Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER

NAMA : PUTRO SUCIANTO


NIM : DBC 116 047
KELAS : F
MODUL : II ROUTER DAN IP ROUTER

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
BAB I
TUJUAN DAN LANDASAN TEORI

1.1 TUJUAN
a. Mahasiswa/i dapat membuat Jaringan komputer dari komputer ke router.
b. Mahasiswa/i dapat membuat mengonfigurasi IP router.

1.2 LANDASAN TEORI


Router merupakan perangkat keras jaringan komputer yang dapat
digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan yang sama atau berbeda.
Router adalah sebuah alat untuk mengirimkan paket data melalui jaringan
atau internet untuk dapat menuju tujuannya, proses tersebut dinamakan
routing.
Proses routing itu sendiri terjadi pada lapisan 3 dari stack protokol tujuh-
lapis OSI. Router terkadang digunakan untuk mengoneksikan 2 buah jaringan
yang menggunakan media berbeda, seperti halnya dari Ethernet menuju ke
Token Ring.

1.2.1 FUNGSI ROUTER


Router memiliki fungsi utama untuk membagi atau
mendistribusikan IP address, baik itu secara statis ataupun DHCP atau
Dynamic Host Configuration Procotol kepada semua komputer yang
terhubung ke router tersebut. Dengan adanya IP address yang unik yang
dibagikan router tersebut kepada setiap komputer dapat memungkinan
setiap komputer untuk saling terhubung serta melakukan komunikasi,
baik itu pada LAN atau internet.
Pada saat ini, perangkat router sudah lebih canggih dan modern.
Untuk mendistribusikan IP address kepada setiap komputer pada suatu
jaringan, fungsi router tidak saja hanya dapat menghubungkan dengan
sambungan kabel LAN, melainkan dapat dengan teknologi wireless.
Dengan demikian, router pada saat ini dapat disambungkan pada setiap
komputer, laptop, gadget, smartphone yang berada pada jangkauan
router tersebut. Cukup dengan memanfaatkan sebuah gelombang radio
yang dipancarkan oleh router.

1.2.2 CARA KERJA ROUTER


Router bekerja dengan cara merutekan paket atau data informasi
yang disebut dengan routing. Dengan teknik routing tersebut, router
dapat mengetahui arah rute perjalanan informasi tersebut akan dituju,
apakah berada pada satu jaringan yang sama atau berbeda. Jika
informasi yang dituju mengarah kepada jaringan yang berbeda, maka
router akan meneruskannya kepada jaringan tersebut, sebaliknya
apabila paket yang dituju adalah jaringan yang sama, maka router akan
menghalangi paket keluar serta meneruskan paket tersebut dengan
routing di jaringan yang sama sampa terkirim ke tujuan.
Berikut ilustrasi cara kerja router :

Gambar 1.1 Ilustrasi cara kerja router

Cara kerja router dapat dilihat pada gambar diatas. Pada gambar
diatas terdapat dua buah network yang terhubung pada sebuah router.
Network yang berada pada sebelah kiri yang terhubung ke port 1 router
mempunyai alamat 192.168.1.0 serta pada network yang sebelah kanan
yang terhubung ke port 2 router mempunyai alamat 192.155.2.0.
Berikut cara kerja gambar di atas :
a. Komputer A mengirim data ke komputer C, maka router tidak akan
meneruskan data tersebut ke network lain.
b. Begitu pula ketika komputer F mengirim data ke E, router tidak akan
meneruskan paket data ke network lain.
c. Barulah ketika komputer F mengirimkan data ke komputer B, maka
router akan menruskan paket data tersebut ke komputer B.

1.2.3 ROUTING
Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan
dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat di-
routing : mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router adalah
perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik.
Konsep dasar routing hahwa dalam jaringan WAN sering
mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/
Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat
sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas
masing-masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman
paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam
pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik.
Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan
fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :
a. Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang
akan dirouting
b. Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang
dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
c. Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil
sampai ke tujuan.
d. Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke
tujuan.
e. Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai
ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.
Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi
routing lansung dan routing tidak langsung.
A. Routing langung
Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara
langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh:
sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke
komputer dengan alamat 192.168.1.3.

