Pembimbing :
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
RSUD NGANJUK
2015
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
II. ANAMNESA
KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke IGD pukul 18.15 WIB kiriman dari klinik Al-mira karena terkena
luka bakar. Menurut cerita pasien kejadian terjadi pada pukul 15.00 WIB ketika
pasien memutar balik sepeda motornya yang membonceng gerobak bakso dan
sepeda motornya terpeleset sehingga kuah bakso mengenai badan bagian bawah
pasien. Ketika kejadian pasien mengatakan terasa panas pada bagian tubuh yang
tersiram dan kemudian terasa nyeri. Pada saat kejadian pasien sadar, pusing (-), mual
A. PRIMARY SURVEY
B. SECONDARY SURVEY
Kepala-Leher
Thorax
P : sonor +/+
Abdomen
A : BU(+) N
P : soepel (+), nyeri tekan (-), H/L tak teraba, teraba masa (-)
P : Thympani (+)
Extremitas
Tampak bula pada glutea dextra dan sinistra, akral hangat, oedem (-)
Pasien laki-laki usia 43 tahun datang pukul 18.15 setelah tersiram kuah bakso pada
tubuh bagian bawah pukul 15.00. Pasien menyeluh panas dan nyeri pada bagian
tubuh yang tersiram. Pada saat kejadian pasien sadar, pusing (-), mual (-), muntah (-
). BAK (+) normal. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus dan asma
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bula dan ekskoriasi pucat pada
VI. DIAGNOSIS
Wound Toilet
Burnazin salep
- RL : D5 2:2
- ketorolac 3x10 mg
- ciprofloxacin 2x1 g
- Ranitidine 2x1
O=
T : 120/60 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 21 x/menit
t : 38,9 ˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
Abd : - regio abdomen inferior, gluttea dextra sinistra tampak bula pucat dan
Pemeriksaan penunjang :
Koagulasi
Serum darah
- ketorolac 30 mg 2x1
- ranitidin 2x1
- Aspirasi bula
O:
T : 150/80 mmHg
N : 76 x/menit
RR : 21 x/menit
t : 38 ˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
Abd : regio abdomen inferior, gluttea dextra sinistra tampak bula pucat dan
Post debridement :
- RL/D5 2:2
- Ceftriaxone 2x1 g
- Ketorolac 3x10 mg
- ranitidine 2x1
O:
T : 145/90 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 36,6 ˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
O:
T : 140/90 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 38,3 ˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
O:
T : 130/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 38,2 ˚c
O:
T : 150/90 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 36,6˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
O:
T : 150/80 mmHg
N : 76 x/menit
RR : 19 x/menit
t : 37,1˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
O:
T : 140/90 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
t : 36,8˚c
K/L : A(-)/I(-)/C(-)/D(-)
P : KRS
Kulit organ yang terbesar dalam tubuh, mulai dari 0,025 m2 pada bayi baru lahir
menjadi 1,8 m2 pada orang dewasa. Ini terdiri dari dua lapisan, epidermis dan dermis.
1. Epidermis :
Sel-sel terluar dari epidermis, bertindak sebagai lapisan pelindung. Sel-sel
epidermis bermigrasi dari membran basal menjadi lapisan keratin dalam waktu
sekitar 20 hari.
2. Dermis :
Lapisan tebal, terutama terdiri dari serat kolagen dan elastis, pembuluh darah, dan
ujung-ujung saraf. Dalam dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan
folikel rambut. Dermis adalah penghalang yang mencegah hilangnya cairan tubuh
dan kehilangan panas tubuh berlebih baik melalui mikrosirkulasi dan kelenjar
keringat, kulit juga melindungi kita dari infeksi dengan mencegah penetrasi
mikroorganisme ke dalam jaringan subdermal. perlindungan lain diprakarsai oleh
ujung saraf sensorik di dermis yang mendeteksi sensasi sentuhan, tekanan, nyeri,
dingin, dan panas.
3. Hipodermis : terdiri pleksus kapiler dan kelenjar lemak.
Ketebalan kulit juga bervariasi secara signifikan di seluruh tubuh. Kulit sangat
tebal di daerah telapak tangan maupun kaki, relative tebal dibagian punggung atas.
Kulit sangat tipis di berbagai bidang seperti wajah, leher anterior, dan bagian medial
ekstremitas atas. Epidermis memiliki ketebalan 30-55 mikrometer di perut bagian
anterior dan dada dan 85 mikrometer di paha. Dermis memiliki ketebalan 500-900
mikrometer di lengan dan kaki dan sampai 2250 mikrometer di belakang. Dengan
demikian paparan suhu yang sama untuk durasi yang sama di berbagai bagian tubuh
akan mengakibatkan luka bakar dari kedalaman yang berbeda.
B. Luka Bakar
1. Definisi
Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia yang
bersifat asam atau basa kuat, listrik, petir, radiasi.
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, sumber panas dapat berasal dari :
a. Luka bakar termal, dibagi menjadi dua :
- Terpapar oleh benda bersuhu tinggi (api, semburan air panas)
- Terpapar oleh suhu dingin
b. Luka bakar karena arus listrik dan tersambar petir
c. Luka bakar akibat zat kimia
Alkalis / Basa
Hidroksida, soda kaustik, kalium amoniak, lithium, barium, bahan-bahan
pembersih dapat menyebabkan liquefaction necrosis dan denaturasi protein.
Acid / Asam
Asam hidroklorat, asam aksalat, asam sulfat, pembersih kamar mandi atau
kolam renang dapat menyebabkan kerusakan coagulation necrosis
Organic Compounds
Fenol, petroleum, sebagai desinfektan kimia yang dapat menyebabkan
kerusakan kutaneus.
d. Luka bakar akibat radiasi
Radiasi adalah pancaran dan pemindahan energy melalui ruang dari suatu
sumber ketempat lain tanpa perantaraan massa atau kekuatan listrik. Terbakar
oleh sinar matahari akibat terpapar terlalu lama juga merupakan salah satu tipe
luka bakar radiasi.
Luka bakar dihasilkan berbagai penyebab. Luka bakar melepuh merupakan penyebab
paling banyak. Kedalaman dari luka bakar melepuh berhubungan dengan suhu dari
cairan, paparan terhadap cairan, dan kekentalan dari cairan. Penyebab kedua terbanyak
dari luka bakar adalah kebakaran rumah dan selain itu juga disebabkan bahan kimia
maupun listrik.
2. Derajat II
Superficial (II A) : mengenai epidermis dan lapisan atas korium. Timbul
hyperemia. Adanya bulla yang tidak timbul segera setelah terbakar dan terasa
nyeri. Elemen epithelial yaitu dinding kelenjar keringat, lemak, dan folikel rambut
masih banyak, sehingga penyembuhan akan mudah tanpa terbentuknya sikatrik.
Biasanya akan sembuh dalam 2 minggu.
3. Derajat III
Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus, dan
kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka
bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu
di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri
karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan, mengenai seluruh tebal
kulit atau juga mengenai lapisan dibawah kulit seperti subkutan, ototm dan tulang.
1. Penatalaksanaan sirkulasi
Trauma bakar tidak hanya menyebabkan injuri pada jaringan lokal, tapi dapat
menyebabkan respon sistemik yang disebakan pelepasan mediator-mediator
inflamasi (termasuk histamine, prostaglandin, dan sitokin) yang dapat menyebabkan
penurunan volume curah jantung, meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Terapi cairan yang diberikan untuk menggantikan cairan yang hilang melalui kulit
dan kehilangan cairan yang menuju ke jaringan dari kebocoran plasma secara
adekuat, sehingga keseimbangan cairan dalam tubuh terjaga guna untuk
mempertahankan perfusi ke jaringan maupun organ. Kebocoran plasma biasanya
terjadi setelah 8-12 jam injuri.
Penggunaan resusitasi cairan untuk pasien yang mengalami luka bakar lebih
dari 15% dari total luas permukaan tubuh. Bagi pasien yang sadar dengan luka
bakar kurang dari 15% harus menjaga keseimbangan cairan nya dengan minum
secara oral sebaik mungkin.
Banyak metode / formula yang digunakan, tapi formula Parkland
merupakan metode paling sering digunakan untuk memperkirakan kebutuhan akan
cairan. Cairan yang digunakan adalah ringer laktat dimana larutan ini relative
hipotonis, dan berisi natrium, kalium, kalsium klorida dan laktat.
F. Komplikasi
1. Hypertropic scarring
2. Marjolin’s ulcer
3. Heterotropic Ossification
4. Kontraktur
5. Obstruksi jalan anfas
6. Syok karena kehilangan cairan
7. Kegagalan jantung, kegagalan ginjal mendadak
8. Sepsis
9. Anemia
10. Hipoalbumin
G. Prognosis
Prognosa dan berat ringannya luka bakar ditentukan :
1. Usia
2. Penyakit yang menyertai
3. Luka sampingan
4. Lokasi luka bakar
5. Luas luka bakar