Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

FISIKA BUMI DAN ANTARIKSA

HIDROSFER

DOSEN PEMBIMBING
SYUBHAN ANNUR, M.Pd

OLEH

GHAIDA A1C414018
HUMAYRAH A1C414076
MIRNAWATI A1C414212

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat rahmat
dah hidayah-Nya, kami kelompok dua dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Dalam makalah ini kami membahas tentang
“Hidrosfer”. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Bumi
dan Antariksa.

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada


pihak-pihak yang telah membantu, terutama kepada Bapak Syubhan Annur, M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisika Bumi dan Antariksa.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena terbatasnya kemampuan penyusun baik dari segi teknis
maupun segi materi. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang dapat memotivasi penyusun menjadi lebih baik lagi. Penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Banjarmasin, 17 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................... 1

A. Distribusi Air di Permukaan Bumi .......................................................... 3


B. Air dan Manfaat Laut .............................................................................. 5
C. Pengukuran Kedalaman Laut .................................................................. 7
D. Sebaran Temperatur Lut Vertikal............................................................ 11
E. Salinitas ................................................................................................... 15
F. Arus Laut ................................................................................................. 17
G. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi hidrosfer ....................... 21

BAB III : PENUTUP ................................................................................... 25

3.1.Kesimpulan ............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 27

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi
yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan
yang lainnya. Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan
kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3.45 %). Laut memiliki sumber daya
alam yang melimpah sampai saat ini belum dapat dikelola semuanya.
Bumi memiliki lima lautan luas (samudera) yaitu lautan Pasifik, Atlantik,
Hindia, Antartika, dan Artik. Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361
juta km2, lebih dari 70% luas permukaan bumi, dengan kedalaman rata-
rata 3.730 m. Samudera adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat
luas sedangkan laut adalah merupakan bagian dari samudera. Ilmu yang
mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang
dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik airnya, arus, gelombang,
kedalamannya, pasang naik-pasang surut dan sebagainya. Untuk itu dalam
makalah ini akan membahas mengenai distribusi air dipermukaan bumi,
arti dan manfaat laut, pengukuran kedalaman laut, pengukuran kedalaman
laut, salinitas, dan arus laut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses distribusi air di permukaan bumi?
2. Apa saja arti dan manfaat laut?
3. Bagaimana cara pengukuran kedalaman laut?
4. Bagaimana proses pengukuran kedalaman laut?
5. Apa pengertian dari salinitas?
6. Apa pengertian dari arus laut?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui proses distribusi air di permukaan bumi.
2. Untuk mengetahuiarti dan manfaat laut.
3. Untuk mengetahuicara pengukuran kedalaman laut.
4. Untuk mengetahui proses pengukuran kedalaman laut.
5. Untuk mengetahui pengertian salinitas.
6. Untuk mengetahui pengertian arus laut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Distribusi Air di Permukaan Bumi


Hidrosfer adalah seluruh lapisan air yang ada pada planet bumi yang
mencakup 2/3 permukaan bumi, tetapi massanya hanya sebagian kecil dari
massa total bumi, lihat tabel 2.1. Osean (samudera) mencakup bagian
permukaan lebih besar dibandingkan dengan bias daratan, di belahan bumi
utara daratan mencakup luas permukaan 39,3% (dan osean 60,7%
sedangkan di belahan bumi selatan daratan mencakup luas permukaan
19,1% dan osean 80,9%.
Tabel 2.1 Besaran fisis bumi dan bagian-bagiannya

Kedalaman Volume Densitas Massa Massa


Bagian
rata-rata (×106 rata-rata (×1024 relatif
bumi
(km) km3) (g/cm3) g) (%)

Atmosfer - - - 0,005 0,00008


Osean dan
3,8 1370 1,03 1,410 0,0230
laut
Lapisan es
1.6 25 0,90 0,023 0,0004
dan glasier
Kerak
kontinental 35 6210 2,80 17,390 0,29
*)
Kerak
8 2660 2,90 7,710 0,12
oseanik**)
Mantel 2881 898000 4,53 4068 68,10
Inti 3473 175500 10,72 1881 31,50
Seluruh 1.08323
6371 5,52 5976 -
bumi 0

