AKUNTANSI BIAYA
DI SUSU OLEH :
JURUSAN PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
Analisis Perilaku Biaya
Perilaku biaya dapat diartikan sebagai perubahan biaya yang terjadi akibat perubahan dari
aktivitas bisnis. Perilaku biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Biaya Tetap
a. Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan dalam rentang tertentu, tidak dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu.
2) Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan perubahan
volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan,
semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
Contoh dari biaya tetap antara lain: biaya overhead pabrik tetap, biaya administrasi
dan umum tetap. Biaya tersebut elemennya dapat digolongkan ke dalam: biaya
depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, gaji pejabat kunci, dan biaya tetap lainnya.
b. Jenis-jenis biaya tetap:
Biaya tetap biasanya disebut biaya kapasitas (capacity cost) sebab biaya tersebut
terjadi karena adanya gedung, peralatan, karyawan profesional yang terlatih dan item
lainnya yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas pokok untuk mempertahankan
aktivitasnya. Untuk tujuan perencanaan, biaya tetap dipilah menjadi biaya yang telah
ditentukan (committed fixed cost) dan biaya yang dikeluarkan berdasarkan kebijakan
manajemen (discreatioary fixed cost).
1) Biaya tetap yang telah ditentukan
Berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok dalam
suatu perusahaan. Biaya seperti ini termasuk penyusutan gedung dan peralatan, pajak
bangunan, asuransi, gaji manajemen puncak dan karyawan operasional.
Faktor utama dari Committed Fixed cost adalah bahwa ia tidak dapat ditekan menjadi
nol meskipun pada jangka pendek tanpa mengganggu tingkat profitabilitas atau tujuan
jangka panjang organisasi. Serta biaya-biaya tersebut bersifat jangka panjang.
2) Biaya tetap kebijakan
Biaya ini disebabkan oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk
membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan adalah iklan, riset,
hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen, dan magang untuk
mahasiswa.
B. Biaya Variabel
a. Biaya variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume
kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya
variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya
variabel.
2) Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi
biaya satuan konstan.
Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel,
biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi variabel.
b. Pola perilaku biaya variabel
1) Biaya variabel sejati
Bahan langsung dianggap sebagai biaya variabel sejati atau biaya variabel
proporsional karena jumlah yang digunakan selama satu periode akan memiliki
proporsi langsung dengan tingkat aktivitas produksi. Lebih jauh lagi, bahan langsung
yang dibeli ttap tidak digunakan dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada
periode mendatang.
2) Biaya variabel bertahap
Upah tenaga kerja pemeliharaan juga termasuk biaya variabel, akan tetapi biaya
tenaga kerja ini tidak memiliki perilaku yang sama dengan biaya bahan langsung.
Tidak seperti biaya bahan langsung, waktu kerja bagi tenaga pemeliharaan biasanya
ditentukan dalam bentuk borongan. Selain itu, jam kerja pemeliharaan yang tidak
dimanfaatkan tidak dapat disimpan dan digunakan pada periode mendatang. Jika
waktu yang disediakan tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja.
C. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang terdiri atas elemen biaya tetap dan biaya variabel.
Juga dikenal sebagai biaya campuran.
a. Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume
kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi
volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semangkin rendah volume
kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak
sebanding (not proportional).
2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan
volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan
tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin
rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
Contoh biaya semi variabel misalnya: biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap,
biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon.
A. Metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method)
Metode ini sering digunakan karena perhitungannya sederhana dan mudah
penggunaannya. Walaupun mempunyai beberapa kelemahan, seperti pengambilan sample
yang tidak menyeluruh, tidak memperhatikan unsure penentu biaya secara menyeluruh
dan mengabaikan fluktuasi musiman.
Perhitungan pemisahan biaya dengan ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
Mengelompokan dan operasi dan biaya selama jangka waktu tertentu.
Menentukan tingkat operasi tertinggi dan terendah beserta biaya pada jenjang tersebut.
Menghitung selisih tingkat operasi dan biayanya pada jenjang tertinggi dan terendah.
Mencari biaya variable per unit dengan membagi jumlah selisih biaya no 3 di atas dengan
selisih kapasitas atau operasi.
Menentukan biaya tetap total per periode dengan memasukan unsure biaya variable per
unit dari perhitungan no 4 ke dalam kelompok biaya yang terendah atau tertinggi.
Menyajikan persamaan biaya sebagai berikut:
Y = a + bx
Dimana:
Y = Jumlah biaya semi variable
a = Biaya tetap per periode dari perhitungan no 5
b = Biaya variable per unit dari perhitungan no 4
x = Kapasitas yang diharapkan akan dijalankan
Contoh :
Data Operasi dan Biaya Selama Satu Semester
Bulan Jenis mesin Jumlah biaya pemeliharaan
Januari 550 Rp 149.000,-
Februari 700 Rp 170.000,-
Maret 500 Rp 140.000,-
April 800 Rp 200.000,-
Mei 750 Rp 192.000,-
Juni 650 Rp 164.000,-
- Hitung selisihnya
Tertinggi : 800 jam Rp 200.000,-
Terendah : 500 jam Rp 140.000,-
Selisih 300 jam Rp 60.000,-
- Biaya variable per jam/unit = Selisih biaya / Selisih unit per jam
= Rp 60.000,- / 300
= Rp 200,- per jam
- Y = a + bx
a = Rp 40.000,-
b = Rp 200,-
x = 500 jam (untuk bulan maret)
Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak memperhitungkan seluruh unsur biaya dan
operasi.
Ambil contoh bulan Mei dimana kegiatan pemeliharaan adalah 750 jam dengan biaya
pemeliharaan total adalah Rp 192.000,-
Dengan menggunakan persamaan Y = 40.000 + 200 X adalah
Y = Rp 40.000,- + Rp 200,- x 750 = Rp 190.000,-
Jadi jumlah biaya pemeliharaan seharusnya Rp 190.000,- dan bukan Rp 192.000,-
Selisih sebesar Rp 2.000,- tersebut akibat tidak mengikuti seluruh data biaya dalam perhitungan.
Dari tabel data operasi dan biaya selama satu semester bisa ditarik kesimpulan bahwa biaya tetap
berkisar Rp 40.000,- dan biaya variable bisa dihitung (ambil contoh bulan maret dimana kegiatan
pemeliharaan adalah 500 jam dan biaya pemeliharaan adalah sebesar Rp 140.000,-) maka biaya
variabelnya adalah:
Y = a + bx
Rp 140.000,- = Rp 40.000,- + b x 500
b = Rp 140.000,- – Rp 40.000,-
500
b = Rp 200,-
Jadi, Biaya tetap total per bulan adalah Rp 40.000,- dan Biaya variable per jam adalah Rp 200,-
3. Menentukan Jumlah perkalian antara selisih jam dengan selisih biaya (X’. Y’) dan selisih
kegiatan kuadrat (X’)2
Bulan (X’. Y’) (X’)2
Januari 2.185,01 11.735,39
Pebruari 34,59 1.736,39
Maret 4.618,49 25.068,39
April 4,367,69 20.070,39
Mei 2.092,83 8.403,39
Juni 43,07 69,39
13.341,68 67.083,34
4. Menentukan biaya variable per unit per jam dengan persamaan sebagai berikut :