Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 05 :

1. Best Yan’t Ramadhan 019


2. Arinna Suhadi 034
3. Marisa Catur S 093
4. Widya Exsa Marita 103

TOPIK 1 : RESPONSIBILITY ACCOUNTING


1. Widya:
a. Latar belakang:
Tujuan akuntansi pertanggungjawaban sendiri adalah agar masing-masing unit
organisasi dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatan unit yang berada di bawah
pengawasannya.
b. Pertanyaan:
Bagaimana hubungan atau pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban
terhadap kinerja manajer?
c. Jawaban:
 Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban memiliki hubungan positif yang kuat terhadap kinerja
manajer (Hilarius Prima dan Sri Widodo: 44%; Denny Andriana dan Kartika
Balqis: 69,06%; Fadil Hanafiah Lubis dan Leny Suzan: 14,8%; Se Tin dan
Taufik Hidayat: 84,3%; Iyang Sri Anandari Anwar: 20,3%)
 Menurut Z. Jun Lin and Zengbiao Yu (Responsibility cost control system in
China: a case of management accounting application) penerapan akuntansi
pertanggungjawaban khususnya pada pusat biaya merupakan alat kontrol yang
sangat efektif pada bisnis-bisnis yang ada di China yang terkenal memiliki
produk murah
 Menurut penelitian Hilarius Prima dan Sri Widodo (Pengaruh penerapan
akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial pada hotel
berbintang di daerah istimewa Yogyakarta) informasi akuntansi
pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses
perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut
menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan
dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan
pendapatan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian
menyajikan informasi realisasi pendapatan atau biaya tersebut menurut manajer
yang bertanggung jawab. Dengan demikian, informasi akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat oleh setiap manajer
dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer
tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan kata lain jika akuntansi
pertanggungjawaban dilakukan dengan baik, maka akan diperoleh informasi
akuntansi pertanggungjawaban masa lalu untuk berperan sebagai pengukur
kinerja di masa yang akan datang.
 Menurut Denny Andriana dan Kartika Balqis (Peranan akuntansi
pertanggungjawaban dalam kinerja manajer pusat pertanggungjawaban), pada
prinsipnya, kinerja manajer pusat pertanggungjawaban akan lebih mudah untuk
dinilai atau dievaluasi apabila perusahaan telah menerapkan sistem akuntansi
pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan akan lebih mudah untuk dikendalikan
dan dievaluasi apabila terjadi penyimpangan, khususnya dibandingkan dengan
anggaran atau standar yang telah ditetapkan sebelum terjadi kerugian
perusahaan yang lebih besar.
 Menurut Se Tin dan Taufik Hidayat (Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajer Pusat Laba di Warung Paskal
Bandung) Setiap manajer diberi peran untuk mencapai sebagian sasaran
perusahaan dan memungkinkan pelaksanaan peran, kepada setiap manajer yang
diberi peran dialokasikan berbagai sumber daya yang harus diukur dengan
satuan uang. Dengan demikian pelaksanaan peran berati konsumsi berbagai
sumber daya yang harus diukur dengan satuan uang pula. Informasi akuntansi
yang dihubungkan dengan manajer yang memiliki peran digunakan untuk
mengukur kinerja setiap manajer. Dengan adanya anggaran dan laporan
pertanggungjawaban yang digunakan untuk menilai kinerjanya jika kinerja
yang dinilai baik maka manajer secara individual akan diberi penghargaan
sehingga manajer termotivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
kinerjanya dan jika kinerja yang dinilai tidak baik maka manajer secara
