Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU

Oleh
Drs. Burhanuddin, M.Si
Widyaiswara Muda
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Papua

ABSTRAK

Penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (diklatpim) mengalami perubahan


yang sangat mendasar mulai tahun 2014. Diklatpim pola baru ini oleh LAN dijadikan sebagai
reformasi sistem diklat. Reformasi diklat dilakukan dengan perubahan yang sangat mendasar
dalam hal tujuan, syarat dan media pembelajaran yang sangat berbeda dengan diklatpim pola
lama. Diklatpim pola baru ini difokuskan pada pembentukan karakter birokrat profesional yang
mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara dan tertanamnya etika
publik yang tinggi, serta tidak berhenti pada pembentukan kompetensi saja sebagaimana
berjalan selama ini, tetapi mengalami perubahan yang cukup signifikan yang mencakup pada
materi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan
(leadership) birokrasi di sektor publik dalam memimpin proses perubahan di instansinya.
Materi pembelajaran tidak sepenuhnya klasikal, tapi sifatnya on-off campus yang berbasis pada
pengalaman. Pola baru Diklatpim tersebut telah yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala
LAN (Perkalan) tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat I, II, III dan IV.

Kata kunci: reformasi, sistem, diklat

A. Latar Belakang
Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka mencapai tujuan nasional
tersebut, PNS sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara
mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembang tugas pemerintahan dan
pembangunan.
Adapun sosok PNS yang diharapkan dalam upaya perjuangan mencapai tujuan
nasional adalah PNS yang memiliki kompetensi penuh kesetiaan dan ketaatan
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, profesional, berbudi pekerti luhur, berdaya guna, berhasil guna, sadar
akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi masyarakat dan abdi
negara di dalam negara hukum yang demokratis.

1
Untuk membentuk sosok PNS seperti tersebut di atas, diperlukan Diklat yang
mengarah pada:
a. peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
b. kepentinganmasyarakat, bangsa, negara, dan tanah air;
c. peningkatan kompetensi teknis, manajerial, dan/atau kepemimpinannya;
d. peningkatan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan
lingkungankerja dan organisasinya.
Menyikapi perkembangan tuntutan nasional dan tantangan global, maka untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan Pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki kompetensi jabatan atau kompetensi bidang tugas/pekerjaan.
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetesi. Hal ini tertulis pada Pasal 70 (ayat 1 dan 2) Undang-Undang No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), di jelaskan bahwa “setiap Pegawai ASN
memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetesi. Ayat (2) tertulis,
pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud ayat (1) antara lain melalui
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
Dalam mengatisipasi pemberlakuan Undang-undang Aparatur Sipil Negara
dalam rangka memperoleh/mengembangkan kompetensi Pegawai ASN, Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia telah menetapkan beberapa kebijakan
dibidang pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil melalui berupa
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 10, 11, 12, dan 13 yang
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan I, II,
III, dan IV.
Diklatpim pola baru ini oleh LAN dijadikan sebagai reformasi sistem diklat.
Reformasi diklat dilakukan dengan perubahan yang sangat mendasar dalam hal
tujuan, syarat dan media pembelajaran yang sangat berbeda dengan diklatpim pola
lama. Diklatpim pola baru ini difokuskan pada pembentukan karakter birokrat
profesional yang mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara
dan tertanamnya etika publik yang tinggi, serta tidak berhenti pada pembentukan
kompetensi saja sebagaimana berjalan selama ini. Dwiyanto (2013) mengatakan
bahwa perubahan yang cukup signifikan tersebut mencakup pada materi
pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan
(leadership) birokrasi di sektor publik dalam memimpin proses perubahan di
instansinya. Materi pembelajaran tidak sepenuhnya klasikal, tapi sifatnya on-off
campus yang berbasis pada pengalaman.

B. Tujuan
Penyelenggaran Diklatpim Tingkat I, II, III, dan IV bertujuan untuk membangun
kompetensi kepemimpinan Visioner, Strategis, Taktikal, dan Operasional, dengan
hasil akhir yang diharapkan mampu menjadi pemimpin perubahan.