B. Routing Tidak Langsung


Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan
yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort
tujuan. (contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim
data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum
menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim
terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian
dilanjutkan ke alamat host tujuan.

1.2.4 JENIS JENIS KONFIGURASI ROUTING


A. Routing Statis
Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan
route-route di routing table dari setiap router. Routing statis memiliki
kentungan-keuntungan berikut :
1. Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router
lebih murah dibandingkan dengan routeng dinamis).
2. Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
3. Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat
memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.

Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:


1. Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan
bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat
mengkonfigurasikan router dengan benar.
2. Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi
harus menambahkan sebuah route kesemua router—secara
manual.
3. Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar
karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time
sendiri.

B. Routing Default
Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket
secara manual menambahkan router ke sebuah network tujuan yang
remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya.
Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur
keluar.

C. Routing Dinamis
Routing dinamis adalah ketika routing protocol digunakan
untuk menemukan network dan melakukan update routing table pada
router. Dan ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis
dan default, tapi ia akan membedakan Anda dalam hal proses-proses
di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.

1.2.5 TABEL ROUTING


Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber
dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router
akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan
digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly connected) di
router, Router sudah langsung mengetahui port yang harus digunakan
untuk meneruskan paket.
Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router,
Router harus mempelajari rute terbaik yang akan digunakan untuk
meneruskan paket. Informasi ini dapat dipelajari dengan cara :
a. Manual oleh “network administrator”
b. Pengumpulan informasi melalui proses dinamik dalam jaringan.

Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara


meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (not
directly connected) di badan router. Dua metode untuk mempelajari rute
melalui jaringan adalah :
A. Rute Statik
Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator
membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui
atau mengupdate rute statik ini secara manual ketika terjadi
perubahan topologi antar jaringan (internetwork).

B. Rute Dinamik
Rute secara Dinamik dipelajari oleh router setelah seorang
administrator mengkonfigurasi sebuah protokol routing yang
membantu menentukan rute. Tidak seperti rute Statik, pada rute
Dinamik, sekali seorang administrator jaringan mengaktifkan rute
Dinamik, maka rute akan diketahui dan diupdate secara otomatis
oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan topologi jaringan
yang diterima dari “internetwork” .
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Untuk praktikum yang pertama, membuat jaringan komputer ke router,


peneyesalesaiannya sebagai berikut.
1. Bukalah jendelah program cisco packet tracer

Gambar 2.1 Tampilan awal cisco packet tracer

2. Buatlah desain jaringan seperti berikut ini

Gambar 2.2 Desain jaringan komputer ke router

Langkah-langkah :
1. Klik End Devices yang sudah ditandai
2. Lalu akan muncul beberapa devices, Klik PC-PT dan seret ke atas
sesuai gambar di atas dan akan muncul keterangan PC-PT (PC0) dan
PC-PT (PC1), bisa dilihat pada (gambar 2.3)
3. Dan juga memasukan Router dengan cara klik Routers, lalu akan
muncul beberapa jenis router, klik/pilih model 1841, dan seret ke atas
sesuai gambar dan akan muncul keterangan 1841 (Router0), bisa dilihat
dilihat pada (gambar 2.4)
Gambar 2.3 Jaringan komputer ke router

Gambar 2.4 Jaringan komputer ke router

3. Selanjutnya menghubungkan PC0 dan PC1 ke router0 dengan kabel yang


sesuai (cross) pada masing-masing port fastEthernet
Langkah-langkah :
1. Klik Connections
2. Lalu akan muncul beberapa jenis kabel, pilih kabel (cross-over) dengan
mengkliknya, setelah itu seret kabel (cross-over) dari PC0 ke Router0
dan dari PC1 ke Router0

Gambar 2.5 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastEthernet
3. Setelah meng-klik PC0 makan akan muncul pilihan yaitu RS 232 dan
FastEthernet0 , pilih FastEthernet0 dengan mengkliknya