individual akan diberi hukuman atau sanksi sehingga manajer termotivasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
d. Pertanyaan kemudian yang muncul:
Bagaimanakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan-
perusahaan yang ada di Indonesia? (melihat begitu besar pengaruhnya pada kinerja
manajer yang tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dimasa
depan)
2. Best:
a. Latar belakang:
Jurnal mengidentifikasi bahwa perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan laba
nya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara tidak langsung
pemimpin sebagai pusat yang dapat mengendalikan biaya perusahaan supaya
mampu memperoleh keuntungan dalam berbagai aktivitas perusahaan. Hal tersebut
harus memperhatikan struktur organisasi yang baik agar mampu memenuhi tujuan
perusahaan, karena dalam struktur organisasi terdapat pembagian tanggung jawab
dan wewenang. Tentunya diperlukan suatu sistem sebagai penghubung antara
wewenang dengan akuntabilitas keputusan dalam struktur organisasi
b. Pertanyaan:
Akuntansi pertanggung jawaban yang seperti apakah yang layak diterapkan dalam
perusahaan yang berlingkungan dinamis dan dalam kondisi organisasi yang
terdesentralisasi terhadap pengendalian biaya?
c. Jawaban:
Akuntansi pertanggung jawaban yang cocok untuk perusahaan terdesentralisasi
adalah akutansi pertanggung jawaban yang kontemporer artinya akuntansi
pertanggung jawaban yang selalu mengalami pembaharuan sesuai kondisi terbaru
perusahaan.
3. Arina:
a. Latar belakang:
Perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang baik dengan sistem
pendelegasian wewenang dan pembagian pertanggungjawaban yang jelas
merupakan syarat dari penerapan akuntansi pertanggungjawaban
b. Pertanyaan:
Apakah perusahaan yang tidak memiliki struktur organisasi yang memadai dan
pendelegasian yang jelas tidak dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban
dalam pengendalian biaya ?
c. Jawaban:
Tidak bisa, karena tanpa adanya struktur organisasi maka tidak dapat menerapkan
akuntansi pertanggungjawaban. Karena dalam tata cara penyusunan akuntansi
pertanggungjawaban kita harus menghitung tentang anggaran yang disusun
berdasarkan atas manajemen dari setiap departemen, sehingga tujuan peusahaan
dapat tercapai secara keseluruhan yang merupakan tanggungjawab dari setiap
manajer pada tiap unit departemen untuk menjalankan programnya selalu mengacu
pada anggarannya masing-masing.( Pengaruh Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap Efektivitas Pengendalian Biaya ( Studi Kasus Di
Pusat Perbelanjaan di Kabupaten Badung, Bali )
4. Marisa
a. Latar Belakang
Dalam kondisi ini, pendidikan profesional yang lebih tinggi menghadapi masalah
dan tantangan baru, solusi yang sangat tergantung pada strategi pembangunan
bahwa lembaga pilih. Secara khusus, tren yang muncul memperkenalkan praktek
inovatif dalam ruang pendidikan adalah contoh dari inisiatif dan pendekatan
alternatif untuk pendidikan. Namun, keberhasilan perubahan tergantung pada
banyak factor.
b. Pertanyaan
Faktor apa saja yang membuat perubahan dalam pendidikan profesional dalam
tanggung jawab moralitas dalam masyarakat ?
c. Jawaban :
Faktor yang membuat keberhasilan perubahan :
1. inisiatif dan pendekatan alternatif untuk pendidikan.
2. Pelaksana inovasi
3. Pemahaman tentang praktek inovatif
4. Pembentukan masyarakat sipil yang bebas dan bertanggung jawab
Praktek kehidupan nyata menghadapi konflik di mana tanggung jawab moral
disajikan kepada kelompok-kelompok tertentu; di sisi lain, gagasan tanggung jawab
moral kolektif dirasakan dalam konteks penilaian negatif (Prokofiev, 2004).

