Anda di halaman 1dari 29

FORMULIR SERTIFIKASI

TENAGA AHLI SUMBER DAYA AIR

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT


HIMPUNAN AHLI TEKNIK HIDRAULIK INDONESIA (HATHI)
NOMOR : 009-SK/Set-Pus/IX/2002
Tanggal : 9 September 2002

HIMPUNAN AHLI TEKNIK HIDRAULIK


INDONESIA (HATHI)
Indonesian Association Hydraulic Engineers
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Sertifikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan menurut sistimatik, berdasarkan
data pengalaman yang dibuat sejujurnya dan dibuktikan kebenarannya di sidang
Dewan Penilai. Hasil kegiatan ini akan membedakan kelas-kelas tenaga ahli
berdasarkan angka kredit yang dikumpulkan.

Sertifikasi ini bertujuan agar para tenaga ahli mendapat identitas sesuai dengan
kualifikasi kemampuan sehingga dapat dikatakan sebagai Tenaga Ahli Sumber
Daya Air yang “bersertifikat”.

Dengan demikian kegiatan ini akan mendorong para tenaga ahli agar : lebih
berprestasi, lebih mengembangkan kehidupan ilmiah, dan lebih memantapkan
keahliannya.

I.2. Dasar Hukum


Sehubungan dengan telah diundangkannya UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara RI tahun 1999 No. 54, Tambahan Lembaran Negara
RI No. 3833), yang direncanakan akan diberlakukan pada tanggal 7 Mei 2000, ada
beberapa hal penting yang terkait dengan Sertifikasi Tenaga Ahli Sumber Daya Air,
sebagai berikut :

1. Pada Bab III, Bagian Kedua tentang “Persyaratan Usaha, Keahlian, dan
Ketrampilan”, Pasal 9 Butir (1) dan (3) yang berbunyi :

Butir (1) :
Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus
memiliki sertifikat keahlian.
Butir (3) :
Orang perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana
konstruksi atau pengawas konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha
pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.

2. Pada Bab III, Bagian Ketiga tentang “Tanggung Jawab Profesional”, Pasal 11
Butir (1) dan (2), yang berbunyi :

Butir (1) :
Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan orang perseorangan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 harus bertanggung jawab terhadap
hasil pekerjaannya.

Butir (2) :
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam butir (1) dilandasi prinsip-
prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran
intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan
kepentingan umum.

3. Pada Bab VII, Pasal 33 Butir (1b) dan (2c), Bagian Kedua tentang “Masyarakat
Jasa Konstruksi” yang berbunyi :

Butir (1) :
Lembaga sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 butir (3) beranggotakan wakil-
wakil dari :
b. asosiasi profesi jasa konstruks.i

Butir (2) :
Tugas lembaga sebagaimana dimaksud dalam butir (1) adalah :
c. melakukan regristasi tenaga kerja konstruksi, yang meliputi klasifikasi,
kualifikasi dan sertifikasi ketrampilan dan keahlian kerja.
4. Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi butir 5 menyatakan :
Pelaksanaan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Asosiasi
Profesi atau Institusi Pendidikan dan Pelatihan yang telah mendapat akreditasi
dari Lembaga.
II. KODE ETIK HATHI

Kaidah Dasar :
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat.
3. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
Teknik SDA.

Sikap :
1. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensi.
3. Senantiasa menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Senantiasa menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas tanggung jawab.
5. Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing.
6. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi.
7. Senantiasa mengembangkan kemampuan profesi.
III. STANDAR DASAR PENDIDIKAN KEAHLIAN, KLASIFIKASI,
KUALIFIKASI, DAN MATERI YANG HARUS DIKUASAI

III.1. Standar Dasar Pendidikan Keahlian


Sesuai dengan keputusan Kongres VII di Malang tanggal 23 Oktober 2001, anggota
HATHI harus mempunyai tingkat pendidikan serendah-rendahnya D3 dan S1 / D4
Teknik Sipil pada Perguruan Tinggi yang sudah terakreditasi untuk Program Studi
Teknik Sumber Daya Air oleh BAN – Perguruan Tinggi.

III.2. Klasifikasi
Pengelompokan Tenaga Ahli sesuai dengan Sub-sub bidang keahlian
1. Pengembangan Wilayah Sungai, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam pengelolaan dan pengembangan potensi SDA di wilayah sungai.
2. Ahli Sungai dan Danau, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam
pengelolaan sungai dan danau alami serta buatan.
3. Ahli Bendung dan Bendungan, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam pengembangan bendung dan bendungan serta bangunan pelengkapnya.
4. Ahli Irigasi dan Drainase Lahan, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dan drainase pada lahan
pertanian dan pedesaan.
5. Ahli Drainase Perkotaan dan Permukiman, adalah tenaga ahli yang memiliki
keahlian dalam pengelolaan dan pengembangan air hujan di daerah perkotaan
dan permukiman.
6. Ahli Rawa, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam pengembangan
dan pengelolaan air yang berada secara permanen di lahan rendah yang sering
atau selalu tergenang air.
7. Ahli Pantai dan Pelabuhan, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam
pemanfaatan dan perlindungan kawasan pesisir pantai garis pantai dan
mendukung transportasi air.
8. Ahli Tenaga Air, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam
pengembangan, pendayagunaan dan pengendalian energi air.
III.3. Kualifikasi
Dalam sertifikasi ini akan dikualifikasikan Tenaga Ahli Sumber Daya Air berdasar :
pendidikan, pengalaman, dan ketrampilan di bidang yang ditekuni sesuai dengan
angka kredit yang diperoleh.