Gambar 2.6 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastEthernet

4. Setelah meng-klik FastEthernet0 maka otomatis akan muncul kabel


(cross-over), lalu seret kabel (cross-over) ke Router0 dan klik pada
Router0, setelah mengklik Router0 akan muncul pilihan Auxiliary,
Console, FastEthernet0 dan FastEthernet1 dan pilih FastEthernet0
dengan meng-kliknya. Setelah itu akan tampak seperti pada gambar 2.8

Gambar 2.7 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastEthernet
Gambar 2.8 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada
masing-masing port fastEthernet

5. Untuk menghubungkan PC1 ke Router0, ulangi langkah 1 sampai 4.


Tapi pada penyambungan kabel PC1 ke Router 0 dengan ketentuan PC1
(FastEterhetnet0) ke Router0 (FastEthernet0/1). Setelah selesai maka
tampilannya sebagai berikut

Gambar 2.9 Menghubungkan PC0 dan PC1 ke Router0 menggunakan


kabel yang sesuai (cross)

4. Memberikan IP Address, subnet mask dan default gateway pada PC0 dan
PC1
Langkah-langkah :
1. Double klik pada PC0

Gambar 2.10 Memberikan IP Address pada PC0 dan PC1

2. Setelah itu maka akan muncul beberapa menu pilihan yaitu Physical,
Config, Desktop dan Custom Interface. Pilih menu Desktop, maka akan
muncul beberapa menu daru Desktop, pilih IP Configuration dengan
mengkliknya, setelah mngklik IP Configuration maka akan tampak
seperti pada gambar 2.12

Gambar 2.11 Jendela pada menu desktop

Gambar 2.12 Jendela pada IP Configuration


3. Berikan alamat IP Address 192.168.1.2 pada kolom IP Address dan klik
pada kolom Subnet mask maka akan muncul sendiri alamatnya yaitu
255.255.255.0 dan juga berikan alamat default gateway 192.168.1.3. IP
Address yang diberikan merupakan IP Address kelas C, disini
mengkonfigurasi alamat IP Address dari PC0 yang menggunakan IP
Static, IP Static yang artinya di konfigurasi secara manual dan tidak
akan berubah ubah, dan juga supaya mudah dikenali dan mudah diingat,
dan juga untuk basis /24 untuk itu Subnet Mask yang diberikan adalah
255.255.255.0. Ulangi langkah 1 sampai 3 pada PC1, berikan IP
Address 172.10.10.10, subnet mask 255.255.0.0 dan default gateway
172.10.10.20. Pada PC1 ini menggunakan IP Address kelas B, untuk
basis /16 subnet mask yang diberikan adalah 255.255.0.0.

Gambar 2.13 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default


gateway pada PC0

Gambar 2.14 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default


gateway pada PC1
5. Selanjutnya mengatur konfigurasi IP Address untuk router pada interface
fa 0/0 dan fa 0/1. Untuk fa 0/0 IP Adressnya adalah 192.168.1.3 dengan
subnet mask 255.255.255.0 dan untuk fa 0/1 IP Addressnya adalah
172.10.10.20 dengan subnet mask 255.255.0.0 pada CLI. CLI (Command
Line Interface) adalah baris perintah yang dituliskan oleh user untuk
menjalankan suatu instruksi pada sistem operasi yang dilakukan di
terminal atau pada console Linux yang mana perintah-perintah ini adalah
perintah internal atau internal command.
Langkah-langkah :
1. Double klik pada Router0

Gambar 2.15 Mengatur konfigurasi IP Address pada Router0

2. Setelah itu maka akan muncul beberepa pilihan yaitu Physical, Config
dan CLI. Pilih menu CLI maka akan muncul seperti pada gambar 2.16

Gambar 2.16 Comman line interface


3. Selanjutnya mengetikkan pada CLI seperti dibawah ini
a. Router>enable
b. Router#configure terminal
c. Router(config)#interface fa 0/0
d. Router(config-if)#ip address 192.168.1.3 255.255.255.0
e. Router(config-if)#no shutdown
f. Router(config-if)#exit
g. Router(config)#interface fa 0/1
h. Router(config-if)#ip address 172.10.10.20 255.255.0.0
i. Router(config-if)#no shutdown
j. Router(config-if)#exit
k. Router(config)#exit
l. Router#write

Keterangan :
Pada baris pertama, merupakan perintah untuk masuk privileged
Pada baris kedua, merupakan perintah untuk masuk ke global
konfigurasi
Pada baris ketiga, merupakan perintah untuk mengaktifkan
interface fa 0/0
Pada baris keempat, merupakan perintah untuk
mengkonfigurasi/memberikan ip addres dan subnet mask pada interface
Pada baris kelima, merupakan perintah untuk menghidupkan
interface secara administrative
Pada baris keenam, merupakan perintah untuk keluar dari mode
interface/kembali ke mode sebelumnya
Pada baris ketujuh, merupakan perintah untuk keluar dari mode
global konfigurasi dan kembali ke mode privileged
Pada baris kedelapan, merupakan perintah untuk mengkopi
konfigurasi running ke NVRAM untuk perubahan permanen, sama
dengan perintah copy running-config startup-config
6. Setelah selesai, selanjutnya melakukan pengetesan mengirimkan data
dengan cara PING melalui Command Prompt dari PC0 ke PC1
Langkah-langkah:
1. Double klik pada PC0

Gambar 2.17 Melakuan pengetesan dengan mengirmkan data dengan cara


PING melalui Command Prompt

2. Setelah itu maka akan muncul beberapa menu pilihan yaitu Physical,
Config, Desktop dan Custom Interface. Lalu pilih menu Desktop
dengan meng-kliknya maka akan muncul lagi beberapa menu dari
Desktop dan pilih Command Prompt dengan meng-klinya, setelah
meng-klik Command Prompt maka akan terbuka jendela Command
Prompt seperti pada gambar 2.19

Gambar 2.18 Jendela pada menu desktop

Gambar 2.19 Jendela pada Command prompt


3. Lakukang PING pada PC1 dengan alamat IP Address 172.10.10.10
seperti pada gambar 2.20, setelah selesai melakukan PING pada PC1
tekan enter, maka akan muncul seperti pada gambar 2.20, yang
menandakan bahwa PC0 sudah berhasil terhubung ke ke PC1, jika tidak
maka akan muncul RTO atau Request Time Out.

Gambar 2.20 PING alamat ip address dan hasil ping berhasil

Keterangan :
Pesan tersebut komputer yang digunakan untuk melakukan PING
dari PC0 ke PC1 dengan statistik tanpa ada paket data yang hilang
(dikirim 4 diterima juga 4) perkiraan perjalanan paket dalam mili
second, lama waktu perjalanan paket paling cepat 0 ms, paling lama 0
ms, dan rata-ratanya = 0 + 0 + 0 + 0 = 0 dibagi 4 = 0 ms, dalam
perhitungan sistem Windows dijadikan 0 ms.

2.2 Untuk praktikum yang kedua, membuat jaringan untuk menghubungkan 2


buah komputer dan 2 buah router penyelesaiannya sebagai berikut

1. Buatlah desain jaringan seperti berikut ini

Gambar 2.21 Desain jaringan komputer


Langkah-langkah :
1. Klik End Devices
2. Lalu akan muncul beberapa devices, Klik PC-PT dan seret ke atas
sesuai gambar di atas dan akan muncul keterangan PC-PT (PC0) dan
PC-PT (PC1), bisa dilihat pada (gambar 2.22)
3. Dan juga memasukan Router dengan cara klik Routers, lalu akan
muncul beberapa jenis router, klik/pilih model 1841, dan seret ke atas
sesuai gambar dan akan muncul keterangan 1841 (Router0) dan 1841
(Router1), bisa dilihat pada gambar (gambar 2.23)

