Anda di halaman 1dari 5

Status Gizi Siswa Kelas 1-5

Sekolah Dasar Kristen Advent 06 Kairagi Weru


Maurin Wowor, Yuki Rumampuk, Rama Sumual.1

1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado,
Email: faked.unsrat.ac.id

Abstrak
Banyak masalah kesehatan yang terjadi pada anak sekolah dasar, tapi yang paling sering terjadi adalah masalah keseimbangan
gizi. masalah gizi dapat ditunjang oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua,
dan pendapatan keluarga. penilaian status gizi secara antropometri dilakukan untuk mengetahui keadaan gizi anak, sehingga
masalah gizi dapat ditatalaksana sesegera mungkin. Penelitian ini menggunakan rancangan survei deskriptif dengan studi cross
sectional. Dari 238 siswa Sekolah Dasar Kristen Advent 06 Kairagi Weru, diambil 187 siswa sebagai sampel. Penelitian ini
dilakukan dari bulan April sampai Mei 2017. Data status gizi mahasiswa dikumpulkan melalui penilaian antropometri yang
sesuai dengan standar WHO 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 187 siswa, 61 siswa (33%) memiliki status normal
gizi, 18 siswa (13%) gizi buruk, 62 siswa (33%) di gizi kurang, 21 siswa (11%) gizi lebih, dan 25 siswa (10%) obesitas. Gizi
buruk, gizi kurang, kelebihan gizi, dan obesitas masih ditemukan pada siswa Sekolah Dasar Kristen Advent 06 Kairagi.

Kata kunci: sekolah dasar, status gizi,

Abstract
There are many health problems that occur in elementary school children, but the most common is the problem of nutrition. The
nutritional problems can be supported by several factors such as age, gender, parental education, parental occupation, and
family income. Anthropometric assessment of nutritional status was conducted to determine the nutritional status of the child,
so the nutrition problem can be treated as soon as possible. This study used descriptive survey design with cross sectional study.
From 238 students Advent 06 Kairagi Weru Elementary School, there were 187 students as samples. This study was conducted
from April to Mey 2017. Data of nutritional status of students were collected through anthropometric assessment which
complies with the standard of WHO 2007. The result of the study indicate that of the 187 students, 61 students (33%) had
normal nutritional status, 18 students (13%) severe undernutrition, 62 students (33%) undernutrition, 21 students (11%)
overnutrition, and only 25 students (10%) obese. So, severe undernutrition, undernutrition, overnutrition, and obesity still found
on Advent 06 Kairagi Weru Elementary School students.

Key words: elementary school, nutritional status

1
I. Pendahuluan Kurang Energi Protein (KEP), anemia
besi, Gangguan Akibat Kekurangan
Pembangunan nasional suatu Yodium
bangsa dipengaruhi oleh kualitas Sumber (GAKY), dan kekurangan vitamin A.
Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya Disamping itu juga terdapat masalah gizi
peningkatan kualitas sumber daya manusia mikro lainnya seperti defisiensi zink yang
adalah terciptanya pembangunan sampai saat ini belum terungkap karena
kesehatan yang adil dan merata, yang adanya keterbatasan ilmu pengetahuan dan
mengupayakan agar masyarakat berada teknologi gizi.Kekurangan gizi juga dapat
dalam keadaan sehat secara optimal, baik menyebabkan penyakit infeksi yang
fisik, mental, dan sosial serta mampu menjadi penyebab kematian.3
menjadi generasi yang produktif. Menurut data Riskesdas tahun
Pencapaian pembangunan kesehatan 2007, pada anak usia 6-14 tahun,
dinilai dengan derajat kesehatan prevalensi anak gizi kurang menggunakan
masyarakat. Derajat kesehatan nilai rerata IMT, umur, dan jenis kelamin
digambarkan dengan situasi mortalitas, paling tinggi di Nusa Tenggara Timur
morbiditas, dan status gizi masyarakat. (laki-laki 23,1% dan perempuan 19,1%),
Ketidakseimbangan gizi dapat dan prevalensi paling rendah di Bali (laki-
menurunkan kualitas SDM. Gizi yang baik laki 8,3% dan perempuan 6,9%).4
akan menghasilkan SDM yang berkualitas Sedangkan prevalensi anak kurang gizi di
yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang Sumatera Selatan, yaitu laki-laki 14,9%
tangguh serta produktif.1 dan perempuan 13,8%. Dari data
Perbaikan gizi diperlukan mulai Riskesdas 2010, prevalensi anak pendek
dari masa kehamilan, bayi dan anak balita, masih tinggi pada anak usia 6-12 tahun
prasekolah, anak usia sekolah dasar, adalah 35,8%, dan untuk anak kurus pada
remaja dan dewasa, sampai usia lanjut. usia 6-12 tahun adalah 11%.5
Anak sekolah dasar merupakan sasaran Tidak hanya masalah gizi kurang,
strategis dalam perbaikan gizi masyarakat masalah gizi lebih juga harus diperhatikan
karena pada masa anak fungsi organ otak karena prevalensi gizi lebih meningkat
mulai terbentuk mantap sehingga dengan bertambahnya usia. Data Riskesdas
perkembangan kecerdasan cukup pesat. 2007 menyatakan bahwa prevalensi paling
Anak Sekolah Dasar (SD) adalah anak usia tinggi anak laki-laki usia 6-14 tahun
6-12 tahun.1 Pertumbuhan dan dengan berat badan lebih di Sumatera
perkembangan anak sangat membutuhkan Selatan (16,0%) dan anak perempuan di
gizi yang cukup agar tidak terjadi Nanggroe Aceh Darussalam (12,0%).
penyimpangan pada pertumbuhan dan Sedangkan prevalensi berat badan lebih
perkembangan anak. Gizi yang kurang paling rendah di Nusa Tenggara Timur,
juga akan membuat sistem imun pada anak laki-laki (4,6%) dan perempuan (3,2%).4
lemah. Aktifitas yang cukup tinggi dan Secara garis besar ada tiga faktor
kebiasaan makan yang tidak teratur pada utama yang dapat menyebabkan maslah
anak sering mengakibatkan gizi, yaitu faktor penjamu, agens, dan
ketidakseimbangan antara asupan dan lingkungan. Faktor penjamu meliputi:
kecukupan gizi. Ketidakseimbangan antara faktor genetik, umur, jenis kelamin,
asupan dan kecukupan gizi akan kelompok etnik, keadaan fisiologis,
menimbulkan masalah gizi, baik itu keadaan imunologis, kebutuhan zat gizi,
masalah gizi lebih maupun gizi kurang.2 dan kebiasaan seseorang. Faktor agens
Masalah gizi di Indonesia masih meliputi: faktor gizi, kimia dari luar, kimia
didominasi oleh masalah gizi kurang yaitu dari dalam, fisiologi, genetik, psikis,
kekuatan fisik, dan biologis/parasit.
Sedangkan faktor lingkungan meliputi:

