Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA

ACUAN KERJA

Kemah Kerja 2022

Dosen Pengampu Edisi: 1.01


Kemah Kerja 2022 Januari 2022
2

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang 3
Tujuan 3
Area Pengukuran 3
Waktu Pelaksanaan 4
Lingkup Pekerjaan Pelaksana 4

ACUAN TEKNIS
Pengukuran Titik Kontrol Horizontal 5
Pengukuran Titik Kontrol Vertikal 6
Monumentasi 7
Pengukuran Kontur dan Detail Situasi 8
Penggambaran Peta 10
Peralatan 11

HEALTH AND SAFETY EXECUTIVE


Job Safety Analysis 12
Emergency Response Plan 12

DELIVERABLE LIST
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
LAMPIRAN 15
3

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam rangka perencanaan dan peningkatan kualitas infrastruktur di Kampus ITB Cirebon yang terletak
di Cirebon, Jawa Barat, diperlukan informasi dasar berupa informasi topografi dan detail situasi pada
area rencana terbangun.

Tujuan
Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang detail mengenai bentuk
permukaan tanah secara umum dan dilengkapi dengan kenampakan khas berupa unsur-unsur alami
maupun buatan, sebagai dasar pembangunan infrastruktur berkelanjutan diarea ITB Cirebon. Informasi
tersebut didapat dengan melakukan pemetaan topografi dan detail situasi pada skala 1:1000.

Area Pengukuran
Area pengukuran terbagi menjadi satu area utama (30 Ha),

Gambar 1 Area pengukuran kemah kerja 2022


4

Waktu Pelaksanaan
Minggu ke-1 sampai minggu ke-2 bulan Juni 2022 (dua minggu).

Lingkup Pekerjaan Pelaksana


Lingkup pekerjaan pemetaan topografi dan detail situasi meliputi:
Persiapan
a. Kampus/Kantor
- Pembuatan usulan teknis dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran
- Pengurusan ijin survei dan pelaksanaan pekerjaan ke pihak-pihak yang terkait
- Penelusuran informasi mengenai kondisi lapangan
- Persiapan peralatan dan personel
- Melakukan komunikasi dengan pihak pemberi pekerjaan dengan baik
b. Lapangan
- Orientasi lapangan
- Persiapan perencanaan akomodasi dan mobilisasi menuju area pengukuran
- Persiapan material dan peralatan pendukung yang dibutuhkan
Pelaksanaan
- Pemasangan Benchmark (BM) dan patok pengukuran
- Pengukuran titik kontrol horizontal dan vertikal
- Pengukuran topografi dan detail situasi
- Pengukuran profil memanjang dan melintang
Pekerjaan Studio
- Pengolahan data
- Data manipulasi dan penggambaran hasil pengukuran sesuai dengan kaidah
kartografi yang berlaku secara nasional
Pelaporan
- Pelaksana diwajibkan untuk menyediakan laporan kemajuan harian. Laporan
kemajuan tersebut harus mencerminkan kemajuan keseluruhan kegiatan, baik
dalam tim kecil maupun tim keseluruhan
- Pembuatan laporan akhir
5

ACUAN TEKNIS

Pengukuran Titik Kontrol Horizontal


Titik kontrol horizontal terbagi menjadi dua jenis. Titik kontrol pada jenis pertama merupakan titik kontrol
GNSS, sedangkan pada jenis kedua merupakan titik kontrol polygon yang dapat diukur menggunakan
teknologi ETS (Electronic Total Station).

Titik kontrol GNSS terbagi menjadi dua, yaitu titik kontrol GNSS utama dan turunan. Titik kontrol
GNSS utama diukur dengan spesifikasi sebagai berikut:
• Sistem koordinat yang digunakan adalah SRGI 2013.
• Pengukuran dilakukan dengan menggunakan perangkat GNSS tipe geodetik setidaknya memiliki
frekuensi ganda.
• Pengukuran dilakukan dengan metode statik dengan lama pengamatan setidaknya 3 x 12 jam untuk
pengamatan dengan panjang baseline maksimum 400 km.
• Pengukuran dilakukan pada tugu yang sudah berdiri kokoh dan permanen.
• Pengamatan diikatkan setidaknya ke satu stasiun GNSS kontinyu (CORS) yang dioperasikan
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
• Interval pengamatan setidaknya 15 detik.
• Pengolahan data dengan baseline maksimum 400 km harus dilakukan menggunakan perangkat
lunak ilmiah.
• Pengolahan data dengan baseline maksimum 25 km dapat dilakukan menggunakan perangkat
lunak komersial.
• Koordinat hasil akhir titik control GNSS utama merupakan nilai rerata dari tiga hasil
pengamatan data GNSS dengan selisih pada tiap pengamatan maksimum 2,5 cm untuk arah
horizontal dan 10 cm untuk arah vertikal.
• Setiap pelaksanaan pengamatan GNSS harus didokumentasikan pada formulir terlampir.