Adapun pembedaan kelasnya sebagai berikut :


1. Profesional Pemula – SDA angka kredit < 150
2. Profesional Muda – SDA angka kredit 150 – 400
3. Profesional Madya – SDA angka kredit 400 – 700
4. Profesional Utama – SDA angka kredit > 700

III.4. Materi Yang Perlu Dikuasai


Anggota HATHI yang berdasarkan penilaian Dewan Penilai Sertifikasi dapat
diberikan Sertifikat Profesional, setelah mengikuti wawancara yang dilaksanakan
oleh DPS sesuai dengan penguasaan sub-sub bidang yang diambil, dikatagorikan
sebagai tersebut butir 3.2 di atas.

Adapun materi yang perlu dikuasai adalah antara lain :


1. Memahami Dasar Negara dan Kode Etik HATHI
2. Menguasai ilmu dasar dan terapan Sumber Daya Air
3. Peraturan Perundang-undangan yang terkait
4. Aspek non teknis termasuk aspek sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
Sumber Daya Air

Kedalaman penguasaan materi-materi yang perlu dikuasai, disesuaikan dengan


bakuan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung kualifikasi masing-masing
keahlian. Kedalaman ini ditentukan oleh Dewan Penilai Sertifikasi.
IV. BAKUAN KOMPETENSI KEAHLIAN SUMBER DAYA AIR

IV.1. Bakuan Kompetensi Tenaga Ahli SDA adalah sebagai berikut :

Ahli Muda Ahli Madya Ahli Utama

- Mampu - Mampu - Mampu


melaksanakan tugas melaksanakan tugasnya memimpin kelompok
pekerjaan dalam bimbingan secara mandiri kerja (team leader)
Tenaga Profesional Madya - Mampu - Mampu
dan Utama. membimbing tenaga mengembangkan konsep-
- Mengetah profesional muda konsep yang dapat
ui masalah lingkungan - Mampu diterapkan
melaksanakan tugas - Mampu
pekerjaan dalam team / memecahkan
kelompok permasalahan
- Mengerti - Mampu
dan memahami masalah membuat inovasi baru di
lingkungan bidang SDA
- Memah
ami dan mengembangkan
inovasi masalah
lingkungan

Bakuan kompetensi tersebut di atas berlaku untuk kegiatan pada bidangnya masing-
masing.

IV.2. Pengelompokan tenaga ahli sesuai dengan cakupan pengalaman :


1. Perencanaan dan perancangan, bilamana seseorang telah berpengalaman
dalam kemampuan untuk :
a. Mendefinisikan permasalahan dan persyaratan untuk perancangan
pekerjaan di bidang SDA dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang benar.
b. Menguraikan tujuan kerja menjadi sasaran operasional yang mudah
diukur keberhasilannya.
c. Menyiapkan usulan teknis cara penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Melakukan pengumpulan data, mengecek kebenaran, dan menganalisis
menjadi informasi teknis yang diperlukan dalam perencanaan teknik.
e. Melaksanakan analisis perencanaan dan perancangan seperti studi
kelayakan, system planning, kriteria rancangan, as build drawing serta
analisis volume dan biaya.
f. Menyiapkan spesifikasi teknis dan dokumen lelang, menyusun laporang,
serta mengkomunikasikan dan mempresentasikan dengan baik.

2. Pelaksanaan, bilaman seseorang telah berpengalaman dalam kemampuan


untuk:
a. Mendefinisikan permasalahan dan persyaratan untuk pelaksanaan
pekerjaan di bidang SDA dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang benar.
b. Menyiapkan usulan teknis cara menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
c. Menetapkan alokasi kerja sesuai dengan pembidangan keahlian yang
diperlukan untuk menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan.
d. Menganalisis spesifikasi dan gambar teknis, volume, biaya, dan
dokumen lain, serta mengevaluasi sehingga dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar.
e. Mengelola pelaksanaan pekerjaan, mengatur jadwal pelaksanaan,
pengadaan peralatan dan penyediaan tenaga kerja sesuai kondisi di tempat
kerja.
f. Membuat gambar kerja, mengontrol pelaksanaan pekerjaan, menyusun
laporan, serta mengkomunikasikan dan mempresentasikan dengan baik.

