Anda di halaman 1dari 24

FISIKA BUMI dan ANTARIKSA

ATMOSFER

DOSEN PEMBIMBING
SYUBHAN AN’NUR, M. Pd

OLEH

PINA AYU IMANAH A1C414046


NOR ALINA A1C414094
LITHA LESTARI A1C414060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas


berkat Rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
Atmosfer Bumi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Pada makalah ini kami membahas tentang “Atmosfer Bumi”. Dalam


pembuatan makalah ini, kami menyadari, penjelasan dan pembahasan
dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Kami berharap, makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita
semua. Kami juga meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini,
terdapat banyak kekurangan. sehingga kami sangat berharap adanya kritik
dan saran untuk lebih membangun dan menjadikan makalah ini menjadi
lebih baik.

Banjarmasin, Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan .................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................... 1

2.1.Atmosfer Bumi ........................................................................................ 2


2.2.Warna Atmosfer ...................................................................................... 2
2.3.Tekanan Atmosfer ................................................................................... 7
2.4.Ketinggian Atmosfer ............................................................................... 10

BAB III : PENUTUP ................................................................................... 17

3.1.Kesimpulan ............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Atmosfer penting bagi kehidupan di Bumi karena tanpa atmosfer,
manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup. Atmosfer jugabertindak
sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada
siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam
hari. Sangat beruntung bahwa atmosfer menyebabkan hambatan bagi
benda yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui
atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan
bumi. Atmosfer bersifat dapat dimampatkan (compressible) sehingga
lapisan atmosfer bawah lebih rapat daripada lapisan di atasnya, akibatnya
tekanan udara berkurang sesuai dengan ketinggian. Massa total atmosfer
sekitar 56 × 1014 ton, setengah dari massanya kira – kira terletak di
bawah 6000 m dan lebih dari 99% terletak di dalam lapisan 35.000 m dari
permukaan bumi.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana atmosfer bumi?
2. Bagaimana warna pada atmosfer?
3. Bagaimana tekanan pada atmosfer?
4. Bagaimana ketinggian pada atmosfer?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan khusus pada pembahasan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui atmosfer bumi
2. Mengetahui warna pada atmosfer
3. Mengetahui tekanan pada atmosfer
4. Mengetahui ketinggian pada atmosfer

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Atmosfer Bumi
Awalnya atmosfer bumi mengandung karbon dioksida berkadar tinggi
yang menyebabkan efek rumah kaca. Pada waktu itu ozonosfer belum
berbentuk sehingga radiasi ultraviolet tembus kepermukaan bumi tanpa
mengalami atenuasi. Diperkirakan kehidupan berada diperairan yang dalam
supaya terlindung dari radiasi ultraviolet yang berenergi tinggi. Setelah ada
makhluk hidup yang berkhlorofil maka terjadi proses fotosintesis yang
memungkinkan kadar karbon dioksida berkurang dan sebaliknya kadar
oksigen mulai bertambah dan ozonosfer mulai terbentuk sehingga temperatur
bumi turun dan makhluk hidup memungkinkan berevolusi ke daratan.
Nama-nama lapisan atmosfer berdasarkan temperatur adalah troposfer,
stratosfer, mesosfer dan termosfer. Sedangkan menurut sifat-sifat radioelektrik
maka atmosfer dibagi menjadi netrosfer dan ionosfer.
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan
tidak berwarna. Empat gas, yaitu nitrogen, oksigen, argon, dan karbon
dioksida meliputi hampir seratus persen dari volume udara kering. Gas lain
yang stabil dalah neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, dan yang
kurang stabil termasuk ozon dan radon juga terdapat di atmosfer dalam jumlah
yang sangat kecil. Selain udara kering, lapisan atmosfer mengandung air
dalam ketiga fasanya, dan aerosol atmosfer. Oleh karena itu, udara kering
murni di alam tidak pernah dijumpai.

2.2.Warna Atmosfer
Apabila tak ada atmosfer, langit di atas bumi akan selalu gelap gulita.
Warna biru yang indah pada langit yang cerah, warna – warni yang terjadi
pada waktu matahari terbit dan terbenam, lengkungan pelangi tidak akan
terjadi kalau tidak ada atmosfer.

2
Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam sinar dengan panjang
gelombang yang berbeda. Kecepatan semua sinar dalam udara vakum yang
sama, yaitu 3 x 108 m/detik. Tetapi kecepatan cahaya tersebut di dalam
medium tertentu tergantung dari panjang gelombang sinar. Indek bias (n) dari
suatu medium tergantung dari panjang gelombang (d).

