Anda di halaman 1dari 16

JOB II

PEMBUATAN BENDA UJI METODE DOE

Langkah Kerja Pembuatan Beton Segar

Setelah ditetapkan unsur – unsur campuran (air, semen, batu pecah 1-2,
batu pecah 2-3, pasir) prosedur praktikum untuk pelaksanaan campuran beton
adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada
wadah yang terpisah.
1 m3 campuran kondisi SSD dengan mutu beton K-300 terdiri dari :
 Air = 205 kg
 Semen = 550 kg
 Pasir = 534 kg
 Batu pecah 1-2 = 534 kg
 Batu pecah 2-3 = 502 kg +
2325 kg
Untuk 5 buah benda uji
Volume 1 silinder , Vs = ¼ πd2t
= ¼ x 3,14 x (0,15)2 x 0,30
= 0,0053 m3 x 5 buah x 1,2
= 0,0318

2. Mempersiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah


rencana.
3. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam wadah.
4. Mencampurkan agregat dengan menggunakan sekop atau alat pengaduk.
5. Menambahkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses
pencampuran sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen
merata.
6. Menambahkan jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan merata.
7. Menambahkan kembali jumlah air kedalam wadah dan mengulangi proses
untuk mendapatkan konsistensi adukan.
8. Melakukan pemeriksaan SLUMP.
9. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan
benda uji silinder. Jika belum tercapai SLUMP yang diinginkan,
tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.
10. Menghitung berat jenis beton.
11. Membuat 5 (lima) benda uji silinder sesuai petunjuk.
12. Mencatat hal – hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah
air dan nilai SLUMP.

1.1 PENGUJIAN SLUMP

A. TUJUAN
Untuk mengatur kekentalan beton dalam keadaan segar yaitu beton
yang baru dikeluarkan dari mesin pengaduk (Mesin Molen)

B. DASAR TEORI
Pengujian slump beton dimaksudkan untuk mengetahui kekentalan
beton segar dimana dalam Mix Design telah ditentukan ( 60 – 100 mm ).
Campuran beton dikatakan encer apabila penggunaan air lebih dari yang
direncanakan, sebaliknya beton dikatakan kental/kaku apabila
penggunaan air kurang dari air yang direncanakan.

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Cetakan kerucut terpancung dengan ø atas 10 cm, ø bawah
20 cm.
2. Tongkat pemadat dengan 16 mm dan panjang 60 cm.
3. Plat baja
4. Sendok material
 Bahan
1. Campuran beton
2. Air

D. LANGKAH KERJA
1. Kerucut terpancung dan plat dibasahi terlebih dahulu.
2. Meletakkan kerucut terpancung di atas plat.
3. Kerucut terpancung diisi dengan beton segar dalam 3 bagian. Tiap
lapisan berisi kira – kira 1/3 isi kerucut terpancung tersebut, dan
dipadatkan dengan 25 kali tumdukan pada setiap lapiasan.
4. Setelah kerucut penuh dan penumbukan selesai angkat kerucut
terpancung secara perlahan dan ukur ketinggiannya dangan mistar
ukur yang telah disediakan.

E. DATA HASIL PERCOBAAN


Besar slump = 6 cm.
= 60 mm

F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan
besarnya slump 60 mm sedangkan syarat yang telah ditentukan 60 – 180
mm, jadi hasil percobaan memenuhi syarat.
G. DOKUMENTASI

Proses Pengujian Slump

1.2 BERAT VOLUME BETON SEGAR


A. TUJUAN
Untuk menentukan bobot isi beton yang dibuat dan mengecek hasil
rancangan perhitungan bobot isi beton sesuai dengn kenyataan sekaligus
mengoreksinya.

B. DASAR TEORI
Beton dapat disebut sebagai batu buatan, yang terdiri dari agregat
yang diikat menjadi 1 oleh semen.Selama masih dapat dikerjakan beton
tersebut dianggap masih segar.Beton yang baru dituangkan dan segera
dipadatkan disebut beton hijau,sedangkan bila mencapai kekerasannya
yaitu setelah 12 jam selesai pengecoran disebut beton muda.
Berdasarkan berat volumenya berat beton dibagi atas :
1. Beton berat
Beton ini mempunyai berat volume lebih besar dari 2,8 t/m3,dipakai
untuk massa yang berat untuk pelindung terhadap sinar gamma serta
digunakan untuk reactor.
2. Beton normal biasa
Beton ini dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat
volume 1,8-2,8 t/m3.Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, dan
batu merah.
3. Beton ringan
Berat volume beton ini antara 0,6-1,8 t/m3,dipakai untuk bangunan
pemikul beban ringan.Agregat yang digunakan ialah batu lempung
dan verum culie

