Masih diselidiki
Menurut Gandi, hingga kini, Polresta Tasikmalaya belum dapat memastikan, jenis
alkohol apa yang digunakan tiga remaja tersebut untuk pesta mabuk-mabukkan.
Sementara dari keterangan saksi, ubi beracun didapat dari hutan.
"Masih perlu didalami lagi penyebab kematiannya apa, ini terjadi karena ulah
mereka sendiri," ucap Gandi.
Menurut Gandi terkait penyalahgunaan alkohol dan obat batuk, pihak Polresta
Tasikmalaya sudah berulangkali melakukan sosialisasi dan razia untuk memberikan
efek jera kepada pengguna. Meskipun tidak semua kasus miras oplosan berujung
maut, Gandi memastikan miras oplosan tetap berbahaya jika dikonsumsi.
"Sejak enam bulan terakhir, ini kasus pertama remaja tewas akibat miras oplosan.
Kasus ini harus jadi bahan pelajaran bagi orang tua agar benar-benar bisa
mengawasi anaknya. Jangan sampai terlarut dalam pergaulan bebas," ujar dia.
Kepala Badan Nasional Narkotika Kota Tasikmalaya Tuteng Budiman mengatakan,
penyalahgunaan obat memang marak terjadi khususnya oleh remaja. Tuteng
berharap distribusi obat batuk tersebut bisa diawasi sepenuhnya oleh pemerintah
agar tidak kembali memakan korban.
"Ini sudah menjadi fakta, kami temukan buktinya di lapangan. Bahkan, sekarang di
kabupaten bahkan ada yang sampai tewas. Ini membuktikan bahwa obat batuk yang
digunakan tanpa resep dokter bisa membahayakan keselamatan manusia, kami
minta pendistribusiannya harus benar-benar diawasi," kata Tuteng.***
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/03/24/alkohol-70-dicampur-obat-batuk-2-remaja-
tasikmalaya-tewas-421798