𝑛 = 𝑑0 ⁄𝑑

Panjang gelombang (d) adalah perkalian antara kecepatan (v) dengan


waktu periode (T) atau d = v x T :

Jadi

𝑛 = 𝑣0 𝑥𝑇/𝑣𝑥𝑇 atau 𝑛 = 𝑣0 ⁄𝑣

𝑑0 = panjang gelombang di dalam udara vakum

𝑑 = panjang gelombang di dalam medium

𝑐 = kecepatan cahaya di dalam udara vakum

𝑣 = kecepatan cahaya di dalam medium

𝑇 = periode gelombang

Indek bias n adalah perbandingan antara sin sudut datang (sin d) dengan
sinus sudut bias (sin b).

Sumber: Alim (1988)


Gambar 2.1. sudut d = sudut datang, sudut b = sudut bias, sudut p = sudut pantul

3
sin 𝑑
𝑛=
sin 𝑏

𝑑 = sudut datang

𝑏 = sudut bias

𝑝 = sudut pantul

Sumber: Alim (1988)


Gambar 2.2 Penguraian warna oleh prisma Gambar 2.3 Pembiasan total sudut dk =
sudut kritis

Karena panjang gelombang cahaya berbeda di dalam medium, maka indek


bias cahaya tersebut juga berbeda di dalam medium.

Harga indek bias n berbanding terbalik dengan panjang gelombang d dan


kecepatan v, akan tetapi berbanding lurus dengan frekuensi N. Frekuensi
adalah jumlah gelombang dalam satu detik (N = 1/T).

Pada gambar di atas seberkas sinar putih jatuh di atas prisma. Deviasi
(perubahan arah) sinar yang ditimbulkan oleh prisma berbanding lurus dengan
indek bias dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Sinar violet
dibiaskan paling besar dan sinar merah dibiaskan paling sedikit. Sedangkan
sinar yang lain dibiaskan diantara kedua sinar tersebut. Berkas sinar
memancarr melebar keluar prisma dengan urutan warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, dan violet.

Sekarang kita perhatikan sejumlah sinar yang memancar dari sumber P di


dalam media a, yang mempunyai indek bias na. Sinar mengenai permukaan

4
media kedua b dengan indek bias nb. Sesuai dengan hukum Snellius, maka sin
b = na/nb. Sin a, kalah na lebih besar dari nb atau na/nb lebih besar dari satu,
maka sin b selalu lebih besar dari sin a. Oleh karena sin a selalu lebih kecil
dari sin b, maka sudut a selalu lebih kecil dari sudut b. Dengan demikian pada
suatu harga sudut a tertentu terdapat harga sudut b sebesar 90o. Peristiwa ini
dilukiskan oleh sinar no. 3 dalam gambar. Jika sudut datang sedemikian rupa,
sehingga sinar bias berimpit dengan permukaan bidang perbatasan, disebut
sudut kritis. Jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis, maka tidak ada
sinar dibiaskan, melainkan semua sinar dipantulkan dengan besar sudut pantul
sama dengan besar sudut datang. Pemantulan total hanya terjadi, bila sinar
datang dari medium dengan indeks bias lebih besar menuju materi dengan
indeks bias lebih kecil. Sudut kritis untuk dua media didapat dengan
menentukan sudut b = 90o atau sin b = 1.

Hukum Snellius : sin 𝑎𝑘 = 𝑛𝑏 ⁄𝑛𝑎

Besar sudut kritis antara gelas dengan udara adalah:

sin 𝑎𝑘 = 1⁄1,5 = 0,67 dan 𝑎𝑘 = 42°

Indeks bias udara = 1,0 dan indeks bias gelas = 1,5.

Pelangi terdiri dari suatu busur yang berwarna-warni terbentang di langit


dengan warna merah di sebelah luar dan warna violet di sebelah dalam dan
kadang-kadang terjadi pula sebaliknya, yaitu warna violet sebelah luar dan
warna merah di sebelah dalam. Tetapi pelangi kedua ini lebih lemah
cahayanya daripada pelangi pertama. Pelangi merupakan penguraian warna
oleh sejumlah tetesan air. Tetesan air itu selalu bertentangan dengan matahari,
artinya kalau kita memandang pelangi, maka matahari berada di sebelah
belakang. Sebagaimana terjadi pada peristiwa penguraian cahaya oleh prisma,
warna violet lebih dibiaskan daripada warna merah.