C. ALAT DAN BAHAN


1. Meja getar
2. Sendok spesi
3. Mistar perata
4. Cetakan silinder
5. Campuran beton
6. Air
7. Timbangan

D. LANGKAH KERJA
1. Cetakan diisi dengan beton segar sampai penuh, namun sebelum itu
cetakan di isi oli terlebih dahulu.
2. Cetakan berisi beton segar di padatkan di atas meja penggetar,
apabila adukan beton kurang maka ditambahkan dengan bantuan
sendok spesi lalu ratakan permukaannya dengan mistar perata.
3. Timbang berat cetakan tersebut lalu dicatat.
E. TABEL DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN
 Tabel data

Nilai Slump Berat beton


No. Kode
(mm) ( kg)
1 K1 60 12,36
2 K2 60 12,34
3 K3 60 12,42
∑ 37,12
Berat Beton Rata – Rata 12,37

 Analisa Perhitungan
Untuk benda uji silinder sebanyak 3 buah
Volume 1 silinder , Vs = ¼ πd2t
= ¼ x 3,14 x (0,15)2 x 0,30
= 0,0053 m3
12,37
Berat volume beton rata-rata untuk silinder =
0,0053

= 2333,96 kg/m3

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan volume beton, diperoleh nilai
volume beton rata-rata sebesar 2333,96 kg/m3. Hasil yang diperoleh
lebih besar dari yang diperkirakan pada mix design yaitu 2325 kg/m3.
G. DOKUMENTASI

Proses mengoleskan oli

Proses memasukkan campuran ke dalam cetakan dan menumbuknya

Proses menggetarkan beton


1.3 KUAT TEKAN BETON
A. TUJUAN
1. Melakukan kuat tekan beton.
2. Menentukan besarnya kuat tekan beton.
3. Menentukan kuat tekan karakteristik beton dan dapat menghitung
sampai mendapatkan mutu beton.
B. DASAR TEORI
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai
kuat tekan beton melalui mesin tekan beton.Besarnya kuat tekan beton
ini menunjukkan baik tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu
pelaksanaan beton dan benar maka akan didapat mutu beton sesuai
dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat diartikan sebagai beban
persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

Tabel deviasi standar:


Jumlah Benda Uji Faktor Pengali Jumlah Benda Uji Faktor Pengali
10 1,36
21 1,08
11 1,31
22 1,07
12 1,27
23 1,06
13 1,24
24 1,05
14 1,21
25 1,04
15 1,18
26 1,03
16 1,16
27 1,02
17 1,14
28 1,02
18 1,12
29 1,01
19 1,11
30 1,00
20 1,09
Jika jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika tidak tersedia data
hasil pengujian, maka nilai kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal
dengan nilai sebagai berikut :

Nilai Kekuatan Lebih yang


Kuat Tekan Karakteristik (Mpa)
Ditambahkan (Mpa)
< 21 f’c + 7
21-35 f’c + 8.5
> 35 f’c + 10

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Mesin tekan
2. Timbangan.
3. Cetakan silinder
4. Meja getar

 Bahan :
1. Beton segar

D. LANGKAH KERJA
 Pembuatan Benda Uji
1. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh.
2. Memadatkannya dengan meja getar.
3. Meratakan permukaan beton.
4. Mendiamkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan
meletakkannya pada tempat datar.
5. Membuka cetakan dan mengeluarkan benda uji.
6. Merendam benda uji dalam bak perendaman yang berisi air agar
proses pematangan berlangsung sempurna. Perendaman
dilakukan sesuai dengan umur penekanan benda uji.
 Penekanan Benda Uji
1. Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, membiarkannya ±
24 jam.
2. Menimbang beratnya dan mengukur dimensinya.
3. Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
4. Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
5. Menghitung kuat tekan beton.

E. DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN


Koefisien Perbandingan Kuat Tekan Beton pada berbagai umur benda
uji kubus yang dirawat di laboratorium.

