Anda di halaman 1dari 4

II.

2 kapasitansi
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kapasitor, yaitu suatu alat yang dapat menyimpan
muatan. Kapasitor banyak digunakan dalam berbagai rangkaian listrik, misalnya: untuk
memilih atau mengatur frekuensi pada alat penerima (radio), sebagai filter dalam alat
catudaya, untuk menghilangkan loncatan bunga api listrik dalam sistem pembakaran
otomobil dan lain-lain.

Pada prinsipnya kapasitor terdiri dari dua konduktor dengan muatan sama besar tetapi
tak sejenis. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan diukur dengan besaran yang
disebut kapasitans. Besarnya kapasitans suatu kapasitor bergantung pada bentuk geometrinya
dan bahan yang menimbulkan kedua konduktor yang dinamakan dielektrik.

II.2 kapasitansi
Gambar 2.16 memperhatikann dua konduktor (selanjutnya tanpa memperhatikan bentuk
geometrinya, konduktor tersebut akan dinamakan plat) dengan beda potensial V dan muatan
yang ama tetapi tidak sejenis. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan kedua konduktor
dengan kutub-kutub sebuah baterai. Kombinasi konduktor bermuatan seperti itu merupakan
suatu alat yang disebut kapasitor.

Gambar 2.16 kapasitor yag terdiri dari dua konduktor dngan muatan sama besar tetapi
berlawanan tanda

Pada uraian selanjutnya muatan positif salah satu konduktor akan disebut muatan
kapasitor dan beda potensual antara kedua konduktor akan disebut beda potensial kapasitor.
Besar beda potensial V berbanding lurus dengan muatan kapasitor Q, atau dengan kata lain
hasil bagi muatan dan beda potensial suatu kapasitor berharga konstan. Hasil bagi tersebut
selanjutnya didefinisikan sebagai kapasitans C. Secara matematis dituliskan :
𝑄
C= (2.26)
𝑉

Perhatikan bahwa kapasitans C selalu merupakan besaran positif sehingga Q dan V


pada persamaan 2.26 selalu diambil harga positifnya. Dengan bertambahnya muatan Q, akan
bertambah juga beda potensialnya, namun hasil bagi Q/V selalu berharga konstan. Kapasitans
mempunyai satuan SI coulomb per volt (c/v) yang disebut farad (F). Dengan demikian :

1 F = 1 c/v

Dalam praktek, farad merupakan satuan yang sangat besar sehingga sering digunakan satuan
mikro farad (𝜇F) dan piko farad (pF) dengan :

1 𝜇F = 10−6 F dan 1 pF = 10−12 F

Pada uraian berikut akan terlihat bahwa kapasitans suatu kapasitor bergantung pada
susunan geometri dari kapasitor. Perhatikan suatu konduktor bola yang terisolasi dengan jari-
jari R dan bermuatan Q (konduktor bola ini dapat dianggap sebagai suatu kapasitor dengan
menganggap konduktor kedua suatu kulit bola yang konsentris dengan jari-jari tak
berhingga).
1 𝑄
Potensial bola adalah V= , sehingga kapasitans konduktor adalah:
4𝜋∈𝑜 𝑅

𝑄 𝑄
C= = 𝑄 = 4𝜋 ∈ 𝑜 𝑅 (2.27)
𝑉 4𝜋∈𝑜
𝑅

Persamaan 2.27 menunjukkan bahwa kapasitans konduktor bola bermuatan yang


terisolasi berbanding lurus dengan jari-jarinya dan tidak bergantung pada muatan maupun
potensialnya. Hal ini mengukuhkan pengamatan eksperimen bahwa C suatu tetapan, dan
muatan Q sebanding dengan potensial V.

Berikut ini akan diuraikan tiga bentuk kapasitor yang sering dijumpai yaitu : kapasitor
plat sejajar, kapasitor silinder koaksial, dan kapasitor bola konsentris. Dalam contoh-contoh
tersebut diandaikan bahwa ruang di antara konduktor penyusun kapasitor merupakan ruang
hampa.