5
Sumber: Alim (1988)
Gambar 2.4 Pelangi bentuk 1. Warna merah sebelah atas dan warna violet sebelah bawah

Apabila sinar matahari mengenai tetes air hujan, maka ia diuraikan


menjadi sinar-sinar yang berwarna merah sampai violet, kemudian sinar-sinar
tersebut dipantulkan oleh permukaan air-udara, kemudian dibiaskan lagi
keluar menuju udara dengan sudut masing-masing 42° dan 38° untuk sinar
nerah dan sinar violet. Apabila kita perhatikan dua tetes air seperti pada
gambar di atas, maka kita akan melihat sinar merah datang dari sebelah atas
sinar violet. Apabila terdapat sejumlah tetes-tetes air, maka akan terdapat
busur atau lengkungan pelangi. Pelangi bentuk ke 2 terjadi dengan pemantulan
ganda di dalam tetesan air, sebagaimana digambarkan di bawah. Setelah
keluar dari tetesan air, maka sinar violet membentuk sudut 52° dan sinar
merah membentuk sudut 50° dengan bidang horizontal.

Sumber: Alim (1988)

Gambar 2.5 Pelangi bentuk 2. Warna violet di sebelah atas dan warna merah sebelah bawah

6
Sumber: Alim (1988)

Gambar 2.6 Gabungan pelangi 1 dan pelangi 2. Pelangi 1 lebih terang dari pelangi 2

2.3.Tekanan Atmosfer
Kita mungkin menduga bahwa ruangan sekitar kita adalah kosong, tetapi
tidaklah demikian keadaannya, ia berisi udara yang mempunyai berat. Marilah
kita timbang sebuah botol yang berisi udara, kemudian udara itu kita
keluarkan dengan mempergunakan pompa. Apabila kita timbang botol
kembali, tenyata botol tidak sebarat semula. Kekurangan berat botol
merupakan berat udara yang mengisi botol semula. Ahli fisika telang
menghitung berat 1 𝑚3 udara adalah 1 ,3 𝑘𝑔. berat seluruh atmosfer kira –
kira 5,6 × 105 𝑘𝑔. Ini berarti berat udara pada permukaan bumi menimbulkan
tekanan 1033,6 𝑔𝑟/𝑐𝑚2 . Tekanan uadara di atas gunung lebih rendah dari
tekanan dipermukaan lautan. Dari percobaan nyata, bahwa tekanan atmosfer
selain terganting dari ketinggian, tergantung pula dari situasi udara.untuk
mengukur tekanan udara digunakan suatu alat yang disebut barometer.
Sebagaimana yang dikemukan bahwa tekanan udara di atas permukaan lautan
lebih besar daripada di atas pegunungan. Hal ini karena berat udara yang ada
di atas permukaan lautan lebih besar daripada udara yang ada di atas
pegunungan. Karena tekanan atmosfer tergantung dari ketinggian dan berat
udara atau massa jenis udara tergantung pula dari ketinggian, maka massa
jenis udara yang ada di dalam atmosfer tergantung dari tekanan atmosfer.

𝑚 ≈ 𝑃 atau 𝜌 = 𝑐𝑃, 𝜌 = massa jenis dan P = tekanan c adalah suatu


tetapan. Dapat dituliskan 𝜌0 = 𝑐𝑃0 dan 𝑚 = 𝑐𝑃. Kemudian

7
𝑚0
𝑚/𝑚0 = 𝑃/𝑃0 atau ×𝑃 (2.1)
𝑃0

Jika udara berada dalam keadaan kesetimbangan, maka tiap bahagian dari
udara berada dalam kesetimbangan. Mari kita tinjau suatu selender udara yang
horizontal di dalam atmosfer dengan tebal dy dan luas A. massa selender
udara ini adalah (𝑚 × 𝐴 × 𝑑𝑦) dan beratnya adalah

𝑑𝑤 = (𝑚 × 𝑔 × 𝐴 × 𝑑𝑦) (2.2)

Gaya yang ditimbulkan oleh atmosfer pada elemen ini adalah jumlah gaya
yang tegak lurus pada permukaan element.