Untuk pengukuran titik kontrol GNSS turunan diukur dengan spesifikasi sebagai berikut:

• Sistem koordinat yang digunakan adalah SRGI 2013.


• Pengukuran setidaknya dilakukan dengan menggunakan perangkat GNSS frekuensi tunggal.
• Pengamatan diikatkan setidaknya ke satu titik kontrol GNSS utama.
6

• Baseline maksimum yang diizinkan adalah 2 km.


• Pengukuran dilakukan dengan metode statik dengan lama pengamatan setidaknya 90 menit.
• Pengukuran dilakukan pada tugu yang sudah berdiri non permanen, namun dapat bertahan
hingga akhir kegiatan lapangan.
• Interval pengamatan setidaknya 1 detik.
• Pengolahan data daoat dilakukan menggunakan perangkat lunak komersial.
• Setiap pelaksanaan pengamatan GNSS harus didokumentasikan pada formulir terlampir.

Titik kontrol polygon diukur dengan spesifikasi sebagai berikut:


• Pengukuran kerangka horizontal harus terikat sempurna pada titik kontrol GNSS utama atau
turunan.
• Kualitas pengukuran kerangka polygon harus memenuhi standar pengukuran orde 4 sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) Jaring Kontrol Horizontal Nomor 19- 6724-2002.
• Kualitas pengukuran seperti disebut pada point 2 diatas, berlaku untuk jaring kerangka pengukuran
seluruh wilayah pengukuran maupun parsial/blok.
• Penanda pengukuran kerangka horizontal di lapangan menggunakan penanda non permanen,
namun dapat bertahan hingga akhir kegiatan lapangan.
• Data pengukuran harus ditulis dengan rapi pada formulir pengukuran kerangka horizontal
yang disediakan dan dilengkapi dengan sketsa lapangan..

Pengukuran Titik Kontrol Vertikal


• Titik Kontrol Vertikal direferensikan pada geoid model EGM2008 pada salah satu titik kontrol
utama.
• Pengukuran jaring kontrol vertikal menggunakan alat sipat datar.
• Hasil pengukuran kerangka vertikal harus memenuhi standar kelas LC dengan orde
tertingginya sesuai dengan SNI Jaring Kontrol Vertikal Nomor 19-6988-2004.
• Kualitas pengukuran seperti disebut pada point 3 diatas, berlaku untuk jaring kerangka
pengukuran seluruh wilayah pengukuran maupun parsial/blok.
▪ Penanda pengukuran kerangka vertikal di lapangan menggunakan penanda non
permanen, namun dapat bertahan hingga akhir kegiatan lapangan.
▪ Data pengukuran harus ditulis dengan rapi pada formulir pengukuran kerangka vertikal yang
disediakan dan dilengkapi dengan sketsa lapangan.
7
Monumentasi
Monumentasi dari titik kerangka dasar horizontal dan vertikal dipasang sedemikian rupa pada tanah
yang stabil dan aman dari gangguan. Perlu diperhatikan bahwa seluruh monumentasi yang telah dibuat
dapat berfungsi sebagai titk kerangka dasar horizontal dan vertikal.

Pemasangan monumentasi pada titik kontrol GNSS utama memiliki spesifikasi sebagai berikut:

• Monumentasi dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3.
Kerangka monumentasi terbuat dari pipa PVC dengan diameter 165 mm yang diberi tulangan
berdiameter 8 mm sepanjang 300 mm yang diletakkan melintang pada bagian bawah pipa PVC.

▪ Panjang monumentasi adalah 100 cm, dengan 75 cm bagian terdapat didalam tanah. Bagian
tengah monumentasi dipasang baut dengan panjang 10 cm dan berdiameter 1 cm sebagai penanda
titik centering.
• Monumentasi diberi penamaan yang jelas dan memiliki struktur penamaan yang jelas. Pelaksana
kegiatan harus dapat menjelaskan struktur penamaan tersebut pada porposal.
• Monumentasi titik kontrol GNSS utama dapat diilustrasikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Ilustrasi monumentasi titik kontrol GNSS


8

Sedangkan untuk pemasangan monumentasi pada titik kontrol GNSS turunan dan polygon
adalah sebagai berikut:
• Monumentasi dapat menggunakan penanda tidak permanen, namun dapat bertahan hingga
akhir pelaksanaan pekerjaan lapangan. Bentuk dan spesifikasi dari penanda tersebut harus
disertakan pada proposal yang dibuat oleh pihak pelaksana.
• Monumentasi diberi penamaan yang jelas dan memiliki struktur penamaan yang jelas. Pelaksana
kegiatan harus dapat menjelaskan struktur penamaan tersebut pada porposal.
• Penanda non-permanen yang dipasang selama kegiatan lapangan berlangsung harus dicabut
setelah kegiatan berakhir.