Moralitas tanggung jawab kolektif tidak jelas, yang menyebabkan banyak argumen
tentang takdir dalam wacana etika (Jonas, 2004)

TOPIK 2: FINANCIAL PERFORMANCE (TRADITIONAL APPROACH)


1. Widya:
a. Latar belakang:
Dalam daftar orang terkaya dunia seperti dimuat dalam majalah bisnis terkemuka
Forbes (2000), dari sepuluh orang terkaya dunia, menurut versi Forbes, terdapat
sembilan yang bisnis intinya termasuk sector jasa, bukan sektor manufaktur.
Selanjutnya, dari Sembilan pengusaha terkaya di sektor jasa lima diantaranya
menggeluti bisnis yang berkaitan dengan cyberspace dan komputer yang
merupakan jasa berbasis modal intelektual. Selanjutnya, dari lima pengusaha
terkaya yang bergerak di sektor jasa cyberspace/komputer, menurut majalah
Forbes, ternyata Bill Gates (Microsoft, kekayaan $60 milyar) menempati urutan
teratas. Fenomena tsb telah membuat Gates dan Microsoft menjadi pusat perhatian
dan sumber diskusi di lingkungan para praktisi bisnis maupun di sekolah-sekolah
bisnis terkemuka di dunia. Dari berbagai hasil diskusi dan pertemuan bisnis tingkat
internasional sering kali muncul berbagai wacana baru yang cenderung
bertolakbelakang dengan pandangan yang berlaku dalam era industri. Misalnya,
mitos yang mengatakan bahwa kalau perusahaan memiliki aset yang bersifat fisik
dan berwujud dalam jumlah dan nilai yang besar maka perusahaan tersebut
cenderung mampu meningkatkan keuangan perusahaan
b. Pertanyaan:
Bagaimana (seberapa besar) pengaruh dari intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
c. Jawaban:
 Penelitian oleh Ming Chin Chen, Shu-Ju Cheng, Yuhchang Hwang (An
empirical investigation of the relationship between intellectual capital and
firms’ market value and financial performance) menunjukkan bahwa modal
intelektual memiliki hubungan positif dengan kinerja keuangan bahkan
dikatakan bahwa modal intelektual merupakan salah satu indikator dalam
menilai kinerja keuangan dimasa depan
 Menurut Nick Bontis dan William Chua Chong Keow (intellectual capital
and business performance in malaysian industries) mengungkapkan bahwa
modal intelektual memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, namun
pengaruhnya terhadap jenis industri juga berbeda
 Menurut penelitian Sri Iswati (memprediksi kinerja keuangan dengan
modal intelektual pada perusahaan perbankan terbuka di bursa efek
Jakarta) modal inteletual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. (alat
ukur modal intelektual belum memadai)
 Berdasarkan penelitian Ihyaul Ulum, Imam Ghazali dan Anis Chariri
(intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan; suatu analisis dengan
pendekatan partial least squares) modal intelektual sangat berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan (56,9%) bahkan modal intelektual
diperkirakan mampu memprediksi kinerja keuangan masa depan
d. Pertanyaan yang kemudian muncul:
Bagaimanakah peran modal intelektual terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
jasa yang merupakan perusahaan berbasis pelayanan?

2. Best:
a. Latar belakang:
Jurnal mengidentifikasi bahwa dalam kasus pada umumnya perusahaan cenderung
memaksimalkan kinerja keuangan mereka hanya untuk meningkatkan profit dan
kepentingan pemegang saham. Mereka beranggapan bahwa csr tidak serta merta
secara langsung mendatangkan benefit bagi perusahaan, karena untuk
mendatangkan benefit tersebut perusahaan sering kali harus mengelurkan biaya
secara bertahap dan tidak tentu kapan benefit tersebut terjadi. Hal ini dianggap
seperti unsystematic risk yang mempengarungi kinerja keuangan.
b. Pertanyaan:
Bagaimana hubungan firm financial performance dengan corporate social
responsibility dalam konsep stakeholder?
c. Jawaban:
Menurut Waddock dan Graves (1994), terdapat tiga kelompok yang dapat
menjelaskan hubungan antara corporate social responsibility dengan corporate
financial performance, yaitu :

1) Korelasi negatif, menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan hanya