Sumber: Gross, 1977


*) termasuk beting kontinental
**) di luar beting kontrerital

3
Air adalah bahan yang ditemui di bumi dalam tiga fasa (wujud) yaitu
padat (es),, cair, dan gas (uap air). Dalam bentuk padat air berada dalam
atmosfer sebagai salju, dan sebagai kristal es atau batu es (hail stone) di
dalam awan. Es tampak pada bumi dalam bentuk lading salju, air beku
dalam tanah atau sebagai glasier (es) di pegunungan yang tinggi. Es juga
tampak sebagai gunung es (icebergs) di samudera dan sebagai air beku di
danau. Es berinteraksi dengan bumi padat, laut, dan udara. Dalam bentuk
glasier, ia dapat merubah bentuk daratan. Es muncul dari atmosfer melalui
deposisi, dari hidrosfer melalui pembekuan, dan kembali lagi ke atmosfer
melalui penguapan dan sublimasi.
Perubahan fasa dari air menjadi uap air disebut penguapan yang
memerlukan sejumlah energi atau panas yang disebut panas penguapan.
Jika uap air mengkondensasi, maka panas laten kondensasi diberikan oleh
air sehingga molekul-molekulnya terikat lebih rapat dalam bentuk cair.
Penguapan mengambil panas dari lingkungan dan kondensasi memberikan
panas pada lingkungan.
Perubahan fasa dari uap air ke es disebut deposisi, kebalikannya dari
es menjadi uap air disebut sublimasi. Energi yang diperlukan untuk
mengubah air menjadi uap agak (sedikit) lebih besar daripada mengubah air
menjadi uap air. Jika uap menjadi es, seperti pembentukan embun beku
(frost), maka panas laten sublimasi diberikan kepada lingkungan sehingga
udara menjadi panas.
Peleburan dari es menjadi air membutuhkan sejumlah energi yang
disebut panas peleburan. Sedangkan dalam fasa cair panas ini tersimpan
sebagai panas laten peleburan. Panas ini akan dilepaskan jika air membeku.
Jadi peleburan es seperti penguapan air mengambil panas, sedengkan
pembentukan air seperti kondensasi uap air melepaskan panas.
Transformasi air melalui semua fasanya pada bumi disebut daur hidrologi,,
lihat gambar 2.1.

4
Gambar 2.1 Daur Hidrologi
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=HU_P5w18H2o

Air berubah menjadi uap terutama melalui penguapan (evaporation)


air laut dan air tawar, dan melalui transpirasi (transpiration) tanaman. Uap
air di atmosfer dibawa oleh angin dalam jarak yang jauh, dan mungkin dari
darat ke laut atau dari laut ke darat. Uap air yang naik menjadi dingin dan
mengkondensasi (condensation) menjadi tetes-tetes awan dan kristal-kristal
es yang kemudian jatuh sebagai presipitasi (hujan dan salju). Kebanyakan
presipitasi (presipitation) ini kembali ke laut. Dari presipitasi yang jatuh ke
darat, sebagian diperlukan tetanaman dan binatang. Sebagian besar curah
hujan mengalir di atas darat sebagai limpasan (run off) yang bergabung
dengan lelehan salju, sebagian mengalir ke sungai yang akhirnya menuju ke
laut. Semua air tawar (fresh water) di bumi berasal dari air hujan. Sebagian
dari hujan merembes ke dalam tanah yang membantu pada cadangan air
tanah dan pada arus bawah tanah. Sisanya akan kembali ke atmosfer melalui
penguapan.
B. Arti dan Manfaat Laut
Uraian tentang laut yang meliputi proses seperti gerakan air, zat yang
terlarut, organisme yang ada di laut, keadaan dasar laut dan sebagainya
disebut oseanografi (bahasa Yunani, oceans berarti laut dan graphos artinya
deskripsi). Planet bumi adalah unik karena mengandung air dalam jumlah

5
sangat besar, dan sebagian besar berada di laut dan samudera yaitu 98% dari
volume air total, lihat Tabel 2.2.
Lautan mencakup luas hampir 140 juta mil2 (361 juta km2) dari kuas
permukaan bumi 200 juta mil2 (510 juta km2) atau laut meliputi sekitar
70,78% dari permukaan bumi. Pentingnya laut untuk bumi dan kehidupan
adalah:
a. Lautan mempengaruhi hampir seluruh proses di permukaan bumi,
misalnya laut mengatur siklus hidrologi dan alian gas karbon dioksida
pada lingkungan.
b. Air laut mendukung kehidupan dan juga menjamin dinamika
pertumbuhan kehidupan pada evolusi ratusan juta tahun, sehingga
memungkinkan kehidupan seperti sekarang.
Tabel 2.2 Volume reservoir air utama pada kerak dan mantel bumi
Reservoir (kolam) Volume (juta km3) Volume (%)
a. Permukaan bumi:
 Laut dan Samudera 1370 99,0
 Batuan sedimen 4 0,3
 Glasier 24 1,7
 Danau 0,23 0,02
 Uap air di atmosfer 0,014 0,001
 Sungai 0,0012 0,00009
Total
b. Mantel bumi (0,5% air) 13,000,0

c. Laut mengatur proses “pelapukan” (weathering), penghancuran material


geologis seperti batuan dan mineral, dan “erosi”. Pelapukan ialah
disintegrasi (penghancuran) dan dekomposisi material bumi melalui proses
fisis, khemis, dan biologis. Erosi adalah perpindahan material yang lapuk
oleh gerakan perantara seperti angin.