A. kapasitor Plat Sejajar


Gambar 2.17 menunjukkan dua plat sejajar yang masing-masing luasnya A dan terpisah pada
jarak d. Plat pertama bermuatan +Q dan yang lainnya –Q. Muatan per satuan luas:

𝑄
𝜎=
𝐴

+Q -Q

Gambar : 2.7 Kapasitor plat sejajar

Jika jarak 𝑑 sangat kecil dibandingkan dengan ukuran plat,pengaruh bagian tepi dapat
diabaikan dan kuat medan listrik di antara kedua plat dapat dianggap serba sama.
Menurutpersamaan 1.23 besar kuat medan listrik E di antara kedua plat adalah:
𝜎 𝑄
𝐸= =
𝜖0 𝜖0 𝐴
Beda potensial antara kedua plat :

𝑄𝑑
𝑉 = 𝐸𝑑 =
𝜖0 𝐴
Sehingga kapasitas suatu kapasitor plat sejajar adalah :

𝑄 𝑄 𝜖0 𝐴
𝐶= = =
𝑉 𝑄𝑑/𝜖0 𝐴 𝑑
Jadi,kapasitas suatu kapasitor plat sejajar berbanding lusurus dengan luas masing-masing plat
dan berbanding terbalik dengan jarak kedua plat.

B. Kapasitor Silinder Koaksial

Kapasitor silinder koaksial (selanjutnya akan disebut kapasitor silinder) terdiri atas sebuah
silinder konduktor berjari-jari 𝑎 dan sebuah selubung silinder konduktor berjari-jari 𝑏 dengan sumbu
berhimpit dengan sumbu silinder pertama

(Gambar 2.18)

Gambar : 2.18 Kapasitor silinder dengan jari-jari dalam 𝑎 , jari-jari luar 𝑏 , dan panjang 𝑙

Jika kapasitor tersebut dihubungkan dengan suatu baterai, makan akan terjadi
perpindahan di antara kedua silinder sampai muatan pada silinder-silinder tersebut
menghasilkan beda potensial yang tepat sama dengan beda potensial baterai, Andaikan
muatan kapasitor silinder = Q, dengan menganggap panjang silinder 𝑙 jauh lebih besar
daripada 𝑎 maupun 𝑏 , pengaruh bagian tepi kapasitor dapat diabaikan, Dengan demikian,
kuat medan listrik yang dihasilkan kapasitor dapat dianggap terbatas hanya pada ruang antara
kedua silinder. Dengan menggunakan Hukum Gauss, apat dihitung kuat medan listrik di
antara kedua silinder, yaitu :

𝑄
𝐸𝑟 = (buktikan)
2𝜋𝜖0 ∙1∙𝑟

Beda potensial kaasitor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4 :


𝑏

𝑉 = |𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 | = | − ∫ 𝐸𝑟 𝑑𝑟
𝑎

𝑏
𝑄 𝑑𝑟 𝑄 𝑏
=|− ∫ |=|− ln
2𝜋𝜖0 1 𝑟 2𝜋𝜖0 1 𝑎
𝑎

𝑄 𝑏
𝑉= ln 𝑎
2𝜋𝜖0 1

Dari hasil-hasil tersebut, dapat dihitung kapasitas kapasitor silinder, yaitu :

𝑄 2𝜋𝜖0 𝑙
𝐶= = (2.29)
𝑉 ln(𝑏⁄𝑎)

C. Kapasitor Bola Konsentris


Kapasitor bola konentris (selanjutnya disebut kapasitor boal) terdiri atas sebuah bola
konduktor berjari-jari 𝑎 yang diselubungi oleh kulit bola yang konsentirs dengan jari-jari 𝑏,
seperti terlihat pada Gambar 2.19

isolator

-Q

Gambar 2.19 kapasitor bola dengan jari-jari dalam 𝑎 dan jari-jari luar 𝑏.

Anda mungkin juga menyukai