Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN INDIVIDU

ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PROYEK

KOMODITI KAMBING

NAMA : FADILLAH AHMAD AGASI


NIM : I 111 15 538
KELAS : GENAP (B2)
ASISTEN : MUH. ICHSAN SYAM

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

1
RINGKASAN EKSEKUTIF

CV. Ahmad Farm marupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang

peternakan khususnya penggemukan kambing yang berdiri pada 28 Februari

2013. Perusahaan ini merupakan usaha peternakan yang bergerak dalam bidang

penggemukan kambing, baik dalam proses penggemukan hingga proses

pemasaran di sekitar tempat penggemukan dan pasar hewan baik di dalam kota

maupun luar kota. Perusahaan ini mencapai titik puncak pemasarannya pada masa

perayaan hari besar seperti Idul Adha, Idul Fitri, dan perayaan Natal.

Sejalan dengan berjalannya waktu, perusahaan ini memiliki tujuan baik

jangka pendek maupun jangka menengah, yang mana tujuan jangka pendek dari

perusahaan ini yakni penjualan 100 ekor ternak pada tahun pertama yang mana

penjualan tersebut termasuk produk sisa hasil ternak. Sedangkan tujuan jangka

panjang perusahaan ini yakni memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat

Indonesia, terkhusus masyarakat Sulawesi Selatan dengan memperluas pemasaran

produk ke luar daerah, serta membantu pemerintah Indonesia dalam memenuhi

kebutuhan daging Indonesia.

Jumlah dana yang dibutuhkan dalam memulai usaha ini berkisar 80 juta,

dengan pembelian bibit 15 ekor kambing pejantan unggul pada periode pertama,

pembelian lahan, pembuatan kandang, dan penyedian peralatan. Perusahaan kami

memiliki mitra dengan perusahaan lain. Prospek usaha ini sangat menjanjikan

mengingat fasilitas tidak terlalu banyak dimana lahan telah tersedia dan sumber

pakanpun tersedia disekitar daerah kandang. Pendapatan perusahaan nantinya

berasal dari hasil penjualan produk penggemukan kambing yang siap potong

yang kami pasarkan ke Pasar Hewan.

2
PENDAHULUAN

3.1 Sejarah Berdirinya Usaha

CV. Ahmad Farm didirikan pada 28 Februari 2013. Perusahaan ini terletak

di Desa Pajukukang, kecamatan Pajukkukang, Kabupaten Bantaeng. Bantaeng

dipilih karena daerah tersebut memiliki potensi yang mendukung. Daerah tersebut

tidak padat penduduk, harga tanah relatif murah, potensi alam yang baik dan akses

jalan menuju tempat pemasaran terjangkau. Tempat pemasaran yang akan kami

lakukan yaitu, di pasar Pasar Hewan Bantaeng.

Awal terbentuknya perusahaan ini berawal dari potensi yang dimiliki daerah

Bantaeng serta adanya inisiatif untuk menerapkan keilmuan sang pemilik

perusahaan di bidang peternakan dalam aspek kewirausahaan yang notabenenya

semua anggota dari manajemennya adalah mahasiswa Fakultas Peternakan di

Universitas Hasanuddin Makassar. Perusahaan merupakan usaha peternakan yang

dapat membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat dan pemenuhan kebutuhan

swasembada daging di daerah Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia.

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

“Peningkatan Produksi Daging Di Sulawesi Selatan Khususnya Di

Kabupaten Bantaeng untuk Memenuhi Kekurangan Kebutuhan Daging sebagai

Protein Hewani Masyarakat Indonesia serta Membuka Lapangan Kerja”

Misi :

1. Penerapan manajemen pemeliharaan yang baik agar terjaminnya kualitas

daging

3
2. Memperluas pemasaran ternak kambing ke luar daerah, baik dalam bentuk

ternak maupun daging, sebagai wujud kerjasama dengan pemerintah dalam

program kebutuhan daging Indonesia.

3. Memperkuat koneksi antar usaha/perusahaan peternakan demi terwujudnya

perkembangan dan kompleksivitas usaha.

4
5
ASPEK HUKUM

Perseroan Komanditer (CV) atau sering kali disebut dengan Commanditaire

Vennootschap (untuk selanjutnya disebut CV) adalah suatu Perusahaan yang

didirikan oleh satu atau beberapa orang secara tanggung menanggung,

bertanggung jawab secara seluruhnya atau secara solider, dengan satu orang atau

lebih sebagai pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam KUHD (Wijaya,

2007).

Pengaturan hukum atas CV sama dengan persekutuan firma dimana diatur

secara tegas pada Pasal 19 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Akan tetapi yang

membedakan pengaturan antara Perseroan Komanditer (CV) dengan persekutuan

firma adalah adanya pengaturan sekutu pelepas-uang yang diatur menurut

ketentuan Pasal 19, 20 dan 21 KUHD. Dalam hal ini dapat dikatakan juga

Perseroan Komanditer (CV) adalah persekutuan firma yang mempunyai satu atau

beberapa orang sekutu komanditer. Karena dalam persekutuan firma hanya

terdapat sekutu kerja firmant, sedangkan dalam Perseroan Komanditer (CV)

selain sekutu kerja terdapat juga sekutu komanditer, yaitu sekutu diam yang hanya

memberikan pemasukannya saja dan tidak mengurus perusahaan (Purwosutjipto,

2008).

Tahap-tahap dalam mendirian CV ada 7 tahap yaitu (Saptini, 2015):

1. Pembuatan akta pendirian oleh notaris yang berwenang.

2. Surat keterangan domisili perusahaan.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak/NPWP.

4. Surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak.

5. Pendaftaran ke pengadilan negeri.

6
6. Surat Izin Usaha Perdagangan/SIUP.

7. Tanda Daftar Perusahaan/TDP.

Pada awal pendirian CV. Ahmad Farm dibuatkan sebuah akta pendiriaan oleh

notaris yang berwenang dalam akta ini memuat nama perusahaan, modal

perusahaan, nama lengkap, pekerjaan dan tempat tinggal para pendiri serta waktu

berdiri dan mulai berlakunya CV. Setelah pembuatan akta pendirian oleh notaris

selanjutnya surat keterangan domisili perusahaan yang ditandatangani oleh kepala

kelurahan setempat sesuai dengan alamat domisili perusahaan. Selanjutnya

pengambilan nomor NPWP di kepala kantor pajak setempat. Kemudian

pengambilan surat wajib pajak dikantor pelayanan pajak dimana perusahaan

didirikan dan melakukan pendaftaran dipengadilan tinggi negeri. Setelah itu

perusahaan membuat Surat Izin Usaha Perdagangan/SIUP dan juga pembuatan

tanda daftar perusahaan di dinas perdagangan setempat. Setelah pengurusan surat-

surat telah selesai maka CV. Ahmad Farm sudah dapat dijalankan atau beroperasi.