6
Dengan adanya proses “pelapukan” dan “erosi”, maka laut
mengandung jutaan ton sedimen yang dibawa sungai. Batu pasir (sand
stone) laut terbentuk dari tanah yang berasal dari sedimen dan batu kapur
(linestone) dari mikro organisme laut, batuan tersebut banyak mengandung
minyak bumi. Bantuan laut (marine rocks) dan sedimennya mengandung
deposit netral seperti besi, mangan, dan nonnetral seperti sulfur, fiat
(phosphate) dan batuan garam (salt rock).
Pada mulanya manfaat laut bagi manusia sebagai sumber hayati dan
sebagai media transformasi. Tetapi sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia semakin menyadari pentingnya laut.
Selain sumber energi, laut juga memberikan sumber energi lain yang sangat
penting, yaitu hydrogen berat (Deuterium), yang diperlukan dalam produksi
energi nuklir. Energi lain yang dapat dijumpai dilaut adalah energi vulkanik
yang ada di dasar laut, dari gelombang, arus dan pasang surut, serta energi
yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur air laut.
Jika desalinisasi yaitu proses perubahan air laut menjadi uap air murni
sudah komersial maka akan dapat mengatasi kekurangan air di beberapa
tempat di dunia, khususnya daerah-daerah yang kering. Dengan banyaknya
potensi dan fungsi laut bagi manusia maka kepentingan bangsa-bangsa di
dunia di masa mendatang akan lebih banyak bersumber dari manfaat dan
pengolahan laut serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bagi
benua maritime Indonesia yang 70% wilayahnya terdiri dari laut dan hanya
30% daratan, maka pengetahuan tentang laut pada tingkat yang memadai
akan sangat menunjang proses pembangunan.
C. Pengukuran Kedalaman Laut
Samudera meliputi 71% permukaan bumi. Di belahan bumi utara
(BBU), 61% permukaan bumi adalah samudera, dan di belaham bumi
selatan (BSS), samudera mencakup 81% luas permukaan. Luas permukaan,
volume air dan kedalaman rata-rata dari tubuh air utama bumi ditunjukkan
dalam Tabel 2.3. Perlu dicatat bahwa lebih dari separo volume air bumi
berada di Samudera Pasifik.

7
Proporsi relatif dari darat dan air berubah dengan lintang tempat,
ditunjukkan pada Tabel 2.4. Prosentase air di lintang-lintang tengah belahan
bumi selatan lebih besar dibandingkan dengan di belahan bumi utara.
Dahulu kedalaman laut diukur dengan tali dan kemudian dengan
kawat yang dibebani pemberat sampai mencapai dasar laut. Pada ekspedisi
di laut Maluku (Moluccan) di Indonesia, kapal peneliti Belanda “Willebroad
Snellius” mengukur kedalaman 33.500 kaki dengan sebuah pengunting
(sounder) kawat pada Palung Mindanao (Filipina) beberapa kapal membawa
kawat sepanjang 40.000 kaki, dengan beban dari 12 ton.

Tabel 2.3 Luas permukaan, volume air, dan kedalaman rata-rata samudera.
Luas Kedalaman
Volume 106
Daerah Permukaan Rata-rata,
mil3
106 mil2 kaki
Samudera Atlantik 32 78 12.900
Samudera Pasifik 64 171 14.000
Samudera Hindia 28 70 13.000
Laut Mediterranean besar 12 10 4.400
Laut Mediterranean kecil 1 0,1 560
Laut-laut Marginal 3 2 2.850
Total 140 331,1

Tabel 2.4 Persentase permukaan bumi yang terliput air dalam berbagai
pita-pita lintang
Belahan Bumi Utara Belahan Bumi Selatan
Lintang Utara Persen air Lintang Selatan Persen air
o o o o
90 -70 75 70 -90 20
70o-50o 37 50o-70o 96
o o o o
50 -30 53 300 -500 92
301o-10o 68 10o-30o 77
o o o o
10 -0 77 0 -10 76

Sekarang, kedalaman laut diukur dengan alat “echosounding”


berdasarkan pada kecepatan bunyi di air (lihat Gambar 2.2a). Sinyal bunyi
dipancarkan oleh kapal pengukur, dan gelombang bunyi (suara) yang
berjalan ke segala arah akan dipantulkan dari dasar laut dan kembali ke
kapal. Jangka (interval) waktu antara pemancaran bunyi dan kembalinya

8
echo dari lantai laut diukur dan direkam pada sebuah pias (chart).
Kedalaman laut dapat ditulis sebagai berikut:
𝑣. 𝑡
𝑑=
2
Keterangan:
v: kecepatan bunyi di air
t : interval waktu antara buunyi pergi dan datang

Gambar 2.2A Pengukuran kedalaman laut dan topografi dasar laut


dengan metode echosounding (pengukuran gema suara).
Sumber: Tjasyono,2013

Perhitungan dibagi dua karena gelombang suara menempuh jarak


bolak-balik atau dua kali kedalaman. Misalnya, kecepatan suara dalam air
laut= 1600 m/s. Jika waktu antara bunyi dipancarkan dan diterima kembali
adalah 5 sekon, maka kedalaman laut adalah
𝑣. 𝑡 1600𝑚𝑠 −1 𝑥5𝑠
𝑑= = = 4000𝑚
2 2
Karena air kurang dapat dimampatkan (compressible) dibandingkan
udara, maka kecepatan suara dalam air sekitar 5 kali kecepatan suara di
udara, dan kecepatan suara dalam air laut lebih besar daripada di dalam air
murni. Suara yang melalui laut mempunyai kecepatan tidak konstan, ia
menjalar lebih cepat di air panas daripada di air dingin. Kecepatan suara
cenderung meningkat dengan bertambahnya kedalaman laut, disebabkan

9
oleh meningkatnya tekanan. Dalam metode echo-sounding, efek salinitas,
temperatur dan tekanan pada bunyi dalam air perlu diperhitungkan.
Echo-sounding dapat juga dipakai kebalikannya, untuk menentukan
tinggi dasar es dari bawah laut (submarine), lihat Gambar (). Sonar (sound
ranging) juga dipakai untuk mengukur jarak benda yang mengapungg,
misalnya kapal musuh.

Gambar 2.2B Menentukan tinggi (h) dasar es faut di atas submarine


(bawah laut).
Sumber: Tjasyono,2013

Kedalaman laut dapat juga ditentukan dengan mengukur tekanan.


Tekanan pada setiap kedalaman laut sama dengan berat koloni vertikal air
laut dibagi dengan luas penampang kolom yaitu berat per satuan luas. Berat
kolom air persatuan luas bergantung terutama pada tinggi (kedalaman) air.
Jadi tekanan sebanding dengan kedalaman air.
Tekanan laut dapat diukur dengan bathythermograph yang mengukur
kedalaman dan temperatur laut. Hal ini biasanya dipakai untuk menduga
tekanan pada kedalaman laut yang yang dangkal. Tekanan pada kedalaman
yang besar diukur dengan dua termometer, salah satu termometer dilindungi
dari tekanan laut, sedangkan yang lain tidak. Perbedaan antara temperatur
yang dibaca pada termometer yang dilindungi dan yang tidak dilindungi
adalah ukuran tekanan, yang merupakan kedalaman laut dimana termometer
diturunkan.
D. Sebaran Temperatur Laut Vertikal
Temperatur laut adalah besaran laut yang mempunyai rentang antara
35℃ dan -2℃. Temperatur laut berubah menurut waktu dan tempat, dan

10
untuk tujuan tertentu diperlukan ketelitian pengukuran sebesar ±0,1℃.
Temperatur pada samudera tropis pada umumnya lebih tinggi dibandingkan
di perairan lintang tengah dan perairan kutub. Pada musim panas,
temperatur laut lebih panas dibandingkan pada musim dingin. Penyebaran
(transport) panas di laut terutama diakibatkan oleh gerakan air, seperti arus
laut dan turbulensi.
Di daerah tropis bagian 0° (ekuator), jumlah radiasi matahari yang
diterima per satuan luas (insolasi) lebih besar dibanding dengan daerah-
daerah lain, lihat Gambar 2.3. jumlah energi matahari yang diterima oleh
semua lintang tempat adalah sama, tetapi daerah kutub radiasi disebarkan
pada daerah yang lebih luas sehingga intensitas radiasinya menjadi lebih
kecil.

Gambar 2.3 Intensitas radiasi matahari yang diterima (insolasi) tergantung pada lintang
tempat.
Sumber: http://suharyatimoet.blogspot.co.id/

Matahari adalah sumber panas yang sangat penting. Jumlah panas


matahari yang diterima bumi adalah 1,05 x105 kal.cm-2tahun-1. Satu kalori
didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 cm3 air sebesar 1℃ (1 kalori biasanya didefinisikan sebagai
besaran panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air

11
murni dari 14.5℃ menjadi 15,5℃). Proses yang melibatkan pemanasan
samudera selain radiasi matahari adalah:
a) Konveksi panas dari bagian dalam bumi melalui dasar samudera
b) Transformasi energi kinetik menjadi panas.
c) Pemanasan akibat proses kimia dan biologis.
d) Konveksi panas sensible (terasa) dari atmosfer.
e) Kondensasi uap air.
Konveksi panas terasa ke atmosfer dan penguapan uap air
menyebabkan pendinginan air laut. Dianggap bahwa bagian dalam bumi
lebih panas daripada kulit bumi (crust), dan sumber energi (panas) berasal
dari proses radioaktif. Peluruhan (decay) radioaktif menghasilkan sekitar 40
kalori per cm2 per tahun yang ditransmisikan ke dalam laut melalui dasar
samudera. Dibandingkan nilai radiasi matahari yang diterima di permukaan
laut (1,05 x 105 kal.cm-2 tahun-1), maka nilai ini (40 kal.cm-2tahun-1) sangat
kecil sekitar 4 x 10-4kalinya.
Permukaan laut yang turbulen mengandung banyak energi kinetik.
Energi kinetik gelombang diubah menjadi panas yang diberikan pada air
laut sebesar sekitar 4,4 kal.cm-2tahun-1. Jumlah panas ini sekitar q1/9 dari
panas yang diterima laut bagian dalam bumi, karena itu dapat diabaikan.
Jika panas ini diserap dan disimpan oleh laut, maka untuk menaikkan
temperatur 1℃ diperlukan waktu 90.000 tahun. Panas yang berasal dari
reaksi kimia dan proses biologis sangat kecil jumlahnya dibandingkan
dengan panas yang berasal dari proses-proses lain, karena itu dapat
diabaikan.
Radiasi matahari yang jatuh ke laut berasal dari radiasi langsung
matahari atau dari hamburan langit. Pada hari cerah dengan kedudukan
matahari tinggi, sekitar 85% energi datang secara langsung dari matahari.
Tetapi, bila kedudukan matahari rendah misalnya sekitar 10° di atas horison
maka sebanyak 40% energi datang dari hamburan langit. Jika ada liputan
awan, maka lebih banyak energi datang melalui langit (hamburan atau
pemantulan awan) daripada langsung dari matahari.

12
Selain proses yang melibatkan pemanasan samudera, ada tiga proses
utama yang menyebabkan pendinginan samudera, yaitu:
a) Radiasi dari laut yang kembali ke angkasa (back radiation)
b) Konveksi panas terasa (sensible) ke atmosfer.
c) Penguapan
Samudera dapat dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan campura,
termoklin, dan lapisan dalam. Lapisan campuran, di lintang tengah berada
pada kedalaman sekitar 1.500 kaki, lapisam ini dipengaruhi oleh angin dan
badai. Daerah ini mempunyai temperatur hangat yang konstan sekitar 15℃.
Di bawah lapisan campuran, angin dan badai tidak tidak berpengaruh lagi,
sehingga pada kedalaman 4.000 kaki di lintang tengah, disini temperaturnya
konstan tetapi lebih dingin biasanya di bawah 4℃. Termoklin merupakan
lapisan transisi antara lapisan campuran dan lapisan dalam, dan merupakan
daerah dimana temperatur berubah secara cepat dengan kedalama. Lapisan
ini mempunyai ketebalan sekitar 2500 kaki, lihat Gambar 7.4.

Gambar 2.4 Penyajian skematik ketiga lapisan samudera.


Sumber: Tjasyono,2013

Jika perairan homogen dan tenang dipanasi matahari maka sebaran


temperatur vertikal akan menurun secara eksponensial terhadap kedalaman
(d), menurut ekspresi sebagai berikut:
𝑇(𝑑) = 𝑇0 𝑒 −𝑘𝑑
𝑇0 adalah temperatur permukaan dan k adalah konstanta, lihat Gambar
7.5.

13
Gambar 2.5 Sebaran temperatur vertikal perairan homogen yang tenang.
Sumber: Tjasyono,2013

Jika di permukaan laut ada tiupan angin, maka lapisan bagian atas
akan teraduk karena adanya gerakan turbulensi dan sebaran temperatur
vertikal seperti pada Gambar 2.6. Karena lapisan termoklin mengalami
perubahan temperatur yang besar maka perubahan densitasnya juga besar,
sehingga lapisan ini sangat stabil dan sukar ditembus oleh gerakan air yang
terdapat pada lapisan homogen. Hal ini menyebabkan lapisan homogen
dengan lapisan di bawahnya mempunyai sifat fisika, kimia maupun biologi
yang berbeda. Pada daerah kutub tidak ada termoklin karena airnya dingin,
dari atas sampai ke dasar laut.

Gambar 2.6 Sebaran temperatur laut vertikal.


Sumber: Tjasyono,2013

Lapisan campuran adalah lapisan yang mempunyai temperatur


isotermal (serbasama) akibat teraduk oleh angin, tebalnya sekitar 100 m

14
tetapi bervariasi dengan tempat dan kekuatan angin. Pada lapisan termoklin
terjadi penurunan temperatur secara curam dengan kedalaman laut sampai
sekitar 1.000 m. Lapisan air dalam, airnya menjadi dingin dan
temperaturnya mendekati homogen.
E. Salinitas
Dua zat yang mencolok dalam laut adalah air dan garam. Salinitas air
laut menyatakan jumlah garam dalam jumlah air tertentu. Salinitas
didefinisikan sebagai jumlah (gram) zat yang terlarut dalam 1 kg air laut,
dimana dianggap semua karbonat telah diubah menjadi oksida, kemudian
brom, dan jod diganti oleh khlor dan semua bahan organik telah dioksidasi
secara sempurna. Satuan dari salinitas adalah gram per kilogram atau bagian
per seribu. (%). Tabel 7.5 menunjukkan salinitas rata-rata samudera.
Knudsen (1902) memperkenalkan konsep air normal dimana
konsentrasi khlornya diketahui. Jumlah konsentrasi khlor (gram) yang
terdapat dalam 1 kg air laut dengan anggapan bahwa semua brom dan jod
telah diganti oleh khlor disebut khloronitas. Dari percobaan ditemukan
hubungan empiris antara salinitas (S) dengan khloronitas (Cl):
S% = 0,030 + 1,850 Cl %
Istilah lain adalah khlorositas yang didefinisikan dengan cara seperti
khloronitas. Khlorositas didefinisikan sebagai jumlah semua chlor (gram)
yang terdapat dalam 1 liter air laut pada 20℃ dengan anggapan bahwa
semua brom dan jod telah diganti oleh khlor. Khlorositas biasanya 2%
sampai 3% lebih besar daripada khloronitas, karena 1 liter air laut
mempunyai massa lebih besar daripada 1 liter air tawar.
Tabel 2.5. Salinitas Rata-Rata Samudera

Samudera S (0⁄100)
Atlantik 34,90
Pasifik 34,62
Hindia 34,76
Samudera dunia 34, 72
Sumber: Tjasyono,2013

15
Proses yang terdapat pada samudera akan mengubah salinitas
permukaan lokal. Diantaranya penguapan dan pembekuan es keduanya
cenderung menaikkan salinitas, sedangkan curah hujan, limpasan (run
off) dan peleburan es cenderung menurunkan salinitas air permukaan.
Pencampuran perairan permukaan dengan massa air lain yang memiliki
salinitas lebih tinggi atau lebih rendah juga mempengaruhi salinitas
permukaan.
Efek pembekuan dan peleburan es dapat diabaikan karena
penambahan salinitas oleh pembekuan es dapat diimbangi dengan
pengurangan salinitas oleh peleburan es pada waktu musim panas.
Limpasan hanya penting di daerah pantai sehingga penguapan, curah
hujan dan pencampuran adalah tiga proses utama yang melibatkan
variasi salinitas permukaan.
Karena salinitas air permukaan relatif konstan dalam periode
waktu yang sangat panjang (lama), maka perubahan salinitas terhadap
waktu dapat dianggap sama dengan nol, dan sebanding dengan
perbedaan antara penguapan dan curah hujan, serta fungsi dari
pencampuran yang dapat dianggap sebagai perbedaan antara salinitas
yang konstan (𝑆0 ) dan salinitas yang sebenarnya (S). Dalam bentuk
persamaan, hubungan antara ketiga proses penting yang menentukan
salinitas permukaan dapat ditulis :
dS
= 0 = a(S0 − S) + b(E − P) (2.4)
dt

Keterangan :
dS
= Perubahan salinitas terhadap waktu
dt

𝑆0 = Salinitas konstan yang bercampur dengan perairan


permukaan
𝑆 = Salinitas air permukaan
𝐸 = Jumlah penguapan per satuan waktu
𝑃 = Jumlah presipitasi per satuan waktu
𝑎, 𝑏 = Konstanta

16
Jika persamaan (4) dipecahkan untuk s (dan konstanta a dan b
digabung menjadi konstanta baru k, maka diperoleh hubungan yang
menyatakan variasi salinitas permukaan dengan penguapan, presipitasi
dan beberapa proses percampuran sebagai berikut:
S = S0 + k(E − P) (2.5)
Dengan meninjau seluruh samudera, salinitas rata-rata perairan
pada 400 sampai 600 m adalah 34,6 0⁄00, dan konstanta k yang
ditentukan secara empirik adalah 0,0175, maka untuk air permukaan
laut rata-rata, persamaan (5) menjadi:
S = 34,6 + 0,0175 (E − P) (2.6)

F. Arus Laut
Arus laut adalah gerakan air skala luas yang terjadi dalam
laut atau osean. Gaya penyebab laut (ocean current) terutama dari
angin dan dari pemanasan atau pendinginan perairan laut yang tidak
sama. Kedua parameter disebabkan oleh pemanasan tak sama pada
permukaan bumi. Arus laut memberi konstribusi pada transfort
(angkutan) panas dari daerah trofis ke daerah kutub, dengan demikian
sebagian meratakan temperatur permukaan bumi.

Gambar 2.7. Arus-arus permukaan di samudera dunia


Sumber: http://klikgeografi.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-penyebab-dan-persebaran-
arus-laut-di-dunia.html

17
Gambar (2.7) menunjukkan peta arus permukaan utama di dunia.
Peta arus ini dapat disebut peta iklim karena disajikan secara rata-rata
dalam periode yang lama. Karena itu pengukuran arus sesaat pada
tempat tertentu akan menghasilkan pengukuran arus yang berbeda
besarnya dan dapat berbeda arah sebanyak 180° dari peta iklim.
Pada gambar (2.7) terdapat dua bentuk arus yang dominan.
1. Setiap lima arus utama mempunyai bentuk gira (gerak arus
sirkular)
2. Pergeseran pusat gira ke arah barat berbagai samudera.
Munk menjelaskan kedua bentuk arus utama dengan penjelasan
struktur angin. Sirkulasi angin memperlihatkan sejumlah sistem
terpisah. Dalam daerah antara lintang 20° S dan 20° U terdapat angin
timuran, biasanya disebut angin pasat timur laut dan tenggara. Pada
daerah antara lintang 40° dan 60° U, serta 40° dan 60° S terdapat
angin daratan, dan tepat disebelah selatan samudera Artik (BBU)
ditemui angin timuran polar.
Arus permukaan yang berasal dari efek sirkulasi angin ini
membentuk gira-gira besar. Angin pada berbagai lintang karena
arahnya yang berlawanan dan kecepatannya berbeda akan menghasilkan
gerak yang membelok (berputar) pada perairan permukaan. Selain itu
gangguan massa banua (daratan) pada gerakan bebas permukaan
perairan menyebabkan gerakan ini berbelok dalam lintasan sirkular.
Gambar (2.8) menunjukkan sel sirkulasi yang terbentuk oleh efek
angin. Gira subtrofis selatan, gira subtrofik utara, dan gira subpolar
utara adalah tiga sirkulasi utama.