Gambar 2.22 Menghubungkan 2 buah PC dan 2 buah Router

Gambar 2.23 Menghubungkan 2 buah PC dan 2 buah Router


2. Selanjutnya menghubungkan PC0 ke Router0 dan PC1 ke Router1 dan
juga menghubungkan Router0 dan Router1 dengan menggunakan kabel
yang sesua (cross) pada masing-masing port FastEthernet
Langkah-langkah :
1. Klik Connections
2. Lalu akan muncul beberapa jenis kabel, pilih kabel (cross-over) dengan
mengkliknya, setelah itu seret kabel (cross-over) dari PC0 ke Router0
dan dari PC1 ke Router1

Gambar 2.24 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastethernet

3. Setelah mengklik PC0 maka akan muncul pilihan yaitu RS 232 dan
FastEthernet0, pilih FastEthernet0 dengan mengkliknya

Gambar 2.25 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastethernet
4. Setelah meng-klik FastEthernet0 maka otomatis akan muncul kabel
(cross-over), lalu seret kabel (cross-over) ke Router0 dan klik pada
Router0, setelah mengklik Router0 akan muncul pilihan Auxiliary,
Console, FastEthernet0 dan FastEthernet1 dan pilih FastEthernet0
dengan meng-kliknya. Setelah itu akan tampak seperti pada gambar
2.27

Gambar 2.26 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastethernet

Gambar 2.27 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada


masing-masing port fastethernet
5. Untuk menguhubungkan PC1 ke Router1, ulangi langkah 1 sampai 4,
dengan ketentuan penyambungan kabel PC1 (FastEthernet0) ke Router1
(FastEthernet0). Setelah selesai maka tampilannya sebagai berikut.

Gambar 2.28 Menghubungkan PC0 ke Router0 dan PC1 ke Router1


menggunakan kabel yang sesuai (cross)

6. Selanjutnya menghubungkan Router0 dan Router1, langkah-langkahnya


sama seperti sebelumnya, tapi pada penyambungan kabel Router0 ke
Router1 dengan ketentuan Router0 (FastEthernet0/1) ke Router1
(FastEthernet0/1). Setelah selesai maka tampilannya sebagai berikut.

Gambar 2.29 Menghubungkan Router0 ke Router1 menggunakan kabel


yang sesuai (cross)

3. Memberikan IP Address, subnet mask dan default gateway pada PC0 dan
PC1
Langkah-langkah :
1. Double klik pada pada PC0

Gambar 2.30 Memberikan IP Address, subnet mask dan default gateway


pada PC0 dan PC1

2. Setelah itu maka akan muncul beberapa menu pilihan yaitu Physical,
Config, Desktop dan Custom Interface. Pilih menu Desktop, maka akan
muncul beberapa menu daru Desktop, pilih IP Configuration dengan
mengkliknya, setelah mngklik IP Configuration maka akan tampak
seperti pada gambar 2.32

Gambar 2.31 Memberikan IP Address, subnet mask dan default gateway


pada PC0 dan PC1

Gambar 2.32 Memberikan IP Address, subnet mask dan default gateway


pada PC0 dan PC1
3. Berikan alamat IP Address 192.168.1.10 pada kolom IP Address dan
klik pada kolom Subnet mask maka akan muncul sendiri alamatnya
yaitu 255.255.255.0 dan juga berikan alamat default gateway
192.168.1.20. IP Address yang diberikan merupakan IP Address kelas
C, disini mengkonfigurasi alamat IP Address dari PC0 yang
menggunakan IP Static, IP Static yang artinya di konfigurasi secara
manual dan tidak akan berubah ubah, dan juga supaya mudah dikenali
dan mudah diingat, dan juga untuk basis /24 untuk itu Subnet Mask
yang diberikan adalah 255.255.255.0. Ulangi langkah 1 sampai 3 pada
PC1, berikan IP Address 192.168.2.10, subnet mask 255.255.255.0 dan
default gateway 192.168.2.20.