Pengukuran Kontur dan Detail Situasi


Pengukuran kontur adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi topografi di
lokasi pengukuran, sedangkan kegiatan pengukuran detail situasi dilakukan untuk memetakan unsur-
unsur alam dan buatan manusia. Pengukuran kontur dan detail situasi dilakukan dengan memenuhi
spesifikasi berikut:
• Pengukuran menggunakan metode tachimetri dengan alat berketelitian minimum 5”.
• Kerapatan titik pengamatan topografi harus kurang dari sama dengan 1 cm pada skala peta, dan
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
▪ Objek yang harus dipetakan harus sesuai dengan Undang-undang Informasi Geospasial
Pasal 12, dengan mengecualikan batas wilayah, dan disesuaikan dengan skala peta.
▪ Klasifikasi penutup lahan mengikuti SNI Klasifikasi Penutup Lahan Nomor 7645:2010 dan
disesuaikan dengan skala peta.
▪ Objek yang dipetakan harus lolos uji akurasi yang dilakukan oleh tim pengawas dan dilakukan
secara independent dengan mengikuti aturan Perka BIG Nomor 15 Tahun 2014.
▪ Penggunaan titik bantu diperkenankan dengan menggunakan metode tachimetri.Titik bantu dapat
diturunkan hingga dua tingkatan dari titik kerangka dasar dan vertikal, sebagaimana diilustrasikan
pada Gambar 3.
10

Gambar 3 Ilustrasi penggunaan titik bantu

Sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah kerja, pihak pelaksana diperkenankan
untuk melakukan kegiatan pengukuran detail situasi pada area tersebut.

Penggambaran Peta
1. Penggambaran peta rupabumi mengacu pada SNI Penyajian Peta Rupa Bumi Skala
1:25000 No. 6502.2:2010, dan disesuaikan dengan skala 1:1000
2. Format softcopy peta dalam format CAD
3. Peta final yang akan diserahkan harus disetujui oleh tim pengawas
11

Peralatan
1. Peralatan harus dipastikan bekerja dengan baik dan memenuhi standar sebelum kegiatan
lapangan berlangsung
2. Pengecekan kesalahan kolimasi, kesalahan indeks, dan kesalahan garis bidik pada alat terkait
dilakukan setiap hari sebelum kegiatan lapangan dilaksanakan, dan didokumentasikan
pada formulir terlampir
3. Daftar peralatan beserta spesifikasi dan dokumentasinya harus disampaikan pada proposal
12

HEALTH AND SAFETY ENVIRONMENT


Health and Safety Environment (HSE) merupakan rujukan yang harus ditentukan dan diterapkan
pelaksana kegiatan selama kegiatan pengukuran berlangsung untuk menjamin keselamatan serta
terciptanya lingkungan kerja yang produktif. HSE terdiri dari dua hal, yaitu Job Safety Analysis serta
Emergency Response Plan. HSE dibuat dengan mempertimbangkan protokol penanganan COVID-19.

Job Safety Analysis


1. Job Safety Analysis (JSA) harus disetujui oleh Tim Pengawas sebelum pekerjaan
lapangan dimulai.
2. JSA yang disetujui disampaikan kembali pada seluruh tim sebelum kegiatan harian
dimulai.
3. Format JSA mengikuti format yang disediakan.