18
Gambar 2.8. Efek angin dominan terhadap arus permukaan
sebuah samudera imaginer segi empat.
Sumber: Tjasyono,2013

Jika angin berhembus pada bumi yang tetap (stasioner) maka


pusat gira akan berada di pusat samudera. Tetapi bumi berputar secara
kontinu, karena berotasi dari barat ke timur maka ia menyeret (slip)
dari bawah, air yang terletak di atasnya, yang menyimpangkan seluruh
sistem arus ke arah barat samudera. Akibatnya, efek rotasi bumi ini
memusatkan gira-gira pada pantai-pantai timur.
Angin yang bertiup di atas laut akan menyeret massa air laut di
permukaan bumi sehingga terjadi arus laut. Pemanasan perairan yang
tidak merata menyebabkan temperatur perairan tidak sama dan
menyebabkan perbedaan densitas air laut sehingga terjadi arus laut.
Banyak faktor yang mempengaruhi arus laut misalnya gravitasi bumi,
keadaan dasar laut, rotasi bumi, distribusi pantai, dan viskositas air.
Perubahan arus musiman yang sangat menyolok disebabkan oleh
monsun. Sistem musiman yang berubah secara musiman ini erat sekali
dikaitkan dengan angin. Ketika musim panas (juni, juli, agustus) di
belahan bumi utara (BBU), Benua Asia relatif lebih panas
dibandingkan lautan di sekitarnya. Karena kontinen (benua) panas
maka udara di atasnya naik dan menarik udara dari lautan Hindia ke

19
arah kontinen seperti pada gambar (2.9 a). Ketika situasi ini terjadi
maka arus monsun barat daya menggantikan arus ekuatorial utara,
seperti pada gambar (2.9 b) dalam lautan Hindia.

Gambar 2.9. Angin permukaan (a) dan arus monsun


(b) dalam musim panas BBU selama monsun barat daya
Sumber: Tjasyono,2013

Dalam musim dingin (desember, januari, februari) di belahan


bumi utara, terjadi kebalikannya. Udara di atas Asia lebih dingin
daripada di atas lautan, sehingga arus terjadi dari daratan ke lautan
seperti pada gambar (2.10 a), arus ekuatorial utara muncul kembali
seperti terlihat pada gambar (7.10 b), dan sirkulasi lautan Hindia
menyerupai seperti kolam samudera lainnya.

Gambar 2.10. Agin permukaan (a) dan arus monsun


(b) dalam musim dingin BBU selama monsun barat daya
Sumber: Tjasyono,2013

20
G. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi hidrosfer
1. QS. Al-Baqarah: 164
َ َّ‫ار َو ْالفُ ْل ِك الَّتِي تَجْ ِري فِي ْالبَحْ ِر بِ َما يَنفَ ُع الن‬
‫اس‬ ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ق ال‬ِ ‫إِ َّن فِي خ َْل‬
‫يف‬
ِ ‫ص ِر‬ َّ َ‫ض بَ ْعدَ َم ْوتِ َها َوب‬
ْ َ ‫ث ِفي َها ِمن ُك ِل دَابَّ ٍة َوت‬ َ ‫اء ِمن َّماءٍ َفأَحْ يَا ِب ِه ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫َو َما أَنزَ َل‬
َّ ‫َّللاُ ِمنَ ال‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم َي ْع ِقلُون‬ ِ ‫اء َو ْاْل َ ْر‬
ٍ ‫ض ََل َيا‬ َ ‫ب ْال ُم‬
َّ ‫س َّخ ِر َبيْنَ ال‬
ِ ‫س َم‬ ِ ‫س َحا‬
َّ ‫الر َياحِ َوال‬
ِ
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu. Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan [QS Al-Baqarah: 164].

Sumber: https://isyhadu.com/985-tafsir-surat-al-baqarah-ayat-164.html
2. QS. Al-An’am: 59

Artinya:
Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui
selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada
sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahuinya. Tidak ada sebutir biji
pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang
kering, yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

21
3. QS. Al-An’am: 63

Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari
bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdo’a kepada-Nya dengan rendah
hati dan dengan suara yang lembut?” (Dengan mengatakan), “Sekiranya Dia
menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-ornag
yang bersyukur.”

4. QS. Al-An’am: 97

Artinya:
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah
menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang
mengetahui.

5. QS. Al-A’raf: 163

22
Artinya:
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut
ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabat, (yaitu) ketika datang kepada
mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di
permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak
datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan
mereka berlaku fasik.

6. QS. Yunus: 24

Artinya:
Sungguh perumpamaan kehidupan duniawi itu serupa dengan air yang Kami
turunkan dari langit, yang kemudian melalui yang demikian tanaman-tanaman
di bumi tumbuh subur; sebagian ada yang dimakan umat manusia serta hewan
ternak; hingga ketika bumi itu telah menampakkan keindahan dan ketakjuban
maka pemilik-pemiliknya menganggap bahwa merekalah yang memiliki yang
demikian kemudian seketika Ketetapan Kami terjadi di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan yang demikian serupa tanah lapang yang diterjang
badai, yang seolah belum pernah ditumbuhi apapun,
Demikianlah Kami jelaskan pertanda-pertanda kepada kaum yang berpikir.

23
7. QS. Hud: 7

Artinya:
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara
kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk
Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang
nyata".

8. QS. Ta Ha: 53

Artinya:
Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-
tumbuhan yang bermacam-macam.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Samudera mencakup 71 % dari seluruh luas permukaan bumi.
Air ditemukan di udara dalam bentuk awan dan hujan, dipermukaan
bumi air ditemukan di danau, sungai dan sebagai air bawah tanah.
Air dapat mengubah bentuk tanah melalui proses erosi dan transfort
tanah. Air meninggalkan atmosfer melalui kondensasi dan kembali ke
atmosfer melalui penguapan.
Manfaat laut adalah sebagai berikut:
a. Sumber hayati misalnya ikan
b. Sumber mineral misalnya bahan yang larut dalam air laut atau
sedimen dan deposit pada lapisan dasar laut
c. Media angkutan (transportasi) yang sangat penting di indonesia
sebagai negara atau banua maritim
d. Tempat pariwisata mengingat ikan dan taman laut trofis sangat
molek
e. Dan sebagai sumber energi misalnya energi gelombang, pasut
atau energi yang dibangkitkan oleh beda temperatur air laut

Kedalaman laut diukur berdasarkan kecepatan bunyi dalam air.


Sinyal bunyi dipancarkan kemudian dipantulkan oleh dasar laut dan
kemudian kembali ke kapal pengukur. Kedalaman laut dihitung dari
𝑣.𝑡
persamaan 𝑑 = , dimana v adalah kecepatan bunyi dalam air dan t
2

adalah interval waktu antara bunyi dipancarkan dan dipantulkan.


Dalam perhitungan kedalaman laut dibagi dua, karena gelombang
suara menempuh jarak bolak-balik.
Sebaran temperatur laut vartikel menunjukkan isotermal pada
lapisan atas, disebut lapisan campuran, kemudian turun dengan
kedalaman laut secara tajam pada lapisan yang disebut termoklin,

25
selanjutnya temperatur mendekati homogen pada lapisan air dalam.
Jika perairan laut homogen dan tenang dipanasi matahari, maka
sebaran temperatur laut vartikel akan berkurang secara eksponensial
terhadap kedalaman.
Salinitas permukaan lokal bergantung pada proses yang terjadi di
permuakaan samudera. Penguapan dan pembekuan es, keduanya
cenderung menaikkan salinitas. Tetapi curah hujan, limpasan dan
peleburan es cenderung menurunkan salinitas permukaan. Pencampuran
massa air permukaan dengan massa air lain yang berbeda salinitasnya
juga akan mempengaruhi salinitas permukaan. Karena unsur iklim
9curah hujan, penguapan) berubah dengan musim maka salinitas juga
bergantung pada musim.
Arus laut memberi konstribusi pada transport (angkutan) panas
dari daerah trofis ke daerah kutub. Arus laut diukur dengan pengukur
arus (current meters) yang bekerja seperti pengukur angin
(anemovane). Di daerah monsun seperti wilayah indonesia, arus laut
berubah secara musiman disebut ARMONDO (arus monsun indonesia).
Pada musim panas BBU (juni, juli, agustus) arus laut mengalir dari
perairan indonesia (Laut Banda) menuju Laut China Selatan dan
sebaliknya pada musim dingin BBU (desember, januari, februari) arus
laut mengalir dari Laut China Selatan menuju ke perairan Indonesia
(Laut Banda).
Adapun ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi hidrosfer,
yaitu: QS. Al-Baqarah: 164, QS. Al-An’am:59, QS. Al-An’am: 63, QS. Al-
An’am: 97, QS. Al-A’raf: 163, QS. Yunus: 24, QS. Hud: 7, QS. Ta Ha: 53.

26
DAFTAR PUSTAKA

Tjasyono, H. Bayong. 2013.Illmu Kebumian dan Antariksa.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

27

Anda mungkin juga menyukai