Gambar 2.33 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default


gateway pada PC0

Gambar 2.34 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default


gateway pada PC1
4. Selanjutnya mengkonfigurasi IP Address untuk Router0 dan dan Router1
pada setiap intefacenya di CLI. CLI (Command Line Interface) adalah
baris perintah yang dituliskan oleh user untuk menjalankan suatu instruksi
pada sistem operasi yang dilakukan di terminal atau pada console Linux
yang mana perintah-perintah ini adalah perintah internal atau internal
command.
Langkah-langkah :
1. Double klik pada Router0

Gambar 2.35 Mengatur konfigurasi IP Address dan subnet mask pada


Router0

2. Setelah itu maka akan muncul beberepa pilihan yaitu Physical, Config
dan CLI. Pilih menu CLI maka akan muncul seperti pada gambar 2.36

Gambar 2.36 Comman line interface


3. Selanjutnya mengetikkan pada CLI di Router0 seperti di bawah ini :
a. Router>enable
b. Router#configure terminal
c. Router(config)#interface fa 0/0
d. Router(config-if)#ip address 192.168.1.20 255.255.255.0
e. Router(config-if)#no shutdown
f. Router(config-if)#exit
g. Router(config)#interface fa 0/1
h. Router(config-if)#ip address 172.16.10.1 255.255.255.252
i. Router(config-if)#no shutdown
j. Router(config-if)#exit
k. Router(config)#exit
l. Router#write

Keterangan :
Pada baris pertama, merupakan perintah untuk masuk privileged
Pada baris kedua, merupakan perintah untuk masuk ke global
konfigurasi
Pada baris ketiga, merupakan perintah untuk mengaktifkan
interface fa 0/0
Pada baris keempat, merupakan perintah untuk
mengkonfigurasi/memberikan ip addres dan subnet mask pada interface
dengan IP Address 192.168.1.20 dan subnet mask 255.255.255.0
Pada baris kelima, merupakan perintah untuk menghidupkan
interface secara administrative
Pada baris keenam, merupakan perintah untuk keluar dari mode
interface/kembali ke mode sebelumnya
Pada baris ketujuh, merupakan perintah untuk mengaktifkan
interface fa 0/1
Pada baris kedelapan, merupakan perintah untuk
mengkonfigurasi/memberikan ip addres dan subnet mask pada interface
dengan IP Address 172.16.10.1 dan subnet mask 255.255.255.252
Pada baris kesembilan, merupakan perintah untuk menghidupkan
interface secara administrative
Pada baris kesepuluh, merupakan perintah untuk keluar dari mode
interface/kembali ke mode sebelumnya
Pada baris kesebelas, merupakan perintah untuk keluar dari mode
global konfigurasi dan kembali ke mode privileged
Pada baris keduabelas, merupakan perintah untuk mengkopi
konfigurasi running ke NVRAM untuk perubahan permanen, sama
dengan perintah copy running-config startup-config

4. Selanjutnya mengetikkan pada CLI di Router1 seperti di bawah ini :


a. Router>enable
b. Router#configure terminal
c. Router(config)#interface fa 0/0
d. Router(config-if)#ip address 192.168.1.20 255.255.255.0
e. Router(config-if)#no shutdown
f. Router(config-if)#exit
g. Router(config)#interface fa 0/1
h. Router(config-if)#ip address 172.16.10.1 255.255.255.252
i. Router(config-if)#no shutdown
j. Router(config-if)#exit
k. Router(config)#exit
l. Router#write

Keterangan :
Pada baris pertama, merupakan perintah untuk masuk privileged
Pada baris kedua, merupakan perintah untuk masuk ke global
konfigurasi
Pada baris ketiga, merupakan perintah untuk mengaktifkan
interface fa 0/0
Pada baris keempat, merupakan perintah untuk
mengkonfigurasi/memberikan ip addres dan subnet mask pada interface
dengan IP Address 192.168.2.20 dan subnet mask 255.255.255.0
Pada baris kelima, merupakan perintah untuk menghidupkan
interface secara administrative
Pada baris keenam, merupakan perintah untuk keluar dari mode
interface/kembali ke mode sebelumnya
Pada baris ketujuh, merupakan perintah untuk mengaktifkan
interface fa 0/1
Pada baris kedelapan, merupakan perintah untuk
mengkonfigurasi/memberikan ip addres dan subnet mask pada interface
dengan IP Address 172.16.10.2 dan subnet mask 255.255.255.252
Pada baris kesembilan, merupakan perintah untuk menghidupkan
interface secara administrative
Pada baris kesepuluh, merupakan perintah untuk keluar dari mode
interface/kembali ke mode sebelumnya
Pada baris kesebelas, merupakan perintah untuk keluar dari mode
global konfigurasi dan kembali ke mode privileged
Pada baris keduabelas, merupakan perintah untuk mengkopi
konfigurasi running ke NVRAM untuk perubahan permanen, sama
dengan perintah copy running-config startup-config