Emergency Response Plan


1. Bagan koordinasi ketika keadaan darurat harus sudah disetujui sebelum pekerjaan
lapangan dimulai.
2. Dalam bagan ERP, harus tercantum nama, posisi dan nomor kontak yang dapat
dihubungi (aktif).
3. Seluruh peserta, panitia, asisten, teknisi dan dosen harus mendapatkan salinan ERP .
13

DELIVERABLE LIST
1. Peta topografi skala 1:1000 (hardcopy dan softcopy, format: dwg dan pdf).
2. Data lapangan (formulir asli).
3. Dokumentasi harian tiap tim dalam bentuk digital.
4. Laporan harian berupa resume laporan dan update kurva-S.
5. Laporan kegiatan akhir
14

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


Anggaran biaya pekerjaan pemetaan topografi dan detail situasi di area ITB Cirebon dapat
diajukan dengan pagu maksimum owner estimate atau pemberi pekerjaan.
15

LAMPIRAN
Hazard Identifications Risk Assessment
Job Safety and Environment Analysis (JSEA)
Facility/ Lokasi : Assessed by (dipersiapakan Oleh) :
Job/ Pekerjaan/ Aktifitas : Tanggal/Bulan :
Job Dilakukan oleh (jabatan) : Revisi No :
Group Leader untuk Preventive action : :
JSA Number : Disetujui oleh Ka Departemen / Section : SHE Coordinator :

Urutan Potensi Akibat yang Tindakan Tingkat


Lokasi/ K3 Rekomendasi
kegiatan pada Bahaya ditimbulkanya. Pengendalian Kemungkinan Akibat Resiko /
No. Kegiatan/ pengendalian Peraturan terkait
pekerjaan (Hazard/ ( Consequence yang telah (K) (A) Dampak
Bahan S H tambahan
(Proses) Aspek) /Dampak) dilakukan (K)x(A)

Eliminasi, subtitusi, engineering desain, dengan cara administrasi atau memberlakukan prosedur operasional (Work Instruction) serta fasilitas Alat pelindung diri

Likelihood/ Kemungkinan terjadi Severity/ Kemungkinan besarnya dampak B. Dampak bagi Aset/ Perlengkapan/Lingkungan Tabel Nilai Resiko
1. Rare = practically impossible A. Dampak bagi Personal 1. Insignificant = loss < 5,000,000.
2. Unlikely = may occur at some time 1. Insignificant = no treatment required, 2. Minor = 5,000,001 < loss < 50,000,000. Likeli- Severity of Risk
3. Possible = could occur or “I have heard of level short time injury 3. Moderate = 50,000,001< loss < 500,000,000 hood 1 2 3 4 5
it happening” 2. Minor = first aid 4. Major = 500,000,0001 < loss <
4. Likely = known to occur or “it has happened” 3. Moderate = MTI or LTI by 1,000,000,000. 1 L L L M H
5. Almost Certain = occur in most doctor certificate 5. Catastrophic = loss > Rp 1,000,000,000. 2 L L M H H
circumstances 4. Major = permanent disability or
or repeating occurrence single fatality 3 L M H H E
5. Catastrophic = multiple fatalities 4 M H H E E
5 H H E E E
Prosedur-QSHE-001/S1 Rev 0
FORMULIR PENGAMATAN GNSS
1/3

Nama Titik : Hari, Tgl :


Lokasi : Pelaksana : 1.
2.

Tim :
Operator : 1.
Surveyor :
2.

Antenna & Receiver


Antenna Receiver
- Tipe : - Tipe :
- No Seri : - No Seri :

Pengamatan
Nama File Session #ID
DD/MM/YY (UTC) Day Of Year (DoY)
0
Elevation Mask Epoch Interval Sec
Awal Obsrv (UTC) Akhir Obsrv (UTC)

Koordinat Pendekatan (3D)


Lintang (S / N ) Bujur (E/W) Tinggi Ellipsoid (m)

Tinggi Antenna
Tinggi Miring Tinggi Tegak
Sebelum Pengamatan : Setelah Pengamatan :
1. ……………………….(m) 1. ……………………….(m)
2. ……………………….(m) 2. ……………………….(m)
3. ……………………….(m) 3. ……………………….(m)

Sketsa DETAIL Lokasi Pengamatan

330 30
Elevation

300 60

270 90 90
60
45
240 30 120
Azimuth 15

210 150
180
FORMULIR PENGAMATAN GNSS
2/3

Nama Titik : Hari/Tgl :


Lokasi : Pelaksana : 1.
2.

Sketsa UMUM Lokasi Pengamatan

Diusahakan memberi nama jalan yang umum orang tahu (dan nama yang sebenarnya) serta
kantor ; detail –detail yang unik .

…….………………….., ……………………………………

Diperiksa /Disetujui oleh : Digambar oleh :

( ) ( )
FORMULIR PENGAMATAN GNSS
3/3

Nama Titik : Hari/Tgl :


Lokasi : Pelaksana : 1.
2.

Catatan Survey
Catat masalah/kejadian yang muncul dan kondisi cuaca yang bisa mempengaruhi kualitas data

………………,…………………………
Diperiksa/Disetujui oleh : Ditulis oleh :

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai