Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PNEUMONIA PADA ANAK

Disusun oleh :

Dela Khairina Zamari

15154013709013

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D3

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2016/2017


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PNEUMONIA PADA ANAK


Pokok Bahasan : Kesehatan bayi

Sub Pokok Bahasan : Pneumonia Pada Anak

Sasaran : Puskesmas Banjarmangu 2

Hari/ Tanggal : April 2017

Waktu : 40 menit

Tempat : Puskesmas Banjarmangu 2

Penyuluh/ Petugas : Dela Khairina Zamari

1. Latar Belakang
Insidensi pneumonia dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Pneumonia
merupakan penyakit penyebab kematian dengan urutan atas atau angka
kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis
dan terapi yang cukup lama

2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan peserta mampu
memahami cara perawatan dan pencegahan pneumonia

b. Tujuan khusus
Setelah diberikan penjelasan dan pemaparan materi diharapkan
klien/keluarga dapat :
1) Pengertian pneumonia
2) Penyebab pneumonia
3) Tanda dan gejala pneumonia
4) Klasifikasi pneumonia
5) Komplikasi pneumonia
6) Pencegahan pneumonia
3. Pokok Pembahasan dan Sub Pokok Bahasan

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan


Pengertian pneumonia

Penyebab pneumonia

Tanda dan gejala pneumonia


Pneumonia
Klasifikasi pneumonia

Komplikasi pneumonia

Pencegahan pneumonia

4. Metode
Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab

5. Media
Leaflet, alat peraga (boneka)

6. Strategi pelaksanaan

No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
1.  Membuat kontrak waktu -
 Menjelaskan tujuan -
penyuluhan
Isi 25 menit  Membagikan leaflet  Memperhatikan
 Menjelaskan materi
2 10 menit  Memberikan kesempatan  Bertanya
klien untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan  Menyimak jawaban
Penutup 5 menit  Melakukan evaluasi  Menjawab pertanyaan
 Menyimpulkan materi  Menyimak kesimpulan
3
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

7. Evaluasi
a. Apa itu pneumonia pada anak?
b. Apa saja tanda dan gejala terjadinya pneumonia pada anak?
c. Komplikasi apa yang terjadi jika pneumonia pada anak?
d. Bagaimana penanganan awal yang dilakukan pada anak pneumonia ?

8. Sumber
a. Buku Ilmu Kebidanan 2010 edisi 3,Jakarta Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
b. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
9. Lampiran materi
a. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah
yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada
anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis,
dan bronkopneumonia. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 :2000 )

b. Penyebab
1) Bakteri : pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia
2) Virus : virus adeno, vuirus parainfluenza, virus influenza, virus
respiratori sinsial
3) Jamur : candida, histoplasma, koksidioides
4) Protozoa : pneumokistis karinii
5) Bahan kimia :
a) Aspirasi makanan/ susu/ isi lambung
b) Keracunan hidrokarbon ( minyak tanah, bensin dan sbg)

c. Tanda dan gejala icterus


Gejala dari radang paru atau pneumonia ini bervariasi, tergantung
dari usia anak & penyebabnya sendiri apakah dari bakteri atau virus.
Yang harus kita perhatikan pada anak ketika ada tanda-tanda
pneumonia yaitu :
Anak harus tenang.
1) Hitung nafas dalam 1 menit
2) Adakah tarikan dinding dada
Penentuan ada tidaknya tanda bahaya pada anak umur <2 bulan yaitu :
1) Kurang bisa minum
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
4) Stridor
5) Wheezing
6) Demam atau dingin

Bagi bayi yang ada tanda bahaya tersebut langsung bawa kerumah
sakit. Pada anak umur 2 bulan sampai < 5 tahun yaitu :

1) Tidak bisa minum


2) Kejang
3) Stridor
4) Kesadaran menurun
5) Gizi buruk
d. Komplikasi icterus
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka
akan terjadi penyakit kern ikterus. kren ikterus adalah suatu sindrom
neurologic yang timbul sebagai akibat penimbunan tak terkonjugasi
dalam sel-sel otak kern ikterus dapat menimbulkan kerusakan otak
dengan gejala gangguan pendengaran , keterbelakangan mental dan
gangguan tinggkah laku .

e. Penanganan awal icterus


Ikterus fisiologis:
1) Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi
biasanaya sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
2) Perhatikan frekwensi BAB
3) Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
4) Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
5) Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara
dini dan ASI eklusif lebih sering minimal setiap 2 jam
6) Jaga bayi agar tetap hangat
7) Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing
sehari semalam atau apakah sering buang air besar
Ikterus patologis:
1) Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan
anakanya
2) Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri
perasan ASI atau susu pengganti, Jika keduanaya tidak
memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk
3) Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas
yang berisi 200 cc air masak
4) Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula
melalaui pipa ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
5) Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
6) Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis
dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
7) Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

f. Pencegahan icterus
1) Biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 –
jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka
pakaiannya.
2) Berikan ASI eklusif lebih sering
PENUTUP

Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat
penumpukan bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan
konsentrasi bilirubin serum yang menjurus kearah terjadinya kernikterus atau
ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan.
Penanganan ikterus neonatorum sangat tergantung pada saat terjadinya
ikterus, intensitas ikterus (kadar bilirubin serum) jenis bilirubin, dan sebab
terjadinya ikterus. Untuk mendapatkan penangan yang baik, pengobatan dan
pemeriksaan-pemeriksaan yang perlu dilakukan didasarkan pada timbulnya
ikterus naiknya kadar bilirubin serum.
Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan tentang penanganan ikterus
neonaterum masyarakat mampu melakukan penanganan ikterus.

Anda mungkin juga menyukai