Oleh:
Nama: Putra Ramadani
NIM: 1774201179
Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning
E-mail: putraramadani111@gmail.com
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Haram.
Khulu' bisa haram hukumnya apabila dilakukan dalam dua kondisi berikut :
a. Apabila si isteri meminta Khulu' kepada suaminya tanpa ada alasan dan sebab
yang jelas, padahal urusan rumah tangganya baik-baik saja, tidak ada alasan
yang dapat dijadikan dasar oleh isteri untuk mengajukan gugatan cerai. Hal ini
didasarkan kepada hadist Nabi berikut:
"Tsauban berkata, Rasulullah saw bersabda: "Wanita yang mana saja yang
meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang jelas, maka haram baginya
untuk mencium wangi surga" (HR. Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).
b. Apabila si suami sengaja menyakiti dan tidak memberikan hak-hak si isteri
dengan maksud agar si isteri mengajukan Khulu', maka hal ini juga haram
hukumnya. Apabila Khulu' terjadi, si suami tidak berhak mendapatkan dan
mengambil 'iwadh, uang gantinya karena maksudnya saja sudah salah dan
berdosa. Dalam hal ini Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata" (QS. An-Nisa: 19).
Namun, apabila si suami berbuat seperti di atas lantaran si isteri berbuat zina
misalnya, maka apa yang dilakukan si suami boleh-boleh saja dan ia berhak
mengambil 'iwadh tersebut.
“Dan kamu tidak mampu berlaku adil diantara istri-istrimu, walaupun kamu
sangat ingin berbuat demikian” (An-Nisa’: 129).
KESIMPULAN
Cerai gugat (Khulu’) merupakan salah satu fenomena rumah tangga yang
sering terjadi dimasyarakat saat ini, seperti yang diakibatkan oleh suami
berpoligami.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://almanhaj.or.id/2382-al-khulu-gugatan-cerai-dalam-islam.html