C. Kompetensi Yang Dibangun


Kompetensi jabatan atau tugas/pekerjaan dapat dan harus dikembangkan setiap saat
sejalan dengan tuntutan jabatan atau tugas/pekerjaan. Proses meningkatkan
kompetensi merupakan proses sepanjang hidup (life long process) yang harus
dilakukan oleh seorang individu atau organisasi. Pengembangan atau peningkatan
kompetensi perlu terus dilakukan untuk mencapai tingkatan kompetensi yang

2
tertinggi atau sekurang-kurangnya sampai pada tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan oleh pekerjaan atau organisasi.
Pengembangan kompetensi merupakan hak bagi setiap Pegawai ASN melalui
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran. Kompetensi yang
dikembangkan, meliputi:
 Kompetensi teknis, yang diukur dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis;
 Kompetensi manajerial, yang diukur dari tingkat pendidikan dan pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan;
 Kompetensi sosial kultural, yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk, dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan (UU No.5 Tahun 2014).
Kebijakan yang terkait dengan kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat
pendidikan dan pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan. Pemerintah melalui kebijakan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara (Perka-LAN) menetapkan kebijakan, yaitu:
1. Diklat Kepemimpinan Tingkat I
Kompetensi yang dibangun sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, adalah
kompetensi kepemimpinan visioner, yaitu kemampuan berkolaborasi dengan
stakeholder strategis untuk menangani isu nasional strategis, dan memimpin
peningkatan kinerja instansinya melalui penetapan visi atau arah kebijakan yang
tepat, yang diindikasikan dengan kemampuan:
a. Menjadi tauladan bagi bawahan dan stakeholder dalam integritas,
nasionalisme, standar etika publik, nilai-nilai, norma, moralitas, dan
tanggung-jawab sesuai dengan peraturan perundangan;
b. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-
tugas organisasi kearah pencapaian tujuan pembangunan nasional dan visi
instansinya;
c. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna penetapan arah kebijakan
yang lebih efektif dan efisien;
a. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia organisasinya dalam
pencapaian arah kebijakan. (Perka-LAN No.10 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat I)

2. Diklat Kepemimpian Tingkat II


Kompetensi yang dibangun adalah kompetensi kepemimpinan strategis,
yaitu kemampuan menetapkan strategi kebijakan instansinya dan memimpin
keberhasilan implementasi strategi kebijakan tersebut, yang diindikasikan
dengan kemampuan:
b. Mengembangkan karakter dan sikap perilaku integritas, berwawasan
kebangsaan, menjunjung tinggi standar etika publik sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan, kemampuan untuk taat pada nilai-nilai, norma,
moralitas, dan bertanggung-jawab dalam memimpin unit instansinya;

3
c. Merumuskan strategi kebijakan yang efektif untuk mewujudkan visi
organisasinya;
d. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-
tugas organisasi kearah efektifitas dan efisiensi penerapan strategi kebijakan
unit instansinya;
e. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan strategi
kebijakan yeng lebih efektif dan efisien;
f. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal
organisasi dalam implementasi strategi kebijakan unit instansinya. (Perka-
LAN No.11 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II)

3. Diklat Kepemimpinan Tingkat III.


Kompetensi yang dibangun adalah kompetensi kepemimpinan taktikal, yaitu
kemampuan menjabarkan visi dan misi instansi ke dalam program instansi dan
memimpin keberhasilan pelaksanaan program tersebut, yang diindikasikan
dengan kemampuan:
a. Mengembangkan karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan kemampuan menjunjung tinggi etika
publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas, dan bertanggung-jawab dalam
memimpin unit instansinya;
b. Menjabarkan visi dan misi instansinya ke dalam program-
program instansi;
c. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal
dalam mengelola program-program instansi ke arah efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan program;
d. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan program-
program instansi yang lebih efektif dan efisien;
e. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal
organisasi dalam implementasi program unit instansinya. (Perka-LAN No.12
Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat III)

4. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV.