2
lingkungan fisik, biologis, sosial, ekonomi, Tabel 1. Distribusi Karakteristik Siswa
dan budaya.3 dan Orang Tua Siswa

Variabel Jumlah
II. Metode
Umur
6 Tahun 22
Penelitian ini dilakukan dengan
7 Tahun 39
menggunakan metode penelitian survei
8 Tahun 38
deskriptif dengan rancangan studi cross
9 Tahun 34
sectional yang dilakukan di Sekolah Dasar
10 Tahun 41
Negeri Advent 06 Kairagi Weru.
11 Tahun 8
Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan
12 Tahun 2
april sampai mei 2017. Populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah siswa
Sekolah Dasar Negeri 06 Kairagi Weru
Karakteristik Orang Tua
sesuai data siswa di Sekolah Dasar
Pekerjaan Kepala Keluarga
tersebut, dan sampel yang digunakan pada
PNS 8
penelitian ini adalah siswa kelas 1 sampai
Swasta 53
5 yang tersaring melalui kriteria inklusi
Wiraswasta 31
dan eksklusi. Variabel dalam penelitian
Buruh 31
ini adalah distribusi status gizi secara
AL 4
keseluruhan, status gizi berdasarkan umur,
AD 1
status gizi berdasarkan jenis kelamin,
Pelaut 5
status gizi berdasarkan pendidikan kepala
Guru 1
keluarga, status gizi berdasarkan pekerjaan
Ojek 3
kepala keluarga.
Supir 7
Pengumpulan data tinggi badan,
Dosen 2
berat badan, dan lingkar pinggang siswa
Pendeta 3
dilakukan secara langsung. Data akan
Polisi 6
dianalisis menggunakan program
Wartawan 2
Microsoft Excel, kemudian disajikan
Aparat Sipil Negara 1
dalam bentuk tabel frekuensi dan diagram.
Pekebun 1
Petani 2
TNI 1

3
III. Hasil Gambar 2. Persentase Status Gizi
berdasarkan Pekerjaan Orang Tua.
Penelitian ini bersifat deskriptif.
Siswa kelas 1-5 yang terdata di Sekolah Berdasarkan data pekerjaan
Dasar Kristen Advent 06 Kairagi Weru ayah SD Advent 05 Kairagi,
sebanyak 187 siswa didapatkan data tertinggi pekerjaan
ayah sebagai pekerja swasta
Tabel 2. Distribusi Status Gizi Siswa sebanyak 53, dan data terendah
Status Gizi Jumlah (n) Persentase (%)
Gizi Buruk 18
pekerjaan ayah sebagai Angkatan
Gizi Kurang 62 Darat, Guru, Aparat Sipil Negara,
Gizi Baik 61 Pekebun, dan TNI sebanyak 1 siswa
Gizi Lebih 21 dari masing-masing pekerjaan.
Obesitas 25

Status gizi siswa yang dihitung


berdasarkan standar deviasi
memperlihatkan bahwa terdapat 61 siswa
(33%) memiliki status normal gizi, 18
siswa (13%) gizi buruk, 62 siswa (33%) di
gizi kurang, 21 siswa (11%) gizi lebih, dan
25 siswa (10%) obesitas.
60

