Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Saudah A1C414052
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat,
nikmat dan hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta segenap
keluarga, sahabat serta pengikutnya yang setia. Makalah yang berjudul “Bentuk
Muka Bumi” dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Bumi dan Antariksa pada Program Studi Pendidkan Fisika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Simpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17
DISKUSI .......................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Mengetahui bentuk-bentuk muka bumi di daratan
2. Mengetahui bentuk-bentuk muka bumi di lautan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perbedaan bentuk muka bumi ini disebabkan oleh tenaga endogen dan
eksogen. Tenaga endogen itu berasal dari dalam bumi sedangkan tenaga eksogen
itu berasal dari luar bumi. Adapun bentuk-bentuk muka bumi di daratan antara
lain ialah sebagai berikut:
1. Gunung
Menurut aktivitasnya, gunung dibagi menjadi dua macam, yakni gunung yang
bisa mengalami erupsi atau gunung aktif dan juga gunung yang tidak mengalami
2
erupsi atau gunung pasif. Adapun penjelasan dari masing- masing gunung tersebut
adalah sebagai berikut:
Gunung aktif
Gunung aktif kita kenal sebagai gunung berapi, yakni gunung yang masih bisa
mengalami erupsi. Erupsi sendiri merupakan proses pengeluaran material-
material yang terkandung di dalam perut bumi melalui sebuah saluran yang
menyerupai pipa yang ada di perut gunung. Erupsi pada gunung berapi ini bisa
terjadi dalam suatu periode, misalnya gunung berapi yang mengalami erupsi
empat tahun sekali. Dalam periode erupsi ini, setiap gunung berapi mempunyai
periode yang berbeda- beda.
Dalam peristiwa erupsi ini akan banyak dampak yang ditimbulkan, baik dampak
positif maupun negatif. Namun kebanyakan dampak yang terjadi adalah dampak
negatif. Beberapa erupsi menjadi sebuah bencana alam yang dasyat dan bahkan
menghilangkan nyawa banyak orang, namun beberapa erupsi tidak terlalu
berbahaya. Hal ini tergantung pada besar kecilnya erupsi yang terjadi. Indonesia
sendiri sudah terlalu sering mengalami erupsi gunung berapi, sehingga bukan
merupakan hal yang baru lagi. Beberapa gunung aktif dan sering mengalami
erupsi di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung
Sinabung, Gunung Bromo dan lain sebagainya.
Gunung tidak aktif adalah oposisi dari gunung aktif. Gunung tidak aktif ini juga
sering disebut sebagai gunung mati. Gunung tidak aktif adalah gunung yang sudah
tidak mengalami erupsi lagi, sehingga tidak mengeluarkan material- material
vulkanik yang ada di dalamnya. Gunung menjadi tidak aktif karena disebabkan
oleh beberapa faktor. Gunung yang tidak aktif pada awalnya ada yang merupakan
gunung aktif dan kemudian mati, maupun memang merupakan gunung mati pada
3
awal kemunculannya. Contoh gunung yang tidak aktif yang ada di Indonesia
adalah Gunung Merbabu, dan Gunung Tangkuban Perahu.
2. Pegunungan
Pegunungan mempunyai nama yang mirip dengan gunung bukan? Hal ini
memang pegunungan merupakan kumpulan dari beberapa gunung yang
menyambung menjadi satu. Sehingga di pegunungan ini kita akan menjumpai
banyak gunung. Namun di pegunungan, kita tidak akan menjumpai gunung aktif,
karena pegunungan tidak mengalami erupsi. Pegunungan bisa terbentang panjang
hingga ke wilayah lain.
Pegunungan terbentuk pada waktu terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan
luas. Karena itu daerah pegunungan biasanya relatif luas. Secara sederhana dapat
kita membedakan pegunungan tua dan pegunungan muda. Pegunungan tua
merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul
dan lerengnya landai. Pegunungan rendah mempunyai ketinggian antara 500
meter hingga 1.500 meter di atas permukaan air laut. Misalnya Pegunungan
Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer
(Paleozoikum). Sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan
puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan tinggi
merupakan pegunungan yang memiliki ketinggian hingga mencapai lebih dari
1.500 meter di atas permukaan air laut. Pegunungan lipatan yang paling muda
4
adalah hasil pengangkatan zaman tertier, misalnya Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik.
a. Pegunungan Lipatan
c. Pegunungan Sisa
5
Pegunungan ini terjadi apabila pegunungan yang tinggi terkikis oleh denudasi
dalam jangka waktu yang lama. Gunung semacam ini sering juga disebut gunung
denudasi atau gunung relik. Denudasi adalah peristiwa terbukanya atau
terkelupasnya batuan asli pada peristiwa pelapukan.