Sumber: Alim (1988)


Gambar 2.7 silinder dalam kesetimbangan Gambar 2.8 tekanan udara P sebagai fungsi
dari tinggi h

Gaya – gaya horizontal saling menghapuskan, karena benda ini mendapat


gaya dari segala arah dengan besar yang sama. Jadi gaya – gaya horizontal ini
saling meniadakan.

Misalkan p merupakan tekanan dari permukaan atas element dan (𝑝 + 𝑑𝑝)


merupakan tekanan bawah maka gaya kebawah adalah 𝑝𝑥𝐴 + 𝑑𝑤 dan gaya ke
atas adalah (𝑝 + 𝑑𝑝) × 𝐴.

Dalam keadaan kesetimbangan gaya kebawah sama dengan gaya ke atas.

𝑝𝑥𝐴 + 𝑑𝑤 = (𝑝 + 𝑑𝑝) × 𝐴

8
= 𝑝𝑥𝐴 × 𝑑𝑝𝑥𝐴

𝑑𝑤 = 𝑑𝑝𝑥𝐴

Dari persamaan tersebut didapatkan:

𝑚 × 𝑔 × 𝐴 × 𝑑𝑦 = 𝐴𝑥𝑑𝑝

𝑑𝑝/𝑑𝑦 = 𝑚𝑥𝑔

Oleh karena bertambah tinggi kedudukan suatu tempat di dalam atmosfer,


tekanan bertambah rendah maka persmaan di atas dapat dituliskan sebagai:

𝑑𝑝
= −𝑚𝑥𝑔 (2.3)
𝑑𝑦

Tanda minus (-) menyatakan bahwa bertambah ketinggian, maka


berkurang tekanan. Dari persamaan 4.1 dan persamaan 4.3 diperoleh:

𝑑𝑝
= −𝑔 𝑚0 𝑝/𝑝0
𝑑𝑦

atau

𝑑𝑝/𝑝 = −𝑔 𝑚0 𝑝/𝑝0 𝑥𝑑𝑦 (2.4)

Apabila kita integralkan persamaan 2.4, maka dapat dituliskan

𝑑𝑝 𝑔𝑚0
∫ = 0 ∫ 𝑑𝑦
𝑝 𝑝

𝑃 𝑔𝑚0 𝑦
ln 𝑃 ]=− 0 ]
𝑃0 𝑝 𝑦0

Dengan mengambil 𝑦 = 𝑂 𝑑𝑎𝑛 𝑃 = 𝑃0 pada permukaan bumi.

𝑃 𝑔𝑚0
ln = − 𝑦
𝑃0 𝑃0

𝑃 𝑔𝑚
− 0𝑦
= 𝑒 𝑃0
𝑃0

9
𝑔𝑚0
− 𝑦
𝑃 = 𝑃0 𝑒 𝑃0

𝑚
Karena 9,80 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 , 𝑚0 = 1,3 𝑘𝑔/𝑚3 dan 𝑃0 = 1,3 × 104 𝑘𝑔/𝑚3

𝑚0
Sehingga 𝑔 = 1,3 × 10−3 / 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
𝑃0

Jadi 𝑝 = 𝑃0 𝑒 −𝑏𝑦

Dengan demikian tekanan udara (p) berbading eksponensial dengan


ketinggian (y)

2.4.Ketinggian Atmosfer
Perhatikan berapa tingginya atau dalamnya lautan udara yang terbentang
luas di sekeliling kita. Apabila kita naik ke angkasa, maka kepadatan atmosfer
turun dengan cepat. Tekanan udara menyebabkan balon naik ke angkasa pada
suatu ketinggian tertentu dari permukaan bumi. Pada tahun 1935 sebuah balon
diterbangkan dari daerah South Dacota (Amerika Serikat). Membawa
perlengkapan ilmiah seberat 1000 kg. Balon tersebut berada diangkasa pada
ketinggian 22 km selama 8 jam dan 13 menit. Balon ini merupakan balon yang
tertinggi yang pernah diterbangkan di uadara sejak sejarah permulaan
penerbangan balon sampai tahun 1956. Pada tahun 1956 penerbang Amerika
M. Rose dan Lee Lewia dari angkatan laut Amerika Serikat menerbangkan
sebuah balon yang lain dengan ketinggian 23 km, setahun kemudian David
Simons menerbangkan balon dengan ketinggian 31 km. penerbangan seperti
ini jarang diadakan, karena biaya yang terlalu mahal. Tetapi ahli cuaca sering
menerbangkan balon balon kecil yang tak begitu mahal. Balon ini membawa
meteorgrap (alat untuk mengukur temperatur, kelembaman dan lain lain) yang
diperlengkapi dengan alat pemancar radio yang kecil. Ketika balon naik,
pemancar radio secara otomatis mengirim kode kode yang menyatakan
temperatur. Tekanan dan kelembaban atmosfer pada ketinggian tertentu.
Balon seperti ini disebut radiosonde, telah dapat naik pada ketinggian 57 km.