Umur (hari) 3 7 14 21 28
Semen Portland Type I 0,46 0,65 0,88 0,95 1,0

 Analisa Perhitungan
𝑃
Fik =
𝐴
Dimana :
P = Beban yang bekerja (Kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Kemudian untuk menentukan mutu beton atau kuat tekan
karakteristik beton dapat digunakan rumus :
f’c = fcr – 1,64 Sr atau
f’c = fcr – (2,64 Sr – 4,0 Mpa)
Dimana :
f’c = Kuat tekan karakteristik beton ( Kg/cm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( Kg/cm2 )
Sr = Nilai standar deviasi
Selanjutnya untuk nilai Kr dan Sr dapat dihitung dengan rumus :
K rata-rata = ( K / Koefisien umur 21 hari )

𝛴 (𝑓𝑐−𝑓𝑐𝑟 )²
Sr = √
𝑛−1

Dimana :
n = Jumlah benda uji
Rumus diatas hanya berlaku bila benda uji lebih dari 15 buah atau n > 15
Untuk benda uji kurang dari 15 buah atau n < 15 digunakan rumus sebagai
berikut :
f’c = fcr – 8,5 Mpa

Dimana :
f’c = Kuat tekan karakteristik beton ( Kg/cm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( Kg/cm2 )
Perhitungan Mutu Beton f’c 40

Kuat Cube Kuat


Tanggal Luas Beban Tekan Strenght Tekan
Umur
No Kode Berat (A) (P) Koreksi (fic) 14 hari Rata-
Tes
(cm2) (kg) Umur (fc) rata (fcr)
Cor Tekan (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)

1 K1 10/09/2016 23/09/2016 14 12,36 176,63 60940 0,88 345,02 392,07 352,12


2 K2 10/09/2016 23/09/2016 14 12,34 176,63 54230 0,88 307,03 348,90 352,12
3 K3 10/09/2016 23/09/2016 14 12,42 176,63 49020 0,88 277,54 315,38 352,12
Σ 929,60 1056,36

 Kuat Tekan :

𝑃 60940
 Fic = = = 345,02 Kg/cm2
𝐴 176,63
𝑃 54230
 Fic = = = 307,03 Kg/cm2
𝐴 176,63
𝑃 49020
 Fic = = = 277,54 Kg/cm2
𝐴 176,63
Perhitungan Mutu Beton f’c 40

Kuat Cube Kuat


Tanggal Luas Beban Tekan Strenght Tekan
Umur
No Kode Berat (A) (P) Koreksi (fic) 14 hari Rata-
Tes
(cm2) (kg) Umur (fc) rata (fcr)
Cor Tekan (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
1 K1 10/09/2016 07/10/2016 28 12,18 176,63 72810 1,0 412,23 412,23 430,83
2 K2 10/09/2016 07/10/2016 28 12,55 176,63 79380 1,0 449,43 449,43 430,83
Σ 861,66 861,66

 Kuat Tekan :

𝑃 72810
 Fic = = = 412,23 Kg/cm2
𝐴 176,63
𝑃 79380
 Fic = = = 449,43 Kg/cm2
𝐴 176,63
 Kuat Tekan Rata-rata (fcr)

𝐹𝑖𝑐 345,02
 fc = = = 392,07 kg/cm2
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 14 ℎ𝑎𝑟𝑖 0,88
𝐹𝑖𝑐 307,03
 fc = = = 348,90 kg/cm2
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 14 ℎ𝑎𝑟𝑖 0,88
𝐹𝑖𝑐 277,54
 fc = = = 315,38 kg/cm2
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 14 ℎ𝑎𝑟𝑖 0,88

∑ 𝑓𝑐 392,07+348,90+315,38 1056,36
Jadi, fcr = = = = 352,12 kg/cm2
𝑛 3 3

 Kuat Tekan Karakteristik (f’c)

f’c = fcr – M
= 352,12 kg/cm2 – 85 kg/cm2
= 267,12 kg/cm2
 Kuat Tekan Rata-rata (fcr)

𝐹𝑖𝑐 412,23
 fc = = = 412,23 kg/cm2
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 1
𝐹𝑖𝑐 449,43
 fc = = = 449,43 kg/cm2
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 1

∑ 𝑓𝑐 412,23+449,43 861,66
Jadi, fcr = = = = 430,83 kg/cm2
𝑛 2 2

 Kuat Tekan Karakteristik (f’c)

f’c = fcr – M
= 430,83 kg/cm2 – 85 kg/cm2
= 345,83 kg/cm2

F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan pertama menggunakan beton umur 14 hari
diperoleh kuat tekan beton karakteristik yaitu sebesar 267,12 kg/cm2 < 400
kg/cm2 dan percobaan kedua dengan beton umur 28 hari diperoleh kuat
tekan beton karakteristik yaitu sebesar 345,83 kg/cm2 < 400 kg/cm2 Hasil
ini tidak memenuhi mutu beton K-400 sesuai dengan yang disyaratkan
sebelumnya. Sehingga perlu dilakukan trial mix dengan menaikkan kadar
semen untuk memenuhi mutu beton K–400.
G. GAMBAR ALAT

Mesin Pengaduk Agregat Mesin Penggetar

Mesin Penekan Beton

Anda mungkin juga menyukai