7
ASPEK PEMASARAN

Gambaran Umum Pasar (STP)

Segmen Pasar

Segmentasi pasar adalah suatu proses menempatkan konsumen ke dalam

subkelompok yang memiliki respons yang sama terhadap suatu program

pemasaran (Cravens,1997). Menurut Rambat Lupiyoadi (2001), segmentasi pasar

adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut

kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk

yang berbeda. Sedangkan Swastha (1997), segmentasi pasar adalah kegiatan

membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-

satuan pasar yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas, segmentasi pasar

dapat diartikan sebagai proses membagi pasar yang beterogen ke dalam kelompok

kelompok yang lebih homogen, yang memiliki kesamaan kebutuhan atau

karakteristik dan respons terhadap program pemasaran.

Dalam usaha penggemukan Kambing yang kita lakukan, kita juga membagi

pasar sesuai dengan permintaan. Seperti penjualan di pasar hewan kebanyakan

penjual merupakan orang yang akan memelihara kembali atau menyembelih untuk

dipotong. Sehingga untuk dipasar kita membawa ternak yang cukup baik dan

harga jual yang normal. Berbeda dengan hari korban kita akan menjual ternak

yang bagus – bagus karena harga jualnya cukup tinggi bahkan sampai 200 % dari

hari biasa. Oleh sebab itu, dengan mengklasifikasikan kambing yang cirinya baik

dan kurang baik akan mempermudah kita dalam penjualan ternak dan penentuan

harga.

8
Target Pasar

Menurut Munandar (2004), setelah segmen pasar dievaluasi, langkah

selanjutnya yaitu memilih segmen yang akan dijadikan target atau pasar sasaran.

Dalam memilih pasar sasaran yang optimal, perlu diperhatikan beberapa kriteria

berikut:

1. Responsif Pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau program-

program pemasaran yang dikembangkan. Langkah ini harus dimulai dengan

studi segmentasi yang jelas karena tanpa pasar sasaran yang jelas produsen

menanggung resiko yang terlalu besar.

2. Potensi penjualan Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar pasar

sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah

populasi tapi jugadaya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk

tersebut.

3. Pertumbuhan yang memadai Pasar tidak dapat dengan segera bereaksi. Pasar

tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan cepat dan mencapai

titik pendewasaan.

4. Jangkauan media Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasar

tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya.

Positioning

Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra

organisasisehingga menempati suatu posisi yangterbedakan (diantara pesaing) di

dalambenak pelanggan sasarannya. Kotlermemandang posisi sebagai suatu

latihankreatif yang dilakukan terhadap produkyang ada. Penetapan posisi dimulai

9
dengan produk, suatu barang, jasa, organisasi, lembaga, atau bahkan orang

(Munandar, 2004).

Tujuan penetapan posisi adalah untukmembedakan persepsi organisasi

berikutproduk dan jasanya dari pesaing (Lupiyoadi, 2001). Dikatakan pula bahwa

penetapan posisi banyak mengedepankan unsur komunikasi dan merupakan

strategi komunikasi. Produk barang dikomunikasikan lewat atribut yang dimiliki

barang tersebut dan produk jasa dikomunikasikan seputar karakteristik jasa.

Permintaan

Perkiraan jumlah permintaan konsumen terhadap ternak kambing

mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, terutama

pada perayaan hari besar seperti Idul Adha, Idul Fitri, dan Hari Raya Natal

permintaan akan semakin meningkat.

Tabel 1. Perkiraan Permintaan Ternak Kambing selama 5 Periode


Tahun Perkiraan Permintaan (dalam unit)
2014 100 ekor
2015 200 ekor
2016 300 ekor
2017 400 ekor
2018 500 ekor

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa perkiraan permintaan konsumen

terhadap ternak kambing dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiiring

dengan pertambahan jumlah penduduk dan pendapat penduduk.

Penawaran

Penawaran produk dari pesaing yang bergerak dibidang sama juga menjadi

perhatian untuk dapat meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan

konsumen.

10
Tabel 2. Penawaran dari Produk Pesaing Sejenis di Pasar
Nama Pesaing Kapasitas Produksi / Tahun (dalam unit)
1. CV. Adiguna Jaya 20 ekor
2. CV. Angin Ribut Sejahtra 35 ekor

Proyeksi penawaran yang dapat ditawarkan dalam beberapa periode/ tahun

disesuaikan dengan jumlah permintaan konsumen.

Tabel 3. Proyeksi Penawaran Ternak Kambing selama 5 periode


Tahun Perkiraan Penawaran (dalam unit)
2014 10 ekor
2015 25 ekor
2016 30 ekor
2017 45 ekor
2018 100 ekor

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa perkiraan penawaran dari tahun

ke tahun meningkat seiring dengan tingginya permintaan konsumen. Setiap tahun

jumlah populasi kambing terus bertambah agar dapat memenuhi permintaan

konsumen. Penawaran ternak kambing dari perusahaan kami dapat memenuhi

sekitar 50-80% dari permintaan konsumen.

Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar

Rencana penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1

tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran. Sedangkan pangsa

pasar adalah bagian dari penjualan produk kami dibandingkan dengan penjualan

total produk sejenis dalam industri.

11
Tabel 4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
Tahun Permintaan Penawaran Peluang Rencana Pangsa Pasar (E
(A) (B) (C =A-B) Penjualan =Dx100% /C)
(D)
2014 100 ekor 10 ekor 100-10 = 90 8 ekor 8x100%/90
= 8,9%
2015 150 ekor 25 ekor 150-25 = 125 20 ekor 20x100%/125
= 16%
2016 180 ekor 30 ekor 180-30 = 150 26 ekor 26x100/150
= 17,3%
2017 200 ekor 45 ekor 200-45 = 155 40 ekor 40x100%/155
= 25,8%
2018 300 ekor 100 ekor 300-100 = 200 95 ekor 95x100%/200
= 47,5%

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun rencana

penjualan terus meningkat karena seiring dengan kondisi permintaan dan

penawaran yang tinggi, begitupun pangsa pasar dari penjualan produk perusahaan

kami cukup tinggi dan terus meningkat.

Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing

Strategi pemasaran merupakan analisa strategi pengembangan dan

pelaksanaan kegiatan dalam strategi dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi

produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran dan pengembangan,

pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi

pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran

(Mudani, 2008).