3. Pengawasan, bilamana seseorang telah berpengalaman dalam kemampuan


untuk :
a. Mendefinisikan permasalahan dan persyaratan untuk pengawasan dalam
bahasa Indonesia dan Inggris yang benar.
b. Menyiapkan usulan teknis cara menyelesaikan pekerjaan pengawasan
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.
c. Menetapkan alokasi kerja sesuai dengan pembidangan keahlian yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pengawasan.
d. Menganalisis pengelolaan pelaksanaan pekerjaan, jadwal kerja,
pengadaan peralatan dan penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kondisi di
tempat kerja.
e. Memeriksa gambar kerja, memonitor pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan membuat kajian ulang.
f. Melakukan kajian ulang sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja dan
menyusun laporan, serta mengkomunikasikan dan mempresentasikan
dengan baik.
4. Pengoperasian dan Pemeliharaan, bilamana seseorang mempunyai
kemampuan untuk :
a. Mendalami dan mengurai secara rinci prosedur dan tata laksana kegiatan
operasi dan pemeliharaan bangunan.
b. Mengidentifikasi permasalahan O&M serta menentukan persyaratan
kegiatan O&M yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan.
c. Menterjemahkan pedoman O&M menjadi sasaran operasional yang
mudah diukur keberhasilannya.
d. Mempersiapkan konsep usulan teknis cara menyelesaikan pekerjaan
perbaikan bangunan sesuai dengan persyaratan yang diberikan.
e. Melakukan pembagian kerja sesuai bidang keahlian yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
f. Melakukan identifikasi kegiatan yang diperlukan dalam rangka
memenuhi formulasi program pemeliharaan bangunan.
g. Melakukan observasi dan inspeksi untuk memonitor kemampuan
bangunan, apakah sesuai dengan persyaratan seperti yang tercantum dalam
pedoman pemeliharaan.
h. Menyusun laporan hasil observasi dan monitoring serta upaya perbaikan
terhadap bangunan yang telah dilaksanakan.
V. PENYELENGGARA SERTIFIKASI

V.1. Badan Sertifikasi Asosiasi (BSA)


Sertifikasi anggota HATHI diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Asosiasi (BSA)
HATHI.

Penyelenggaraan sertifikasi di HATHI dilaksanakan mengikuti ketentuan peraturan


yang diterapkan oleh BSA, secara bertahap dan mengikuti ketentuan serta
terkoordinasi dengan kegiatan sertifikasi dan akreditasi tingkat nasional,
berdasarkan azas sebesar-besarnya kemanfaatan bagi anggota HATHI di satu pihak
dan martabat HATHI sebagai organisasi profesi di lain pihak.

BSA adalah kelembagaan yang dibentuk untuk menangani proses dari aplikasi
(permohonan) sertifikasi oleh anggota sampai dengan pengiriman / penyerahan
sertifikat kepada anggota.

BSA mengumumkan kepada anggota HATHI tentang berbagai macam syarat yang
diperlukan untuk memperoleh sertifikasi.

Untuk mendapatkan sertifikasi, anggota HATHI yang berminat harus mengajukan


permohonan kepada BSA.

Sertifikasi diberikan dengan pengakuan atas berbagai tingkat kompetensi atau


kemampuan profesional anggota terkait dalam berbagai kualifikasi sesuai dengan
sub-sub bidang keahliannya.

V.2. Unsur Kelembagaan BSA HATHI dalam Proses Sertifikasi


Ada 5 (lima) unsur kelembagaan dalam BSA HATHI yang diserahi tugas dan
tanggung jawab secara bertingkat dalam menangani proses sertifikasi yaitu :
1. Ketua BSA
2. Pengelola Sistem Sertifikasi
3. Sekretariat Sertifikasi
4. Dewan Penilai Sertifikasi (DPS)
5. Dewan Banding Internal

Pembentukan, tugas dan tanggung jawab, susunan personil serta kaitan dari kelima
unsur kelembagaan tersebut ditetapkan oleh Pengurus Pusat HATHI.

V.3. Uraian Tugas Badan Sertifikasi Asosiasi (BSA) HATHI


Merupakan suatu badan dalam organisasi HATHI yang mengatur penyelenggaraan,
menetapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan yang diperlukan serta
mengesahkan dan menyampaikan sertifikat kepada anggota yang telah tersertifikasi
melalui Sekretariat BSA.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya BSA dapat melimpahkan kepada Tim
yang terdiri dari anggota DPS yang ditunjuk, tetapi penandatanganan sertifikat
dilakukan oleh Ketua Umum HATHI dan Ketua BSA.