Kompetensi yang dibangun adalah kompetensi kepemimpinan operasional, yaitu
kemampuan membuat perencanaan kegiatan instansi dan memimpin
keberhasilan implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut, yang diindikasikan
dengan kemampuan:
a. Mengembangkan karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan kemampuan menjunjung tinggi etika
publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas, dan bertanggung-jawab dalam
memimpin unit instansinya;
b. Membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi;
c. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola
tugas-tugas organisasi ke arah efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan
instansi;

4
d. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan pelaksanaan
kegiatan yang efektif dan efisien;
e. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan
eksternal organisasi dalam implementasi kegiatan unit instansinya. (Perka-
LAN No.13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV)

D. Struktur Kurikulum

Untuk mencapai kompetensi kepemimpinan visioner, strategis, taktikal, dan


operasional, struktur kurikulum Diklatpim Tingkat I, II, III dan IV terdiri atas lima
tahap pembelajaran yaitu:

1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan


Tahap ini merupakan tahapan yang mengoperasionalkan agenda Penguasaan diri
dan agenda Diagnosa Perubahan, dimana selain diberikan pembekalan tentang
penentuan area dari strategi kebijakan organisasi yang akan mengalami
perubahan juga ditekankan tentang penguasaan diri berdasarkan integritas dan
wawasan kebangsaan sebagai landasan dalam melakukan diagnosa organisasi
terkait isu stratejik nasional yang perlu diprioritaskan.

2. Tahap Taking Ownership (Breakthrough I)


Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk membangun organizational
learning atau kesadaran dan pembelajaran bersama akan pentingnya
mereformasi area dari arah kebijakan organisasi yang bermasalah. Peserta
diarahkan untuk dapat mengkomunikasikan permasalahan organisasi tersebut
kepada stakeholdernya dan mendapat persetujuan untuk mereformasi, terutama
dari atasan langsungnya. Pada tahap ini, peserta juga diminta mengumpulkan
data yang relevan dengan area dari arah kebijakan dan isu strategis nasional
untuk memasuki tahap pembelajaran selanjutnya.

3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim


Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan membuat
rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal arah kebijakan
organisasi yang dicita-citakan, termasuk rancangan untuk menangani isu
strategis nasional. Di samping itu, peserta juga dibekali dengan kemampuan
mengidentifikasi stakeholder yang terkait dengan rancangan perubahannya,
kemudian dibekali dengan berbagai teknik membangun tim yang efektif untuk
mewujudkan perubahan tersebut. Tahap ini diakhiri dengan penyajian Proyek
Perubahan oleh masing-masing peserta untuk mengkomunikasikan proyeknya di
hadapan stakeholder strategis guna mendapatkan masukan dan dukungan untuk
implementasi proyek.

4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)


Tahap pembelajaran ini merupakan tahapan penerapan hasil dari pembelajaran
agenda inovasi, agenda tim efektif, dan agenda proyek perubahan, yang
mengarahkan peserta untuk menerapkan dan menguji kapasitas
kepemimpinannya dalam melaksanakan proyek perubahan. Dalam tahap ini,

5
peserta kembali ke tempat kerjanya dan memimpin implementasi proyek
perubahan yang telah dibuat.

5. Tahap Evaluasi
Tahap pembelajaraan ini merupakan tahap berbagi pengetahuan dan pengalaman
dalam memimpin implementasi Proyek Perubahan di dalam organisasi. Kegiatan
berbagi pengetahuan dilaksanakan dalam bentuk seminar implementasi Proyek
Perubahan. Hanya peserta yang berhasil mengimplementasikan Proyek
Perubahan yang dinyatakan telah memiliki kompetensi kepemimpinan visioner,
strategik, taktikal dan operasional dan dinyatakan lulus Diklatpim. Sedangkan
yang tidak berhasil diberikan sertifikat telah mengikuti diklat kepemimpinan.