5. Pengaturan ip addres pada setiap router sudah dilakukan, namun, hal ini
tidak serta merta PC0 dan PC1 langsung terhubung setelah melakukan
PING, setiap komputer belum bisa connect namun sudah reply dari router
sehingga keterangan resmi dari PC02 adalah destination host unreachable.
Bisa dilihat pada gambar 2.38
Gambar 2.37 Setelah dilakukan konfigurasi IP address pada Router0 dan
Router1

Gambar 2.38 Hasil PING dari PC0 ke PC1

6. Langkah selanjutnya menyetting IP Route pada Router0 dan Router1,


dengan mengetikkan perintah pada CLI.
1. Setting IP Route pada Router0
a. Router>enable
b. Router#configure terminal
c. Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.10.2
d. Router(config)#exit
e. Router#write

Keterangan :
Pada baris pertama, merupakan perintah untuk masuk privileged
Pada baris kedua, merupakan perintah untuk masuk ke global
konfigurasi
Pada baris ketiga, dengan memberikan perintah ip route pada CLI.
IP route berfungsi menambah alamat IP, subnet mask dan IP route itu
sendiri
Pada baris keempat, merupakan perintah untuk keluar dari mode
global konfigurasi dan kembali ke mode privileged
Pada baris kelima, merupakan perintah untuk Pada baris
keduabelas, merupakan perintah untuk mengkopi konfigurasi running
ke NVRAM untuk perubahan permanen, sama dengan perintah copy
running-config startup-config

2. Setting IP Router pada Router1


a. Router>enable
b. Router#configure terminal
c. Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.10.1
d. Router(config)#exit
e. Router#write

Keterangan :
Pada baris pertama, merupakan perintah untuk masuk privileged
Pada baris kedua, merupakan perintah untuk masuk ke global
konfigurasi
Pada baris ketiga, dengan memberikan perintah ip route pada CLI.
IP route berfungsi menambah alamat IP, subnet mask dan IP route itu
sendiri
Pada baris keempat, merupakan perintah untuk keluar dari mode
global konfigurasi dan kembali ke mode privileged
Pada baris kelima, merupakan perintah untuk Pada baris
keduabelas, merupakan perintah untuk mengkopi konfigurasi running
ke NVRAM untuk perubahan permanen, sama dengan perintah copy
running-config startup-config
7. Selanjutnya setelah melakukan setting IP Route pada Router0 dan Router1,
lakukan PING lagi dari PC1 ke PC0, hasilnya sebagai berikut.

Gambar 2.39 Hasil PING dari PC1 ke PC0


BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut dapat simpulkan bahwa Router adalah


penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu
jaringan ke jaringan lainnya.Selain itu router juga merupakan perangkat jaringan
yang dapat menggunakan informasi tiap paket untuk melakukan dan menentukan
jalur akses terbaik.
Router juga sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket
dari sebuah network yang lainnya sehingga host-host yang ada pada sebuah
network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain.
Untuk dapat mengoneksikan suatu Host ke Host yang lain dengan menggunakan
router, konfigurasi router harus dilakukan dengan teliti dan benar. Yaitu dalam
pemberian alamat IP, subnet mask, dan default gateway. Terutama yang harus
dilakukan dengan teliti yaitu saat mengkonfigurasi router (ip routing).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Teknik Informatika. 2016. Modul Praktikum Jaringan Komputer.

Littleunyegg. 2013. Pengertian routing, Fungsi & Jenisnya.


https://blognyaunyegg.wordpress.com/2013/03/05/pengertian-routing-
fungsi-jenisnya. Diakses pada tanggal 20 April 2018.