10
Untuk menyelidiki keadaan atmosfer, selain menggunakan balon, juga
digunakan roket. Beberapa roket telah diterbangkan ke udara dengan
membawa alat kimia untuk mengetahui reaksi gas di dalam udara. Roket
tersebut membuat suatu ledakan pada suatu ketinggian tertentu, sehingga efek
ledakan atau kecepatan suara dalam atmosfer dapat ditentukan. Untuk
menentukan berat jenis udara pada suatu ketinggian, roket melepaskan parasut
yang membawa alat – alat ilmiah. Satelit bumi telah memotret formasi awan
dari angkasa. Alat – alat di bumi, seperti radio dan radar, mengeluarkan tanda
– tanda berupa aliran listrik yang menyatakan kepada kita tentang keadaan
udara setinggi ratusan km di atas permukaan bumi. Dengan mempelajari jejak
meteor, kadang – kadang setinggi 300 km, telah dapat diketahui keadaan
atmosfer pada lapisan atas. Para ahli mengetahui bahwa cahaya yang
ditimbulkan oleh gesekan udara dengan partikel, terjadi pada suatu ketinggian
lebih dari 48 km di atas permukaan bumi.

Dengan bermacam – macam cara yang telah disebutkan, para


meteorplogist dan ahli angkasa luar telah menentukan, bahwa atmosfer terdiri
dari 5 lapisan. Tinggi setiap lapisan tidak dapat dinyatakan secara tegas,
tergantung keadaaan geografi dan musim. Tinggi udara pada permukaan bumi
kira – kira 960 km yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

1. Troposfer : 0 – 11 km
2. Stratosfer : 11 – 46 km
3. Mesosfer : 46 – 77 km
4. Termosfer : 77 – 400 km
5. Eksosfer : 400 – 960 km
Sebagian ahli membagi lapisan atmosfer itu hanya menjadi tiga bagian,
yaitu:
1. Troposfer : 0 – 10 km
2. Stroposfer : 10 – 50 km
3. Ionosfer : 50 lebih

11
Troposfer adalah lapisan yang paling dekat pada permukaan bumi. Tinggi
lapisan ini rata – rata sekitar 11 km, yaitu kira – kira 18 km di atas equator dan
sekitar 8 km di atas kutub bumi. Troposfer adalah bagian yang terpadat dan
atmosfer, tekanan udara berkurang pada tempat yang lebih tinggi.
Karbondioksida dan uap air lebih banyak dalam lapisan ini daripada lapisan
yang lain. Kenyataan ini sangat berguna bagi kesetimbangan panas bumi,
terutama terhadap pengaruh sinar infra merah. Karbondioksida dan uap air
menagkap sejumlah sina infra merah yang dipancarkan oleh matahari.
Troposfer menerima panas dari tanah dan matahari. Temperature troposfer
pada equator sekitar 28o C pada permukaan Bumi dan mencapai -60o C pada
ketinggian 11 km. temperatur udara juga turun secara berangsur mulai dari
equator kearah utara dan selatan bumi. Selanjutnya sinar matahari yang tiba di
bumi dihisap oleh tanah, udara, awan, air dan es, sisanya dipantulkan kembali
ke angkasa. Sejumlah besar sinar ultraviolet, sinar x dan sinar kosmis yang
datang dari matahari dari angkasa sebelum masuk kelapisan troposfer. Lapisan
udara setinggi beberapa meter di atas tanah merupakan lapisan yang sangat
berguna bagi makhluk hidup, termasuk manusia.
Stratosfer terbentang kira – kira mulai dari ketinggian 11 km sampai 46
km. stratosfer lebih renggang dari lapisan troposfer, kecuali uap air berkurang
dalam lapisan ini. Pada ketinggian sekitar 24 km, terdapat banyak ozon. Ozon
menghisap hamper semua sinar ultraviolet yang datang dari matahari,
sehingga ozon ini mejadi panas. Temperatur stratosfer naik secara perlahan –
lahan dari -60oC pada ketinggian 11 km (lapisan paling bawah stratosfer)
sampai lapisan atas stratosfer. Apabila kita menuju kutup pada musim panas,
temperature lapisan stratosfer telah menipis, masih terdapat angin yang lemah
dengan arah tertentu. Karena udara sangat renggang, maka ia memberikan
gesekan yang sangat kecil, sehingga penerbangan di daerah ini berlangsung
sangat memuaskan. Pilot dapat menerbangkan kapal dengan kecepatan tinggi,
tanpa takut terhadap angina yang berputar.
Diantara lapisan atas troposfer dan lapisan bawah stratosfer terdapat
pergerakan udara yang disebut arus jet. Arus ini menyerupai pita bergerak

12
dengan kecepatan tinggi sekitar 240 km/jam disebelah dalam (inti) dan
kecepatannya berkurang kearah luar menjadi sekitar 80 km/jam.

Sumber: Alim (1988)


Gambar 2.8 struktur arus jet

Arus jet ini terjadi diantara ketinggian 6 km dengan 12 km. arus jet ini
lebarnya kira – kira 450 km dan tingginya sekitar 6 km. bentuk perputaran
arus jet pada umumnya sama dikedua belahan Bumi. Pada musim dingin
dibelahan utara, terdapat arus jet dengan ketinggian 10 km di atas daerah
bagian selatan Amerika Serikat, bertiup dari arah Barat dengan kecepatan 140
km.jam. di atas daerah antariksa pada musim dingin bertiup angina dingin
dengan arah juga dari Barat ke Timur. Angin jet kutub merupakan sebagian
angin tersebut di atas. Pada musim semi arah angin itu berubah, yaitu dari
timur ke barat.
Mesosfer merupakan suatu lapisan atmosfer yang terbentang kira – kira
antara 46 km sampai 77 km. komposisi gas dalam Mesosfer tidak seperti
lapisan yang ada dibawahnya. Karbon dioksida dan uap air tidaklah begitu
penting bagi manusia dilapisan ini. Lapisan mesosfer merupakan suatu lapisan
udara yang bermuatan listrik (berisi ion), disebut lapisan D, yang terbentang
antara 48 km sampai 80 km di atas permukaan bumi. Ini terjadi dikarenakan
pengaruh sinar ultraviolet terhadap molekul udara. Sehingga molekul udara
bermuatan electron (partikel bermuatan listrik negatif). Ozon juga terjadi di
dalam mesosfer, yang dibentuk oleh sinar ultraviolet dari matahari dan sinar x
terhadap oksigen. Temperatur sebesar -60oC pada ketinggian 11 km naik

13
menjadi 0oC pada ketinggian 46 km pada lapisan stratosfer, kemudian turun
lagi menjadi -90oC pada ketinggian kira – kira 80 km. Beberapa macam
peristiwa terjadi di dalam lapisan mesosfer.
Sinar kosmos yang datang dari angkasa luar menembaki sejumlah atom
dalam atmosfer dan kemudian membentuk hujan partikel atom yang mungkin
sampai ke permukaan bumi. Awan noctilugen (sinar malam) kemungkinan
terjadi dari uap air atau abu meteor yang terletak pada ketinggian sekitar 56
km sampai 80 km dari permukaan bumi. Cahaya udara yang benderang (air
glow) merupakan cahaya yang ditimbulkan oleh pemanasan partikel atmosfer
oleh sinar matahari, terjadi pada ketinggian yang sama dengan yang di atas.
Aurora (sinar utara dan selatan) menjalar turun sampai kelapisan mesosfer.
Termosfer merupakan suatu lapisan atmosfer yang terbentang dari
ketinggian kira – kira 77 km sampai 400 km dari permukaan bumi. Lapisan ini
pada umumnya sangat berbeda dari lapisan yang lain. Pada hakekatnya ozon,
karbondioksida dan uap air tidak terdapat di dalam lapisan ini. Massa jenis
udara dalam lapisan ini sangat rendah, kurang dari satu permilliun dari massa
jenis udara pada permukaan bumi. Sungguh pun demikian udara di dalam
termosfer masih cukup padat untuk membakar meteor yang bergerak cepat,
yang jejaknya telah diamati pada ketinggian 300 km. oleh karena energi sinar
yang datang dari angkasa, maka gas yang ada di lapisan termosfer pecah
menjadi atom, tanpa merupakan molekul, sebagaimana pada lapisan bawah
(misalnya pada lapisan bawah terdapat molekul oksigen O2 yang terdiri dari 2
atom oksigen). Hampir semua atom di dalam termosfer bermuatan listrik atau
merupakan ion yang ditimbulkan oleh energi matahari atau energi dari sumber
lain. Tambahan pula partikel yang bermuatan listrik negatif, electron
bertambah tinggi naik ke angkasa bertambah banyak jumlahnya. Terdapat 3
daerah ion yang sangat berbeda, yaitu lapisan E, F1, dan F2.
Ion pada lapisan E kebanyakan disebabkan oleh sinar x dari matahari.
Tingginya kira – kira 60 km sampai 120 km di atas permukaan bumi,
kebanyakan terdiri dari ion nitrogen dan ion oksigen. Lapisan F terdapat pada
ketinggian antara 200 km sampai 360 km, merupakan ion – ion yang

