Disusun oleh:
Devin Valerian Jaya
406162060
Pembimbing :
AKBP dr. Winres Sapto Priambodo, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Riwayat perinatal:
Pasien merupakan anak laki-laki dari ibu G2P1A0 dengan usia kehamilan
38 minggu, lahir melalui persalinan normal yang ditolong oleh bidan. Bayi
langsung menangis saat lahir, dengan berat badan 2700 gram dan panjang
badan 48 cm.
Kesan: neonatus aterm
Riwayat imunisasi:
BCG : 1x (usia 1 bulan)
Hep B : 4x (usia 0, 2, 3, 4 bulan)
Polio : 4x (usia 0, 2, 3, 4 bulan)
DPT-Hib : 3x (usia 2, 3, 4 bulan)
Campak : 1x (usia 9 bulan)
Kesan: imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal
Pemeriksaan Sistem
Kepala : Bentuk normal, rambut hitam merata dan tidak mudah rontok.
Mata : Pupil bulat, isokor, cekung -/-, diameter 3mm/ 3mm,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
edema palpebral (-/-), refleks cahaya (+/+)
Hidung : Bentuk normal, sekret (-/-)
Telinga : Bentuk normal, hiperemis (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
Tenggorok : Tonsil T1-T1, mukosa hiperemis (-), kripta normal, detritus (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : Tidak teraba pembesaran KGB
Thoraks :
Jantung:
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 1 cm medial
dari midclavicular line sinistra
- Perkusi : Batas jantung kiri ICS V MCL sinistra
Batas jantung kanan ICS VI sternal line
dextra
Batas jantung atas ICS III parasternal line
sinistra
- Auskultasi : BJ I - II (N), regular, murmur (-), gallop (-)
Paru – paru:
- Inspeksi : Gerakan simetris dalam keadaan statis dan
dinamis, tidak ada tanda-tanda dari retraksi
pernapasan
- Palpasi : Stem fremitus dextra et sinistra sama kuat
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen :
- Inspeksi : Tampak cembung, simetris
- Auskultasi : Bising Usus (+) 10 x/menit, peristaltik
normal
- Perkusi : Timpani
- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Akral hangat (+), edema (-), CRT < 2 detik
Kulit : turgor baik, tidak tampak lesi
Widal
Salmonella Typhi O 1/80 Negatif
Salmonella Typhi H Negatif Negatif
S Paratyphi A-H 1/80 Negatif
.
Interpretasi Berat-Umur: berada di atas garis hijau, di bawah angka 2 dalam
batas normal
.
Interpretasi Tinggi-Umur: berada di bawah garis hijau, di atas angka -2 dalam
batas normal
.
Interpretasi Berat-Tinggi: berada di atas angka 1, di bawah angka 2 berisiko
gizi lebih
Kesan: Status gizi baik dengan risiko menjadi gizi lebih
V. RESUME
Telah diperiksa anak laki-laki berusia 2 tahun 5 bulan yang datang
dengan keluhan kejang. Kejang sebanyak 5 kali dalam 24 jam, masing-
masing kejang berlangsung kurang lebih selama 5 menit. Sebelum terjadi
kejang, pasien sedang tertidur, saat kejang, badan pasien bergetar, mata
mendelik ke atas, dan tidak sadar. Kesadaran pasien kembali setelah kejang
berhenti. Pasien juga demam tinggi selama 2 hari. Sebelumnya pasien
pernah mengalami kejang saat demam sebanyak 3 kali dan ibu pasien juga
pernah mengalami kejang saat demam ketika masih kecil.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang
dengan kesadaran compos mentis. Suhu pasien 38,4oC. Pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hemodilusi dan leukositosis.
Demam 2 hari:
- Dengue fever
- Dengue hemorrhagic fever
Leukositosis:
- Infeksi bakteri
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Terapi IGD:
- Inf. KDN 12 tpm
- Supp Dumin 125 mg
Terapi Ruangan:
- Inf. KDN 16 tpm
- Inj cefotaxime 3 x 250
- Bila kejang Inj diazepam 5 mg
- PO PCT syr 3 x 1 ¼ cth
Non Medikamentosa
- Tirah baring
- Diet lunak bergizi
X. RENCANA EVALUASI
- Keadaan umum dan tanda – tanda vital
- Awasi timbul kejang kembali
XI. KOMPLIKASI
- Epilepsi
XII. EDUKASI
- Penjelasan mengenai penyakit dan tatalaksana
- Menjelaskan bahwa kejang yang dialami dapat terjadi kembali sehingga
memerlukan obat untuk pencegahan. Obat dikonsumsi selama minimal
1 tahun
- Bila anak kejang, miringkan badan anak dan jangan masukan benda apa
pun ke dalam mulut anak
- Karena gizi anak berisiko untuk menjadi gizi lebih, perlu dianjurkan
agar meningkatkan aktivitas anak tapi tidak mengurangi makanan yang
dikonsumsi
XIII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam