Anda di halaman 1dari 22

FISIKA BUMI DAN ANTARIKSA

“BENTUK MUKA BUMI”

Dosen Pengampu:

Syubhan An’nur, M.Pd

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

Rivca Anissa A1C414098

Saudah A1C414052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat,
nikmat dan hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta segenap
keluarga, sahabat serta pengikutnya yang setia. Makalah yang berjudul “Bentuk
Muka Bumi” dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Bumi dan Antariksa pada Program Studi Pendidkan Fisika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Dalam penyusunannya, termuat sumber yang membantu kelancaran


penyusunan makalah ini. Oleh karea itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan


kelemahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kekurangan tersebut. Kami
juga senantiasa membuka tangan untuk menerima kritk dan saran yang
membangun agar kelak makalah kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan
selanjutnya. Harapa kami, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Banjarmasin, Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan ....................................................... 2


B. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Lautan ....................................................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 22

A. Simpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17

DISKUSI .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permukaan bumi yang kita diami mempunyai luas berkisar
510.075.630 km2. Jika kamu melihat glode maka akan tampak bahwa
wilayah perairan memiliki luas yang lebih besar dibandingkann dengan
wilayah darata. Menurut perhitungan para ahli geografi,luas wilayah
daratan hanya sepertiga bagian bumi (29%), sedangkan wilayah perairan
mencapai 71% dari keseluruhan wilayah permukaan bumi.
Manusia dapat dengan mudah melihat bentuk-bentuk muka bumi
yang ada di daratan jika kamu melakukan perjalanan dari daerah pantai
sampai daerah gunug. Kamu dapat melihat berbagai bentuk muka bumi
seperti daratan rendah, lembah, perbukitan, dataran tinggi, pegunungan,
gunung dan sebagainya. Sedangkan jika kamu melakukan perjalanan laut,
maka kalian akan sulit melihat bentuk muka bumi dasar laut. Dengan
demikian, penggambaran bentuk-bentuk muka bumi daratan akan lebih
mudah dilakukan dari pada penggambaran bentuk-btnuk muka bumi laut

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk muka bumi di daratan?
2. Bagaimana bentuk-bentuk muka bumi di lautan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Mengetahui bentuk-bentuk muka bumi di daratan
2. Mengetahui bentuk-bentuk muka bumi di lautan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan

Perbedaan bentuk muka bumi ini disebabkan oleh tenaga endogen dan
eksogen. Tenaga endogen itu berasal dari dalam bumi sedangkan tenaga eksogen
itu berasal dari luar bumi. Adapun bentuk-bentuk muka bumi di daratan antara
lain ialah sebagai berikut:

1. Gunung

Gunung merupakan tonjolan yang ada di permukaan Bumi. Karena gunung


merupakan tonjolan, maka gunung mempunyai ketinggian yang lebih tinggi
daripada wilayah daratan yang ada di sekitarnya. Ketinggian gunung ini antara
ratusan hingga ribuan meter di atas permukaan air laut. Gunung memiliki tiga
bagian pokok, yakni :
 Puncak gunung, yakni bagian atas dari gunung
 Lereng gunung, yakni bagian tengah dari gunung yang berupa sisi miring
 Kaki gunung, yakni bagian bawah gunung yang biasanya sudah dijadikan
tempat pemukiman masyarakat.

Menurut aktivitasnya, gunung dibagi menjadi dua macam, yakni gunung yang
bisa mengalami erupsi atau gunung aktif dan juga gunung yang tidak mengalami

2
erupsi atau gunung pasif. Adapun penjelasan dari masing- masing gunung tersebut
adalah sebagai berikut:

 Gunung aktif

Gunung aktif kita kenal sebagai gunung berapi, yakni gunung yang masih bisa
mengalami erupsi. Erupsi sendiri merupakan proses pengeluaran material-
material yang terkandung di dalam perut bumi melalui sebuah saluran yang
menyerupai pipa yang ada di perut gunung. Erupsi pada gunung berapi ini bisa
terjadi dalam suatu periode, misalnya gunung berapi yang mengalami erupsi
empat tahun sekali. Dalam periode erupsi ini, setiap gunung berapi mempunyai
periode yang berbeda- beda.

Dalam peristiwa erupsi ini akan banyak dampak yang ditimbulkan, baik dampak
positif maupun negatif. Namun kebanyakan dampak yang terjadi adalah dampak
negatif. Beberapa erupsi menjadi sebuah bencana alam yang dasyat dan bahkan
menghilangkan nyawa banyak orang, namun beberapa erupsi tidak terlalu
berbahaya. Hal ini tergantung pada besar kecilnya erupsi yang terjadi. Indonesia
sendiri sudah terlalu sering mengalami erupsi gunung berapi, sehingga bukan
merupakan hal yang baru lagi. Beberapa gunung aktif dan sering mengalami
erupsi di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung
Sinabung, Gunung Bromo dan lain sebagainya.

 Gunung Tidak Aktif

Gunung tidak aktif adalah oposisi dari gunung aktif. Gunung tidak aktif ini juga
sering disebut sebagai gunung mati. Gunung tidak aktif adalah gunung yang sudah
tidak mengalami erupsi lagi, sehingga tidak mengeluarkan material- material
vulkanik yang ada di dalamnya. Gunung menjadi tidak aktif karena disebabkan
oleh beberapa faktor. Gunung yang tidak aktif pada awalnya ada yang merupakan
gunung aktif dan kemudian mati, maupun memang merupakan gunung mati pada

3
awal kemunculannya. Contoh gunung yang tidak aktif yang ada di Indonesia
adalah Gunung Merbabu, dan Gunung Tangkuban Perahu.

2. Pegunungan

Pegunungan mempunyai nama yang mirip dengan gunung bukan? Hal ini
memang pegunungan merupakan kumpulan dari beberapa gunung yang
menyambung menjadi satu. Sehingga di pegunungan ini kita akan menjumpai
banyak gunung. Namun di pegunungan, kita tidak akan menjumpai gunung aktif,
karena pegunungan tidak mengalami erupsi. Pegunungan bisa terbentang panjang
hingga ke wilayah lain.

Pegunungan terbentuk pada waktu terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan
luas. Karena itu daerah pegunungan biasanya relatif luas. Secara sederhana dapat
kita membedakan pegunungan tua dan pegunungan muda. Pegunungan tua
merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul
dan lerengnya landai. Pegunungan rendah mempunyai ketinggian antara 500
meter hingga 1.500 meter di atas permukaan air laut. Misalnya Pegunungan
Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer
(Paleozoikum). Sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan
puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan tinggi
merupakan pegunungan yang memiliki ketinggian hingga mencapai lebih dari
1.500 meter di atas permukaan air laut. Pegunungan lipatan yang paling muda

4
adalah hasil pengangkatan zaman tertier, misalnya Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik.

a. Pegunungan Lipatan

Pegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang


besar karena tekanan dari dalam bumi. Akibat proses pelipatan ini, lebar lapisan
sedimen menciut sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan sedimen yang terlipat
itu disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen
yang terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal.

b. Pegunungan oleh Pengangkatan Kerak Bumi

Ada pegunungan yang disebabkan oleh pengangkatan kerak bumi. Pengangkatan


kerak bumi ini khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan. Oleh karena itu
gunung ini disebut gunung bungkah atau horst.

c. Pegunungan Sisa

5
Pegunungan ini terjadi apabila pegunungan yang tinggi terkikis oleh denudasi
dalam jangka waktu yang lama. Gunung semacam ini sering juga disebut gunung
denudasi atau gunung relik. Denudasi adalah peristiwa terbukanya atau
terkelupasnya batuan asli pada peristiwa pelapukan.

3. Dataran Tinggi

Pengertian Dataran tinggi atau yang biasa disebut dengan Plateau atau Plato
merupakan dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 m dari permukaan
air laut. Dataran tinggi ini terbentuk sebagai hasil dari erosi dan juga sedimentasi.
Dataran tinggi juga bisa terbentuk karena bekas kaldera yang luas, yang tertimbun
material- material dari lereng gunung yang berada di sekitarnya. Ada pula yang
menyatakan bahwa dataran tinggi merupakan lahan yang berbentuk datar yang
naik tajam di atas wilayah yang disekitarnya, setidaknya pada satu sisi. Dataran
tinggi ini terjadi di setiap benua dan menghabiskan setidaknya sepertiga dari tanah
Bumi. Dataran tinggi juga merupakan salah satu dari empat bentang alam utama
bersama dengan pegunungan, dataran dan juga perbukitan.

Ciri- ciri Dataran Tinggi

 Beriklim sejuk

Dataran tinggi ini bisa mempunyai iklim yang sejuk karena dipengaruhi oleh
ketinggiannya, karena semakin tinggi suatu tempat akan mempunyai kesejukan

6
udara yang semakin tinggi pula, atau bisa dikatakan bahwa udaranya akan terasa
semikn dingin.

 Pertanian dibuat terasering

Terasering merupakan tanah yang dibuat menyerupai tangga untuk mencegah


terjadinya erosi. Terasering merupakan ciri khas yang mudah sekali untuk
mengenali apakah suatu daerah termasuk dalam dataran tinggi ataukah tidak.
Terasering ini seringkali kita temui di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat.
Terasering ini dibentuk agar tanah yang miring tidak mudah terkena erosi,
sehingga pertanian bisa tetap terjaga dan tidak rusak.

 Amplitido suhu harian dan tahunan besar

Ciri- ciri selanjutnya yang dimiliki oleh dataran tinggi adalah memiliki amplitudo
suhu harian dan juga suhu tahunan besar. Inilah salah satu yang dimiliki oleh
dataran tinggi sebagai salah satu bentuk muka Bumi yang ada di Indonesia.

 Udara kering

Ciri dari dataran tinggi yang selanjutnya adalah memiliki udara yang kering.
Meski mempunyai iklim sejuk karena berada di ketinggian, namun dataran tinggi
justru mempunyai udara yang kering dan lebih kering daripada udara- udara yang
lainnya yang berada di dataran yang tidak tinggi.

 Lengas atau kelembaban udara nisbi sangat rendah

Ciri yang selanjutnya yang dimiliki oleh dataran tinggi adalah memiliki
kelembaban udara nisbi yang sangat rendah apabila dibandingkan dengan daerah
yang bukan dataran tinggi.

 Jarang terjadi hujan turun

7
Lebih mudah atau sering turun hujan bagi daerah- daerah yang memiliki
ketinggian lebih rendah daripada daerah yang berada di dataran tinggi sendiri.
Oleh karena itulah, pertanian yang ada di dataran tinggi mempunyai pengairan
yang cukup meski pada musim hujan. Jika biasanya pada musim penghujan di
dataran rendah banyak terjadi banjir hingga menggenangi area persawahan,
namun hal ini jarang bahkan tidak kita lihat terjadi di dataran tinggi. Hal ini
karena curah hujan yang tetap terkontrol di dataran tinggi meski sedang musim
penghujan.

Jenis-jenis Dataran Tinggi

1. Dataran tinggi terpotong (Dissected Plateaus)

Jenis dari dataran tinggi yang pertama adalah dataran tinggi terpotong. Dataran
tinggi terpotong ini merupakan dataran tinggi yang dibentuk sebagai akibat dari
gerakan ke atas yang terdapat pada kerak Bumi. Pergerakan ke atas ini disebabkan
karena tumbukan lambat lempeng- lempeng tektonik. Contoh dataran tinggi
terpotong ini adalah Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat bagian barat.
Dataran tinggi ini telah meningkat sekitar 0,03 cm atau 0,01 inchi per tahun dan
telah terjadi lebih dari 10 juta tahun.

2. Dataran tinggi vulkanik (Volcanic Plateaus)

Jenis dataran tinggi yang kedua adalah dataran tinggi vulkanik. Dataran tinggi
vulkanik ini terbentuk oleh berbagai letusan gunung berapi yang kecil yang
perlahan- lahan menumpuk dari waktu ke waktu dan membentuk sebuah dataran
tinggi dari aliran lava yang dihasilkan. Adapun beberapa contoh dari dataran
tinggi vulkanik ini berada di sebagian besar bagian tengah Pulau Utara Selandian
Baru. Dataran tinggi vulkanik ini masih memiliki tiga gunung berapi yang masih
aktif, yakni Gunung Tongariro, Gunung Ngauruhoe, dan Gunung Ruapehu.

4. Dataran Rendah

8
Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai
ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Sebagai salah satu keragaman
bentuk muka bumi, dataran rendah juga dikenal dengan istilah dataran aluvial.
Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di
pedalaman.

Dataran rendah muncul akibat adanya sedimentasi sungai. Proses sedimentasi


sungai ini membuat tanah di dataran rendah menjadi tanah yang subur. Dataran
rendah biasanya berdekatan dengan daerah pantai dan hilir sungai. Posisi tersebut
membuat dataran rendah sering mengalami banjir. Dari segi cuaca, dataran rendah
memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Suhu di daerah dataran rendah berkisar
antara 23 derajat sampai 28 derajat celcius. Karena tanahnya yang subur dan juga
suhu udara yang tidak terlalu dingin, dataran rendah banyak digunakan sebagai
tempat tinggal dan biasanya termasuk kawasan padat penduduk. Masyarakat yang
tinggal di dataran rendah juga mempunyai kualitas hidup yang baik karena
perekonomian di daerah tersebut cukup berkembang.

Salah satu contoh dari dataran rendah ini ialah dataran rendah Banjarmasin.
Secara administratif, Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan
Selatan dan kota terbesar di Pulau Kalimantan. Kota ini juga mendapat sebutan
Kota Seribu Sungai. Sungai yang terkenal adalah Sungai Martapura dan Sungai
Barito. Masyarakat Kota Banjarmasin menggunakan sungai sebagai media
transportasi dan perdagangan. Selain mempunyai banyak sungai, wilayah

9
Banjarmasin juga mempunyai dataran rendah yang sebagian besar berawa
gambut. Jenis tanah di daerah ini adalah tanah aluvial yang sebagian besar
berstruktur lempung. Wilayah ini juga mempunyai batuan dasar berupa batuan
metamorf yang pada permukaannya tertutup oleh pasir, kerikil dan lempung.

5. Lembah

Selain berupa tonjolan, selanjutnya bentuk relief permukaan daratan berupa


cekungan atau dataran yang rendah, salah satunya adalah lembah. Lembah
merupakan dataran rendah yang berada di sekitar perbukitan atau pegunungan.
Sela- sela yang ada di kaki perbukitan atau pegunungan ini disebut dengan
lembah. Dengan kata lain lembah merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh
perbukitan/ pegunungan atau kaki perbukitan/ pegunungan. Lembah banyak
digunakan sebagai tempat pemukiman masyarakat, oleh karena mempunyai
ketinggian yang rendah, maka udara yang ada di lembah ini bersifat lebih hangat
daripada di perbukitan yang wilayahnya lebih tinggi. Lembah di daerah
pegunungan lipatan sering disebut sinklin. Lembah di daerah pegunungan patahan
disebut graben atau slenk. Sedangkan lembah di daerah yang bergunung-gunung
disebut lembah antar pegunungan.

6. Bukit dan Perbukitan

10
Relief dari permukaan Bumi atau daratan yang selanjutnya adalah bukit atau
perbukitan. Sama seperti gunung dan pegunungan, bukit juga merupakan tonjolan
yang ada di permukaan daratan, sehingga bukit mempunyai ketinggian yang lebih
tinggi daripada daerah yang ada di sekitarnya. Perbedaan bukit/ perbukitan
dengan gunung/ pegunungan adalah ketinggiannya dan juga statusnya. Perbukitan
atau bukit tidak setinggi gunung, dan biasanya tidak terlalu besar juga. Kemudian,
bukit juga tidak bisa mengalami erupsi seperti gunung. Bukit- bukit yang
berjumlah lebih dari satu dan berjajar disebut dengan perbukitan. Biasanya bukit
mempunyai ketinggian antara 200 hingga 500 meter di atas permukaan air laut.
Bukit biasanya mempunyai udara yang sejuk dan juga pemandangan yang indah,
sehingga wilayah perbukitan banyak difungsikan sebagai tempat pariwisata.
7. Jurang

11
Selain lembah, bentuk permukaan daratan berupa cekungan adalah jurang. Tidak
seperti lembah yang biasanya landai dan luas, jurang bersifat lebih cekung,
sempit, dan diapit oleh tebing- tebing yang sangat terjal. Jurang mempunyai
kedalam yang sangat dalam. Dasar jurang biasanya berupa sungai. Jurang
merupakan salah satu relief Bumi yang berbahaya, karena apabila ada kecelakaan
dam masuk jurang maka kebanyakan akan meninggal.

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan tentang Bentuk Muka Bumi Daratan


diantaranya ialah sebagai berikut:

 QS. Az-Zariyat:48

Allah SWT berfirman:

"Dan bumi telah Kami hamparkan; maka (Kami) sebaik-baik yang


menghamparkan." (QS. Az-Zariyat: Ayat 48)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman betapa Dia telah menghamparkan
bumi untuk tempat kediaman yang baik bagi manusia dan makhluk lain. Ayat ini
juga memberikan penjelasan tentang ukuran bumi yang kita diami, maka kita akan
menyadari bahwa bumi ini besar dan luas.

 QS. Fushshilat:53

Fenomena alam dalam al-Qur’an digambarkan oleh Allah kepada manusia,


sehingga manusia mampu melihat dengan mata kepalanya sendiri dan memahami
keseluruhan filosofis ciptaan-Nya, al-Qur’an dalam hal ini menyebutkan dengan
ungkapan sederhana, QS. Fushshilat [41]: 53

Allah SWT berfirman:

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di


segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka

12
bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu
menjadi saksi atas segala sesuatu?" (QS. Fussilat: Ayat 53)

 QS. An-Nazi’at: 32-33

Fenomena gunung yang telah digambarkan oleh Allah dalam al-Qur’an, di antara
firman-Nya adalah QS. An-Nazi’at: 32-33

Allah SWT berfirman:

“Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (Semua itu) untuk


kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.” (QS. An-Nazi’at: 32-33)

Selain ayat tersebut, dalam sembilan ayat al-Qur’an lainnya juga diulang-ulang
antara lain: surat Ar-Ra;ad ayat 3, Al-Hijr ayat 19, An-Nahl ayat 15, Al-Anbiya’
ayat 31, An-Naml ayat 61, Luqman ayat 10, Fushshilat ayat 10, Qaf ayat 10, Al-
Mursalat ayat 27.

Maksud kandungan ayat di atas adalah hamparan bumi, lalu Allah pancarkan mata
airnya serta munculkan segala yang dikandungnya dan Allah pun alirkan sungai-
sungainya, serta tumbuhkan tanaman, pepohonan, dan buah-buahan, juga Allah
tegakkan gunung-gunungnya agar penghuninya menetap dengan tenang. Semua
itu merupakan kenikmatan bagi semua makhluk-Nya, dan karena mereka memang
membutuhkan berbagai binatang ternak yang dapat mereka makan dan
pergunakan untuk kendaraan selama mereka butuhkan di dunia sampai akhir masa
dan waktu yang telah ditentukan.

Kenyataannya pun ayat-ayat tersebut menunjukkan betapa besarnya manfaat


penciptaan gunung, karena berfungsi sebagai reservoir air yang paling utama
untuk kemudian disimpan dan didistribusikan secara perlahan-lahan. Bumi beserta
sumber potensial yang terkandung didalamnya digali dan dimanfaatkan manusia
lewat kecerdasan dan prakarsanya yang juga merupakan karunia Allah SWT.

13
B. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Lautan

Seperti bentuk permukaan daratan, permukaan dasar laut juga memiliki


bentang alam tertentu. Tetapi yang digunakan sebagai ukuran bentang alam dasar
laut bukanlah ketinggiannya, melainkan kedalamannya jika diukur dari
permukaan laut. Bentuk-bentuk permukaan dasar laut meliputi.

1. Landasan Benua (Continental Shelf)

Shelf adalah dasar laut yang dangkal yang terletak di sepanjang pantai.
Shelf terjadi karena semua daratan dan sungai membawa endapan ke pesisir
pantai. Kemudian arus laut mendistribusikan ulang endapan tersebut sepanjang
pantai. Endapan tersebut membentuk permukaan yang dangkal dan tidak terlalu
landai. Saat endapat berkumpul pada shelf, ujung dari daratan tenggelam secara
perlahan karena penambahan berat. Hal ini akan menjaga agar shelf tetap berada
di bawah permukaan laut. Kedalaman shelf kurang dari 200 m. sinar matahari di
daerah shelf dapat menembus hingga ke dasar laut. Dengan demikian proses
fotosintesis tumbuhan laut masih bisa berlangsung di sana. Itulah sebabnya shelf
banyak mengandung ikan. Shelf sebenarnya masih merupakan bagian dari benua,
yaitu bagian tepi benua yang masuk ke dalam laut

2. Continental Slope (Lereng Benua)

Pada ujung terluar landasan benua, dasar laut tiba-tiba menjadi curam
sekitar 4˚ sampai 5˚ karena kedalamannya bertambah dari 200 meter sampai
sekitar 5 km. wilayah yang curam pada dasar laut ini memiliki lebar 50 km dan
dinamakan Lereng Benua (continental slope). Lereng benua merupakan
permukaan yang dibentuk dari akumulasi endapan, seperti pada landasan benua.
Sudut yang curam pada lereng benua dikarenakan menipisan daratan secara
bertahap pada zona transisi dekat dengan pertemuan dengan dasar lautan

3. Continental Rise

Sebuah lereng benua akan menjadi kurang curam karena bergabung


dengan dasar laut dalam secara bertahap. Wilayah ini dinamakan continental rise,

14
terdiri dari landasan endapan yang dibawa melalui landasan benua dan
didepositkan ke dasar laut dalam pada kaki dari lereng. Continental rise rata-rata
memiliki lebar beberapa ratus kilometer. Secara khusus, continental rise
bergabung dengan dasar laut pada kedalama 5 km

4. Punggung Laut

Punggung laut adalah perbukitan di dasar laut. Punggung laut berbentuk


menjulang seperti tanggul raksasa namun tidak sampai ke permukaan laut. Sistem
punggung laut adalah rantai gunung bawah laut berkesinambungan. Panjang total
mencapai 80.000 km dan lebarnya lebih dari 1500 km. punggung laut menjulang 3
km diatas daerah sekitarnya. Punggung laut dibatasi oleh laut di kanan dan di kiri
nya

5. Gunung Laut

Gunung laut adalah gunung yang berada di laut. Kaki gunung berada di
dasar laut, sedangkan puncaknya bisa berada di dalam laut atau bisa pula muncul
di permukaan laut. Gunung laut yang berada di dalam laut biasanya menjulang
sekitar 1 km dari dasar laut. Sedangkan gunung yang muncul di permukaan
menjulang diatas permukaan laut.

6. Palung laut

Palung laut adalah daerah sempit di dasar laut yang sangat dalam.
Kedalaman palung melebihi 6000 m dari permukaan laut. Palung yang tidak
terlalu curam dan sempit disebut Trench dan palung yang lebar dan curam disebut
trog. Palung laut dapat terjadi akibat menyusupnya lempeng samudera ke dalam
lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua menabrak satu sama lain
dan kemudian tertelan ke arah kerak bumi yang mengakibatkan keduanya
bergerak saling menumpu satu sama lain.

7. Ambang Laut

15
Ambang laut adalah bukit di dasar laut yang terletak di antara dua laut
dalam atau diantara dua pulau. Menurut para peneliti, ambang laut merupakan
daratan yang tenggelam dan akhirnya tertutupi oleh lautan. Oleh karena itu
ambang laut hanya memiliki kedalaman 200 m. ambang laut memiliki permukaan
yang relative rata.

8. Lubuk Laut

Lubuk laut adalah cekungan besar di dasar laut. Berbeda dengan palung
yang bentuknya memanjang dan curam, lubuk laut memiliki bentuk seperti
cekungan atau kubangan yang luas

16
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

dari pembahasan yang didapatkan di makalah ini, dapat disimpulkan


bahwa daratan yang memenuhi 1/3 dari bumi dapat berbentuk gunung,
pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, bukit dan perbukitan, serta
jurang.
Dan untuk lautan yang memenuhi 2/3 dari bumi dapat berbentuk landasan
benua, lereng benua, continental rise, punggung laut, gunung laut, palung laut,
ambang laut dan lubuk laut.
Sedangkan untuk ayat yang berkaitan dengan pembahasan diatas adalah
QS. An-Nazi’at: 32-33). Selain ayat tersebut, dalam sembilan ayat al-Qur’an
lainnya juga diulang-ulang antara lain: surat Ar-Ra;ad ayat 3, Al-Hijr ayat 19, An-
Nahl ayat 15, Al-Anbiya’ ayat 31, An-Naml ayat 61, Luqman ayat 10, Fushshilat
ayat 10, Qaf ayat 10, Al-Mursalat ayat 27.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca. Karena pengetahuan penulis kurang sempurna sehingga
kritik dan saran dharapkan dari pembaca.

17
DISKUSI

1. Mengapa pada gunung mati, bisa dikatakan hidup kembali? Atau sebaliknya,
mengapa gunung yang dinyatakan aktif pada awalnya namun kemudian
belakangan dianggap gunung mati?
Answer: aktif atau matinya gunung itu dipengaruhi oleh aktifitas gunung.
Gunung yang mati bisa saja dikatakan aktif kembali apabila setelah sekian
lama gunung tersebut tidak melakukan erupsi, namun karena tenaga endogen,
gunung tersebut belakangan melakukan erupsi sehingga dapat dikatakan
gunung tersebut aktif kembali. Begitu juga sebaliknya, bisa jadi gunung yang
awalnya aktif, namun setelah bertahun-tahun tidak pernah menunjukkan
aktifitas erupsi, gunung tersebut dapat dikatakan gunung mati
2. Bagaimana suhu air disekitar gunung laut yang mengeluarkan lava?
Answer: suhu di sekitarnya pasti panas. Tapi tergantung lagi sebanyak apa
lava yang keluar dari gunung laut tersebut. Jika lava nya banyak, maka suhu
disekitarnya pasti tinggi, namun jika lavanya sedikit, suhu sekitarnya pastilah
tidak setinggi lava yang banyak

18
DAFTAR PUSTAKA

Thompson dan Turk. 2008. Introduction to Physical Geology. USA: Saunders


Golden Sunburst Series

19

Anda mungkin juga menyukai