3. Dataran Tinggi
Pengertian Dataran tinggi atau yang biasa disebut dengan Plateau atau Plato
merupakan dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 m dari permukaan
air laut. Dataran tinggi ini terbentuk sebagai hasil dari erosi dan juga sedimentasi.
Dataran tinggi juga bisa terbentuk karena bekas kaldera yang luas, yang tertimbun
material- material dari lereng gunung yang berada di sekitarnya. Ada pula yang
menyatakan bahwa dataran tinggi merupakan lahan yang berbentuk datar yang
naik tajam di atas wilayah yang disekitarnya, setidaknya pada satu sisi. Dataran
tinggi ini terjadi di setiap benua dan menghabiskan setidaknya sepertiga dari tanah
Bumi. Dataran tinggi juga merupakan salah satu dari empat bentang alam utama
bersama dengan pegunungan, dataran dan juga perbukitan.
Beriklim sejuk
Dataran tinggi ini bisa mempunyai iklim yang sejuk karena dipengaruhi oleh
ketinggiannya, karena semakin tinggi suatu tempat akan mempunyai kesejukan
6
udara yang semakin tinggi pula, atau bisa dikatakan bahwa udaranya akan terasa
semikn dingin.
Ciri- ciri selanjutnya yang dimiliki oleh dataran tinggi adalah memiliki amplitudo
suhu harian dan juga suhu tahunan besar. Inilah salah satu yang dimiliki oleh
dataran tinggi sebagai salah satu bentuk muka Bumi yang ada di Indonesia.
Udara kering
Ciri dari dataran tinggi yang selanjutnya adalah memiliki udara yang kering.
Meski mempunyai iklim sejuk karena berada di ketinggian, namun dataran tinggi
justru mempunyai udara yang kering dan lebih kering daripada udara- udara yang
lainnya yang berada di dataran yang tidak tinggi.
Ciri yang selanjutnya yang dimiliki oleh dataran tinggi adalah memiliki
kelembaban udara nisbi yang sangat rendah apabila dibandingkan dengan daerah
yang bukan dataran tinggi.
7
Lebih mudah atau sering turun hujan bagi daerah- daerah yang memiliki
ketinggian lebih rendah daripada daerah yang berada di dataran tinggi sendiri.
Oleh karena itulah, pertanian yang ada di dataran tinggi mempunyai pengairan
yang cukup meski pada musim hujan. Jika biasanya pada musim penghujan di
dataran rendah banyak terjadi banjir hingga menggenangi area persawahan,
namun hal ini jarang bahkan tidak kita lihat terjadi di dataran tinggi. Hal ini
karena curah hujan yang tetap terkontrol di dataran tinggi meski sedang musim
penghujan.
Jenis dari dataran tinggi yang pertama adalah dataran tinggi terpotong. Dataran
tinggi terpotong ini merupakan dataran tinggi yang dibentuk sebagai akibat dari
gerakan ke atas yang terdapat pada kerak Bumi. Pergerakan ke atas ini disebabkan
karena tumbukan lambat lempeng- lempeng tektonik. Contoh dataran tinggi
terpotong ini adalah Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat bagian barat.
Dataran tinggi ini telah meningkat sekitar 0,03 cm atau 0,01 inchi per tahun dan
telah terjadi lebih dari 10 juta tahun.
Jenis dataran tinggi yang kedua adalah dataran tinggi vulkanik. Dataran tinggi
vulkanik ini terbentuk oleh berbagai letusan gunung berapi yang kecil yang
perlahan- lahan menumpuk dari waktu ke waktu dan membentuk sebuah dataran
tinggi dari aliran lava yang dihasilkan. Adapun beberapa contoh dari dataran
tinggi vulkanik ini berada di sebagian besar bagian tengah Pulau Utara Selandian
Baru. Dataran tinggi vulkanik ini masih memiliki tiga gunung berapi yang masih
aktif, yakni Gunung Tongariro, Gunung Ngauruhoe, dan Gunung Ruapehu.
4. Dataran Rendah
8
Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai
ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Sebagai salah satu keragaman
bentuk muka bumi, dataran rendah juga dikenal dengan istilah dataran aluvial.
Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di
pedalaman.
Salah satu contoh dari dataran rendah ini ialah dataran rendah Banjarmasin.