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Penilai Sertifikasi


- Menyusun tata – kerja secara terperinci bagi para anggota Dewan Penilai
Sertifikasi.
- Memeriksa dan mengevaluasi berkas permohonan sertifikasi yang telah
diperiksa oleh Sekretariat BSA.
- Menetapkan materi uji yang digunakan dalam proses penilaian bagi
pemohon sertifikasi.
- Membentuk Tim Penilai yang terdiri dari sekurangnya 3 (tiga) orang
untuk masing-masing sub-sub bidang keahlian Sumber Daya Air.
- Menyelenggarakan ujian langsung serta verifikasi dan validasi yang
dilaksanakan oleh Tim Penilai yang bersangkutan.
- Menjaga kerahasiaan data dan semua dokumen sertifikasi serta hasil
sertifikasi anggota HATHI.
- Menetapkan status sertifikat untuk disyahkan Ketua BSA dan
ditandatangani oleh Ketua Umum HATHI dan Ketua BSA.
Tugas dan tanggung jawab Sekretariat
1. Menyampaikan laporan kepada Ketua BSA mengenai jumlah dan rincian
anggota pemohon sertifikasi, serta kemajuan proses sertifikasi.
2. Memonitor dan melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan sertifikasi
keahlian profesional di bidang Teknik Keairan di dalam dan di luar neger.
3. Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada ketua BSA mengenai perbaikan
dalam penyelenggaraan sertifikasi anggota HATHI.
4. Menyampaikan informasi kepada anggota tentang persyaratan dan tata-cara
mendapatkan sertifikasi serta kompetensi profesional yang dinilai untuk
sertifikasi.
5. Mendata nama dan keterangan lain dari anggota yang telah memperoleh
sertifikasi.
6. Melaksanakan pelayanan permohonan sertifikasi termasuk administrasi
keuangan.
7. Membuat laporan berkala mengenai pelaksanaan sertifikasi dan keuangan.
8. Melakukan pemeriksaan atas kelengkapan berkas permohonan sertifikasi dan
menghubungi anggota apabila diperlukan perbaikan pada berkas permohonan.
9. Menyiapkan sertifikat untuk ditandatangani oleh Ketua Umum HATHI dan
Ketua BSA serta mengirimkan kepada anggota yang bersangkutan.
10. Mendaftarkan sertifikat anggota HATHI kepada LPJK untuk keperluan
regristasi.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Banding Internal


1. Menerima pengaduan banding dari anggota HATHI penerima Sertifikat yang
merasa status sertifikatnya tidak sesuai dengan tingkat kemampuan
profesionalnya.
2. Melaksanakan evaluasi ulang terhadap sertifikasi yang telah disyahkan oleh
Ketua BSA HATHI.
3. Menetapkan hasil banding terhadap Sertifikat yang dievaluasi untuk disyahkan
oleh Ketua BSA dan ditandatangani oleh Ketua Umum dan Ketua Dewan
Banding Internal.
VI. SISTEM PENILAIAN SERTIFIKASI

Dalam melengkapi perangkat sistem sertifikasi HATHI maka sistem penilaian merupakan
salah satu perangkat pembantu dalam proses Sertifikasi dan menjadi satu kesatuan
dengan perangkat Sertifikasi lainnya.

VI.1. Dasar-dasar Sistem Penilaian HATHI


Klasifikasi Profesional SDA dibagi menjadi 8 (delapan) sub-sub bidang keahlian
yaitu, ahli Pengembangan Wilayah Sungai, ahli Sungai dan Danau, ahli Bendung
dan Bendungan, ahli Irigasi dan Drainase Lahan, ahli Drainase Perkotaan dan
Permukiman, ahli Rawa, Ahli Pantai dan Pelabuhan, ahli Tenaga Air.
HATHI telah menetapkan standar dasar bagi anggotanya yang mengajukan
permohonan sertifikat keahlian untuk dapat memperoleh kualifikasi sebagai
profesional SDA pada kualifikasi sub-sub bidang keahliannya.

Untuk mencapai standar tertentu, maka diperlukan tolok ukur tertentu sehingga
memudahkan para anggota dalam memperoleh kualifikasi sebagai Profesional SDA
pada Kualifikasi tertentu pula.
Tolok ukur yang digunakan adalah dengan sistem penilaian angka kredit yang
dikumpulkan oleh anggota berdasarkan kegiatannya di bidang Sumber Daya Air
dan cara penilaiannya dilakukan sendiri oleh pemohon sertifikat (self assesment).

Besarnya angka kredit untuk masing-masing tingkat kualifikasi, serta perkiraan


waktu untuk mencapainya adalah :

Tingkat Keahlian Jumlah Angka Kredit Waktu yang diperlukan


Profesional Pemula SDA < 150 Kurang dari 4 tahun
Profesional Muda SDA 150 – 400 4 tahun
Profesional Madya SDA 400 – 700 10 tahun
Profesional Utama SDA >700 16 tahun

VI.2. Unsur-unsur yang terkait dalam menentukan sistem penilaian ada 4 (empat)
yaitu :
1. Unsur pendidikan (Formal dan Informal) yang terkait langsung dengan
keahliannya.
2. Unsur Pengalaman kerja / kegiatan yang dilakukan dalam keahlian tertentu /
klasifikasi keahlian tertentu.
3. Unsur Karya Ilmiah yang pernah dilakukan berupa :
a. Karya tulis dalam Pertemuan Ilmiah Keairan yaitu makalah hasil
penelitian, gagasan, ulasan, tinjauan.
b. Karya Ilmiah yang dipublikasikan tidak dipresentasikan dalam bentuk
buku, dalam bentuk makalah;
c. Karya Ilmiah tidak dipublikasikan dalam bentuk buku, dalam bentuk
makalah.
4. Unsur penunjang merupakan kegiatan penunjang pengetahuan pada keahliannya
antara lain :
Pertemuan Ilmiah bidan Keairan, Pengurus Organisasi Profesi, dan lain-lain.