50

40

30

Gambar 3. Persentase Perawakan


20

10
Tinggi Siswa SD Kristen Advent 06
0
Kairagi Weru
Pendeta
Wiraswasta

aparat sipil negara


Swasta

AL

AD

dosen
Buruh

guru

ojek
Pelaut

sopir

polisi

Petani
wartawan

Pekebun
PNS

TNI

Dari hasil perawakan tinggi anak


Pekerjaan Ayah SD Advent 06 Kairagi didapatkan 60%
memiliki perawakan tinggi yang normal.
Gambar 1. Distribusi Status Gizi
berdasarkan IV. Pembahasan
Pekerjaan Kepala Keluarga
Penelitian status gizi berdasarkan
Pekerjaan Ayah PNS Pekerjaan Ayah Swasta Pekerjaan Ayah Wiraswasta
Pekerjaan Ayah Buruh Pekerjaan Ayah AL Pekerjaan Ayah AD IMT/U dengan menggunakan standar baku
Pekerjaan Ayah Pelaut Pekerjaan Ayah guru Pekerjaan Ayah ojek
Pekerjaan Ayah sopir
Pekerjaan Ayah polisi
Pekerjaan Ayah dosen
Pekerjaan Ayah wartawan
Pekerjaan Ayah Pendeta
Pekerjaan Ayah aparat sipil negara
WHO 2007 yang telah dilakukan terhadap
Pekerjaan Ayah Pekebun Pekerjaan Ayah Petani Pekerjaan Ayah TNI
187 siswa kelas 1-5 di SD Kristen Advent
2% 1% 1%
3% 06 Kiragi Weru yang berusia antara 6-12
2%
19%
1%
tahun, didapatkan jumlah siswa yang
4%
2%
4%
memiliki gizi baik cukup tinggi yaitu 33%.
19%
8% 1% Selain gizi baik, masih ditemukan masalah
5%
1%
1% gizi buruk 13% dan gizi kurang yang
1%
33%
1%
kurang lebih sama dengan gizi baik yaitu
33%. Gizi lebih yang tidak ditangani
segera dapat menyebabkan obesitas.
Dalam penelitian ini, angka obesitas

4
sangat rendah, yaitu hanya 10%. Angka ini Referensi
lebih rendah daripada angka gizi kurang
dan gizi buruk pada penelitian ini. 1. Departemen Kesehatan Republik
Pada penelitian ini juga dicari Indonesia. Pedoman Penyuluhan Gizi
status gizi berdasarkan pekerjaan kepala pada Anak Sekolah Bagi Petugas
keluarga. Hal ini untuk mengetahui apakah Penyuluhan. Jakarta: Ditjen Bina
secara tidak langsung variabel tersebut Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi
dapat menunjukan perbedaan status gizi Masyarakat. 2001.
dari setiap tingkatan pada variabel 2. Ipriyona Tri Noli. Hubungan
tersebut. Dari hasil dapat dilihat bahwa Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi
memang benar secara tidak variabel Anak SD Kelas VI di Tiga SD Swasta
tersebut dapat mempengaruhi status gizi di Kota Palembang. Skripsi Sarjana.
anak walaupun tidak dapat dikatakan valid Jurusan Pendidikan Dokter Umum.
karena perlu penelitian lebih lanjut. Fakultas Kedokteran Universitas
Dari hasil penelitian distribusi Sriwijaya. 2011.
status gizi, peneliti belum mendapatkan 3. Supariasa I Dewa Nyoman, Bachyar
penelitian khusus tentang hubungan Bakri, Ibnu Fajar. Penilaian Status
pekerjaan kepala keluarga, dengan status Gizi. Jakarta: EGC. 2002.
gizi anak sekolah dasar. Pekerjaan kepala 4. Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar
keluarga secara tidak langsung 2007. Badan Penelitian dan
berhubungan dengan pendapatan keluarga, Pengembangan Kesehatan
apabila pekerjaan baik, maka pendapatan Departemen Kesehatan Republik
keluarga juga baik. Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. 2008.
V. Kesimpulan 5. Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar
2010. Badan Penelitian dan
Dari 187 sampel penelitian, Pengembangan Kesehatan
sebagian besar siswa memiliki status gizi Departemen Kesehatan Republik
baik, yaitu sebanyak 61 siswa (33%), 18 Indonesia. Jakarta: Departemen
siswa (13%) gizi buruk, 62 siswa (33%) di Kesehatan RI. 2010.
gizi kurang, 21 siswa (11%) gizi lebih, dan
25 siswa (10%) obesitas.
Faktor predisposisi seperti
pekerjaan Kepala Keluarga (KK) juga
mempengaruhi status gizi. Semakin tinggi
pendidikan Kepala Keluarga (KK), maka
Kepala Keluarga akan mendapat pekerjaan
yang baik, semakin tinggi pekerjaan,
kebutuhan gizi akan semakin diperhatikan,
dan semakin tinggi pendapatan keluarga,
maka kebutuhan gizi semakin terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai