Anda di halaman 1dari 1

Nama : Helmy Octavian Mahaztra Nugraha

No. Mahasiswa : 15270


Prodi : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan

Apakah Interaksi Sosial terjadi pada pertanian?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai judul di atas, hendaknya lebih dahulu
diketahui apa itu interaksi sosial. Mengacu terhadap materi perkuliahan Sosiologi Pertanian
pada pertemuan sebelumnya, interaksi sosial merupakan suatu tindakan yang terjadi antara dua
orang atau lebih berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam
masyarakat. Bentuk-bentuk terjadinya interaksi sosial yaitu, koperasi/kerjasama, kompetisi dan
konflik. Sebagai contoh nyata, ada cerita tentang interaksi sosial yang terjadi di desa Coper,
kecamatan Jetis, kabupaten Ponorogo. Interaksi sosial dimulai dari masa pengolahan lahan
pertanian. Pemilik lahan akan mencari pekerja atau buruh tani untuk membajak sawah. Setelah
itu, sawah siap untuk ditanami. Pemilih lahan atau petani lalu mencari pekerja untuk membantu
menanam di sawah. Sebelum penanaman, petani akan membeli benih di toko pertanian. Setelah
masa penanaman usai, tibalah saat perawatan tanaman. Pertumbuhan tanaman tidak terlepas
dari adanya gangguan, baik itu hama maupun penyakit tanaman. Petani kemudian membeli
obat dan pupuk untuk kebutuhan tanaman. Sebenarnya ada bantuan dari kelompok tani namun
tidak cukup. Maka dari itu, petani mencari kebutuhan saprotan yang kurang. Apabila masa
tanam pada musim penghujan, maka petani akan mengandalkan pengairan melalui datangnya
air hujan. Namun yang terjadi pada masa sekarang adalah mudahnya air menguap dan daya
simpan tanah terhadap air yang berkurang. Maka petani akan mengandalkan pengairan melalui
saluran air dari sungai. Suatu ketika pernah terjadi persaingan untuk mendapatkan air. Petani
A menutup aliran air sungai yang menuju sawah petani B dan mengalirkan air ke sawahnya.
Petani B sontak tidak terima atas apa yang terjadi pada pengairan sawahnya. Petani B lalu
menghampiri petani A dan mengatakan bahwa sawahnya belum terkena air secara merata.
Petani A tidak kalah sengitnya dan mengatakan bahwa sawahnya juga membutuhkan
pengairan. Kemudian datang petani C yang mendamaikan kedua petani tersebut. Kemudian
masa panen pun tiba. Petani mencari perkerja untuk membantu memanen hasil tanam. Setelah
itu hasil panen diangkut ke rumah. Komoditas seperti bawang merah di Coper dilakukan
pemangkasan umbi dari daunnya. Proses ini membutuhkan bantuan dari tetangga sekitar rumah
untuk memotong daun dari umbi bawang. Tetangga yang membantu selain mendapat upah
uang juga mendapatkan upah berupa bawang merah. Petani menyimpan sebagian dari hasil
panen untuk kebutuhan sehari-hari. Petani juga memberikan sebagian kecil dari hasil panen
kepada tetangga sekitar. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh para petani.
Petani lalu menghubungi pedagang untuk transaksi jual beli hasil panen. Cerita di atas
merupakan bukti bahwa interaksi sosial terjadi pada pertanian yang mana melibatkan banyak
orang didalamnya. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial benar
terjadi pada pertanian.

Anda mungkin juga menyukai