Unsur Pendidikan dan Unsur Pengalaman kerja diberikan bobot yang lebih besar
dibandingkan dengan unsur karya ilmiah dan unsur penunjang, sehingga besarnya
angka kredit yang harus dicapai :

Angka Kredit yang diperlukan


Jumlah Unsur Pendidikan Unsur Karya Ilmiah
Tingkat Keahlian & Unsur & Unsur Penunjang
Pengalaman Kerja (Maksimum)
(Minimum)
Profesional Muda SDA 150 105 45
Profesional Madya SDA 400 280 120
Profesional Utama SDA 700 490 210
VI.3. Ketentuan Angka Kredit :
1. Unsur Pendidikan
A. Unsur Pendidikan Formal.
Anggota HATHI tersebut minimal adalah D3 dan S1 Teknik Sipil pada
Perguruan Tinggi yang terakreditasi untuk Program Studi Teknik Sumber Daya
Air oleh BAN – Perguruan Tinggi, bila tingkat kesarjanaan lebih rendah maka
ada faktor penyesuaian, tingkat kesarjanaan lebih tinggi dari S1 dapat
menambah angka kredit standar dasar.
Anggota HATHI yang memperoleh ijazah perguruan tinggi terakhir dalam
bidang Teknik Sipil, diambil nilai yang tertinggi dengan poin sebagai berikut :
Doktor (S3) : 100
Pasca Sarjana (S2), SP1 : 75
Sarjana (S1), D4 : 60
Diploma (D3) / Akademi : 50

B. Unsur Pendidikan Informal.


Dapat diperoleh dari kursus-kursus sesuai dengan keahlian yang terkait dan sifat
dari kursus-kursus tersebut berijazah / bersertifikat (perkegiatan), kursus-kursus
dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
- Lokal, apabila para pesertanya terdiri dari 1 (satu) kota / propinsi
- Nasional, apabila pesertanya lebih dari satu propinsi
- Internasional, apabila pesertanya lebih dari satu Negara

Dengan penilaian sebagai berikut :


Lokal dan nasional :
Lama kursus > 120 hari : 7
Lama kursus 91 – 120 hari : 6
Lama kursus 61 – 90 hari : 5
Lama kursus 21 – 60 hari : 4
Lama kursus 10 – 20 hari : 3
Lama kursus kurang dari 10 hari : 2

Internasional :
Lama kursus >120 hari : 10,5
Lama kursus 91 – 120 hari : 9
Lama kursus 61 – 90 hari : 7,5
Lama kursus 21 – 60 hari : 6
Lama kursus 10 – 20 hari : 4,5
Lama kursus kurang dari 10 hari : 3

2. Unsur Pengalaman / Profesionalisme


Unsur Pengalaman bekerja pada profesi keahlian hanya terbagi dalam 4 (empat)
unsur yaitu ketua tim, anggota, expert, counterpart, dengan masing-masing
mendapatkan point sebagai berikut :

Ketua tim : 2,5 per bulan kerja


Anggota : 1,5 per bulan kerja
Expert : 2,5 per kasus
Counterpart : 1,5 per kasus

Apabila mempunyai pengalaman Internasional akan mendapat angka eskalasi


sebesar 1,5 kali pengalaman Nasional

3. Unsur Karya Ilmiah


Penilaian pada unsur Karya Ilmiah dibagi dalam 3 kriteria, yaitu :
3.1. Karya tulis dalam Pertemuan Ilmiah Keairan :
a. Makalah berupa hasil penelitian : 7
b. Makalah berupa gagasan, ulasan, tinjauan : 6
3.2. Karya Ilmiah dipublikasikan (ISBN / ISSN) tidak dipresentasikan :
a. Dalam bentuk buku : 5
b. Dalam bentuk makalah : 4
3.3. Karya Ilmiah tidak dipublikasikan (intern) :
a. Dalam bentuk buku : 3
b. Dalam bentuk makalah : 2

4. Unsur Penunjang
Penilaian dalam unsur penunjang terbagi dalam 5 kriteria yaitu :
4.1. Menghadiri Pertemuan Ilmiah Bidang Keairan diambil nilai yang tertinggi
a. Moderator / Penyaji : 1,5
b. Peserta / Panitia : 1
4.2. Organisasi Profesi bidang Keairan
a. Pengurus : 2 per tahun
b. Anggota : 0,5 per tahun
4.3. Editor, Reader, Penyunting Proseding : 2 per tahun
4.4. Pengajar, Pembimbing, Instruktur : 2 per semester
4.5. Penghargaan Khusus dalam profesi : 1

Untuk Penulis Karya Ilmiah lebih dari 1 (satu) orang angka kreditnya 60% untuk
penulis Utama, 40 % untuk penulis berikutnya.

Sistim penilaian terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :


1. Pemohon menilai sendiri semua kegiatan yang diajukan sesuai dengan petunjuk
yang ada (self assesment) dengan melampirkan data-data yang diperlukan,
seperti copy ijazah, sertifikat, keterangan, dan lain-lain.
2. Diverifikasi oleh Sekretariat, bila perlu dilakukan pengecekan lapangan
terhadap data-data yang diberikan oleh pemohon.
3. Dievaluasi oleh Dewan Penilai Sertifikasi, bila perlu diadakan wawancara
langsung dengan pihak pemohon. Untuk hal ini pemohon sertifikasi harus
menyatakan kesediaan untuk wawancara bila dipandang perlu oleh Dewan
Penilai Sertifikasi.
Dari akumulasi angka kredit yang diperoleh oleh pemohon dari ke empat unsur
tersebut di atas (pendidikan, pengalaman, karya ilmiah, dan penunjang) serta sesuai
dengan batasan-batasan yang ada, maka pemohon dapat diberikan sertifikat
Profesional SDA sesuai dengan kualifikasinya.

Sistem penilaian tersebut di atas akan ditinjau ulang oleh Pengurus untuk mencapai
kesempurnaan ataupun sesuai dengan tuntutan pasar, dan dijabarkan dalam
formulir-formulir yang menyertai permohonan sertifikasi anggota.
VII. TATA CARA PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI

1. Untuk mendapatkat Sertifikat, Anggota HATHI yang berminat mengajukan


permohonan kepada Ketua Umum melalui Sekretariat Sertifikasi BSA – HATHI,
dengan mengisi berkas permohonan yang tersedia. Berkas permohonan dimaksud
dapat diperoleh dengan cara pengiriman dokumen melalui E-mail.
2. Setelah berkas permohonan diisi dan dilengkapi data pendukung, kemudian
diserahkan kepada Cabang masing-masing untuk diperiksa kelengkapannya. Setelah
lengkap dan memenuhi syarat berkas akan dikirim ke Sekretariat Sertifikasi oleh
Cabang.
3. Permohonan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Berstatus sebagai anggota HATHI dengan pengalaman 4 tahun
b. Melunasi Iuran Keanggotaannya minimal 1 tahun berjalan
c. Memiliki KTA – HATHI yang masih berlaku
d. Melunasi Biaya Pendaftaran Sertifikasi Tahap I sebesar Rp. 250.000,-
4. Sekretariat mengevaluasi penilaian awal berkas yang dikirim oleh Cabang,
kemudian menyerahkan kepada Tim Penilai.
5. Hasil penilaian awal Sekretariat Sertifikasi disampaikan kepada Dewan Penilai
Sertifikasi (DPS) untuk dilakukan penilai akhir berupa wawancara / klarifikasi atas
kebenaran data yang disampaikan dan diminta untuk menulis makalah mengenai
bidang kegiatan yang diambil.
6. Setelah dinyatakan memenuhi persyaratan, berkas serta hasil penilaian DPS
dikembalikan ke Sekretariat Sertifikasi untuk disiapkan Sertifikat keahliannya
sesuai dengan kualifikasinya.
7. Setelah Sertifikasi ditandatangani oleh Ketua Umum, Sekretariat mendaftarkan /
melaporkan ke LPJK Pusat untuk mendapatkan Nomor Regristasi. Setelah
mendapatkan Nomor Regristasi dari LPJK, Sekretariat Sertifikasi menyerahkan
Sertifikat kepada Pemohon. Pada saat pengambila Sertifikat pemohon membayar
biaya sertifikasi tahap II (akhir) sesuai dengan kualifikasi yang diperoleh dan
melunasi iuran keanggotaannya sesuai dengan masa berlakunya Sertifikat yaitu 3
(tiga) tahun.
8. Apabila pemohon merasa tidak puas dengan hasil kualifikasi dan klasifikasi serta
kompetensi keahlian yang ditetapkan oleh Dewan Penilai Sertifikasi, maka
pemohon dapat mengajukan banding kepada Dewan Banding Internal.
9. Dewan Banding Internal melakukan pembahasan dengan Dewan Penilai
Sertifikasi. Apabila banding tidak diterima, maka Dewan Banding Internal akan
memberitahukan kepada pemohon melalui sekretariat, apabila banding diterima,
maka akan dilakukan perubahan atas Sertifikat keahliannya dengan melalui proses
yang sama seperti penyelesaian sertifikat keahlian. Keputusan Dewan Banding
Internal bersifat tetap tidak dapat diganggu gugat.
10. Bagan alir proses sertifikasi anggota HATHI sebagaimana terlampir.
VIII. TATA CARA PENILAIAN

VIII.1. Tata Cara Penilaian untuk Anggota DPS


a. Anggota DPS mengisi formulir sertifikasi sebagai dasar pemantapan
penilaian.
b. Berkas diteliti oleh Sekretariat BSA
c. Wawancara dilakukan oleh antar anggota DPS sendiri (peer to peer
assesment)
d. Penggantian dan penambahan anggota DPS baru dilakukan dengan cara
diusulkan oleh anggota DPS dengan kriteria :
- Profesional utama
- Bereputasi dan berdedikasi baik
- Bersedia menjadi anggota DPS
- Mempunyai angka kredit minimal 490 (70%) untuk sub-sub bidan
keahliannya
- Disahkan dan ditetapkan dengan SK yang ditandatangani oleh Ketua
Umum

VIII.2. Tata Cara Penilaian Anggota Dewan Banding Internal (DBI)


Dipilih oleh Pengurus Pusat dengan kriteria :
- Profesional Utama dan Senior
- Bereputasi baik
- Bersedia menjadi anggota DBI
- Dikenal bijaksana dan berwawasan luas
- Disahkan dan ditetapkan dengan SK yang ditandatangani oleh Ketua
Umum

VIII.3. Tata Cara Penilaian Anggota HATHI


Untuk anggota biasa, dilakukan penilaian sebagai berikut :
a. Berkas isian sertifikasi diteliti oleh Sekretariat BSA.
b. Berkas diserahkan kepada team DPS yang ditunjuk.
c. Team DPS memeriksa berkas.
d. Wawancara diselenggarakan oleh team DPS, termasuk peserta
diharuskan membuat essay, untuk mengetahui kompetensi anggota yang
bersangkutan.
e. Hasil akhir diserahkan ke Ketua BSA untuk diproses lebih
lanjut.
VIII.4. Tata Cara Penilaian Kenaikan Jenjang Kualifikasi
Kenaikan jenjang kualifikasi ini dilakukan seperti tata cara penilaian anggota
HATHI (butir 3), yang dinilai hanya kegiatan-kegiatan tambahan yang dilakukan
sesudah terbitnya sertifikat sebelumnya.

VIII.5. Proses Pembaharuan Sertifikat


Apabila masa berlakunya sertifikat telah berakhir maka perlu diadakan
perpanjangan. Tata cara pengajuannya sama dengan tata cara penilaian kenaikan
jenjang kualifikasi. Angka kredit tambahan yang diperlukan adalah :
- Muda 25 point
- Madya 20 point
- Utama 15 point

VIII.6. Perlakuan HATHI terhadap Tenaga Ahli Asing


Tenaga ahli asing di bidang SDA, apabila akan bekerja di Indonesia diharuskan
mendapatkan rekomendasi dari HATHI :
- Mempunyai ijazah dari Perguruan Tinggi yang sudah diakui oleh Dirjen
Dikti (sudah terakreditasi oleh Dikti)
- Mengikuti proses sertifikasi HATHI sebagaimana yang berlaku bagi
anggota HATHI
- Perlu diadakan wawancara oleh DPS, dengan topik selain pengetahuan
di bidangnya, juga kemampuan berbahasa Inggris dan Bahasa Indonesia secara
efektif (bisa dimengerti) serta pengetahuan budaya setempat di mana ia akan
bekerja.
- Dikeluarkan surat rekomendasi oleh BSA HATHI

IX. PENGAWASAN DAN HAK BANDING

IX.1. Sistem dan Prosedur Pengawasan


Pada BSA HATHI dibentuk juga Dewan Banding Internal yang bertugas menangani
pengaduan banding terhadap hasil penetapan klasifikasi / kualifikasi, pengaduan
dari masyarakat dan sekaligus bertindak sebagai pengawas.

Dewan Banding Internal bertugas :


1. Menerima pengaduan mengenai hasil dari penetapan klasifikasi / kualifikasi,
maupun proses sertifikasi dan kinerja BSA dari anggota / penerima sertifikat
maupun dari masyarakat umum baik selama maupun setelah proses sertifikasi.
2. Melakukan tindakan turun tangan apabila masih dalam jangkauan kewenangan /
kemampuan Dewan Banding Internal.
3. Untuk pengaduan di luar kewenangan / kemampuan Dewan Banding Internal,
Dewan Banding Internal meneruskan pengaduan tersebut disertai rekomendasi
ke Pengurus Pusat / Pengurus Daerah untuk ditindaklanjuti.