Strategi pemasaran perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan

alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :

Produk

Produk dari perusahaan kami mutu/kualitasnya terjamin karena kami

memberikan pakan yang berkualitas dan selalu memperhatikan kebersihan

kandang. Produksi daging dari ternak kambing yang kami tawarkan memiliki

12
kualitas yang baik. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan kami terfokus pada

daging kambing berkualitas. Desain dan kemasan dari produk olahannya sangat

menarik.

Price

Harga yang kami tawarkan sesuai dengan harga dipasaran yaitu kisaran Rp.

92.000,-/kg.

Promotion

Strategi promosi yang perusahaan kami lakukan yaitu melalui cara:

a. Advertising (Iklan)

Iklan melalui media cetak seperti brosur, spanduk, poster dan iklam

majalah/koran.

b. Sales Promotion

Mempromosikan produk melalui acara/pameran yang digelar di tempat

keramaian dimana konsumen.

c. Personal Selling

Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan

menawarkan produk langsung.

Placement

Cara perusahaan kami mendistribusikan produk yaitu dengan sistem

distribusi secara langsung ke konsumen atau konsumen yang langsung datang ke

tempat produksi.

People

Sumber daya manusia yang ada di perusahaan kami memiliki keahlian

dibidang marketing sehingga dapat mempromosikan produk dengan baik.

13
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Aspek Organisasi

Nama Usaha : CV. Ahmad Farm

Nama Pemilik : Fadillah Ahmad Agasi

Alamat Usaha : Desa Pajukukang, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten

Bantaeng

Adapun struktur organisasi sebagai berikut:

Pemimpin

Bagian Produksi Bagian Pemasaran

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan

Tabel 5. Jabatan, Jumlah Staf, Uraian Tugas, dan Penggajian


Jabatan Tugas (A) Jumlah Gaji/Bln Total (BXC)
(B) (C)
Mengatur Jalannya
Pimpinan 1 1.500.000 1.500.000
Perusahaan
Mengatur alur pemasaran
seperti memasarkan 1 700.000 700.000
Bag. Pemasaran
produk dan
pendistribusian produk
1 700.000 700.000
Bag. Produksi Mengatur produksi usaha
Total Gaji / Bulan 2.900.000
Sumber : Data Primer, 2018

Perijinan

Usaha ini memiliki perijinan bersifat legal, seperti Akte Perusahaan, Surat

keterangan Domisili usaha, Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Surat Ijin Usaha

Perdagangan (SIUP), dan NPWP Perusahaan, secara keseluruhan perusahaan ini

14
telah memiliki izin yang sah secara Hukum. Adapun biaya yang dikeluarkan

selama mengurus surat perizinan usaha adalah sekitar Rp 5.000.000,- dengan

notaris (Alika Putri Mahesa, S.H, M.H).

Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksana

Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang

diatur berdasarkan periode tertentu (mingguan atau bulanan) yang ada dalam

perusahaan CV. Ahmad Farm dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan


Jadwal Pelaksanaan (Dalam bulan)
Kegiatan
1 2 3 4
1. Survey Pasar
2. Menyusun Rencana Usaha
3. Perijinan
4. Survey Mesin /Peralatan
5. Pemasangan Sarana Penunjang
6. Uji Coba Produksi
7. Operasional
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 3. Dapat diketahui bahwa kegiatan yang dilaksanakan pada

bulan pertama adalah survey pasar dan menyusun rencana usaha, melakukan

menyusun rencana usaha, perijinan, survey mesin dan pemasangan sarana

penunjang. Pada minggu ke 2 juga dilaksakan kegiatan uji coba produksi sampai

pada bulan ke 3 lalu pada bulan ke 3 operasional dijalankan dan pada bulan ke 4

masih berjalan kegiatan tersebut.

Inventaris Kantor dan Supply Kantor

Inventaris/perangkat kantor yang umur produksinya lebih dari 1 tahun,

dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini.

15
Tabel 7. Inventaris Kantor
Inventaris/Perangkat Merek Jumlah Harga Jumlah
Kantor Unit Harga
1. Meja Olympic 1 Rp. 75.000 Rp. 75.000
2. Kursi Olympic 3 Rp. 50.000 Rp. 150.000
3. Lemari Olympic 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
4. Komputer Asus 1 Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.000
5. Printer Epson 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
6. AC Sharp 1 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
Total Invetaris Kantor Rp. 6.525.000
Sumber : Data Primer, 2018

Supply kantor untuk menunjang kegiatan administrasi yang umur

ekonomisnya 1 tahun atau kurang yang ada dalam perusahaan CV. Ahmad Farm

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Supply Kantor


Jenis Biaya Supply Kantor Total Biaya per Tahun
Pembelian Alat Tulis Kantor Rp. 200.000
Total Supply Kantor Rp. 200.000
Sumber : Data Primer, 2018

16
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi suatu organisasi atau perusahaan akan mempengaruhi

risiko dan keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi

sangat mempengaruhi biaya tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka

menengah maupun jangka panjang. Adanya perbedaan sukses organisasi-

organisasi dan perbedaan kekuatan atau kelemahan organisasi, sering karena

faktor-faktor lokasi. Dalam situasi persaingan, faktor-faktor lokasi dapat menjadi

faktor-faktor kritis yangmembuatnya sangat penting, agar usaha yang dijalankan

dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah dijangkau

(Handoko, 2000).

Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi

masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor

terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi

perusahaan lain adalah dekat dengan sumber-sumber penyediaan bahan dan

komponen. Beberapa perusahaan lainnya mungkin mempertimbangkan faktor

lokasi dimana tersedia tenaga kerja, sikap, produktivitas, dan biaya tenaga kerja

yang mencukupi kebutuhan perusahaan, ataupun biaya transportasi yang sangat

tinggi bila produk berat dan besar. Jadi, alasan utama terjadinya perbedaan dalam

pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan

(Syamsul, dkk. 2003).

Lokasi pendirian usaha penggemukan kambing berada di Desa Pajukukang,

Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng Sulawesi selatan. Pemilihan lokasi

didasarkan pada topografi desa pajukukang yang cocok dengan pemeliharaan

17
kambing, serta dekatnya pasar untuk tempat penjualan. Potensi lahan tersebut juga

sangat baik dimana, pemanfaatan tongkol jagung sisa pertanian dapat menjadi

pakan ternak. Selain ketersedian pakan yang melimpah kemudahan dari segi

penyaluran hasil produksi juga mudah dimana jalan menuju tempat usaha dan

pasar baik, sehingga memudahkan dalam distribusi. Luas area usaha sebesar 1 Ha

yang merupakan tanah milik yang memiliki sertifikat tanah dari pemerintah

setempat.

Sarana dan Prasarana

Kandang merupakan salah satu unsur tata laksana yang harus mendapatkan

perhatian yang cukup. Kandang yang baik akan memberikan dampak positif baik

bagi ternak itu sendiri maupun bagi peternak. Perkembangan ternak akan optimal

karena mempunyai tempat tinggal yang nyaman dan bersih. Pada akhirnya ternak

bias terhindar dari penyakit karena sanitasi kandang yang baik (Suretno dan Basri,

2008).

Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah suhu,

cahaya, ventilasi dan kelembaban. Artinya kandang cukup mendapat cahaya

matahari, mempunyai ventilasi yang baik dan mendapatkan udara segar yang

cukup. Bahan-bahan pembuat kandang yaitu lantai, dinding dan tempat pakan

harus terbuat dari bahan yang mudah didapat dan tahan lama. Penempatan

kandang cukup jauh dari rumah penduduk, sehingga kontaminasi dengan kandang

semakin kecil (Suretno dan Basri, 2008).

CV. Ahmad Farm memiliki sarana dan prasarana usaha penggemukan

kambing meliputi kandang kambing sebanyak 2 unit. Kandang yang digunakan

sebanysk 2 unit dengan tipe kandang ganda dengan masing-masing unit dapat

18
menampung 7 sampai 8 kambing penggemukan. Ukuran kandang untuk 1 ekor

kandang kambing penggemukan sebesar 0,75 m2/ekor, sesuai dengan ukuran

kandang kambing yang telah ditentukan oleh Permentan No. 102 tahun 2014.

Dengan populasi kandang per 1 kali periode penggemukan sebanyak 15 ekor.

Gambar. 2 Kandang kambing tipe ganda


Salah satu penunjang yang penting dalam perkandangan adalah instalasi

listrik dan pembuatan pipa air. Dimana instalasi listrik dengan menggunakan 450

kwh, dari PLN selaku penyedia listrik. Diperlukan juga genset untuk sewaktu-

waktu listrik padam agar tidak mengganggu jalannya proses produksi.

Penggunaan air dalam usaha ini sangat penting dimana air yang digunakan

bersumber dari air tanah yang di pompa menggunakan pompa air. Penunjang lain

yang tak kala penting adalah tempat pakan, dimana tempat pakan yang digunakan

berupa ember dapat dipindahkan.

Pemberian pakan dilakukan secara manual dengan bantuan tenaga produksi

dilakukan sebanyak 2 kali dengan intensitas pemberian pagi dan sore. Untuk

19
pemberian air minum dengan menggnakan kran yang telah disiapkan setiap

kandang sehingga memudahkan dalam pemberian air minum.

Rencana Kapasitas

Rencana kapasitas produksi pada CV. Ahmad Farm yang berjalan selama

5 tahun selalu meningkat dari tahun ke tahun dengan penggunaan kandang

sebanyak 2 unit. Rencana kapasitas CV. Ahmad Farm dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Kapasitas Produksi


Tahun Rencana Produksi (dalam unit)
2014 10 ekor
2015 25 ekor
2016 30 ekor
2017 35 ekor
2018 40 ekor
Sumber : Data Primer, 2018

Perusahaan ini memulai bisnis penggemukan ternak kambing dengan

jumlah ternak 15 ekor. Umur kambing yang digemukan berkisar antara 4 – 8

bulan dengan berat awal ±15 kg per ekor, umur ini dipilih karena pada umur

diatas 4 bulan pertambahan berat badan ternak optimal. Masa penggemukan

dilakukan selama ± 3 bulan dengan penambahan berat di akhir periode mencapai

10kg.

Proses Produksi

Usaha CV. Ahmad Farm merupakan usaha penggemukan kambing yang

menggunakan kambing PE sebagai kambing pedaging. Kambing PE digunakan

karena usaha ini bergerak dibidang penggemukan kambing dimana produksi

daging yang diutamakan. Tipe kambing pedaging yang digunakan adalah jenis

kambing PE dengan umur 4 - 8 bulan. Jenis kandang yang digunakan adalah

kandang panggung sehingga hal ini memudahkan dalam pembersihan kandang

karena kotoran kambing berada dibawah kandang. Kemudian kandang yang

20
digunakan adalah tipe kandang kelompok dengan model head to head, dimana

ternak saling berhadapan dan dalam dibatasi oleh sekat sehingga satu sekat terisi

oleh satu ternak. Penggunaan kandang model ini memudahkan dalam pemberian

pakan pada ternak kambing dan juga dapat menghemat tenaga.

Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu plasma nutfah

ternak kambing Indonesia yang jumlah populasinya belum diketahui secara pasti.

Dilihat sari daerah penyebarannya yang tidak begitu luas mengindikasikan

populasi ternak ini tidak terlalu banyak dibandingkan dengan kambing kacang

yang hampir tersebar di seluruh nusantaranya (Budiarsana dan Sutama, 2008).

Umur kambing yang digunakan adalah kambing dengan umur 4 sampai 8

bulan, kambing dengan umur 4 - 8 bulan memiliki pertumbuhan yang sangat baik.

Kandang yang digunakan dalam usaha penggemukan kambing ini adalah kandang

jenis panggung dengan tipe ganda dimana pemberian pakan dilakukan melalui

lorong yang terdapat ditengah kandang, begitu pula dengan pemberian air minum

dilakukan dengan cara otomatis dimana di setiap kandang memiliki kran untuk

tempat mengalir air minum.

Fasilitas dan Layout Kandang

Lokasi perusahaan CV. Ahmad Farm sangat strategis karena berada di

daerah kaki gunung yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak menggangu

kegiatan masyarakat. Luas lokasi yang digunakan dalam usaha ini yaitu sebesar 1

ha. Lokasi ini sangat mudah dijangkau oleh transportasi sehingga memudahkan

proses produksi dan transaksi. Kemudian lokasi ini juga dekat dengan sumber

pakan dan lahannya sangat baik digunakan untuk menanam hijauan untuk pakan

ternak. Ketersediaan pakan dari sisa pertanian di sekitar tempat usaha menjadi

21
potensi untuk penggangti pakan hijauan di musim kering. Selain itu lokasi ini juga

dekat sumber air pengunungan, meskipun lokasi ini berada di daerah

pengunungan tetapi masih dapat dijangkau oleh listrik dan jaringan sehingga

memudahkan dalam proses komunikasi.

Pada perusahaan ini memiliki fasilitas lain seperti kantor, tempat parkir,

mess, tempat pengolahan limbah, lahan pakan, gudang penyimpanan pakan, pos

pengamanan, gedung alat serta tempat penggembalaan. Adapun tata letak atau

layout dari perusahaan ini yaitu:

 Luas lokasi usaha ini seluas 1ha dengan luas kandang sebesar 100 m2 × 100

m2 .

 Letak pintu masuk perusahaan ini menghadap langsung ke depan jalan,

dengan kantor pos pengamanan di bagian samping.

 Pos pengamanan, letak pos pengamanan pas berada di samping pintu masuk

perusahaan dimana pos ini berfungsi untuk mengecek pengunjung yang

ingin masuk sehingga meminimalisir terjadinya hal-hal yang dapat

merugikan perusahaan.

 Kantor perusahaan, kantor perusahaan tepat di samping pagar pos

pengamanan. Kantor ini dekat dengan jalan utama sehingga memudahkan

karyawan jikaada keperluan.

22
LAYOUT (TATA LETAK BANGUNAN)

Gerbang
Kantor

Mess petugas

Mess petugas

Kandang utama tipe tunggal

Kandang Kandang utama tipe tunggal


pejantan
Gudang
pakan

Kandang Lahan penggembalaan


anakan

Kandang Lahan pakan Tempat


anakan pengolahan
feses dan urine

23
Asumsi dan Koefisien Teknis

Asumsi harga dan koefisien teknis pada CV, Ahmad Farm dapat dilihat

pada tabel 10 dan tabel 11.

Tabel 10. Asumsi Harga


No Asumsi harga Jumlah Satuan Harga Satuan
1 Bibit 15 Ekor Rp. 2.000.000 Ekor
2 Pakan hijauan 15 Kg/hari Rp. 500 Kg
4 Pakan konsentrat 15 Kg/hari Rp. 4.000 Kg
5 Vaksin 1 ml Rp. 50.000 Periode
6 Obat cacing 1 Tablet Rp. 12.500 Periode
7 Kandang 2 m2 Rp. 15.000.000 m2
8 Peralatan 4 Unit Rp. 3.000 Unit
a. Tempat pakan 15 Unit Rp. 10.000 Unit
b. Tempat Minum 15 Unit Rp. 5.000 Unit
c. Gerobak 1 Unit Rp. 500.000 Unit
Lampu 2 Unit Rp. 25.000 Unit
9 Tenaga kerja 2 Orang Rp. 2.500.000 Bulan
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 11. Koefisien Teknis Per Periode
Zooteknis Koefisien Satuan
Populasi 30 Ekor
Mortalitas 1 %
Lama Pemeliharaan 3 Bulan
Kebutuhan Konsentrat 1 Kg/hari/ekor
Tenaga Kerja 12 Orang
Produksi Feses 500 gr/ekor/hari
Produksi Urine 1,5 Liter/ekor/hari
Target Penjualan Kambing 30 Ekor
Sumber: Data Primer, 2018

Koefisien Teknis adalah angka standar yang mematuhi kaidah yang sudah

ditentukan yang dapat dipergunakan untuk menghitung suatu besaran yang

bersifat linear, luas bidang, volume, jumlah berat, dan berbentuk persentase.

Ukuran linear (m dan cm), ukuran berat (kg dan ton), ukuran volume (l dan cc),

ukuran luas (m² dan ha), ukuran waktu (jam, hari, minggu, bulan, dan tahun), ratio

antara sumber daya ”feed egg ratio” dan “Feed Ratio”). Koefisien Teknis (KT)

lain yang merupakan pembatas dan menentukan jumlah awal yang dihasilkan

24
sebelum induk dijual adalah lamanya masa kebuntingan dan lamanya induk kering

kandang (masa antara mengasuh anak dan dikawinkan lagi) (Sepatika, I G. 1999).

Angka yang digunakan untuk memproyeksikan produksi atau kelahiran

ternak dan produksi makanan ternak disebut koefisien teknis. Pada dasarnya

koefisien teknis merupakan asumsi berdasarkan pertimbangan factor lingkungan

dan teknologi di suatu lokasi (Rohani, dkk, 2011).

Rencana Kualitas Produk

Adapun produk yang dihasilkan dari usaha ternak penggemukan kambing

ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama protein

hewani. Oleh karena itu, daging yang dihasilkan dijaga kualitasnya hingga sampai

ke tangan konsumen. Adapun produk dari daging kambiing ini bisa diolah

menjadi makanan gulai kambing dan produk olahan lainnya. Dari usaha

peternakan ini, juga dihasilkan feses dan urin yang diolah menjadi bioarang dari

feses, pupuk organik cair, dan pupuk kandang.

1. Kambing

Kambing merupakan salah satu jenis ternak penghasil daging. Selain itu

kambing juga digunakan oleh masyarakat dalam acara-acara keagamaan seperti

aqiqah, perkawaninan, Qurban dll. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan

kambing, maka CV. Ahmad Farm memproduksi kambing dengan kualitas yang

baik yaitu menghasilkan kambing dengan bobot badan yang optimal, terbebas dari

penyakit dan memiliki mutu yang baik dan terjaga kebersihannya. Kualitas yang

baik ini diperoleh dengan pemberian pakan yang berkualitas pada kambing dan

penanganan kesehatan kambing yang selalu dijaga serta menerapkan biosecurity

yang baik selama pemeliharaan kambing.

25
2. Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan pupuk yang terbuat dari feses ternak dan bahan

bahan lain seperti hijauan yang dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Pupuk

yang diproduksi oleh CV. Ahmad Farm memiliki kualitas yang baik, mengandung

nutrisi yang baik bagi tanaman dengan kandungan unsur haranya seperti nitrogen

(N), fosfor (P), dan kalium (K) serta unsur hara mikro diantaranya kalsium,

magnesium, belerang, natrium, besi, dan tembaga yang dibutuhkan tanaman dan

kesuburan tanah. Selain itu pengolahan kompos dilakukan dengan baik karena

feses yang dihasilkan langsung dialirkan ke tempat pengolahan limbah sehingga

dapat langsung diolah dan juga dalam pembuatan kompos ini digunakan teknologi

yang baik yaitu menggunakan aktivator sehingga pengomposan berjalan dengan

lebih cepat dan efisien.

3. Pupuk Cair

Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya dapat

memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah. Pupuk

organik cair yang diprosuksi oleh CV.Ahmad Farm memiliki kelebihan antara lain

mengandung dan mampu menyediakan unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh

tanaman untuk tumbuh, memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan

mikroorganisme dalam tanah, pembagianya dapat lebih merata dan mudah

digunakan. Keunggulan dari pupuk organik cair ini adalah dapat menyehatkan

lingkungan, revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya, dan meningkatkan

kualitas produk. Hal ini dikarenakan proses pengelohan urine menjadi pupuk cair

yang baik dan juga memanfaatkan bahan-bahan tambahan dalam pembuatan

pupuk cair dengan kualitas yang baik.

26
ASPEK KEUANGAN

Strategi Sumber Pendanaan Usaha

Sumber pendanaan utama perusahaan kami adalah berasal dari modal

pribadi dan peminjaman uang dari Koperasi, seiring dengan pertambahan

penduduk dan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan yanga bernilai

gizi tinggi yaitu meningkatnya usaha perusahaan yang kami dirikan yaitu Cv.

Ahmad Farm yang menghasilkan daging kambing berkualitas dan murah. Pada

awal berdirinya usaha ini penggunaan modal awalnya berasal dari modal pribadi

pemilik perusahaan, seiring dengan periode pemeliharaan dan jumlah populasi

ternak kambing yang bertambah.

Proyeksi Keuangan

Biaya investasi yang dibutuhkan untuk memulai usaha peternakan kambing

meliputi biaya bangunan dan peralatan. Biaya investasi harus dikeluarkan pada

tahun ke 0 sebelum melakukan usaha. Jumlah biaya investasi yang diperlukan

dalam usaha peternakan kambing adalah sebesar Rp. 80.000.000 Kebutuhan biaya

investasi peternakan kambing secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Secara ringkas, perhitungan kelayakan usaha secara finansial yaitu sebagai

berikut :

A. Sumber Pendanaan

Tabel 12. Sumber Pendanaan


Uraian Persentase (%) Jumlah Jumlah (Rp.)
Modal Sendiri 100% 100% Rp. 100.000.000
Jumlah 100% Rp. 100.000.000
Sumber: Data Primer, 2018.

27
B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi

Kebutuhan pendanaan/modal investasi perusahaan ini dapat dilihat pada

Tabel 13 berikut:

Tabel 13.KebutuhanPembiayaan/Modal Investasi


Banyaknya Harga/Unit(Rp) Jumlah (Rp)
Uraian
(1) (2) (3 = 1x2)
Bangunan
a. Kandang
Penggemukan 2 7.500.000 15.000.000
b. Kantor 1 5.000.000 5.000.000
BiayaTernak
a. Sapi jantan 15 2.000.000 30.000.000
Mesin/Peralatan
a. Skop 3 30.000 90.000
b. Gerobak sorong 2 300.000 600.000
c. Mesin copper 1 2.000.000 2.000.000
e. Selang 2 150.000 300.000
Peralatan Kantor
a. Meja 3 75.000 225.000
b. Kursi 3 150.000 450.000
c. Lemari 1 300.000 300.000
d. Komputer 1 3.000.000 3.000.000
e. Printer 1 500.000 500.000
f. AC 1 2.000.000 2.000.000
g. ATK 3 50.000 150.000
Alat Angkut
a. Mobil pick up 1 40.000.000 40.000.000
Infrastruktur
a. Instalasi listrik 1 1.400.000 1.400.000
Biaya Pra Operasi 1 2.000.000 2.000.000
Jumlah 103.015.000
Sumber: Data Primer, 2018

28
C. Kebutuhan Pembiayaan / Modal Kerja

Tabel 14. Modal Kerja


Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1x2)
Bahan Baku
Kambing jantan 15 Rp. 1.500.000 Rp. 22.500.000
Pakan
Hijauan 2700 kg Rp. 500 Rp. 2.700.000
Konsentrat 270 kg Rp. 2.000 Rp. 540.000
Pakan tambahan :
Mineral 5 kg Rp. 4.000 Rp. 20.000
Vitamin :
B com 1 btl Rp. 48.000 Rp. 48.000
Injektamin 1 btl Rp. 48.000 Rp. 48.000
Obat-obatan 1 btl Rp. 48.000 Rp. 48.000
Pembuatan kompos
EM4 1 btl Rp. 36.000 Rp. 36.000
Molases 1 btl Rp. 10.000 Rp. 10.000
Gula pasir 10 ltr Rp. 240.000 Rp. 240.000
Kultur starter 1000 ml Rp. 820.000 Rp. 820.000
Jumlah Rp. 23.260.000 Rp. 27.010.000
Sumber: Data Primer, 2018
D. Analisa Biaya Tetap

Tabel 15. Biaya Tetap


Uraian Banyaknya Harga/unit Jumlah
a. Gaji
Pemimpin 1 Rp 1. 500.000 Rp 1.500.000
Bag. Pemasaran 1 Rp 700.000 Rp 700.000
Bag. Produksi 1 Rp 700.000 Rp 700.000
b. Listrik 1 Rp 1. 400.000 Rp 1.400.000
c. Penyusutan 1 Rp 3. 875.000 Rp 3.875.000
d. Biaya pemasaran 1 Rp 200.000 Rp 200.000
e. Biaya lainnya 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Jumlah Rp. 9.875.000 Rp. 9.875.000
Sumber : Data Primer, 2018

29
E. Analisa Biaya Tidak Tetap

Tabel 16. Biaya Tidak Tetap


Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1x2)
a. Upah
1. Pembersih kandang 2 Rp. 5.000 Rp. 10.000
2. Pengambilan dan 2 Rp. 5.000 Rp. 16.000
pembersihan pakan
b. Biaya Bahan
Pakan
Hijauan 2700 kg Rp. 2.000 Rp. 2.700.000
Konsentrat 270 kg Rp. 2.000 Rp. 540.000
Pakan tambahan
Mineral 5 kg Rp. 4.000 Rp. 20.000
Vitamin 1 btl Rp. 48.000 Rp. 48.000
Obat-obatan 1 btl Rp. 48.000 Rp. 48.000
Pembuatan kompos
EM4 1 liter Rp. 36.000 Rp. 36.000
Molases 1 liter Rp. 10.000 Rp. 10.000
Gula pasir 10 liter Rp. 240.000 Rp. 240.000
Kultur starter 1000 ml Rp. 79.000 Rp. 79.000
Jumlah Rp. 479.000 Rp. 3.747.000
Sumber: Data Primer, 2018

F. Proyeksi Aliran Kas Usaha

Tabel 17. Aliran Kas Usaha (000)


Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber dana (in 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
flow)
Penggunaan dana
(out flow) 91,759 112,789 133,819 154,849 184,279
Arus Kas Bersih 8.241 -12.789 -33.819 -54.849 -84.279
(net flow = a –b )
Keadaan Kas 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Awal
Keadaan Kas 108.241 87.211 66.181 45.151 15.721
Akhir (c + d)
Sumber: Data Primer, 2018

30
Analisa Kelayakan Usaha

a. Metode Non-Discounted Cash Flow

Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan

melihat kekuatan pengembangan modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu

terhadap uang. Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP)

Method.

