Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sanitas

“Pemeriksaan Radiologi Thorax Dan Trachea”

Laporan
Diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas praktikum yang berbentuk jurnal sanitas

DIV-TRO 2017

Disusun oleh:
1. Rizka Jullieni Rahmadini (P23130117048)
2. Shelsa Ramadhanti (P23130117050)

Kelas 1B – D4 TRO 2017

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

2018
PEMERIKSAAN RADIOLOGI THORAX DAN TRACHEA

Rizka Jullieni Rahmadini1) dan Shelsa Ramadhanti2)


1
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Poltekkes Jakarta 2, Jl. H. Bakri, Jakarta
Timur, 13430
2
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Poltekkes Jakarta 2, Jl. Parung Jaya,
Tangerang, 15158
Email: jrrizkahend@gmail.com
Abstrak

Thorax adalah sebuah rongga yang berbentuk kerucut dengan bagian belakang lebih panjang dari
bagian depan. Pemeriksaan radiografi thorax sangat penting karena penyakit paru belum bisa dilakukan
penyembuhan secara pasti tanpa pemeriksaan radiografi thorak terlebih dahulu. Kelainan-kelainan dini
pada paru juga dapat diketahui dalam pemeriksaan radiografi thorax sebelum gejala klinis muncul.
Pada pemeriksaan kali ini, kami berfokus pada pemeriksaan terhadap paru dengan meliputi,
pemeriksaan thorax, pemeriksaan apex paru dan pemeriksaan trachea, dengan tujuan untuk melihat
berbagai macam jenis patologi pada paru. Pemeriksaan ini diikuti dengan berbagai metode yaitu, untuk
Pemeriksaan Thorax dengan Proyeksi AP, PA dan Lateral, Pemeriksaan Apex Paru dengan Proyeksi AP
Lordotik, dan Pemeriksaan Trachea dengan Proyeksi AP.
Kata Kunci: thorax, patologi, metode pemeriksaan

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemeriksaan radiologi thorax merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Indikasi


pemeriksaan radiologi thorax banyak sekali. Pada umumnya, para penderita yang
memerlukan pemeriksaan radiografi thorax dapat dibagi dalam tiga golongan: (a) mereka
yang tergolong pemeriksaan massal dada secara rutin; (b) mereka yang menunjukkan
gejala-gejala yang mengarah kepada suatu kelainan di dalam thorax; dan (3) mereka yang
menunjukkan gejala-gejala konstitusionil umum, atau dengan sesuatu penyakit dalam
salah satu bagian lain dari tubuh, yang mungkin disebabkan atau didapati bersamaan
dengan sesuatu kelainan dalam thorax. (Sudarmo, 1981:251)

Foto thorax biasanya dilakukan untuk melihat kelainan pada jantung, diafragma,
dinding thorax dan paru-paru. Pada pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat
ini dapat dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan
pasti sebelum dilakukan pemeriksan radiologik. Selain itu, berbagai kelainan dini dalam
paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen sebelum timbul gejala-
gejala klinis, sehingga pemeriksaan secara rutin pada orang-orang yang tidak mempunyai
keluhan apa-apa sudah menjadi prosedur yang lazim dalam pemeriksaan kesehatan
masyarakat secara massal. (Rasad, 1998:85)

Pada pemeriksaan kali ini, kami berfokus kepada permasalahan gangguan sistem
pernapasan, yang meliputi bagian trachea hingga paru yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam makalah ini.

2. Rumusan Masalah
a) Apasaja indikasi klinis pemeriksaan pada thorax?
b) Apasaja metode pemeriksaan pada thorax?
c) Bagaimana prosedur pemeriksaan thorax?
3. Tujuan
a) Untuk mengetahui jenis indikasi klinis pada pemeriksaan thorax
b) Untuk mengetahui metode pemeriksaan pada thorax
c) Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan thorax

METODE PENELITIAN

Pada laporan kali ini, kami memiliki lima metode penelitian, yaitu Proyeksi PA, AP
dan Lateral untuk Thorax lalu Proyeksi AP Axial untuk Apex Paru dan Proyeksi AP untuk
Trachea.

Langkah-langkah pembuatan foto thorax

A. Persiapan alat dan bahan

1. Meja pemeriksaan

2. Film, kaset

3. Marker dan asesoris lain

4. Pesawat Rontgen
B. Indikasi pemeriksaan

Indikasi dilakukannya foto thorax antara lain :

1. Infeksi traktus respiratorius bawah, Misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia

2. Batuk kronis

3. Batuk berdarah

4. Trauma dada

5. Tumor

6. Nyeri dada

7. Metastase neoplasma

8. Penyakit paru akibat kerja

9. Aspirasi benda asing

C. Persiapan pemeriksaan

1. Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan

2. Memilih teknik radiografi yang tepat

3. Memberikan instruksi kepada pasien


D. Posisi pemeriksaan

Posisi PA (Postero Anterior)

1. Posisi Pasien
a) Pasien berdiri dengan kedua kaki, beban tubuh
ditumpukan pada kedua kaki,
b) Dagu ekstensi, bersanggah menyentuh IR,
c) Tangan diletakan pada pinggul posterior, telapak
tangan menghadap ke posterior, siku fleksi,
d) Bahu dirotasikan kedepan menyentuh IR untuk
membebaskan scapulae agar bergerak
kearah lateral bebas dari lapangan paru,
e) Bahu ditekan kebawah agar clavicula berpindah
ke inferior apices atau apex.
2. Posisi Objek
a) Luruskan midsagittal plane pada pertengahan IR,
b) Pastikan tidak adanya rotasi dari thorax dengan memastikan midcoronal plane sejajar
dengan IR,
c) Letakan pertengahan IR setinggi vertebrae thoracal VI,
3. Central Point
Pada midsagittal plane setinggi vertebrae thoracal VI atau palpasi
pada angulus inferior scapulae.
4. Central Ray
Horizontal tegak lurus IR.
5. Focus Film Distance
72 inches atau setara dengan 180 cm.
6. Kaset
Ukuran kaset yang digunakan adalah 35 x 35 cm.
7. Kolimasi
Kolimasi diletakan pada area paru, batas superior-nya adalah vertebrae prominent dan
pada bagian batas lateral-nya adalah pada batas bagian kulit terluar.
8. Pernapasan
Iinspirasi penuh dan tahan napas.
9. Kriteria Radiograf
Struktur yang akan tampak pada radiograf adalah:
a) Seluruh lapangan paru dari bagian apex hingga costophrenic angel (phrenicus costalis),
b) Tidak adanya rotasi ditandai sternum tercitra pada area vertebrae,
c) Lapangan udara pada trachea dipertengahan radiograf,
d) Scapulae tercitra diluar lapangan paru,
e) Costae pertama hingga ke sepuluh tampak berada diatas diaphragm,
f) Bayangan halus costae dan vertebrae thoracalis bagian superior terlihat melintasi pada
bayangan jantung,
g) Tulang-tulang pembentuk thorax.
Posisi AP (Anterio Posterior)

1. Posisi Pasien
a) Pasien duduk di meja pemeriksaan atau supine, dengan kedua
lengan berada disamping tubuh.
b) Sejajarkan MSL pada pertengahan meja pemeriksaan
2. Posisi Objek
a) Luruskan midsagittal plane pada pertengahan IR,
b) Pastikan tidak adanya rotasi dari thorax dengan
memastikan midcoronal plane sejajar dengan IR,
c) Letakan pertengahan IR setinggi vertebrae thoracal VI,
3. Central Point
Pada midsagittal plane setinggi vertebrae thoracal VI atau
palpasi pada angulus inferior scapulae.
4. Central Ray
Horizontal tegak lurus IR.
5. Focus Film Distance
72 inches atau setara dengan 180 cm.
6. Kaset
Ukuran kaset yang digunakan adalah 35 x 35 cm.
7. Kolimasi
Kolimasi diletakan pada area paru, batas superior-nya adalah vertebrae prominent dan
pada bagian batas lateral-nya adalah pada batas bagian kulit terluar.
8. Pernapasan
Iinspirasi penuh dan tahan napas.
9. Kriteria Radiograf
Struktur yang akan tampak pada radiograf adalah:
a) Seluruh lapangan paru dari bagian apex hingga costophrenic angel (phrenicus costalis),
b) Tidak adanya rotasi ditandai sternum tercitra pada area vertebrae,
c) Lapangan udara pada trachea dipertengahan radiograf,
d) Scapulae tercitra diluar lapangan paru,
e) Costae pertama hingga ke sepuluh tampak berada diatas diaphragm,
f) Bayangan halus costae dan vertebrae thoracalis bagian superior terlihat melintasi pada
bayangan jantung,
g) Tulang-tulang pembentuk thorax.
Proyeksi Lateral Thorax

1. Posisi Pasien
a) Pasien berdiri, sisi sinistra menempel pada IR, terkecuali pasien dengan keluhan pada sisi
sebelah dextra,
b) Beban tubuh bertumpu pada kedua kaki,
c) Kedua lengan diangkat keatas kepala dan dagu ekstensi.
2. Posisi Objek
Atur midcoronal plane tegak lurus pada pertengahan IR dan midsaggital plane sejajar
den IR sehingga true lateral.
3. Central Point
Pertengahan thorax yaitu setinggi vertebrae thoracal VI pada midcoronal plane.
4. Central Ray
Horizontal tegak lurus terhadap IR.

5. Focus Film Distance

72 inches atau setara dengan 180 cm.

6. Kaset
Ukuran kaset yang digunakan adalah 35 x 35 cm.
7. Kolimasi
Kolimasi diletakan pada area dari lapangan paru.
8. Pernapasan
Inspirasi penuh dan tahan napas.
9. Kriteria Radiograf
Struktur yang akan tampak pada radiograf adalah:
a) Lapangan paru dari bagian lower apex hingga costophrenic angel (pherinicus costalis),
b) Lengan atau jaringan adipose tidak menutupi lapangan apex paru,
c) Costae dan vertebrae thoracal saling superposisi,
d) Sternum dalam aspek lateral menandakan true lateral,
e) Tulang sternum aspek lateral,
f) Hilum tertutup bayangan jantung,
g) Kontur jantung dan diaphragm,
Proyeksi AP Axial Apex Paru
1. Posisi Pasien
a) Pasien supine menghadap tube dengan lengan disebelah tubuh.
b) Sejajarkan MSL dengan pertengahan kaset.
2. Posisi Objek
Atur midsaggital plane sejajar den IR sehingga true AP
3. Central Point
Pertengahan sternum
4. Central Ray
150-250 Cranially

5. Focus Film Distance

72 inches atau setara dengan 180 cm.

6. Kaset
Ukuran kaset yang digunakan adalah 24 x 30 cm.
7. Kolimasi
Kolimasi diletakan pada area dari lapangan paru.
8. Pernapasan
Inspirasi penuh dan tahan napas.
9. Kriteria Radiograf
Struktur yang akan tampak pada radiograf adalah:
b) Clavicula terlempar ke atas paru
c) Bagian distal Clavicula terlihat pada sternum simetris terhadap
CV Cervicalis
d) Clavicula tampak horizontal dengan bagian akhir medialnya
overlap dengan costa ke 1 atau ke 2
e) Costa mengalami distorsi dengan bagian anterior dan
posteriornya saling superposisi
Posisi Trachea AP (Anterio Posterior)

1. Posisi Pasien

a) Pasien beridiri tegak menghadap tube sinar x


b) Sejajarkan MSL pada pertengahan bucky stand
2. Posisi Objek
a) Luruskan midsagittal plane pada pertengahan IR,
b) Pastikan tidak adanya rotasi dari trachea6 dengan
memastikan midsagital plane sejajar dengan IR,
c) Letakan pertengahan IR setinggi pertengahan sternum
3. Central Point
Pada midsagittal plane setinggi pertengahan sternum
4. Central Ray
Tegak lurus IR.
5. Focus Film Distance
60 inches atau setara dengan 150 cm.
6. Kaset
Ukuran kaset yang digunakan adalah 24 x 30 cm.
7. Kolimasi
Kolimasi diletakan pada area trachea, batas superior-nya adalah
pertengahan vertebrae cervicalis dan pada bagian batas lateral-nya adalah pada medial
clavicula.
8. Pernapasan
Eksposi saat pasien menarik udara perlahan dari hidung.
9. Kriteria Radiograf
Struktur yang akan tampak pada radiograf adalah:
a) Tampak batasan trachea yang berisi udara,
b) Terjadi superposisi pada trachea dan vetebrae cervicalis,
c) Tampak jelas area dari pertengahan vetebrae cervicalis
hingga pertengahan vetebrae thoracalis,
d) Trachea berisi udara
SIMPULAN
Pada laporan kali ini, dapat disimpulkan ada lima metode penelitian yang kami gunakan
untuk pemeriksaan Thorax dan Trachea, yang meliputi (1) Proyeksi AP Thorax, (2)
Proyeksi PA Thorax, (3) Proyeksi Lateral Thorax, (4) Proyeksi AP Axial Apex Paru, dan
(5) Proyeksi AP Trachea. Dari ke-lima metode tersebut, kami dapat mengetahui berbagai
indikasi klinis yang biasa di pakai untuk pemeriksaan ini dan kami juga dapat mengetahui
prosedur proses pemeriksaan pada Thorax dan Trachea.
DAFTAR PUSTAKA
Ballinger W. Philip. 2003. Merril’s Atlas of Radiographic Position and Radiologic
Procedures. 10th Edition. St Louis : Mosby Elsevier
https://graphermuda.blogspot.co.id/2016/04/laporan-kasus-prosedur-pemeriksaan.html
https://radiologitop.wordpress.com/2013/12/26/pemeriksaan-radiografi-thorax/
https://dokumen.tips/documents/laporan-kasus-thorax.html
http://catatanradiograf.blogspot.co.id/2010/01/teknik-radiografi-thorax.html

Anda mungkin juga menyukai