Anda di halaman 1dari 2

Alkohol 70% Dicampur Obat Batuk, 2

Remaja Tasikmalaya Tewas


Oleh: Windiyati Retno Sumardiyani
24 Maret, 2018 - 15:16

SINGAPARNA, (PR).- Dua remaja warga Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tewas


setelah pesta minuman keras oplosan di kawasan terminal angkutan umum Ciawi,
Jumat 23 Maret 2018 malam. Seorang remaja lainnya hingga Sabtu 24 Maret 2018
siang masih dalam keadaan kritis dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum
dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Kedua remaja yang tewas adalah warga Kampung Cijangkar, Desa Pasirhuni,
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Mereka bernama Dede Somantri (17) dan
Ahmad Maulana (17). Sedangkan remaja yang kritis adalah Handi (22) warga
Kampung Sukamulya, Desa Margamulya, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten
Tasikmalaya.
Kepala Bagian Operasional Polresta Tasikmalaya, Gandi Jukardi, memberikan
keterangan lengkap tentang kejadian itu. Menurut dia, Jumat 23 Maret 2018 pukul
19.05, tiga remaja yaitu Handi, Dede, dan Ahmad berpesta minuman keras (miras)
dengan mencampur bahan alkohol 70 persen dengan obat batuk sebanyak 20
bungkus. Setelah mengonsumsi minuman oplosan tersebut, mereka kemudian
memakan ubi yang diduga beracun.
Sekitar pukul 19.45 WIB, korban tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke
Puskesmas Lanbau, Kecamatan Ciawi.
"Begitu diperiksa, pihak puskesmas menyatakan dua korban yakni Dede dan Ahmad
sudah meninggal, sementara Handi langsung dilarikan ke RSUD dr Soekardjo,
sampai saat ini kondisinya masih kritis," ucap Gandi, Sabtu 24 Maret 2018.
Gamsi menyatakan, kasus tewasnya dua remaja di Kecamatan Ciawi masih dalam
penyelidikan Satreskrim Polresta Tasikmalaya. Sementara dua korban tewas yang
diketahui saudara tiri ini langsung dimakamkan di pemakaman umum yang berada
tak jauh dari rumah korban, Sabtu pagi.
"Kemungkinan besar mereka meninggal akibat mengonsumsi umbi beracun, karena
saat mengonsumsi minuman alkohol itu mereka tidak apa-apa. Mereka keracunan
umbi yang kami duga juga menyebabkan efek memabukkan," ucap Gandi.

Masih diselidiki
Menurut Gandi, hingga kini, Polresta Tasikmalaya belum dapat memastikan, jenis
alkohol apa yang digunakan tiga remaja tersebut untuk pesta mabuk-mabukkan.
Sementara dari keterangan saksi, ubi beracun didapat dari hutan.
"Masih perlu didalami lagi penyebab kematiannya apa, ini terjadi karena ulah
mereka sendiri," ucap Gandi.
Menurut Gandi terkait penyalahgunaan alkohol dan obat batuk, pihak Polresta
Tasikmalaya sudah berulangkali melakukan sosialisasi dan razia untuk memberikan
efek jera kepada pengguna. Meskipun tidak semua kasus miras oplosan berujung
maut, Gandi memastikan miras oplosan tetap berbahaya jika dikonsumsi.
"Sejak enam bulan terakhir, ini kasus pertama remaja tewas akibat miras oplosan.
Kasus ini harus jadi bahan pelajaran bagi orang tua agar benar-benar bisa
mengawasi anaknya. Jangan sampai terlarut dalam pergaulan bebas," ujar dia.
Kepala Badan Nasional Narkotika Kota Tasikmalaya Tuteng Budiman mengatakan,
penyalahgunaan obat memang marak terjadi khususnya oleh remaja. Tuteng
berharap distribusi obat batuk tersebut bisa diawasi sepenuhnya oleh pemerintah
agar tidak kembali memakan korban.
"Ini sudah menjadi fakta, kami temukan buktinya di lapangan. Bahkan, sekarang di
kabupaten bahkan ada yang sampai tewas. Ini membuktikan bahwa obat batuk yang
digunakan tanpa resep dokter bisa membahayakan keselamatan manusia, kami
minta pendistribusiannya harus benar-benar diawasi," kata Tuteng.***

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/03/24/alkohol-70-dicampur-obat-batuk-2-remaja-
tasikmalaya-tewas-421798

Anda mungkin juga menyukai