Geografi Kota
Geografi Kota
2.1.4 Teori dan konsep dasar geografi kota dan perencanaan kota
Perencanaan Kota atau Manajemen Kota (Caroll, N.D.R., 1993)
Perencanaan kota lebih memperhatikan pada persiapan dan antisipasi kondisi
kota pada masa yang akan datang, dengan titik berat pada aspek spasial dan tata
guna lahan; Manajemen Kota lebih memperhatikan kegiatan yang akan segera
dilakukan dengan titik berat pada aspek intervensi dan pelayanan publik yang
akan berimplikasi pada kondisi kota secara keseluruhan
2.2 Perkotaan
2.2.1 Tata guna lahan perkotaan
Komponen penggunaan lahan di wilayah perkotaan, terbagi atas kawasan
budidaya dan kawasan lindung.
Ciri penggunaan kawasan budidaya di perkotaan mixed use
Kawasan lindung perkotaan ruang terbuka hijau, ruang terbuka non-hijau, hutan
kota.
Konsep terkini penggunaan lahan di perkotaan Compact city
Urban sprawl refers to the areal expansion of urban concentrations beyond what
they have been. Urban sprawl involves the conversion of land peripheral to urban
centers that has previously been used for non urban uses to one or more urban
uses (Northam, 1975). Proses perluasan/perembetan kawasan terbangun kota ke
arah luar sebagai dampak dari meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan
perkotaan.
2.2.3 Teori struktur, tata ruang, dan perkembangan kota (Teori Burgess, Hoyt,
Harris dan Ullman, Bergel,Griffin dan Ford, Alonso, dll)
Dua pendekatan Pendekatan ekologis: Concentric zone (Burges), Sectoral (Hoyt),
dan Multiple Nuclei (Haris Ullman) atau Pendekatan ekonomi – neoklasikal: land
value theory, industrial location, central place.
Concentric Zone Model (B.W Burges)
Model Burgess, 1920-an
I. CBD
II. Whole sale
III. Low income housing
IV. Middle income hhousing
V. High income housing
• Other centers have their own functions• Land use pattern is built around several
discrete centers, instead of one
• Zones are not created based on distance from CBD