Pem Be Banan
Pem Be Banan
a. Beban Mati
Dalam bangunan yang dimaksud dengan beban mati adalah beratnya struktur
sendiri, berat dinding dan elemen-elemen lainnya yang permanen. Dalam perencanaan
arsitek menafsir dimensi bagian-bagian dari struktur guna menentukan tinggi bersih
dari ruangan yang diapit tiang-tiang pendukung. Perhitungan struktural yang medetail
selanjutnya diserahkan kepada insinyur sipil sebagai konstruktor. Bahan struktur yang
modern seperti baja bermutu tinggi beton pratekan dan campuran alumunium
mengurangi besarnya beban mati.
b. Beban Hidup
yang dimaksud dengan beban hidup adalah beban-beban yang dapat dipindah-
pindah atau berubah arah seperti orang, mesin, penyekat fleksibel yang tidak termasuk
struktur, air hujan dan salju yang terdapat di daerah yang beriklim dingin, tekanan dan
isapan angin, tekanan air, tekanan tanah juga termasuk beban hidup. Kebanyakan
beban-beban tersebut tidak menentu. Maka diambilah ketentuan-ketentuan yang aman
dan dianggap sebagai beban merata supaya uniform. Beban hidup untuk pembebanan
lantai tingkat misalnya rumah tinggal q = 200kg/m2, gedung konser atau bioskop dan
balkon q = 400kg/m2, sedangkan perpustakaan dengan buku-buku q = 600kg/m2.
c. Beban Angin
Beban angin menekan atau menghisap bangunan tidak menentu dan sukar
dipastikan. Hal ini termasuk ilmu aerodinamika. Faktor-faktor yang penting adalah
kecepatan angin, kepadatan udara, permukaan bidang dan bentuk dari bangunan.
Sebagai dasar perhitungan tekanan angin di Indonesia adalah 80kg/m2 pada bidang
tegak sampai setinggi 20m. Untuk menanggulangi tekanan dan isapan angin, perlu
dipasang penguat-penguat yang merupakan siku-siku, bangunan petak, gelagar dan
penguat sudut sebagai konstruksi penahan angin.
d. Beban Termis
Pondasi struktur bangunan dapat bergerak akibat dari beberapa sebab sehingga
seluruh bangunannya bergeser atau sebagian dari bangunan turun. Salah satunya
adalah gerakan tanah yang terdapat dibawah bangunan.
Gempa bumi terjadi akibat dari longsoran tanah, gerak tektonik dan letusan
gunung berapi mengakibatkan getaran-getaran pada permukaan kulit bumi. Gempa
bumi ada yang mendatar adapula yang vertikal. Yang arahnya mendatar 5 sampai 10
kali yang arahnya vertikal. Bila terjadi gempa bumi, hubungan-hubungan dan
landasan struktur mendapat goyangan-goyangan yang hendak mematahkan dan
menguji kekokohannya. Maka untuk bangunan empat lantai atau lebih dan bangunan
besar harus diadakan perhitungan terhadap gempa bumi.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan bangunan tahan gempa bukan berarti
bangunan itu tidak akan rubuh bila ada gempa. Secara prinsip bangunan tahan gempa
memiliki tiga kaidah sebagai berikut:
1. Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak akan mengalami kerusakan baik
pada elemen struktur (kolom , balok, atap, dinding dan pondasi) maupun pada
elemen non struktur (genteng dan kaca).
2. Bila terjadi gempa berkakuatan sedang bangunan bisa mengalami kerusakan
hanya pada elemen non struktur. Sedangkan elemen strukturnya tidak boleh
rusak.
3. Bila terjadi gempa berkekuatan besar, bangunan bisa mengalami kerusakan
baik struktur maupun non struktur namun tidak boleh membahayakan
penghuni yang ada di dalam bangunan. Penghuni harus mempunyai waktu
untuk menyelamatkan diri sebelum bangunan runtuh.
g. Beban Dinamis