 Investasi = Rp. 100.000.000

 Proceed Tahun 1 : Rp. 100.000.000 – Rp. 9,026,000 = Rp. 90.974.000

 Proceed Tahun 2 : Rp. 90.974.000 – Rp. 25,931,000 = Rp. 65.043.000

 Proceed Tahun 3 : Rp. 65.043.000 – Rp. 44,251,000 = Rp. 20.792.000

 Proceed Tahun 4 : Rp. 20.792.000 – Rp. 62,231,000 = Rp. 41.439.000

Jadi : Investasi tertutup tahun ke empat

: Rp. 20.792.000 / Rp. 62,231,000 = 0,3

: 0,3 x 12 = 4,0

: 0,0 x 30 = 0

 Jadi 4 tahun 4 bulan 0 hari.

Modal yang telah ditanamkan sudah diterima kembali pada jangka waktu 4

tahun 4 bulan 0 hari.

b. Metode Discounted Cash Flow

Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat

nilai waktu uang dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang

akan datang.

31
1. Net Present Value (NPV)

NPV adalah selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang dari

proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV

dapat dihitung :

a. Df 15%

 Discount Net Benefit : Net Benefit x Df 15%

 Tahun 1 = Rp. 7,672,100 x 0,8696 = Rp. 6,674,727

 Tahun 2 = Rp. 22,041,350 x 0,7561 = Rp. 16,663,261

 Tahun 3 = Rp. 37,613,350 x 0,6575 = Rp. 24,561,518

 Tahun 4 = Rp. 52,896,350 x 0,5718 = Rp. 30,256,712

 Tahun 5 = Rp. 41,523,350 x 0,4972 = Rp. 20,637,105

Total Discount Net Benefit = Rp. 98,793,322

Jadi NPV = Total Net Benefit – Investasi

= Rp. 98,793,322 – Rp. 100.000.000

= Rp. -1.206.678

NPV bernilai negatif, berarti investasi yang dilakukan tidak menguntungkan

atau hasilnya melebihi tingkat bunga yang dipakai.

2. Profitability Index (PI)

Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, perbedaannya adalah

satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah

indeks.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡


 PI =
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

= Rp. 98,793,322 / Rp. 100.000.000

= 0.98

32
Profitability Index bernilai 0.98  1 maka investasi dikatakan tidak layak.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah besarnya suku bunga yang menyamakan nilai

sekarang dari investasi dengan hasil-hasil bersih yang diharapkan selama usaha

berjalan.

Tabel 18. Perhitungan Tingkat Investasi (IRR) (000 jt)


Net Benefit D.F. Present Value D.F. Present Value
Tahun
(Rp) 15% (Rp) 22% (Rp)

0 (103,015,000) 1 103,015,000 1 103,015,000

2013 7,672,100 0.870 6,674,727 0.820 6,291,122

2014 22,041,350 0.756 16,663,261 0.672 14,811,787

2015 37,613,350 0.653 24,561,518 0.551 20,724,956

2016 52,896,350 0.572 30,256,712 0.451 23,856,254

2017 41,523,350 0.497 20,637,105 0.370 15,363,640


NPV NPV1 201,808,322 NPV2 184,062,758

𝑃𝑉𝑃
IRR = Df P + (𝑃𝑉𝑃−𝑃𝑉𝑁x Df N – Df P)

201,808,322
= 15% + ( 201,808,322 − 𝟏𝟖𝟒,𝟎𝟔𝟐,𝟕𝟓𝟖 x 22% – 15%)

= 79,6%

Analisa Keuntungan

1. Break Even Point (BEP)

Analisa BEP adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya

keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa ini juga dikenal dengan

istilah CPV (Cost Profit Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat tersebut perusahaan

tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

33
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = x 100%
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙

𝑅𝑝. 7,249,000
BEP = x 100%
𝑅𝑝. 100,785.000 – 𝑅𝑝.84,500.000

𝑅𝑝. 7.249.500
BEP = x 100%
𝑅𝑝. 16.825.000

BEP = 44.51%

1. Kontribusi Margin

Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya

variable. Tujuan utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa

penentuan keuntungan maksimum atau kerugian minimum. Yang pertama perlu

diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variable dengan

hasil penjualan.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
Rasio kontribusi margin = 1 – ( )
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑝.84,500.000
=1–( )
𝑅𝑝.100,785.000

= 1 – 0,83

= 0.16

34
ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Pendugaan Dampak Lingkungan

AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yaitu sebuah kajian yang digunakan

untuk memperkirakan suatu dampak atas sebuah usaha/kegiatan

yang diselenggarakan di suatu lingkungan tertentu.AMDAL suatu kegiatan yang

bertujuan untuk memastikan suatu masalah yang nantinya akan berdampak pada

kelestarian suatu lingkungan atas adanya suatu usaha/kegiatan, yang selanjutnya

akan dibuat suatu keputusan/tindakan apa yang akan dilakukan untuk

menanggulangi masalah tersebut nantinya. Menurut Peraturan Pemerintah No. 27

tahun 2012 AMDAL merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha

dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Berikut adalah beberapa dampak lingkungan yang disebabkan oleh usaha

peternakan sapi perah, yaitu :

a. Polusi Udara (Bau)

Polusi udara (bau) meskipun tidak mengganggu masyarakat yang ada di

sekitar kandang, karena skalanya yang masih belum tergolong besar. Bau yang

tidak sedap ini berasal dari kandungan gas amonia yang tinggi yang terbentuk dari

penumpukan feses yang masih basah dalam kondisi anaerob.

Ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan bau yang ditimbulkan.

Permasalahan bau juga dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah ternak menjadi

biogas dan pupuk. Setiap usaha peternakan baik itu berupa sapi, ayam, kambing,

kuda maupun babi akan menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan unsur

hara yang tinggi, sehingga banyak petani menggunakannya sebagai pupuk dasar.

35
Kotoran yang dihasilkan oleh ternak ada dua macam yaitu pupuk kandang segar

dan pupuk yang telah membusuk. Pupuk kandang segar adalah kotoran yang

dikeluarkan oleh ternak sebagai sisa proses makanan yang disertai urine dan sisa-

sisa makanan sedangkan pupuk kandang yang telah membusuk adalah pupuk

kandang yang telah disimpan lama sehingga telah mengalami proses pembusukan

atau penguraian oleh jasad renik (mikroorganisme) yang ada dalam permukaan

tanah (Wibowo, 2010).

b. Timbulnya Lalat yang Banyak

Lalat timbul karena kurangnya kebersihan kandang Sapi. Lalat adalah jenis

serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Lalat ini dapat

menimbulkan berbagai masalah seperti mediator perpindahan penyakit dari ternak

yang sakit ke ternak yang sehat, mengganggu pekerja kandang, menurunkan

produksi. Lalat juga meresahkan masyarakat yang tinggal di pemukiman yang

dekat dengan peternakan sehingga menimbulkan protes warga. Oleh karena itu,

diperlukan upaya untuk mengurangi keberadaan lalat.Ada banyak jenis lalat yang

ada di permukaan bumi ini, tapi yang paling banyak merugikan manusia adalah

jenis lalat rumah (musa domestika), lalat hijau (lucilia), lalat biru (calliphora

vumituria), dan lalat latrine (fannia cunicularis).Selain mengganggu

pemandangan lalat juga menimbulkan banyak berbagai penyakit misalnya;

desentri, diare, thypoid dan colera. Penyebaran bibit dari berbagai penyakit itu

hampir sama yaitu dibawa oleh lalat yang berasal dari sampah, kotoran manusia

atau hewan, terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang

lain dari lalat lalu hinggap pada makanan manusia. Umumnya gejala dari penyakit

36
ini adalah perut sakit, gangguan pada usus, demam tinggi, sakit kepala dan berak

darah (Dedy, 2010).

Menurut Lili (2010), keberadaan lalat dapat diberantas dengan cara biologis,

kimiawi, elektrik dan tekhnis. Secara biologis yaitu pemberantasan yang

melibatkan makhluk lainnya yang merupakan predator lalat, contohnya kumbang

parasit, lebah. Cara biologis lainnya dengan menggunakan hormone serangga

sintesis yang dicampurkan ke dalam pakan ternak. Pemberantasan lalat secara

kimiawi dengan menggunakan berbagai macam racun serangga yang efektif

dalam membunuh lalat. Secara elektrik yaitu dengan menggunakan lampu neon

yang memiliki daya tarik pandangan lalat, sehingga lalat yang mendekati lampu

akan tersetrum aliran listrik dan mati. Sedangkan secara teknis yaitu

menggunakan alat penangkap lalat yang paling sederhana hingga modern.Selain

usaha tersebut di atas.Keberadaan lalat juga dapat diatasi dengan memelihara

kotoran ayam agar tetap kering dan secara mekanik yaitu dengan biosekuriti yang

meliputi manajemen kebersihan (pembersihan dan disenfeksi kandang, terutama

setelah panen) dan manajemen sampah (pembuangan litter, kotoran dan bangkai

ayam) (Dedy, 2010).

Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan

Ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan bau yang ditimbulkan.

Permasalahan bau juga dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah ternak menjadi

biogas dan pupuk. Setiap usaha peternakan baik itu berupa sapi, ayam, kambing,

kuda maupun babi akan menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan unsur

hara yang tinggi, sehingga banyak petani menggunakannya sebagai pupuk dasar.

Kotoran yang dihasilkan oleh ternak ada dua macam yaitu pupuk kandang segar

37
dan pupuk yang telah membusuk. Pupuk kandang segar adalah kotoran yang

dikeluarkan oleh ternak sebagai sisa proses makanan yang disertai urine dan sisa-

sisa makanan sedangkan pupuk kandang yang telah membusuk adalah pupuk

kandang yang telah disimpan lama sehingga telah mengalami proses pembusukan

atau penguraian oleh jasad renik (mikroorganisme) yang ada dalam permukaan

tanah (Wibowo, 2010).

Menurut Lili (2010), keberadaan lalat dapat diberantas dengan cara biologis,

kimiawi, elektrik dan tekhnis. Secara biologis yaitu pemberantasan yang

melibatkan makhluk lainnya yang merupakan predator lalat, contohnya

kumbang parasit, lebah. Cara biologis lainnya dengan menggunakan hormone

serangga sintesis yang dicampurkan ke dalam pakan ternak. Pemberantasan lalat

secara kimiawi dengan menggunakan berbagai macam racun serangga yang

efektif dalam membunuh lalat. Secara elektrik yaitu dengan menggunakan

lampu neon yang memiliki daya tarik pandangan lalat, sehingga lalat yang

mendekati lampu akan tersetrum aliran listrik dan mati. Sedangkan secara teknis

yaitu menggunakan alat penangkap lalat yang paling sederhana hingga

modern.Selain usaha tersebut di atas. Keberadaan lalat juga dapat diatasi

dengan memelihara kotoran ayam agar tetap kering dan secara mekanik yaitu

dengan biosekuriti yang meliputi manajemen kebersihan (pembersihan dan

disenfeksi kandang, terutama setelah panen) dan manajemen sampah

(pembuangan litter, kotoran dan bangkai ayam)(Dedy, 2010).

38
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan disimpulkan bahwa usaha

penggemukan kambing dengan populasi 15 ekor per periode tidak layak untuk

dilaksanakan.

Saran

Perlu dilakukan peningkatan populasi untuk menutupi kelebihan

pengeluaran sehingga usaha ini layak untuk dijalankan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Cravens, David W. 1999. Strategic Marketing; Alih Bahasa: Lina Salim; Edisi ke
empat, Erlangga, Jakarta.
Handoko, H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE.
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Munandar, D. 2004. Analisis Penentuan Segmen, Target, dan Posisi Pasar Home
Care Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Majalah Ilmiah UNIKOM. Vol. 6,
No. 2.
Purwosutjipto, H. M. N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Bentuk
Perusahaan, Jilid 2, cet. 12, Djambatan, Jakarta
Suretno dan Basri, 2008. Tata laksana perkandangan ternak kambing di dua lokasi
prima tani propinsi lampung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lampung. Hal.545-551
Swastha, B dan Sukotjo, I. 1997 Pengantar Bisnis Modern, Edisi 3, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Syamsul., Ma‟arif, M dan Tanjung, H. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta : PT
Gamedia Widiasarana Indonesia
Widjaya, I. G. R. 2007 Hukum Perusahaan, cet. 7, Kesaint Blanc, Bekasi.

40

Anda mungkin juga menyukai