E. Mata Diklat
Mata diklat pada struktur kurikulum diklat kepemimpinan tingkat I, II, III, dan IV,
dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1
Mata Diklat pada Diklat Kepemimpinan Tingkat I, II, III, dan IV

N Mata Diklat
Tahap
o Diklatpim Tk. I Diklatpim Tk. II Diklatpim Tk. III Diklatpim Tk. IV
1 2 3 4 5 6
1. Diagnosa 1. Integritas dan 1. Integritas dan 1. Wawsan 1. Pilar-Pilar
Kebutuhan Wawasan Wawasan Kebangsaan Kebangsaan
Perubahan Kebangsaan Kebangsaan 2. Integritas 2. Integritas
2. Pembekalan Isu 2. Pembekalan Isu 3. Pembekalan Isu 3. Standar Etika
Strategis Strategis Strategis Publik
3. Organisasi 3. Organisasi 4. Diagnostik 4. SANKRI
Berkinerja Tinggi Berkinerja Tinggi Reading 5. Pembekalan Isu -
4. Diagnostic Reading 4. Diagnostic 5. Penjelasan Proyek isu Aktual Subtantif
5. Penjelasan Proyek Reading Perubahan Lembaga
Peruban 5. Penjelasan 6. Diagnostik
Proyek Peruban Reading
7. Penjelasan Proyek
Perubahan
2. Taking 1. Coaching 1. Coaching 1. Coaching 1. Coaching
Ownership 2. Counseling 2. Counselling 2. Counselling 2. Counselling
(Breakthrough I)
3 Merancang 1. Inovasi; 1. Inovasi; 1. Pengembangan 1. Kecerdasan
Perubahan & 2. Membangun Tim 2. Benchmarking to Potensi diri Emosi;
Membangun Efektif; Best practice; 2. Inovasi; 2. Pengenalan
Tim 3. Benchmarking to 3. Membangn Tim 3. Jejaring Kerja; Potensi diri;
Best Practice Efektif; 4. Budaya Kerja dan 3. Berpikir Kreatif &
4. Merancang Proyek 4. Merancang Efek-tifitas Inovasi;
Perubahan; Proyek Kepemimpinan; 4. Koordinasi dan
5. Merancang Policy Perubahan; 5. Membangn Tim Kolaborasi;
Brief; 5. Seminar Proyek Efektif; 5. Membangn Tim
6. Seminar Proyek Perubahan; 6. Benchmarking to Efektif;
Perubahan; 6. Pembekalan Best practice; 6. Benchmarking to
7. Seminar Policy Implementasi 7. Merancang Proyek Best practice;
Brief Proyek Perubahan; 7. Merancang Proyek
8. Pembekalan Perubahan 8. Seminar Proyek Perubahan;
Implementasi Perubahan; 8. Seminar Proyek
6
Proyek Perubahan 9. Pembekalan Perubahan;
Implementasi 9. Pembekalan
Proyek Perubahan Implementasi
Proyek Perubahan

1 2 3 4 5 6
4 Laboratorium 1. Coaching 3. Coaching 1. Coaching 1. Coaching
Kepemimpinan 2. Counselling 4. Counselling 2. Counselling 2. Counselling
(Breaktrough
II)
5. Evaluasi 1. Seminar 3. Seminar 1. Seminar 1. Seminar
Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium
Kepemimpinan; Kepemimpinan; Kepemimpinan; Kepemimpinan;
2. Evaluasi 4. Evaluasi 2. Evaluasi 2. Evaluasi
Kepemimpinan Kepemimpinan Kepemimpinan Kepemimpinan

F. Persyaratan Peserta
Persyaratan peserta Diklatpim Tingkat I, II, III dan IV adalah sebagai berikut :
1. Diklat Kepemimpinan Tingkat I
a) memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen yang
sesuai;
b) telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural yang akan
diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai;
c) pangkat/golongan minimal Pembina Utama Muda - IV/c;
d) mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat
Educational Testing Service Test of English for International Communication (ETS
TOEIC) dengan skor minimal 550 atau Internet Based Test of English as a Foreign
Language (IBT TOEFL) dengan skor minimal 55, atau International English
Language Testing System (IELTS) dengan skor minimal 5,5 atau Lembaga
Administrasi Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN
ECSCS Test) dengan skor minimal 110;
e) bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon I, direkomendasikan
untuk menduduki jabatan struktural eselon I tertentu dan mendapatkan kewenangan
untuk melakukan perubahan pada unit eselon I tersebut.