memaksimalkan profit dan kepentingan pemegang saham. Biaya pengelolahan
lingkungan faktor yang akan mengurangi daya kompetisi perusahaan sebagai
produsen yang menekankan biaya murah.
2) Korelasi positif, menjelaskan bahwa dalam teori stakeholder beranggapan
tanggung jawab sosial dianggap sebagai investasi bukan biaya, karena yang
pertama yaitu perusahaan dengan kinerja keuangan yang tinggi memiliki
keuntungan yang besar dan dana berlebih untuk berinvestasi. Selain itu
perusahaan dengan kinerja keuangan yang tinggi dianggap memiliki Good
management untuk meningkatkan reputasi yang akan meningkatkan citra
perusahaan dan memperoleh keuntungan biaya komparatif dibandingkan
perusahaan yang lain.
3) Tidak ada korelasi, menjelaskan bahwa tidak ada alasan untuk menerima kedua
variabel tersebut kecuali adanya peluang dan keberuntungan.
3. Arina:
a. Latar belakang:
Dengan menggunakan metode EVA dan MVA perusahaan diharapkan mampu
mengetahui kinerja keuangan dimasa depan, sedangkan para investor memiliki
harapan besar terhadap perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik
dimasa yang akan datang. Namun meskipun EVA dan MVA memiliki hubungan,
tetapi sifatnya tidak selalu searah.
b. Pertanyaan:
Apakah dalam menilai kinerja keuangan perusahaan harus menggunakan 2 metode
(EVA dan MVA) untuk mengetahui bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut
sudah bagus ? atau hanya dengan menggunakan salah satu metode saja sudah dapat
membuktikan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut sudah bagus ?
c. Jawaban:
Hanya menggunakan satu metode EVA atau MVA sudah dapat membuktikan
bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan itu dapat dikatakan baik. Dan itu dapat
dilihat dari hasilnya, jika hasil yang diperoleh negative maka perusahaan dapat
dinyatakan belum baik kinerja keuangannya, begitu juga sebaliknya jika hasil yang
diperoleh positif maka perusahaan dapat dinyatakan sudah baik kinerja
keuangannya. Tetapi lebih baik lagi menggunakan 2 metode sekaligus untuk
meyakinkan investor. Karena hasil yang ditunjukan oleh EVA dan MVA terkadang
memiliki hasil yang berbeda. (Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode
Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Pada Industry
Telekomunikasi (Studi Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan PT Indosat
Tbk. Tahun 2011-2013)
4. Marisa
a. Latar Belakang
Persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, membuat bank
syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam
memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Selain itu BI juga semakin
memperketat dalam pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Karena BI
tidak ingin mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana
banyak bank dilikuidasi karena kinerjanya tidak sehat, yang pada akhirnya
merugikan masyarakat. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah
dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Karena
kinerja keuangan dapat menunjukkan kualitas bank melalui penghitungan rasio
keuangannya. Untuk menghitung rasio keuangan dapat dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan bank yang dipublikasikan secara berkala.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank syariah
dan salah satunya adalah penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS
(Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk)
b. Pertanyaan
Apakah efisiensi dengan memakai metode penilaiannya dengan pendekatan
CAMELS ?
c. Jawaban
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pendekatan CAMELS ini tergolong
efisiensi, berikut ini merupakan penelitian yang mengungkapkan bahwa CAMELS
sangat efisiensi bagi penilaian kinerja keuangan.
1. Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas melakukan penelitian tentang
kondisi bermasalah pada perbankan swasta di Indonesia periode 2000- 2002.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang
factor-faktor yang mempengaruhi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan
perbankan. Factor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah rasio CAMEL
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu CAR (Capital Adequancy
Ratio), ATTM (Aktiva Tetap Terhadap Modal), APB (Aktiva Produktif
Bermasalah), NPL (Non Performing Loan), PPAP (Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif) terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP (Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif), ROA (Return on Assets), ROE (Return on
Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional) serta LDR (Loan to Deposit Ratio)
2. Lisa Narulia dan Suryadi melakukan penelitian tentang kinerja Bank Syariah
Mandiri antara sebelum dikeluarkannya fatwa MUI tentang haramnya bunga
bank dengan sesudah dikeluarkannya fatwa tersebut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk membandingkan kinerja Bank Syariah Mandiri antara sebelum
dikeluarkannya fatwa haramnya bunga bank oleh MUI dengan setelah
dikeluarkannya fatwa tersebut. Untuk menilai kinerja Bank Syariah Mandiri
antara lain menggunakan rasio: Quick Ratio (QR), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Primary Ratio (PR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio
Pengembalian Aset dan Rasio Pengembalian Ekuitas. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan aspek likuiditas dan rentabilitas setelah dikeluarkannya fatwa
MUI memang lebih baik, namun aspek solvabilitas mengalami kemunduran.
Respon masyarakat setelah adanya fatwa haramnya bunga bank terhadap Bank
Syariah Mandiri menunjukkan hasil yang positif, dibuktikan dengan
meningkatnya total pembiayaan sebesar 237% dan total simpanan juga
meningkat sebesar 228%
3. Agunan P. Samosir melakukan penelitian tentang kinerja Bank Mandiri setelah
merger (tahun 1998-2001). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi Bank Mandiri sebelum dan sesudah merger melalui kinerja
keuangannya serta menganalisis efisiensi Bank Mandiri dibandingkan dengan
bank BUMN lainnya. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan
antara lain: Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity
Ratio (DER), dan Debt to Total Assets Ratio (DTAR). Hasil penelitian ini
menunjukkan kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau
dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah
dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri
berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga
dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan demikian,
kinerja bank selama tiga tahun ini tidak lebih baik dibandingkan sebelum
merger. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat
efisiensi relatif diantara bankbank pemerintah

Anda mungkin juga menyukai