Sertifikasi
Sertifikasi
Sertifikasi ini bertujuan agar para tenaga ahli mendapat identitas sesuai dengan
kualifikasi kemampuan sehingga dapat dikatakan sebagai Tenaga Ahli Sumber
Daya Air yang “bersertifikat”.
Dengan demikian kegiatan ini akan mendorong para tenaga ahli agar : lebih
berprestasi, lebih mengembangkan kehidupan ilmiah, dan lebih memantapkan
keahliannya.
1. Pada Bab III, Bagian Kedua tentang “Persyaratan Usaha, Keahlian, dan
Ketrampilan”, Pasal 9 Butir (1) dan (3) yang berbunyi :
Butir (1) :
Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus
memiliki sertifikat keahlian.
Butir (3) :
Orang perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana
konstruksi atau pengawas konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha
pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.
2. Pada Bab III, Bagian Ketiga tentang “Tanggung Jawab Profesional”, Pasal 11
Butir (1) dan (2), yang berbunyi :
Butir (1) :
Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan orang perseorangan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 harus bertanggung jawab terhadap
hasil pekerjaannya.
Butir (2) :
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam butir (1) dilandasi prinsip-
prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran
intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan
kepentingan umum.
3. Pada Bab VII, Pasal 33 Butir (1b) dan (2c), Bagian Kedua tentang “Masyarakat
Jasa Konstruksi” yang berbunyi :
Butir (1) :
Lembaga sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 butir (3) beranggotakan wakil-
wakil dari :
b. asosiasi profesi jasa konstruks.i
Butir (2) :
Tugas lembaga sebagaimana dimaksud dalam butir (1) adalah :
c. melakukan regristasi tenaga kerja konstruksi, yang meliputi klasifikasi,
kualifikasi dan sertifikasi ketrampilan dan keahlian kerja.
4. Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi butir 5 menyatakan :
Pelaksanaan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Asosiasi
Profesi atau Institusi Pendidikan dan Pelatihan yang telah mendapat akreditasi
dari Lembaga.
II. KODE ETIK HATHI
Kaidah Dasar :
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat.
3. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
Teknik SDA.
Sikap :
1. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensi.
3. Senantiasa menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Senantiasa menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas tanggung jawab.
5. Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing.
6. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi.
7. Senantiasa mengembangkan kemampuan profesi.
III. STANDAR DASAR PENDIDIKAN KEAHLIAN, KLASIFIKASI,
KUALIFIKASI, DAN MATERI YANG HARUS DIKUASAI
III.2. Klasifikasi
Pengelompokan Tenaga Ahli sesuai dengan Sub-sub bidang keahlian
1. Pengembangan Wilayah Sungai, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam pengelolaan dan pengembangan potensi SDA di wilayah sungai.
2. Ahli Sungai dan Danau, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam
pengelolaan sungai dan danau alami serta buatan.
3. Ahli Bendung dan Bendungan, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam pengembangan bendung dan bendungan serta bangunan pelengkapnya.
4. Ahli Irigasi dan Drainase Lahan, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian
dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dan drainase pada lahan
pertanian dan pedesaan.
5. Ahli Drainase Perkotaan dan Permukiman, adalah tenaga ahli yang memiliki
keahlian dalam pengelolaan dan pengembangan air hujan di daerah perkotaan
dan permukiman.
6. Ahli Rawa, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam pengembangan
dan pengelolaan air yang berada secara permanen di lahan rendah yang sering
atau selalu tergenang air.
7. Ahli Pantai dan Pelabuhan, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam
pemanfaatan dan perlindungan kawasan pesisir pantai garis pantai dan
mendukung transportasi air.
8. Ahli Tenaga Air, adalah tenaga ahli yang memiliki keahlian dalam
pengembangan, pendayagunaan dan pengendalian energi air.
III.3. Kualifikasi
Dalam sertifikasi ini akan dikualifikasikan Tenaga Ahli Sumber Daya Air berdasar :
pendidikan, pengalaman, dan ketrampilan di bidang yang ditekuni sesuai dengan
angka kredit yang diperoleh.
Bakuan kompetensi tersebut di atas berlaku untuk kegiatan pada bidangnya masing-
masing.
BSA adalah kelembagaan yang dibentuk untuk menangani proses dari aplikasi
(permohonan) sertifikasi oleh anggota sampai dengan pengiriman / penyerahan
sertifikat kepada anggota.
BSA mengumumkan kepada anggota HATHI tentang berbagai macam syarat yang
diperlukan untuk memperoleh sertifikasi.
Pembentukan, tugas dan tanggung jawab, susunan personil serta kaitan dari kelima
unsur kelembagaan tersebut ditetapkan oleh Pengurus Pusat HATHI.
Dalam melengkapi perangkat sistem sertifikasi HATHI maka sistem penilaian merupakan
salah satu perangkat pembantu dalam proses Sertifikasi dan menjadi satu kesatuan
dengan perangkat Sertifikasi lainnya.
Untuk mencapai standar tertentu, maka diperlukan tolok ukur tertentu sehingga
memudahkan para anggota dalam memperoleh kualifikasi sebagai Profesional SDA
pada Kualifikasi tertentu pula.
Tolok ukur yang digunakan adalah dengan sistem penilaian angka kredit yang
dikumpulkan oleh anggota berdasarkan kegiatannya di bidang Sumber Daya Air
dan cara penilaiannya dilakukan sendiri oleh pemohon sertifikat (self assesment).
VI.2. Unsur-unsur yang terkait dalam menentukan sistem penilaian ada 4 (empat)
yaitu :
1. Unsur pendidikan (Formal dan Informal) yang terkait langsung dengan
keahliannya.
2. Unsur Pengalaman kerja / kegiatan yang dilakukan dalam keahlian tertentu /
klasifikasi keahlian tertentu.
3. Unsur Karya Ilmiah yang pernah dilakukan berupa :
a. Karya tulis dalam Pertemuan Ilmiah Keairan yaitu makalah hasil
penelitian, gagasan, ulasan, tinjauan.
b. Karya Ilmiah yang dipublikasikan tidak dipresentasikan dalam bentuk
buku, dalam bentuk makalah;
c. Karya Ilmiah tidak dipublikasikan dalam bentuk buku, dalam bentuk
makalah.
4. Unsur penunjang merupakan kegiatan penunjang pengetahuan pada keahliannya
antara lain :
Pertemuan Ilmiah bidan Keairan, Pengurus Organisasi Profesi, dan lain-lain.
Unsur Pendidikan dan Unsur Pengalaman kerja diberikan bobot yang lebih besar
dibandingkan dengan unsur karya ilmiah dan unsur penunjang, sehingga besarnya
angka kredit yang harus dicapai :
Internasional :
Lama kursus >120 hari : 10,5
Lama kursus 91 – 120 hari : 9
Lama kursus 61 – 90 hari : 7,5
Lama kursus 21 – 60 hari : 6
Lama kursus 10 – 20 hari : 4,5
Lama kursus kurang dari 10 hari : 3
4. Unsur Penunjang
Penilaian dalam unsur penunjang terbagi dalam 5 kriteria yaitu :
4.1. Menghadiri Pertemuan Ilmiah Bidang Keairan diambil nilai yang tertinggi
a. Moderator / Penyaji : 1,5
b. Peserta / Panitia : 1
4.2. Organisasi Profesi bidang Keairan
a. Pengurus : 2 per tahun
b. Anggota : 0,5 per tahun
4.3. Editor, Reader, Penyunting Proseding : 2 per tahun
4.4. Pengajar, Pembimbing, Instruktur : 2 per semester
4.5. Penghargaan Khusus dalam profesi : 1
Untuk Penulis Karya Ilmiah lebih dari 1 (satu) orang angka kreditnya 60% untuk
penulis Utama, 40 % untuk penulis berikutnya.
Sistem penilaian tersebut di atas akan ditinjau ulang oleh Pengurus untuk mencapai
kesempurnaan ataupun sesuai dengan tuntutan pasar, dan dijabarkan dalam
formulir-formulir yang menyertai permohonan sertifikasi anggota.
VII. TATA CARA PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
SertifikaT
Nomor : …../PU/Bln/Thn
Rudy Ramli
Kualisifikasi :
Profesional Utama – SDA
SEAL
HAT
HI