Anda di halaman 1dari 12

Pengukuran Trase Saluran Tersier 0

BAGIAN IX

PENGUKURAN TRASE

SALURAN TERSIER

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 1

DAFTAR ISI

Hal

1. PENGUKURAN JARINGAN TERSIER


1.1 Pengukuran Trase Saluran Tersier 1
1.2 Pengukuran Poligon 1
1.3 Penyipatan Datar 2
1.4 Pengukuran Potongan Melintang 2
1.5 Pengukuran Topografi Trase Saluran Tersier 3

2. PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN


2.1 Perhitungan 4
2.2 Penggambaran 4

3. PETA TOPOGRAFI DAN PENGGAMBARAN TRASE SALURAN 6

4. HASIL-HASIL DAN DATA YANG HARUS DISERAHKAN 7


KEPADA PEMBERI PEKERJAAN

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 2

1. PENJELASAN UMUM

1.1 Maksud Pekerjaan

Pengukuran Trase saluran yang akan diukur adalah sebagai berikut:


Saluran pembawa dan saluran pembuang yang masih akan dipakai dan trase yang sedang
direncana, yang tata letak (layout)nya telah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan.

1.2. Lingkup Pekerjaan

Kegaitan-kegiatan yang tercakup dalam pengukuran trase saluran adalah :


1. Permasangan Bench Mark.
2. Pengukuran poligon.
3. Pengukuran sipat datar.
4. Pengukuran potongan melintang.
5. Pengukuran potongan memanjang.
6. Pengukuran topographi.
7. Perhitungan dan penggambaran.

1.3 Titik Ref erensi

Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau Benchmark yang ada di sekitar lokasi
pengukuran (peta dasar).
Misalnya: Titik Triangulasi, atau BM lainnya, atas persetujuan Pemberi Pekerjaan.

1.4 Peralatan dan Personil

1.4.1 Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus masih dalam keadaan baik (tidak
rusak) dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta. Semua alat ukur harus dicek
dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan apabila ada kerusakan Direksi berhak
memerintahkan untuk mengganti alat tersebut dengan yang baik.

1.4.2 Pelaksana Pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat latihan
dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang
diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang sedang dilatih dapat
digunakan asalkan mereka berada dalam pengawasan yang sebagaimana mestinya.
Manajer Proyek yang cakap akan dipekerjakan selama masa kontrak berlangsung

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 3

1.4.3 Pelaksana Pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan
akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang
telah ditetapkan. Pelaksana Pekerjaan harus pula menanggung biaya pekerjaan
tambahan/pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menurut penilaian
pihak Pemberi Pekerjaan.

1.5 Buku Ukur

Pelaksana Pekerjaan harus menggunakan buku ukur yang telah disediakan oleh Direksi
Pekerjaan. Semua tulisan dan catatan harus terang/jelas, mudah dibaca dan tidak boleh
dihapus.
Apabila ada kesalahan pencatatan hasil pengukuran maka harus dibetulkan dengan mencoret
yang salah dan menulis yang benar disampingnya.
Buku ukur yang digunakan harus disusun secara sistematis serta diberi indeks untuk
memudahkan penyimpanannya.
Semua data ukur, baik hasil pengukuran, hitungan, sketsa dan data lain, harus telah
diserahkan kepada Pemberi Pekerjaani untuk diperiksa sebelum penggambaran dimulai.
Apabila pelaksana Pekerjaannya menggunakan alat ukur Digital, softcopynya dimasukan
kedalam CD harus diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan..

1.6 Laporan

1.6.1 Laporan tim ukur telah tiba di lokasi, yaitu dengan mengirimkan fotokopi surat jalan
yang telah dibubuhi cap dan tanda tangan pejabat Pemberi Pekerjaan di mana lokasi
pengukuran berada.

1.6.2 Laporan Bulanan memuat laporan kemajuan pekerjaan yang dilakukan, kemajuan
pekerjaan lapangan harus diketahui oleh Direksi Pekerjaan, dan rencana pelaksanaan
bulan berikutnya, masalah yang ada dan lain-lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan dijilid dalam bentuk buku.
Laporan ini diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan selambat-lambatnya satu minggu
berikutnya.