14
disebabkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Lapisan termosfer sangat
berguna untuk keperluan komunikasi (perhubungan). Lapisan ini
memantulkan kembali gelombang radio ke bumi, yang memungkinkan
terjadinya penyiaran radio keseluruh dunia. Kalua terjadi ledakan pada
matahari, intensitas sinar matahari bertambah, lapisan ion bertambah padat,
sehingga gelombang radio terputus.
Terdapat perbedaan temperatur yang luas pada daerah ini, muali dari -90oC
pada ketinggian 80 km naik sampai beberapa ribu derajat pada ketinggian 480
km ke daerah eksosfer. Pergerakan ion gas menimbulkan aliran listrik. Dengan
demikian lapisan ini menimbulkaan aliran listrik dan angina listrik. Gaya
tarikan gravitasi matahari dan bulan menimbulkan pergerakan periodik di
dalam lapisan ini, sebagaimana terjadi pada air lautan. Pasang surut pada
lapisan termosfer sangat besar, lebih satu km dalamnya, menyebabkan
timbulnya aliran listrik yang sangat kuat, yang menimbulkan perubahan
medan magnet bumi. Arus yang bermuatan listrik bergerak dari kedua kutub
menuju equator magnet bumi. Disini arus tersebut bergabung membentuk
elektrojet, suatu arus menuju arah timur pada ketinggian 95 km diatas
permukaan bumi. Aurora kadang lading muncul pada ketinggian sampai pada
ketinggian 900 km, menimbulkan suatu pemandangan yang mengagumkan
dari lapisan atas. pada umumnya ourora lebih banyak terjadi disekitar daerah
kutub, terutama sekitar lintang 67o utara dan selatan. Aurora timbul dalam
bentuk yang bermacam – macam. Aurora kelihatan bergeser dari barat ke
timur dan sering terjadi dalam waktu bersamaan pada kutub utara dan kutub
selatan. Aurora mungkin terjadi disebabkan radiasi metahari menumbuk atom
yang ada disebelah atas atmosfer, menyebabkan terganggunya medan magnet
dan listrik. Peristiwa ini sering terjadi pada waktu bintik matahari dan flare
dalam keadaan maksimum. Sebagai akibatnya, partikel yang bermuatan listrik
(elektron, proton, dan ion) bergerak sepanjang garis gaya medan magnet bumi.
Atom oksigen dan nitrogen merupakan sumber utama dari sinar aurora. Ion
hydrogen dan sodium termasuk juga dalam pembentukan aurora.

15
Eksosfer terbentang mulai dari ketinggian 400 km sampai 900 km.
lapisan ini melebar ke angkas luar menuju atmosfer matahari. Gas disini
sangat tipis. Hydrogen merupakan gas yang terbesar yang ada di dalam lapisan
ini. Sinar yang lemah muncul dilangit, dikenal sebagai sinar zodiak. Sinar ini
merupakan sinar matahari yang dipantulkan oleh debu meteor, kemudian
menjalar dekat permukaan bumi.

