Anda di halaman 1dari 13

HARI III (TERAPI MELUKIS)

TEMA “HEWAN” (Sabtu, 24 Maret 2018)

No. Nama Klien Warna Yang Lukisan


Dipilih Pertama
1 Fikri Biru

2 Dedet Biru

3 Prengky Biru

4 Kardius Hijau

5 Reno Hijau

6 Aan Ungu
7 Apipudin Coklat

8 Erik Biru

9 Rahmat Coklat

10 Mulyadi Coklat

Keterangan:

1. Tn.F saat mengikuti kegiatan melukis sangat senang, Tn.F menceritakan yang dia
gambar yaitu pelangi dengan warna merah, kuning, hijau dan biru. Tn.F menggambar
ikan lowhan dengan anak-anaknya. Setelah menggambar Tn.F mengatakan sangat
senang karena bisa berkumpul dengan teman-teman dan suster yang merawatnya.
2. Tn.D saat mengikuti kegiatan melukis terlihat bahagia, Tn.D menceritakan bahwa ia
ingin menggambar ayam bangkok beras. Tn.D mengatakan teringat ayam bangkoknya
di rumah. Tn.D tampak telaten dalam melukis, Tn.D sangat senang bisa melukis
bersama.
3. Tn.K sangat senang bisa mengikuti kegiatan melukis, Tn.K kooperatif selama
kegiatan melukis berlangsung. Tn.K menceritakan telah melukis ikan palau/bandeng
yang ada di sebuah kolam dekat rumahnya.
4. Tn.R mengatakan senang bisa mengikuti kegiatan melukis. Tn.R menceritakan dia
menggambar seekor ikan mas dalam sungai Sungki dan ikan tersebut bernafas
menghembuskan oksigen ke permukaan air. Ada beberapa burung yang terbang di
atasnya. Tn.R merasa lebih tenang selama mengikuti kegiatan melukis.
5. Tn.A tampak tersenyum selama mengikuti kegiatan melukis. Tn.A memilih warna
pertama ungu untuk menggambar ikan dalam sebuah akuarium yang berukuran
sedang. Tn.A ingin mempunyai sebuah akuarium di rumah dan banyak ikan di
dalamnya.
6. Tn.Ap terlihat senang selama mengikuti kegiatan melukis. Tn.Ap melukis seekor
ayam, bebek, rumah dan pohon kelapa yang ada di rumahnya. Tn.Ap mengatakan
rindu dengan rumahnya, istri dan anaknya.
7. Tn.E menggambar seekor burung, yang berwarna biru bersih dan merah yang
tandanya berani. Tn.E mengatakan hidup ini tidak akan hancur jika kita tidak mencari
kehancuran.
8. Tn.P mengatakan merasa senang melukis, Tn.P menceritakan menggambar hiu dan 2
ekor anaknya yang berada di laut. Tn.P terlihat senang dan mengobrol dengan teman-
temannya.
9. Tn.Pa mengatakan menggambar monyet dan menceritakan bahwa monyet tersebut
melihat seorang wanita cantik berkerudung.
10. Tn.M mengatakan ingin sekali ikut terapi melukis, Tn.M dalam keadaan tenang dan
menceritakan telah menggambar seekor ikan emas dan ada mobil-mobilan anak-
anaknya.

HARI IV (TERAPI MELUKIS)

TEMA “PEMANDANGAN” (Senin, 26 Maret 2018)

No. Nama Klien Warna Yang Lukisan


Dipilih Pertama
1 Sadham Hitam

2 Candra Hijau

3 Reno Hitam

4 Elva Merah muda


5 Rusman Hitam

6 Rahmat Merah muda

7 Dedet Hitam

8 Aan Hijau

9 Apipudin Hitam

10 Juspian Hitam

Keterangan :
1. Tn.S mengatakan perasaannya tenang bisa mengikuti acara melukis, Tn.S tampak
tersenyum dan menggambar gunung batu di Saudi Arabia dan ada pohon kurma.
2. Tn. C mengatakan perasaannya rindu dengan keluarga di rumah, Tn.C menceritakan
tentang gambarnya yaitu ada kuda, kapal laut, rumah dan pohon serta perkebunan
yang amat rimbun.
3. Tn.R mengatakan mengatakan senang mengikuti acara melukis dan bisa kenal dengan
teman-teman yang lain. Tn.R mengatakan menggambar sebuah gunung dan ada
rumah, pohon beringin, burung yang berterbangan 3 ekor dan ada peternakan ayam
yang jumlahnya juga 3 ekor. Tn.R tampak tenang dan mengikuti acara sampai akhir.
4. Tn.E mengatakan menggambar pohon beringin, 3 ekor ayam dan adanya persawahan
di dekat rumahnya. Tn.E sangat merindukan kampung halamannya.
5. Tn.Ru tampak senang mengkuti terapi melukis, Tn.R menceritakan gambarannya
tentang jalan, ada motor, ada seorang bapak-bapak jalanan, ada anak ayam, pohon
kelapa yang dijadikan tempat berteduh dan suasananya lagi mendung.
6. Tn.Ra menceritakan tentang lukisannya tentang langit yang biru, ada bebek dan anak
bebek yang berada di pegunungan dan air yang keluar dari pegunungan serta
pepohonan yang rindang.
7. Tn.D mengatakan perasaannya sedang sedih karena ingin pulang, Tn.D menceritakan
tentang adanya gunung merapi, pepohonan, rumah yang berukuran 4x6 m terkena
sinar matahari dan ada seekor bebek yang sedang sakit.
8. Tn.A tampak tersenyum dan tenang saat melukis, Tn.A mengatakan lukisannya
tentang gunung, rumah, pohon cemara, padi-padian dan adanya burung yang hinggap
di padi tapi tidak memakan padi tersebut.
9. Tn.Ap terlihat murung karena kangen dengan istri dan anaknya, Tn.Ap melukis
sebuah mobil, rumah dan gunung.
10. Tn. J mengatakan senang mengikuti lomba melukis, Tn.J tampak menggambar sebuah
gunung dan pohon kelapa yang sangat sederhana dengan warna cat hitam.

HARI V (TERAPI MELUKIS DENGAN FINGERS)

TEMA “BEBAS” (Selasa, 27 Maret 2018)

No. Nama Klien Warna Yang Lukisan


Dipilih Pertama
1 Candra Kuning

2 Aan Coklat

3 Rusman Biru
4 Rahmat Merah

5 Elva Merah

6 Apipudin Coklat

7 Dedet Hitam

8 Sadam Coklat

9 Wahyudi Kuning

10 Marsuhandi Biru
Keterangan:
1. Tn.C mengatakan menggambar sebuah guci yang didalamnya ada seorang jin, Tn.C
sangat senang bisa mengikuti acara melukis dan ingin segera pulang.
2. Tn.A mengatakan menggambar 3 macam gambar, yaitu sebuah teko yang fungsinya
untuk menampung air, dan masing-masing 1 cangkir dan gelas yang gunanya untuk
menampng air untuk di minum. Perasaan Tn.A senang bisa melukis bersama dengan
teman-teman.
3. Tn.Ru mengatakan senang mengiktui acara melukis, Tn.Ru melukis tentang seorang
tentara yang di ruang Bangau datang dengan gerilya 1990 membela orang yang lemah
dan suka menolong siapapun yang membutuhkan bantuannya.
4. Tn.Ra senang bisa bersama dengan perawat untuk melukis. Tn.R mengatakan senang
melukis lukisan abstrak yang didalamnya menggambarkan isi hati Tn.R. Lukisan
abstrak tersebut hanya bisa dilihat pakai ilmu yang artinya Pandi cinta Okta.
5. Tn.El mengatakan perasaannya bahagia bisa mengikuti acara melukis lagi, Tn.El
menggambarkan dirinya menerima sebuah piala sewaktu SD karena juara kelas.
6. Tn.Ap menceritakan dirinya sedang berada di daerah pegunungan yang sangat damai
dan adanya cahaya dari bulan dan bintang.
7. Tn.D mengatakan senang bisa mengiktui acara melukis dan Tn.D menceritakan
lukisannya adalah dirinya yang sedang memetik padi di dekat gunung Dempo, dan
ada burung elang yang terbang di udara.
8. Tn.S mengatakan menggambar sebuah simbol zaman dulu yaitu grup sepak bola
pemain Chelsea. Tn.S tampak bahagia saat menceritakan lukisannya.
9. Tn.W mengatakan senang bisa diajak melukis oleh perawat, Tn.W mengatakan
hatinya sedang jatuh cinta kepada seseorang. Tn.W melukis sebuah panah cinta.
10. Tn.M perasaannya tenang dan damai karena bisa ikut terapi melukis, Tn.An melukis
sebuah bukit dan jembatan yang ada di daerahnya.
A. Perilaku kekerasan
1. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah
berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol
(Yosep, 2009).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan dimana hal tersebut untuk mengungkapkan perasaan kesal
atau marah yang tidak konstruktif (Stuart & Sundeen, 2005).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan (Fitria, 2010).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000).
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan adalah
suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. (Keliat, Ana Budi. Dkk.
2009)

2. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan yaitu :
a. Faktor psikologis
Psychoanalytical theory: teori ini mendukung bahwa perilaku agresif
merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang di
ekspresikan dengan seksualitas dan kedua insting kematian yang di ekspresikan
dengan agresivitas.
Frustation-aggresion theory: teori yang dikembangkan oleh pengikut
freud ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu
tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada
gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau
objek yang menyebabkan frustasi. Jadi hampir semua orang yang melakukan
tindakan agrresif mempunyai riwayat perilaku agresif.
Pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif, mendukung
pentingnya peran dari perkembangan presdiposisi atau pengalaman hidup. Ini
menggunakan pendekatan bahwa manusia mampu memilih mekanisme koping
yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh dari pengalaman tersebut:
1) Kerusakan otak organik, retardasi mental sehingga tidak mampu untuk
menyelesaikan secara efektif.
2) Severe emotional deprivation atau rejeksi yang berlebihan pada masa
kanak-kanak,atau seduction parental, yang mungkin telah merusak
hubungan saling percaya dan harga diri.
3) Terpapar kekerasan selama masa perkembangan, termasuk child abuse
atau mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga membentuk pola
pertahanan atau koping.
b. Faktor soosial budaya
Social-Learning Theory: teory yang dikembangkan oleh Bandura (1977)
dalam Yosep (2009) ini mengemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan
respon-respon yang lain. Agresi dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi,
dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan
untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap kebangkitan emosionalnya
secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Pelajaran ini bisa
internal atau eksternal.
Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma
dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau
tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk
mengekspresikan marah dengan cara yang asertif.
c. Faktor biologis
Ada beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan agrsif
mempunyai dasar biologis.
Penelitian neurobiologi mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus
elektris ringan pada hipotalamus bidatang ternyata menimbulkan perilaku
agresif. Rangsangan yang diberikan terutama pada nukleus periforniks
hipotalamus dapat menyebabkan seekor kucing mengeluarkan cakarnya,
mengangkat ekornya, mendesis dll. Jika kerusakan fungsi sistem limbik (untuk
emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional) dan lobus
temporal.
Neurotransmiter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif:
serotonin, dopamin, norepineprine, acetilkolin dan asam amino GABA.
Faktor-faktor yang mendukung:
1) Masa kanak-kanak yang mendukung
2) Sering mengalami kegagalan
3) Kehidupan yang penuh tindakan agresif
4) Lingkungan yang tidak kondusif (bising, padat)

3. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan
dengan (Yosep, 2009):
a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan
sebagainya.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
e. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa
frustasi.
f. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan
tahap

4. Tanda dan Gejala


Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut :
a. Fisik
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot/ pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Postur tubuh kaku
6) Jalan mondar-mandir
b. Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
3) Mengancam secara verbal atau fisik
4) Mengumpat dengan kata-kata kotor
5) Suara keras
6) Ketus
c. Perilaku
1) Melempar atau memukul benda/orang lain
2) Menyerang orang lain
3) Melukai diri sendiri/orang lain
4) Merusak lingkungan
5) Amuk/agresif
d. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan
menuntut.
e. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
g. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
h. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

5. Rentang Respon
Menurut Yosep (2007) perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang
ekstrim dari marah atau ketakutan (panik).

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Gambar 1. Rentang Respon

Setiap orang mempunyai kapasitas berperilaku asertif, pasif dan agresif sampai
kekerasan. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Asertif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa
menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan.
b. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat
marah dan tidak dapat menemukan alternatif.
c. Pasif : individu tidak dapat mengungkapkan
perasaannya.
d. Agresif : perilaku yang menyertai marah terdapat dorongan
untuk menuntut tetapi masih terkontrol.
e. Kekerasan : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta
hilangnya kontrol. Perilaku kekerasan merupakan suatu
rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanivestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut
merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian
pesan dari individu. Orang yang mengalami kemarahan
sebenarnya ingin menyampaikan pesan bahwa ia ”tidak setuju,
tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau
diremehkan.” Rentang respon kemarahan individu dimulai
dari respon normal (asertif) sampai pada respon yang tidak
normal (maladaptif).

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang biasa digunakan adalah:
a. Sublimasi, yaitu melampiaskan masalah pada objek lain.
b. Proyeksi, yaitu menyatakan orang lain mengenal kesukaan/ keinginan tidak
baik.
c. Represif, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan
melebihkan sikap/ perilaku yang berlawanan.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan
dengan melebihkan sikap perilaku yang berlawanan.
e. Displecement, yaitu melepaskan perasaan tertekan dengan bermusuhan pada
objek yang berbahaya.
f. Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang
berkepanjangan dari seseorang karna ditinggal oleh orang yang dianggap
berpangaruh dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat
menyebabkan seseorang harga diri rendah (HDR), sehingga sulit untuk
bergaul dengan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain
tidak dapat diatasi maka akan muncul halusinasi berupa suara-suara atau
bayang-bayangan yang meminta klien untuk melakukan kekerasan. Hal ini
data berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain (resiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan).
Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan, dukungan keluarga
yang kurang baik dalam mengahadapi kondisi klien dapat mempengaruhi
perkembangan klien (koping keluarga tidak efektif). Hal ini yang menyebabkan klien
sering keluar masuk RS atau menimbulkan kekambuhan karena dukungan keluarga
tidak maksimal (regimen terapeutik inefektif).

7. Penatalaksanaan dari perilaku kekerasan


1. Farmakoterapi
a) Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
b) Obat anti depresi, amitriptyline
c) Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
d) Obat anti insomnia, phneobarbital
2. Terapi modalitas
a) Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian:

1. BHSP
2. Jangan memancing emosi klien
3. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
4. Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan pendapat
5. Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
6. Mendengarkan keluhan klien
7. Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien
8. Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
9. Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
Jika terjadi PK yang dilakukan adalah:

1) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman


2) Hindari benda tajam
3) Lakukan fiksasi sementara
4) Rujuk ke pelayanan kesehatan

b) Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social atau aktivitas
lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien karena
masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
c) Terapi musik
Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien.
d) Terapi melukis
Dengan melukis klien dapat menuangkan emosinya dalam sebuah lukisan. Klien
juga dapat menggunakan otot-otot ditangannya untuk melukis dan melatih
kesabaran selama kegiatan melukis.

8. Pohon masalah pada perilaku kekerasan

Resiko mencederai

Orang lain/ lingkungan

Perilaku Kekerasan (CP)

Gangguan harga diri: harga diri rendah

Anda mungkin juga menyukai