Secara administratif, Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan
Selatan dan kota terbesar di Pulau Kalimantan. Kota ini juga mendapat sebutan
Kota Seribu Sungai. Sungai yang terkenal adalah Sungai Martapura dan Sungai
Barito. Masyarakat Kota Banjarmasin menggunakan sungai sebagai media
transportasi dan perdagangan. Selain mempunyai banyak sungai, wilayah
9
Banjarmasin juga mempunyai dataran rendah yang sebagian besar berawa
gambut. Jenis tanah di daerah ini adalah tanah aluvial yang sebagian besar
berstruktur lempung. Wilayah ini juga mempunyai batuan dasar berupa batuan
metamorf yang pada permukaannya tertutup oleh pasir, kerikil dan lempung.
5. Lembah
10
Relief dari permukaan Bumi atau daratan yang selanjutnya adalah bukit atau
perbukitan. Sama seperti gunung dan pegunungan, bukit juga merupakan tonjolan
yang ada di permukaan daratan, sehingga bukit mempunyai ketinggian yang lebih
tinggi daripada daerah yang ada di sekitarnya. Perbedaan bukit/ perbukitan
dengan gunung/ pegunungan adalah ketinggiannya dan juga statusnya. Perbukitan
atau bukit tidak setinggi gunung, dan biasanya tidak terlalu besar juga. Kemudian,
bukit juga tidak bisa mengalami erupsi seperti gunung. Bukit- bukit yang
berjumlah lebih dari satu dan berjajar disebut dengan perbukitan. Biasanya bukit
mempunyai ketinggian antara 200 hingga 500 meter di atas permukaan air laut.
Bukit biasanya mempunyai udara yang sejuk dan juga pemandangan yang indah,
sehingga wilayah perbukitan banyak difungsikan sebagai tempat pariwisata.
7. Jurang
11
Selain lembah, bentuk permukaan daratan berupa cekungan adalah jurang. Tidak
seperti lembah yang biasanya landai dan luas, jurang bersifat lebih cekung,
sempit, dan diapit oleh tebing- tebing yang sangat terjal. Jurang mempunyai
kedalam yang sangat dalam. Dasar jurang biasanya berupa sungai. Jurang
merupakan salah satu relief Bumi yang berbahaya, karena apabila ada kecelakaan
dam masuk jurang maka kebanyakan akan meninggal.
QS. Az-Zariyat:48
Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman betapa Dia telah menghamparkan
bumi untuk tempat kediaman yang baik bagi manusia dan makhluk lain. Ayat ini
juga memberikan penjelasan tentang ukuran bumi yang kita diami, maka kita akan
menyadari bahwa bumi ini besar dan luas.
QS. Fushshilat:53
12
bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu
menjadi saksi atas segala sesuatu?" (QS. Fussilat: Ayat 53)
Fenomena gunung yang telah digambarkan oleh Allah dalam al-Qur’an, di antara
firman-Nya adalah QS. An-Nazi’at: 32-33
Selain ayat tersebut, dalam sembilan ayat al-Qur’an lainnya juga diulang-ulang
antara lain: surat Ar-Ra;ad ayat 3, Al-Hijr ayat 19, An-Nahl ayat 15, Al-Anbiya’
ayat 31, An-Naml ayat 61, Luqman ayat 10, Fushshilat ayat 10, Qaf ayat 10, Al-
Mursalat ayat 27.
Maksud kandungan ayat di atas adalah hamparan bumi, lalu Allah pancarkan mata
airnya serta munculkan segala yang dikandungnya dan Allah pun alirkan sungai-
sungainya, serta tumbuhkan tanaman, pepohonan, dan buah-buahan, juga Allah
tegakkan gunung-gunungnya agar penghuninya menetap dengan tenang. Semua
itu merupakan kenikmatan bagi semua makhluk-Nya, dan karena mereka memang
membutuhkan berbagai binatang ternak yang dapat mereka makan dan
pergunakan untuk kendaraan selama mereka butuhkan di dunia sampai akhir masa
dan waktu yang telah ditentukan.
13
B. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Lautan
Shelf adalah dasar laut yang dangkal yang terletak di sepanjang pantai.
Shelf terjadi karena semua daratan dan sungai membawa endapan ke pesisir
pantai. Kemudian arus laut mendistribusikan ulang endapan tersebut sepanjang
pantai. Endapan tersebut membentuk permukaan yang dangkal dan tidak terlalu
landai. Saat endapat berkumpul pada shelf, ujung dari daratan tenggelam secara
perlahan karena penambahan berat. Hal ini akan menjaga agar shelf tetap berada
di bawah permukaan laut. Kedalaman shelf kurang dari 200 m. sinar matahari di
daerah shelf dapat menembus hingga ke dasar laut. Dengan demikian proses
fotosintesis tumbuhan laut masih bisa berlangsung di sana. Itulah sebabnya shelf
banyak mengandung ikan. Shelf sebenarnya masih merupakan bagian dari benua,
yaitu bagian tepi benua yang masuk ke dalam laut
Pada ujung terluar landasan benua, dasar laut tiba-tiba menjadi curam
sekitar 4˚ sampai 5˚ karena kedalamannya bertambah dari 200 meter sampai
sekitar 5 km. wilayah yang curam pada dasar laut ini memiliki lebar 50 km dan
dinamakan Lereng Benua (continental slope). Lereng benua merupakan
permukaan yang dibentuk dari akumulasi endapan, seperti pada landasan benua.
Sudut yang curam pada lereng benua dikarenakan menipisan daratan secara
bertahap pada zona transisi dekat dengan pertemuan dengan dasar lautan
3. Continental Rise
14
terdiri dari landasan endapan yang dibawa melalui landasan benua dan
didepositkan ke dasar laut dalam pada kaki dari lereng. Continental rise rata-rata
memiliki lebar beberapa ratus kilometer. Secara khusus, continental rise
bergabung dengan dasar laut pada kedalama 5 km
4. Punggung Laut
5. Gunung Laut
Gunung laut adalah gunung yang berada di laut. Kaki gunung berada di
dasar laut, sedangkan puncaknya bisa berada di dalam laut atau bisa pula muncul
di permukaan laut. Gunung laut yang berada di dalam laut biasanya menjulang
sekitar 1 km dari dasar laut. Sedangkan gunung yang muncul di permukaan
menjulang diatas permukaan laut.
6. Palung laut
Palung laut adalah daerah sempit di dasar laut yang sangat dalam.
Kedalaman palung melebihi 6000 m dari permukaan laut. Palung yang tidak
terlalu curam dan sempit disebut Trench dan palung yang lebar dan curam disebut
trog. Palung laut dapat terjadi akibat menyusupnya lempeng samudera ke dalam
lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua menabrak satu sama lain
dan kemudian tertelan ke arah kerak bumi yang mengakibatkan keduanya
bergerak saling menumpu satu sama lain.
7. Ambang Laut
15
Ambang laut adalah bukit di dasar laut yang terletak di antara dua laut
dalam atau diantara dua pulau. Menurut para peneliti, ambang laut merupakan
daratan yang tenggelam dan akhirnya tertutupi oleh lautan. Oleh karena itu
ambang laut hanya memiliki kedalaman 200 m. ambang laut memiliki permukaan
yang relative rata.
8. Lubuk Laut
Lubuk laut adalah cekungan besar di dasar laut. Berbeda dengan palung
yang bentuknya memanjang dan curam, lubuk laut memiliki bentuk seperti
cekungan atau kubangan yang luas
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca. Karena pengetahuan penulis kurang sempurna sehingga
kritik dan saran dharapkan dari pembaca.
17
DISKUSI
1. Mengapa pada gunung mati, bisa dikatakan hidup kembali? Atau sebaliknya,
mengapa gunung yang dinyatakan aktif pada awalnya namun kemudian
belakangan dianggap gunung mati?
Answer: aktif atau matinya gunung itu dipengaruhi oleh aktifitas gunung.
Gunung yang mati bisa saja dikatakan aktif kembali apabila setelah sekian
lama gunung tersebut tidak melakukan erupsi, namun karena tenaga endogen,
gunung tersebut belakangan melakukan erupsi sehingga dapat dikatakan
gunung tersebut aktif kembali. Begitu juga sebaliknya, bisa jadi gunung yang
awalnya aktif, namun setelah bertahun-tahun tidak pernah menunjukkan
aktifitas erupsi, gunung tersebut dapat dikatakan gunung mati
2. Bagaimana suhu air disekitar gunung laut yang mengeluarkan lava?
Answer: suhu di sekitarnya pasti panas. Tapi tergantung lagi sebanyak apa
lava yang keluar dari gunung laut tersebut. Jika lava nya banyak, maka suhu
disekitarnya pasti tinggi, namun jika lavanya sedikit, suhu sekitarnya pastilah
tidak setinggi lava yang banyak
18
DAFTAR PUSTAKA
19