1.6.3 Laporan hasil pengukuran dan perhitungan kerangka dasar poligon dan sipat datar
harus diserahkan secara bertahap kepada Direksi/Pengawas untuk diperiksa. Apabila
terdapat kesalahan pengukuran, maka Pelaksana Pekerjaan harus mengulangi bagian
pekerjaan yang salah tersebut sampai benar.

1.7 Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan Laporan Pendahuluan


yang memuat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personel, daftar peralatan dan
rencana keberangkatan, untuk dibahas bersama Direksi.
Pelaksanaan Pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja dan waktu pelaksanaan
dibuat seketat mungkin sehingga sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 4

2. HASIL-HASIL DAN DATA-DATA YANG HARUS DISERAHKAN KEPADA


PIHAK PEMBERI PEKERJAAN

Hasil-hasil dan data-data berikut akan diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan:

2.1 Print out peta dengan skala 1 : 2.000 yang dilengkapi dengan garis kontur sebanyak
6(enam) copy.

2.2 Peta dengan skala 1 : 2.000 yang dilengkapi dengan garis kontur pada kertas base
transparan yang stabil sebanyak 1(satu) set.

2.3 Print out Gambar potongan memanjang skala 1:2.000 ke arah horisontal dan 1 :200
ke arah vertikal yang dilengkapi dengan garis kontur dan Gambar potongan Melintang
sungai skala 1 :200 ke arah horisontal dan ke arah vertikal sebanyak 6(enam) copy

2.4 Gambar potongan memanjang skala 1:2.000 ke arah horisontal dan 1 200 ke arah
vertikal yang dilengkapi dengan garis kontur dan Gambar potongan Melintang sungai
skala 1:200 ke arah horisontal dan ke arah vertikal pada kertas base transparan yang
stabil sebanyak 1(satu) set.

2.5 Semua buku Ukur dan perhitungannya, dijilid dan diberi indeks dan dilengkapi
dengan keterangan sebanyak 2(dua). set (1 set asli, 1 set fotocopy)

2.6 Deskripsi Bench Mark sebanyak 10 (sepuluh) copy dan softcopynya dalam CD.

2.7 Laporan Pendahuluan yang memuat antara lain Program Kerja, personil dan
peralatan. Rencana Kerja/metoda kerja dan Titik Referensi yang akan digunakan dan
kondisi lapangan serta jadual pelaksaan diserahkan akhir bulan pertama sebanyak
10(sepuluh) copy

2.8 Laporan Bulanan yang berisi kemajuan pekerjaan disampaikan kepada Pemberi
Pekerjaan selambat-lambatnya 5 hari pada bulan berikutnya sebanyak 5(lima) copy.

2.9 Laporan Antara yang memuat antara lain progres pekerjaan, sisa pekerjaan, rencana
penyelesaian sisa pekerjaan, permasalahan yang timbul dilapangan dan penyelesaian
permasalahan sebanyak 10(sepuluh) copy.

2.10 Draft laporan akhir diserahkan satu bulan sebelum kontrak berahir, sebanyak
10(sepuluh) copy

2.11 Laporan akhir yang meliputi penelitian lapangan, proses serta hasilnya. Laporan
tersebut harus merinci metode sebenarnya yang digunakan, ketepatan sebenarnya
yang diperoleh, dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai serta pemecahannya, pada
seluruh tahap pekerjaan. Laporan itu meliputi diagram-diagram jaring poligon dan
sifat-sifat datar serta penjelasan mengenai semua titik-titik tetap dan titik-titik
koordinat. Laporan tersebut tidak boleh semata-mata mengulangi isi ketentuan-
ketentuan teknis, tetapi harus benar-benar berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan
sebanyak 10( sepuluh) copi dan softcopynya dalam CD.

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 5

2.12 Apabila pengukuran dilakukan menggunakan digital poin 2 dan 4 diserahkan


softcopy pada CD

3. METODE PENGUKURAN DI LAPANGAN

3.1 Pemasangan Bench Mark (BM.) dan patok kayu

3.1.2 Benchmark Kecil ukuran (6 x 100) cm lihat gambar 3.2 dipasang disetiap boks kuarter
atau tersier.

3.13. Pemasangan patok kayu setiap Jarak 50 m dan harus diukur sekurang-kurangnya dua
kali dengan pita ukur.

3.1.4 Tiap benchmark harus dibuat skets lokasinya dan difoto dalam dua posisi (jauh dan
dekat). Lihat Formulir 2.

3.3 Pengukuran Poligon

1. Semua alat Theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan diperiksa terus
selama pengamatan berlangsung. Kolimasi akan diperiksa apabila melebihi 1’ (satu
menit). Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan
pemeriksaan dan penyesuaian peralatan yang dilakukan.