2. Diklat Kepemimpinan Tingkat II


a) memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen yang
sesuai;
b) telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural yang akan
diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai;
c) pangkat/golongan minimal Pembina IV/a;
d) mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat
Educational Testing Service Test of English for International Communication (ETS
TOEIC) dengan skor minimal 475 atau Internet Based Test of English as a Foreign
Language (IBT TOEFL) dengan skor minimal 45, atau International English
Language Testing System (IELTS) dengan skor minimal 5, atau Lembaga
Administrasi Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN
ECSCS Test) dengan skor minimal 90;

7
e) bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon II, direkomendasikan
oleh Baperjakat instansi untuk menduduki jabatan struktural eselon II tertentu dan
diberikan kewenangan untuk melakukan perubahan pada unit eselon II tersebut.

3. Diklat Kepemimpinan Tingkat III


a) memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen yang
sesuai;
b) telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural yang akan
diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai;
c) pangkat/golongan minimal Penata Tingkat I (III/d);
d) mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat
Educational Testing Service Test of English for International Communication (ETS
TOEIC) dengan skor minimal 425 atau Internet Based Test of English as a Foreign
Language (IBT TOEFL) dengan skor minimal 35, atau International English
Language Testing System (IELTS) dengan skor minimal 4,5, atau Lembaga
Administrasi Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN
ECSCS Test) dengan skor minimal 75;
e) bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon III, direkomendasikan
oleh Baperjakat instansi untuk menduduki jabatan struktural eselon III tertentu dan
diberikan kewenangan untuk melakukan perubahan pada unit eselon III tersebut.

4. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV


a) memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen yang
sesuai;
b) telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural yang akan
diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai;
c) pangkat/golongan minimal Penata Muda Tk. I (III/b);
d) mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat
Educational Testing Service Test of English for International Communication (ETS
TOEIC) dengan skor minimal 400 atau Internet Based Test of English as a Foreign
Language (IBT TOEFL) dengan skor minimal 30, atau International English
Language Testing System (IELTS) dengan skor minimal 4, atau Lembaga
Administrasi Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN
ECSCS Test) dengan skor minimal 65;
e) bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon IV, direkomendasikan
oleh Baperjakat instansi untuk menduduki jabatan struktural eselon IV tertentu dan
diberikan kewenangan untuk melakukan perubahan pada unit eselon IV tersebut.

G. Waktu Pelaksanaan
Diklatpim Tk. I, II, III, dan IV dilaksanakan dengan dual sistem, yakni on campus
dan off campus. On campus dimana peserta Diklat berada di Lembaga Diklat,
sementara off campus peserta berada di instansinya masing-masing untuk
mendapatkan otorisasi/persetujuan dan pelaksanaan proyek perubahan. Adapun
waktu pelaksanaan dari setiap diklat dapat dilihat pada tabe berikut :

8
Tabel 2
Waktu Pelaksanaan Diklat

N Waktu Pelaksanaan
Tahap
o Diklatpim Tk. I Diklatpim Tk. II Diklatpim Tk. III Diklatpim Tk. IV
1. Diagnosa Kebutuhan 5 Hari Kerja 6 Hari Kerja 9 Hari Kerja 13 Hari Kerja
Perubahan (On Campus) (On Campus) (On Campus) (On Campus)
2. Taking Ownership 5 Hari Kerja 5 Hari Kerja 5 Hari Kerja 5 Hari Kerja
(Breakthrough I) (Out Campus) (Out Campus) (Out Campus) (Out Campus)
3. Merancang Perubahan & 16 Hari Kerja 14 Hari Kerja 17 Hari Kerja 17 Hari Kerja
Membangun Tim (On Campus) (On Campus) (On Campus) (On Campus)
4. Laboratorium Kepemimpinan 120 Hari Kerja 60 Hari Kerja 60 Hari Kerja 60 Hari Kerja
(Breaktrough II) (Out Campus) (Out Campus) (Out Campus) (Out Campus)
5. Evaluasi 5 Hari Kerja 4 Hari Kerja 2 Hari Kerja 2 Hari Kerja
(On Campus) (On Campus) (On Campus) (On Campus)
Jumlah 26 Hari kerja 27 Hari kerja 28 Hari kerja 32 Hari kerja
(Clasical), 125 (Clasical), 65 (Clasical), 65 (Clasical), 65
Hari Kerja (Non Hari Kerja (Non Hari Kerja (Non Hari Kerja (Non
Clasical) Clasical) Clasical) Clasical)