2.5.Ayat Al-Quran

َ‫س ْقفًا َمحْ فُو ًظا َۖو ُه ْم ع َْن آيَاتِهَا ُم ْع ِرضُون‬ َّ ‫َو َجعَ ْل َنا ال‬
َ ‫س َما َء‬
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang
mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya.” (Q.S. Al-Anbiya: 32)

ٍ‫ت ۚ َو ُه َو ِب ُك ِِّل ش َْيء‬


ٍ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ َ َ‫اء ف‬
َ َّ‫س َّواهُن‬
َ ‫س ْب َع‬ ِ ‫س َم‬ ِ ‫ه َُو الَّذِي َخلَقَ لَ ُك ْم َما ِفي ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض ج َِمي ًعا ث ُ َّم ا‬
َّ ‫ست َ َو ٰى ِإلَى ال‬
‫ع ِليم‬
َ

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah: 29)

ِ ‫اء َو ِه َي ُد َخان فَقَا َل لَهَا َو ِل ْْلَ ْر‬


َ‫ض ائْتِيَا َط ْوعًا أَ ْو ك َْرهًا َقالَتَا أَتَ ْينَا َطائِ ِعين‬ ْ ‫ث ُ َّم ا‬
َّ ‫ست َ َو ٰى إِلَى ال‬
ِ ‫س َم‬
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami
datang dengan suka hati".” (Q.S. Fussilat: 11)

‫صابِي َح‬ َّ ‫س َماءٍ أ َ ْم َر َها َۚو َزيَّنَّا ال‬


َ ‫س َما َء ال ُّد ْنيَا بِ َم‬ َ ‫ت فِي يَ ْو َمي ِْن َوأ َ ْوح َٰى فِي ُك ِ ِّل‬ ٍ ‫اوا‬َ ‫س َم‬َ ‫س ْب َع‬ َ َّ‫فَقَضَاهُن‬
ٰ
‫يز ا ْلعَ ِليم‬ ُ ‫َو ِح ْف ًظا ۚذَ ِلكَ ت َ ْقد‬
ِ ‫ِير ا ْلعَ ِز‬
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan

16
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-
baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
(Q.S. Fussilat: 12)

17
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Nama-nama lapisan atmosfer berdasarkan temperatur adalah troposfer,
stratosfer, mesosfer dan termosfer. Sedangkan menurut sifat-sifat
radioelektrik maka atmosfer dibagi menjadi netrosfer dan ionosfer.
2. Pelangi terdiri dari suatu busur yang berwarna-warni terbentang di
langit dengan warna merah di sebelah luar dan warna violet di sebelah
dalam dan kadang-kadang terjadi pula sebaliknya, yaitu warna violet
sebelah luar dan warna merah di sebelah dalam. Tetapi pelangi kedua
ini lebih lemah cahayanya daripada pelangi pertama. Pelangi
merupakan penguraian warna oleh sejumlah tetesan air. Tetesan air itu
selalu bertentangan dengan matahari, artinya kalau kita memandang
pelangi, maka matahari berada di sebelah belakang. Sebagaimana
terjadi pada peristiwa penguraian cahaya oleh prisma, warna violet
lebih dibiaskan daripada warna merah.
3. Jadi 𝑝 = 𝑃0 𝑒 −𝑏𝑦 Tekanan udara (p) berbanding eksponensial dengan
ketinggian (y)
4. Tinggi udara pada permukaan bumi kira – kira 960 km yang terdiri
dari beberapa lapisan yaitu:
o Troposfer : 0 – 11 km
o Stratosfer : 11 – 46 km
o Mesosfer : 46 – 77 km
o Termosfer : 77 – 400 km
o Eksosfer : 400 – 960 km
Sebagian ahli membagi lapisan atmosfer itu hanya menjadi tiga bagian,
yaitu:
o Troposfer : 0 – 10 km
o Stroposfer : 10 – 50 km
o Ionosfer : 50 lebih

18
DAFTAR PUSTAKA

Alim, M Joenoes. 1988.Fisika Lingkungan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Tjasyono, H. Bayong. 2013.Illmu Kebumian dan Antariksa.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

19
Laporan Presentasi kelompok 10

Anggota : 1. Pina Ayu Imanah

2. Nor Alina
3. Litha Lestari

Moderator : Nor Alina

Menjelaskan Slide : 1-11 (Pina Ayu Imanah)

: 12-22 (Nor Alina)

Anggota yang hadir saat presentasi : 1.Pina Ayu Imanah

2. Nor Alina

Anggota yang tidak hadir : Litha Lestari

Kelompok 3 menjelaskan materi tentang Atmosfer yaitu atmosfet bumi,


warna atmosfer, ketinggian atmosfer, tekanan atmosfer, serta ayat Al-Quran yang
menjelaskan tentang atmosfer.

Tidak ada penanya dalam presentasi yang diadakan pada tanggal 10 april 2017.

20
21

Anda mungkin juga menyukai