1. Sudut horisontal pada setiap titik poligon harus diukur dengan Teodolit T0/Total Station
atau alat lain yang serupa dengan derajat ketelitian di atas 1’(satu detik)

2 Jarak antarpatok kayu adalah 50 m dan harus diukur sekurang-kurangnya dua kali dengan
pita ukur. metode spring station tidak diperbolehkan.

3 Setiap Bench Mark di boks kuarter atau tersier harus merupakan titik poligon.

4. Untuk pembacaan sudut, akan dipakai metode pembacaan satu seri.

5. Untuk mengontrol orientasinya, akan diadakan pengamatan azimut matahari, jika titik-
titik triangulasi yang sudah ada tidak terlihat lagi, dan/atau pada interval 25 titik di
sepanjang masing-masing poligon.

6. Pengukuran poligon mulai dari bangunan yang sudah ada atau yang baru
direncana dan mengikuti arah aliran air.

7. Pengukuran poligon mulai dan berakhir pada titik kontrol, dan harus diplot untuk
menggambarkan trase saluran.

8. Ketelitian sudut adalah 2,5’√N, di mana N = jumlah sudut. Ketelitian linier adalah 1/1.000.

9. Jika ternyata gambarnya berbeda dari tata letak akhir (definitif) yang telah dibuat
sebelumnya, maka pengukurannya harus dilakukan pengulangan(revisi).

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 6

3.4 Penyipatan datar/Waterpas

1. Bila trase saluran yang akan diukur adalah trase baru, maka elevasi kedua bagian atas
patok kayu dan elevasi tanah harus secara langsung dengan penyipatan datar.

2. Elevasi bagian atas setiap patok (5 cm) harus diukur sekurang-kurangnya dua kali dengan
sipat datar.

3. Sipat datar harus diukur dua kali dengan arah yang berlawanan.

4. Kesalahan penutup dalam penyipatan datar yang telah disebutkan di atas harus kurang dari
kesalahan yang diizinkan, dan diperkirakan dengan persamaan berikut:
- Kesalahan yang diizinkan (mm) = 10 mm √D
- D = jarak total penyipatan datar, km.

5. Jika trase saluran yang baru bertepatan dengan trase saluran yang sudah ada, maka elevasi
patok, dasar saluran dan tinggi tanggul kanan dan kiri harus diukur.

6. Jika trase saluran yang baru bertepatan dengan tanggul sawah, maka permukaan tanah
yang harus diukur adalah yang lebih tinggi.

7. Penyipatan datar harus mulai dan berakhir pada titik kontrol.

8. Alat sipat datar yang dipakai adalah Automatic Level.

3.5 Pengukuran Potongan Melintang

1. Alat yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah Automatic Level.

2. Pengukuran potongan melintang harus dilakukan di setiap titik dengan lebar minimum
7,5 meter untuk masing-masing sisi as saluran.

3. Lebar pengukuran harus ditambah di tempat-tempat tertentu, jika hal ini


dikehendaki oleh Pemberi Pekerjaan.

4. Untuk pengukuran ini, dapat dipakai metode stadia (stadia surveying method), atau
menggunakan pita ukur baja.

5. Pada lokasi bangunan harus dilakukan pengukuran potongan melintang.

6. Potongan melintang harus dibuat setiap jarak 50 m dan untuk daerah berkelok-kelok
setiap jarak 25 m.

7. Sketsa relief lapangan harus dicatat dalam buku ukur pada waktu melakukan
pengukuran potongan melintang.

3.6 Pengukuran Topografi Trase Saluran Tersier

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 7

1. Pelaksana harus memberikan peta topografi untuk trase saluran dengan lebar minimum
7,5 m (dengan skala 1: 2.000 dengan interval garis-garis kontur 0,5 m). Ini dapat
diperoleh dari peta-peta topografi daerah irigasi yang berhubungan.

2. Trase harus sejauh mungkin mengikuti tanggul sawah.

3. Sketsa kondisi lapangan harus dicatat dalam buku ukur pada waktu dilakukan
pengukuran topografi.

4. Untuk menghindari kekeliruan trase saluran, gambar-gambar pengukuran topografi harus


cocok dengan tata letak akhir.

5. Tanggul, jalan dan sebagainya harus diukur jika dilewati oleh trase saluran.

6. Alat yang dipakai adalah Wield T0atau Total Station.

4. PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN

4.1. Perhitungan

4.11. Perhitungan-perhitungan harus dilakukan dua kali secara terpisah, sekali di la-
pangan dan sekali dikantor.

4.1.2.Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa apakah pengamatan


telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4.1.3.Koordinat masing-masing titik potongan harus diukur dengan sistem proyeksi


seperti peta dasarnya dengan skala 1: 5.000 atau 1:2.000.

4.1.4. Untuk kontrol planimeter ini meliputi:


(a) pengecekan hasil penghitungan sudut dan jarak rata-rata
(b) pengecekan penutup sudut, untuk poligon tertutup
(c) pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi atau azimut matahari.
(d) perataan kesalahan sudut
(e) penghitungan dari ∆X dan ∆y untuk mencek hasil planimetrik.

4.1.5 Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi:

(a) pemeriksaan hasil hitungan dari ∑Bacaan belakang, ∑Bacaan muka, ∑Perbedaan
tinggi (∆h).
(b) perhitungan ∆h untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap (benchmark).
(c) perhitungan dari tiap loop/kring.
(d) penyesuaian dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya), agar
memperoleh ketinggian yang tepat untuk dipakai pada perhitungan rincik keting-
gian nantinya.

4.1.6 Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil
pengamatan serta hasil hitungannya segera dilakukan perhitungan definitif.

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 8

4.1.7 Perataan yang harus dihitung mencakup seluruh titik-titik triangulasi yang ada di
lapangan.

4.1.8 Perataan hasil pengamatan sudut harus sesuai dengan jumlah titik antara azimuth
azimut triangulasi atau pengamatan azimut matahari yang dapat diterima, seperti
yang telah ditentukan.
4.1.9 Perataan titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini berarti bahwa
koreksi dalam koordinat simpangan timur (easting) sama dengan :

salah-penutup dalam simpangan timur


——————————————— x jarak akumulasi
Jumlah jarak poligon seluruhnya
Hal yang sama berlaku untuk simpangan utara.

4.1.10 Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang didaftar di
bawah ini harus diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan sementara:
(a) Urutan cara perhitungan loop atau jalur poligon antara Benchmark.
(b) Salah-penutup sudut pada setiap bagian/seksi antara azimut matahari,
azimut kontrol, atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan,
bersama-sama dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
(c) Salah-penutup linier ∆X, ∆y dari setiap loop atau jalur poiigon antara
titik-titik simpul dan salah-tutup fraksi yang dipilih dengan jumlah titik.
(d) Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai dan
sebagainya.

4.1.11 Apa bila pencatatan dan Pehitungan hasil Pengamatan di lapangan menggunakan
peralatan digital, sehingga prosesnya melalui digitasi dengan program software
harus seizin Pemberi Pekerjaan.

4.2 Penggambaran

4.2.1 Konsep peta dan gambar harus dibuat pada kertas milimeter yang berkualitas baik.

4.2.2 Lembar indeks peta digambar berdasarkan grid peta.

4.2.3 Garis-garis kontur diplot dengan menginterpolasikan permukaan tanah asli sawah,
bukan dari tanggul sawah.

4.2.4 Garis silang untuk grid standar dibuat pada setiap 10 cm.

4.2.5 Semua benchmark (BM) dan titik triangulasi digambar dengan legenda yang di-
tentukandan dilengkapi dengan elevasi dan koordinat.

4.2.6 Semua titik detail digambar dan dituliskan elevasinya.

4.2.7 Pada tiap interval lima garis kontur, garis kontur dibuat tebal.

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 9

4.2.8 Pada tempat-tempat tertentu yang tidak mengurangi ketelitian peta, garis kontur
diputus untuk memperoleh ruangan guna menuliskan elevasi garis kontur tersebut

4.2.9 Sebelum mengerjakan penggambaran, Pelaksana Pekerjaan harus minta penjelasan


dahulu mengenai tata cara penggambaran kepada Direksi.

