makanan yang bersifat vasodilator (histamin, contoh anggur merah, natrium nitrat),
vasokonstriktor (tiramin, contoh; keju; feniletilamanin, contoh; coklat, kafein), dan zat
tambahan pada makanan (natrium nitrit, mososodium glutamat/MSG dan aspartam).

4. Stress

5. Rangsangan sensoris misalanya bau menyegat seperti tinner dan asap rokok.

Migrain dan nyeri kepala tipe tegang memiliki beberapa karakteristik yang mirip, tetapi
terdapat beberapa perbedaan penting: (13)

· Sifat nyeri pada migrain biasanya berdenyut, sementara pada nyeri kepala tipe tegang
biasany stabil
· Nyeri pada migrain sering hanya mempengaruhi satu sisi kepala, sedangkan pada tension
headache,biasanya mempengaruhi kedua sisi kepala

· Keluhan nyeri kepala disertai mual atau muntah, kepekaan terhadap cahaya dan suara,
atau aura ditemukan hanya pada nyeri kepala Migren.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa migrain dan tension headache mungkin terkait.(13)

Penatalaksanaan(14)

Obat-obat yang digunakan dapat digolongkan dalam dua kelompok. Pertama obat-obat yang
dinamakan “psychotropic drugs” yang mencakup itensiolytics, anxiolytics, dan antidepressants.
Dan kelompok kedua ialah kelompok obat-obat yang menghilangkan ‘sakit’ yang bervariasi
antara analgetika dan spasmamolitika.

Dosis psychotropic drugs bagi penderita psikoneurosis jauh lebih rendah daripada untuk
penderita psikosis. Sukses pengobatan dengan psychotropic drugs bagi penderita psikoneurosis
terletak pada dosis dan jenis obat yang relevan dan sesuai dengan keadaan efektif yang hendak
diperbaiki.

I. Komplikasi(15)

Rebound headache

Nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat analgesia (aspirin, asetaminofen, dll)
secara berlebihan.

J. Prognosis(1)

Karena etiologi penyebab tension headache ini kebanyakan oleh keadaan-keadaan stress
temporer, rasa cemas, serta kelelahan yang menyebabkan tegangan otot yang berlebihan,
maka prognosisnya ialah baik dan dapat sembuh dengan keadaan rileks serta beristirahat.

Kesimpulan Hasil Diskusi


Berdasarkan diskusi tutorial kedua dan pembahasan pada step 7. Kelompok kami menentukkan
diagnosis pada kasus ini yaitu pasien mengalami nyeri kepala tipe tegang atau Tension
Headache. Kesesuaian antara anamnesis (kata kunci) dan teori tension headache yang menjadi
alasan peneggakan diagnosis ini. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Teori
menjelaskan bahwa manifestasi klinik tension headache ialah serangan nyeri kepala berulang
yang berlangsung dalam hitungan menit sampai hari, Sifat nyeri yang biasanya berupa rasa
tertekan atau diikat, dari ringan sampai berat, bilateral, tidak dipicu oleh aktifitas fisik dan
gejala penyertanya tidak menonjol. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa
kencang pada daerah bitemporal atau bioksipital, atau menurut pasien rasanya seperti kepala
diikat.

Melalui anamnesis pada kasus jelas terdapat kesesuaian antara teori dengan keluhan yang
dialami pasien. Anamnesis sudah memberi kontribusi 70-80% untuk peneggakan diagnosis.
Pada kasus yeri kepala diagnosis sudah dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis yang
tepat. Pemeriksaan penunjang hanya dibutuhkan untuk menyingkirkan differences diagnosis.

Tension Headache memiliki differences diagnosis yang banyak, seperti yang telah disebutkan
pada bagian sebelumnya. Anamnesis menunjukkan tidak ada riwayat demam atau trauma
sehingga diagnosis banding yang berkaitan dengan etiologi-etiologi tersebut dapat disingkirkan.
Dugaan mengarahkan kepada Nyeri Kepala Primer, yaitu Migrain Headache dan Cluster
headache. Keduanya merupakan diagnosis banding yang dapat dipilih karena hampir memiliki
kesamaan yang dekat dengan tension headache. Namun pada kasus ini, kedua jenis nyeri
kepala ini dengan mudah dapat disingkirkan karena sifat khas dari masing-masing jenisnya.
Pasien dengan Migren umumnya, datang dengan keluhan nyeri kepala unilateral dan sifatnya
berdenyut, sedangkan pada kasus ini pasien merasakan nyeri bitemporal dan tidak berdenyut
bahkan konstan. Pasien dengan cluster headache datang dengan keluhan sakit kepala
unilateral/ pada daerah occipital, keluhan dirasakan seperti ditusuk-tusuk, sedangkan pada
tension headache pasien dengan jelas menggambarkan kepalanya seakan-akan seperti diikat.
Selain itu Migren memiliki durasi 3-12 jam, cluster headache; 5-120 menit, sedangkan durasi
tension headache dirasakan terus menerus. Pada migren keluhan dapat disertai dengan
muntah, sedangakan kondisi ini tidak ditemukan pada tension headache. Pada cluster headache,
selama serangan pasien tampak gelisah dan wajah kemerahan. Ciri khas inilah yang menjadi
dasar perbandingan antara tension headache dan jenis nyeri kepala lainnya.

Tension headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang ditimbulkan akibat
kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi
ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita disekitar kepala dan nyeri tekan
di daerah oksipitoservikalis.
Penyebab tension headache belum diketahui pasti, namun kontraksi otot dapat dipicu oleh
factor-faktor psikogenik. Faktor-faktor pencetus dapat berupa;stress,kelelahan, kurang
tidur,,terlambat makan, kondisi tegang, kurang aktifitas fisik, dan sebagainya.

Patofisologinya berkaitan dengan faktor pencetus seperti faktor psikogenik. Kontraksiotot dan
leher merupakan mekanisme penyebab nyeri. Selanjutnya akan terjadi proses biokimia yang
akan merangsang pengeluaran mediator nyeri seperti bradikin dan prostaglandin yang akan
merangsang serabut nyeri pada struktur otot dan pembuluh darah cranium.

Penatalaksanaan tension headache dengan medikamentosa yakni obat-obat yang dinamakan


“psychotropic drugs” yang mencakup itensiolytics, anxiolytics, dan antidepressants. Dan
kelompok kedua ialah kelompok obat-obat yang menghilangkan ‘sakit’ yang bervariasi antara
analgetika dan spasmamolitika

Komplikasi yang dapat ditimubulkan berupa Rebound headache Karena etiologi penyebab
tension headache ini kebanyakan oleh keadaan-keadaan stress temporer, rasa cemas, serta
kelelahan yang menyebabkan tegangan otot yang berlebihan, maka prognosisnya ialah baik dan
dapat sembuh dengan keadaan rileks serta beristirahat.

Anda mungkin juga menyukai