Persada, Fahmi. Mengenal Perintah Dasar Konfigurasi Router Cisco (CLI Cisco
IOS). http://fahmpress.blogspot.co.id/2014/01/mengenal-perintah-dasar-
konfigurasi.html. Diakses pada tanggal 20 April 2018.

Yovi, Muhammad. 2015. Pengertian Router, Fungsi Router, dan Cara Kerja
Router. http://woocara.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-router-fungsi-
router-dan-cara-kerja-router.html. Diakses pada tanggal 20 April 2018.
BAB V
LAMPIRAN

Gambar 5.1 Free test modul 2 (Desain Jaringan)

Gambar 5.2 Free test modul 2 (Konfiguration IP pada PC0)

Gambar 5.3 Free test modul 2 (Konfiguration IP pada PC1)


Gambar 5.4 Free test modul 2 (Konfiguration IP pada PC2)

Gambar 5.5 Free test modul 2 (Konfiguration IP Address pada Router0)

Gambar 5.6 Free test modul 2 (PING dari PC0 ke PC1)


Gambar 5.7 Free test modul 2 (PING dari PC0 ke PC2)

Gambar 5.8 Free test modul 2 (PING dari PC1 ke PC0)

Gambar 5.9 Free test modul 2 (PING dari PC1 ke PC2)


Gambar 5.10 Free test modul 2 (PING dari PC2 ke PC0)

Gambar 5.11 Free test modul 2 (PING dari PC2 ke PC0)

Gambar 5.12 Free test modul 2 (Jariangan yang sudah terhubung)


Gambar 5.13 Ilustrasi cara kerja router

Gambar 5.14 Desain jaringan komputer ke router

Gambar 5.15 Jaringan komputer ke router

Gambar 5.16 Jaringan komputer ke router


Gambar 5.17 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastEthernet

Gambar 5.18 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada

Gambar 5.19 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastEthernet
Gambar 5.20 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastEthernet

Gambar 5.21 Menghubungkan PC0 dan PC1 ke Router0 menggunakan kabel yang
sesuai (cross)

Gambar 5.22 Memberikan IP Address pada PC0 dan PC1


Gambar 5.23 Jendela pada menu desktop

Gambar 5.24 Jendela pada IP Configuration

Gambar 5.25 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default gateway pada
PC0

Gambar 5.26 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default gateway pada
PC1
Gambar 5.27 Mengatur konfigurasi IP Address pada Router0

Gambar 5.28 Comman line interface

Gambar 5.29 Melakuan pengetesan dengan mengirmkan data dengan cara PING
melalui Command Prompt

Gambar 5.30 Jendela pada Command prompt


Gambar 5.31 PING alamat ip address dan hasil ping berhasil

Gambar 5.32 Desain jaringan komputer

Gambar 5.33 Menghubungkan 2 buah PC dan 2 buah Router

Gambar 5.34 Menghubungkan 2 buah PC dan 2 buah Router


Gambar 5.35 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastethernet

Gambar 5.36 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastethernet

Gambar 5.37 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastethernet
Gambar 5.38 Menghubungkan PC0 ke Router0 dengan kabel (cross) pada masing-
masing port fastethernet

Gambar 5.39 Menghubungkan PC0 ke Router0 dan PC1 ke Router1


menggunakan kabel yang sesuai (cross)

Gambar 5.40 Menghubungkan Router0 ke Router1 menggunakan kabel


yang sesuai (cross)
Gambar 5.41 Memberikan IP Address, subnet mask dan default gateway pada
PC0 dan PC1

Gambar 5.42 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default gateway pada
PC0

Gambar 5.43 Pemberian alamat IP address, subnet mask dan default gateway pada
PC1
Gambar 5.44 Mengatur konfigurasi IP Address dan subnet mask pada Router0

Gambar 5.45 Setelah dilakukan konfigurasi IP address pada Router0 dan Router1

Gambar 5.46 Hasil PING dari PC0 ke PC1

Gambar 5.47 Hasil PING dari PC1 ke PC0

Anda mungkin juga menyukai