IX.2. Penjelasan Tentang Hak Banding


1. Hak Banding merupakan hak anggota HATHI yang telah menerima Sertifikat
keahlian Asosiasi, namun merasa tidak sesuai dengan kualifikasi, klasifikasi,
kompetensi dan kemampuan profesinya, dapat melakukan pengajuan banding.
2. Pengajuan banding disertai dengan penjelasan data pada unsur-unsur dalam
sistem penilaian yang dipertimbangkan dalam penetapan kualifikasi sebagai
Profesional SDA pada klasifikasi tertentu.
3. Pengajuan banding dari anggota HATHI disampaikan kepada Dewan Banding
Internal sebagai penanggung jawab proses penerimaan dan pengambil
keputusan atas pengajuan banding dari penerima Sertifikat Keahlian Asosiasi.
4. Dalam menyiapkan pengajuan banding anggota HATHI dapat dibantu oleh
Bantuan Advokasi Anggota yang dibentuk oleh Pengurus Pusat HATHI yang
bertugas untuk membantu anggota HATHI dalam menghadapi masalah
keprofesiannya.
5. Materi pengajuan banding dibahas oleh Dewan Banding Internal bersama
Dewan Penilai Sertifikasi berdasarkan data hasil penilaian permohonan
Sertifikasi yang disiapkan oleh Dewan Penilai Sertifikasi.
6. Dewan Banding Internal menetapkan Penerima Sertifikasi Keahlian Asosiasi
melalui Sekretariat BSA.
7. Keputusan Dewan Banding Internal bersifat tetap dan tidak dapat diganggu
gugat.
X. BIAYA SERTIFIKASI

Sehubungan dengan sertifikasi anggota HATHI yang dalam pelaksanaannya harus


dilakukan secara profesional dan independen, maka keperluan biaya harus benar-benar
dapat menjadikan proses sertifikasi berjalan sesuai dengan tujuannya. Biaya ini
diperlukan untuk semua kegiatan persiapan, operasional kesekretariatan, biaya penilaian,
biaya akreditasi, serta pemberian informasi-informasi kepada anggota yang terkait
dengan sertifikasi serta pengembangan pengetahuan mengenai Teknik Sumber Daya Air.

Unsur Biaya Sertifikasi :


1. Biaya untuk berkas sertifikasi
2. Biaya untuk proses sertifikasi

1. Biaya untuk berkas sertifikasi


Yang termasuk dalam biaya berkas sertifikasi adalah penggantian penggandaan
formulir sertifikasi, biaya komunikasi dan biaya surat-menyurat.

2. Biaya untuk proses sertifikasi


Unsur yang ada dalam biaya proses sertifikasi terdiri dari beberapa hal pokok antara
lain :
- Biaya Sekretariat, meliputi biaya tim administrasi, persiapan dokumen,
komunikasi, transportasi, konsumsi, ATK, komputer, printer, tinta, informasi dan
lain-lain.
- Biaya Persidangan, meliputi dana tim Dewan Penilai, dana persidangan
dan lain-lain.

Tahap Pembayaran Biaya


Biaya yang dikeluarkan oleh pemohon dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu :
1. Biaya Administrasi Cabang sebesar Rp. 120.000,-
2. Biaya pendaftaran sertifikasi cicilan I sebesar Rp. 250.000,- dibayar saat
mengembalikan formulir sertifikasi.
3. Biaya pengambilan sertifikat cicilan II sesuai dengan sertifikasinya yaitu :
- Profesional Muda – SDA sebesar Rp. 500.000,-
- Profesional Madya – SDA sebesar Rp. 750.000,-
- Profesional Utama – SDA sebesar Rp. 1.000.000,-

Hak Pemohon Sertifikasi


Mendapat formulir pendaftaran sertifikasi beserta petunjuk dan penjelasannya dan
formulir pendaftaran yang telah lengkap dan didaftarkan ke sekretariat sertifikasi
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan harus disidangkan di depan sidang Dewan Penilai
Sertifikasi dan berhak diikutsertakan dalam sidan Dewan Penilai Sertifikasi maksimum 3
(tiga) kali dalam waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak formulir pendaftaran / berkas
diterima.
Pemohon menerima informasi secara rutin dari HATHI mengenai perkembangan
sertifikasi di lingkungan HATHI.
Contoh sertifikat HATHI

SertifikaT
Nomor : …../PU/Bln/Thn

Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia

Memberikan Sertifikat Ahli Sumber Daya Air


Kepada :

Rudy Ramli
Kualisifikasi :
Profesional Utama – SDA

Dengan Matrik Angka Kredit :

PENDIDIKAN & PELATIHAN 100


KARYA ILMIAH 0
PENUNJANG 0
Total I 100

Pengemb Sungai Bendung Irigasi Drainase Pantai dan Tenaga


PROFESIONALISME Wil. dan Dan dan Perkotaan Rawa Pelabuhan Air Total
Sungai Danau Bendungan Drainase dan
Lahan Permukiman
Perencanaan 75 0 0 0 0 0 0 0 75
Pelaksanaan 0 350 100 150 0 50 0 0 650
Pengawasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengoperasian & 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pemeliharaan
Total II 75 350 100 150 0 50 0 0 725

Total Angka Kredit : 825


Sertifikat ini berlaku sampai dengan 20 Agustus 2002

Jakarta, 20 Agustus 1999

SEAL
HAT
HI

KETUA UMUM KETUA BSA


Note :
Profesional Muda – SDA angka kredit 150 – 400
Profesional Madya – SDA angka kredit 400 – 700
Profesional Utama – SDA angka kredit > 700

Anda mungkin juga menyukai