H. Evaluasi
Penilaian terhadap kelulusan peserta Diklatpim tingkat I,II, III, dan IV difokuskan
pada aspek proyek perubahan. Komponen penilaian proyek perubahan terdiri atas
perencanaan inovasi dan manajemen perubahan, dengan bobot sebagai berikut :

No. Komponen Bobot (%)


1. Perencanaan Inovasi 40
2. Manajemen Perubahan 60
Jumlah 100

1. Perencanaan Inovasi
Indikator penilaian perencanaan inovasi meliputi jenis perubahan, cakupan
manfaat perubahan, kejelasan tahapan perubahan, dan peta stakeholder dengan
bobot sebagai berikut :

No. Indikator Bobot (%)


1. Jenis Perubahan 10
2. Cakupan Manfaat Perubahan 10
3. Kejelasan Tahapan Perubahan 10
4. Peta Stakeholder 10

Adapun level masing-masing indicator adalah sebagai berikut :


a. Jenis Perubahan (Jenis Inovasi)
Level jenis perubahan adalah sebagai berikut :
9
Level Kulaitas Jenis Perubahan
4 Gagasan Orisinil (baru sama sekali)
3 Sebagian gagasan baru
2 Replikasi dengan modifikasi/adapsi
1 Replikasi tanpa modifikasi

b. Cakupan Manfaat Perubahan


Level cakupan manfaat perubahan adalah sebagai berikut :

Level Kulaitas Manfaat Perubahan


4 Bermanfaat bagi stakeholder/pengguna
3 Bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan
2 Bermanfaat bagi sebagian unit organisasi
1 Terbatas pada unit yang bersangkutan

c. Kejelasan Tahapan Perubahan


Level kejelasan tahap perubahan adalah sebagai berikut :

Level Kulaitas Manfaat Perubahan


4 Keterkaitan antara perubahan (inovasi) dengan hasil yang
diharapkan dan tahap perubahan tergambar secara jelas
3 Keterkaitan antara perubahan dengan hasil yang diharapkan
tergambar secara jelas dan tahap perubahan tidak tergambar
secara jelas
2 Keterkaitan antara perubahan dengan hasil yang diharapkan
dan tahap perubahan tidak dirumuskan secara jelas
1 Keterkaitan antara perubahan dengan hasil yang diharapkan
tidak tergambar secara jelas

d. Peta Stakeholder
Level peta stakeholder adalah sebagai berikut :

Level Peta Stakeholder


4 Semua stakeholder berikut peta resistensi (kontra) dan
dukungan (pro) tergambar dengan jelas
3 Peta stakeholder tidak mencakup semua stakeholder, peta
resistensi (kontra) dan dukungan (pro) tergambar dengan jelas
2 Peta stakeholder mencakup semua stakeholder, peta resistensi
(kontra) dan dukungan (pro) tidak tergambar dengan jelas
1 Peta stakeholder tidak mencakup semua stakeholder, peta
resistensi (kontra) dan dukungan (pro) belum tergambar
dengan jelas

10
Disamping penilaian ini mentor/coach juga memberikan penilaian deskriptif
tentang kemampuan peserta diklat dalam perencanaan inovasi..

2. Manajemen Perubahan
Indikator penilaian manajemen perubahan meliputi jumlah kegiatan untuk
mobilisasi dukungan, pernyataan dukungan, capaian tahap peubahan, dengan
bobot sebagai berikut :

No. Indikator Bobot (%)


1. Jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan 15
2. Pernyataan Dukungan 15
3. Capaian Tahap Perubahan 30
Jumlah 60

Adapun level masing-masing indikator manajemen perubahan adalah sebagai


berikut :
a. Jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan
Jumlah kegiatan yang dilakukan dalam rangka sosialisasi dan penguatan
dukungan pad setiap breakthrough, dilengkapi dengan bukti yang jelas, baik
secara kelompok atau individu ( notulen, foto, daftar hadir, dsb)
Level jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan adalah sebagai
berikut :
Level Kegiatan memobilisasi dukungan
4 Lebih dari 5 kegiatan
3 4 - 5 Kegiatan
2 2 - 3 Kegiatan
1 0 - 1 Kegiatan

b. Pernyataan dukungan
Pernyataan dukungan dari stakeholder terhadap gagasan/inovasi yang
direncanakan/dilaksanakan. Level pernyataan dukungan stakeholder adalah
sebagai berikut :
Level Kegiatan memobilisasi dukungan
4 Semua stakeholder memberikan dukungan
3 Lebih banyak yang memberi dukungan
2 Kira-kira separuh dari stakeholder memberikan dukungan
1 Sebagian kecil dari stakeholder memberikan dukungan

c. Capaian Tahap Perubahan


Capaian tahap perubahan seperti tergambar dalam tahap-tahap perubahan.
Level capaian tahap perubahan adalah sebagai berikut :

Level Capaian Tahap Perubahan


4 Capaian melebihi tahap perubahan tergambar dalam roadmap
3 Mampu mencapai tahap perubahan

11
2 Tidak mampu mencapai tahap perubahan karena faktor diluar
kendalinya
1 Tidak mampu mencapai tahap perubahan karena karena faktor
yang ada pada peserta

Disamping penilaian ini mentor/coach juga memberikan penilaian deskriptif


tentang kemampuan peserta diklat dalam manajemen perubahan.

3. Evaluasi Akhir dan Kualifikasi Kelulusan


Evalauasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap
komponen perencanaan inovasi dan manajemen perubahan.Nilai perencanaan
inovasi dan nilai manajemen perubahan direkapitulasi sehingga menghasilkan
nilai akhir. Tim Evaluasi Akhir, ditetapkan oleh instansi penyelenggara diklat
yang berjumlah ganjil dengan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Pimpinan lembaga diklat penyelenggara
2. Pejabat dari instasni Pembina diklat
3. Widyaiswara dan
4. Coach.

Dalam menetapkan nilai akhir, Tim Evaluasi Akhir dapat mempertimbangkan


penilaian deskriptif dari mentor dan coach, tentang kemampuan peserta diklat
dalam perencaan inovasi dan manajemen perubahan.

Kualifikasi kelulusan peserta diklat ditetapkan sebagai berikut :

Kualifikasi Skor
Sangat Memuaskan > 90 – 100
Memuaskan > 80 – 90
Cukup Memuaskan > 70 – 80
Kurang Memuaskan > 60 – 70
Tidak Memuaskan ≤ 60

Peserta Diklat kepemimpinan tingkat I, II, III, dan IV yang memperoleh


kualifikasi tidak memuaskan atau ketidakhadiran lebih dari 3 sesi (9 JP),
dinyatakan tidak lulus. Dan yang memperoleh kualifikasi kurang memuaskan,
dinyatakan ditunda kelulusannya dan kepada yang bersangkutan diberikan
waktu paling lambat 60 hari untuk memperbaiki dan menyempurnakan proyek
perubahannya.

BAHAN BACAAN

1. Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pndidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negri Sipil;
3. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2013, tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat I;

12
4. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2013, tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II;
5. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2013, tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III;
6. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2013, tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV;
7. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2014, tentang Perubahan Lampiran Perkalan Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat I;
8. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2014, tentang Perubahan Lampiran Perkalan Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II;
9. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2014, tentang Perubahan Lampiran Perkalan Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III;
10. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2014, tentang Perubahan Lampiran Perkalan Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV.

13
14

Anda mungkin juga menyukai