4.2.10 Ukuran gambar AI dan penggambaran dilakukan dengan sistem koordinat (tidak
bolehgrafis) dan dalam sistem proyeksi yang sama dengan peta dasar yang sudah ada.

4.2.11 Skala:
- Peta situasi trase saluran skala 1 : 2.000 interval kontur 0,25 meter untuk daerah datar
dan 0,50 meter untuk daerah yang berbukit.
- Penampang memanjang skala jarak 1: 2000 skala tinggi 1: 200
- Penampang melintang skala jarak dan skala tinggi 1: 100

4.2.12 Apabila proses penggambaran dilakukan dengan program software harus


dikonsultasikan Pemberi Pekerjaan..

4.2.13 Ketelitian Penggambaran


(a) Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari
0,3 mm, diukur dari titik kontrol horisontal terdekat.
(b) Titik kontrol posisi horisontal tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,3 mm,
diukur dari garis grid.
(c) Sembilan puluh lima person (95 %) dari bangunan penting seperti bendung, dam,
jembatan, saluran dan sungai tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm
diukur dari garis grid atau titik kontrol horisontal terdekat. Sisanya 5 % (lima persen)
tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 1,2 mm.
(d) Sembilan puluh persen (90%) dari penarikan garis kontur tidak boleh menyim-pang
lebih dari setengah kali interval kontur yang bersangkutan dari letak sebenarnya, yang
diperhitungkan dari titik kontrol horisontal, sisanya 10 % (sepuluh persen) tidak boleh
menyimpang dari satu kali interval kontur yang bersangkutan.
(e) Pada sambungan lembar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan,
saluran,sungai harus tepat tersambung. Batas pergeseran yang diperbolehkan
maksimum 0,3 mm.

5. PENGAWASAN PEKERJAAN

Pengawasan tentang mutu pekerjaan harus dilakukan oleh Pemberi Pekerjaan secara
ketat dan dilakukan terhadap 4(empat) Kiteria pengelompokan tahapan dalam
pekerjaan pengukuran yaitu :

5.1 Pengawasan persiapan

Dalam kegiatan ini harus diperiksa persiapan kontur mengenai:


a. program kerja
b. pencekan peralatan yang akan dipakai
c. pencekan personel yang akan berangkat
d. surat-surat perijinan dan sebagainya.
e. pengawasan ulang persiapan kantor di lapangan.

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 10

5.2 Pengawasan cara-cara pengukuran

5.2.1 Pengawasan dilakukan di lapangan mengenai cara-cara pengukuran :


a. Pengukuran Poligon
b. Pengukuran Waterpas
c. Pengukuran Matahari
d. Pengukuran Situasi.

5.2.2 Pengawasan dilakukan terutama menyangkut masalah cara-cara pengukuran, apakah


pekerjaan itu dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Jika ada
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, Pemberi Pekerjaan dapat memerintahkan
Pelaksana Pekerjaan supaya menyesuaikan cara-cara pengukurannya sesuai dengan
persyaratan teknis.

5.3 Pengawasan cara-cara perhitungan

5.3.1 Semua data pengamatan diperiksa apakah hasil-hasil perhitungannya memenuhi


persyaratan tekms yang telah ditentukan, seperti:

1. Persyaratan poligon :
a. α akhir - α awal = Σ sudut yang diukur + (n ± 2)180°
b. X akhir - X awal = Σ d sin a .
c. Y akhir - Y awal = Σ d cos a .

2. Persyaratan Waterpas:
Σ Δh = (10 √D) mm

5.4 Pengawasan cara-cara penggambaran

5.4.1 Pengawasan pekerjaan penggambaran dimaksudkan untuk mengawasi prosedur


penggambaran mulai dari data pembuatan grid peta, grid tepi sampai dengan pe-
narikan kontur.

5.4.2 Semua cara-cara penggambaran ini dicek dan harus sesuai dengan yang disyaratkan
pada persyaratan teknis yang ada.

5.4.3 Apabila ditemukan ketidakcocokan Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan perbaikan-


perbaikan seperlunya.

5.4.4 Setelah pengecekan di kantor maka pengecekan akhir dilakukan di lapangan, dengan
mencocokkan peta dengan keadaan di lapangan dengan melakukan beberapa uji petik.

Persyaratan Teknis – Pengukuran


Pengukuran Trase Saluran Tersier 11

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Anda mungkin juga menyukai