Anda di halaman 1dari 4

EFEK SENYAWA AKTIF DAUN BELUNTAS TERHADAP KADAR TESTOTERON

TIKUS PUTIH (Ratus norwegicus) JANTAN

Rr. Eko Susetyarini1


1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Korespondensi : Perum Muara Sarana Indah F-15 Mulyoagung Dau Malang
Tlp. 0341-461479, Hp.0811361484, E-mail: nini@umm.ac.id

ABSTRAK

In carrying out autonomy this area needed to emphasize at the democratize principles, the role
of society, generalization and justice also pay attention the potency and area variety. Therefore
participation and society initiative in development needed to improve the role of society in executing
development and identify potency and the local variety.
This research is done in Tlogowaru of Kedung Kandang subdistrict Malang town. Target of
this research is to describe of how society participation in identifying, planning, executing, treatment
and taking place of program are suitable with basic necessary and also government participation of
sub-district, LPMK and other organization. This research method is combining between RRA meth
od and PRA expected can dig the information that required suitable with the target of research.
Result of research indicates that the society participation in identifying the problems in society
community needs to be improved as form of empowering of society potency. Development is real
society necessary and non package program forced from power center. Involvement of figure
governmental give and give high motivation in development that have continuation is done by
society.

Key word: Alkaloid, flavonoid, tannin, testosteron

PENDAHULUAN tradisional yang digunakan sebagai obat


antifertilitas oral pada pria. Salah satu tanaman
Kontrasepsi sebagian besar dilakukan oleh tradisional yang termasuk kelompok tanamanan
para wanita. Dari peserta keluarga berencana, antifertilitas, adalah beluntas (Pluchea indica).
proporsi pria sebesar 50%. Kurang partisipasi pria Beluntas biasa ditanam oleh masyarakat sebagai
disebabkan terbatasnya sarana kontrasepsi, yaitu tanaman pagar.
berupa kondom, vasektomi (Adimulyo, 1990). Penelitian dari Setiawan (1999), menyatakan
Kelemahan alat kontarsepsi kondom memberikan bahwa daun beluntas diberikan secara oral,
ketidaknyamanan pada pasangan, vasektomi mempunyai pengaruh antifertilitas pada mencit
(sterilisasi) menyebabkan terjadinya gangguan pada betina. Namun penelitian daun beluntas yang
imunoglobulin. digunakan sebagai antifertilitas pada hewan coba
Salah satu usaha yang sedang dilakukan adalah jantan belum ada. Maka perlu diteliti secara
menemukan obat antifertilitas pria yang dapat mendasar dan menyeluruh mengenai kemanfaatan
diberikan per oral ( Astika, 1991). Tetapi yang telah (khasiat) dan keamanan dari tanaman obat (Menteri
ditemukan sarana kontrasepsi pria adalah berupa Kesehatan RI No. 949/MENKES/PER/VI/2000).
suntikan, yaitu testosteron dan medroksi Ternyata pada daun tersebut terkandung zat-zat
progesteron asetat (Mulyati, dkk, 1993; Suharsono aktif, yaitu alkaloid, flavonoid, tannin, minyak
dan Sarmanu, 1998). Kontrasepsi yang berupa atsiri. Akar beluntas mengandung zat aktif
suntikan banyak tidak diminati karena belum flavonoid dan tanin. (Setiawan, 1999).
memasyarakat dan akan menimbulkan efek Hasil penelitian sebelumnya tentang
samping. Belum banyak penggunaan tanaman obat pemberian dekok beluntas pada tikus putih jantan

Eko Susetyarini , Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas Terhadap Kadar Testoteron Tikus Putih 21
(Ratus Norwegicus) Jantan
secara per oral mempengaruhi sel spermatogenik Dalam penelitian ini digunakan hewan coba , flavonoid, serta tanpa pemberian zat aktif daun testosteron: Darah yang diambil dari aorta jantung,
tikus putih (Susetyarini ,2005). Dosis dekok yang satu klas dengan manusia, yaitu hewan dari beluntas (kontrol), ulangan 3 kali. Pengambilan disentrifuge, kemudian dianalisa kadar hormon
beluntas berpengaruh juga pada kadar testosteron klas mamalia tikus putih (Ratus norwegicus). sampel secara random. Rancangan percobaan yang testosteron dengan metode ELISA, dilakukan di
tikus putih jantan (Susetyarini, 2003). Dan hasil Hewan ini mempunyai sifat anatomi dan fisiologi digunakan adalah rancangan acak lengkap. laboratorium Prodia di Malang. Data yang didapat
penelitian Susetyarini (2004), tentang tikus putih mirip dengan manusia. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: variabel dianalisis dengan Anava dengan uji lanjut BNT.
jantan yang diberi dekok beluntas berpengaruh juga Berdasarkan fenomena di atas, maka perlu bebas berupa senyawa aktif daun beluntas
terhadap jumlah anakan tikus putih betina setelah kiranya dilakukan penelitian pengaruh senyawa (flavonoid, alkaloid dan tanin); variabel terikat HASIL DAN PEMBAHASAN
dikawinkan dengan tikus putih jantan. Pada dekok aktif daun beluntas terhadap kadar testosteron tikus berupa kadar testosteron.
daun beluntas masih terkandung berbagai senyawa putih jantan Penelitian ini bertujuan untuk Cara kerja : Perlakuan berupa flavonoid daun Percirian simplisia, daun beluntas yang
aktif, belum diketaui senyawa aktif yang efektif memperoleh hasil isolat senyawa aktif berupa tanin, beluntas, alkaloid daun beluntas, tanin daun digunakan dalam penelitian ini diambil dari
sebagai antifertilitas. flavonoid, alkaloid daun beluntas dan efeknya beluntas yang diberikan secara oral pada tikus putih perkebunan beluntas di daerah Nongkojajar
Daun beluntas mengandung senyawa- terhadap kadar testosteron tikus putih jantan. jantan dengan volume 2 ml menggunakan sonde Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian 750 -3676
senyawa aktif, yaitu alkaloid, flavonoid, tannin, (Setiawan, 1999); pemberian zat aktif tersebut m/dpl, curah hujan rata-rat 6600 m/tahun,
minyak atsiri. (Setiawan, 1999). Tanin ternyata METODELOGI PENELITIAN dilakukan 1 hari sekali selama dua bulan (60 hari); temperatur udara 3-20æ%C. Umur tanaman beluntas
dapat menyebabkan sperma menggumpal, alkaloid sedangkan kelompok kontrol diberi aquades secara sudah berumur 2 tahun, pemanenan dilakukan
akan menekan sekresi hormon reproduksi, yaitu Secara keseluruhan penelitian ini dilaksanakan oral setiap hari sekali selama 2 bulan (60 hari). setiap 3 bulan sekali. Karakteristik kandungan
hormon testosteron sehingga proses dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: Selama percobaan pakan dan air minum diberikan etanol pada ekstrak cair tanin sebesar 0,048%,
psermatogenesis terganggu, falavonoid akan secara ad libitum. Pakan yang diberikan adalah ekstrak alkaloid cair sebesar 0,112% dan ekstrak
menghambat enzim aromatase, yaitu enzim yang Isolasi daun beluntas: 1). Percirian simplisia pakan ayam petelur periode stater. Masing-masing flavonoid cair sebesar 0,064%.
mengaktalis konversi androgen menjadi estrogen dengan cara WHO atau Meteria Medica Indonesia, perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Jenis penelitian Hasil penelitian kadar hormon testosteron
yang akan meningkatkan hormon testosteron 2). Penapisan fitokimia, 3). Pembuatan ekstrak : a. ini adalah eksperimen sungguhan (true eksperimen) setelah pemberian perlakuan senyawa aktif daun
(Winarno, 1997). maserasi-perkolasi dengan pelarut etanol; b. dengan post test only control group design. beluntas yang berupa tanin, alkaloid dan flavonoid
Tumbuhan obat sebagai kontrasepsi (KB) telah SoxletIsolasi ; c. fraksinasi ekstrak; d. pemisahan Pelaksanaan penelitian dilakukan di laboratorium dapat dilihat pada gambar 1.
lama dikenal masyarakat terutama di beberapa komponen dalam fraksi daun beluntas yang akan Biokimia Fakultas Kedokteran UMM. Setelah dua
daerah di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi dihasilkan zat aktif berupa alkaloid, flavonoid dan bulan tiap perlakuan 3 tikus putih jantan dimatikan
tradisional banyak ditemukan di daerah pedesaan, tanin. Ekstrak untuk flavonoid dengan metode Bate- dengan cara dibius, dibedah diambil darahnya
tradisi masyarakatnya masih memegang teguh Smith, (1962) dalam Asih dan Adi Setiawan melalui aorta jantung. Analisis hormon
kebiasaan nenek moyang. Penggunaan tanaman (2008), alkaloid dengan metode dan tanin dengan
obat, yaitu beluntas sebagai kontrasepsi oral menggunakan metode Lowenthal-Procter 700
diharapkan sebagai obat yang berkasiat, relatif (Sudarmadji, 1984) dalam Yuliani, Udarno dan 600
aman, efektif dan sederhana tetapi teknik tersebut Hayani (2003). Fraksinasi komponen zat aktif daun

Testosteron (ng/dl)
500
masih terbatas untuk kaum wanita. Untuk itu beluntas berupa alkaloid, falvonoid dan tanin
400
peneliti bermaksud mengembangkan metode menggunakan sidik jari kromatogram lapis tipis
kontrasepsi tersebut untuk kaum pria. Sebagai (KLT) (Hendrajaya dan Kusuma, 2003). 300

langkah awal penelitian ini dikembangkan pada Pelaksanaan untuk isolasi daun beluntas ini 200
hewan coba tikus putih jantan berupa uji khasiat dilakukan di laboratorium Kimia UMM. 100
sebagai antifertilitas. Parameter antifertilitas yang Uji Efektifitas Senyawa Aktif daun Beluntas
0
digunakan adalah hormon testosteron. Bila kadar Pada Kadar Testosteron Tikus Putih Jantan Kontrol Tanin Flavonoid Alkaloid
testosteron tinggi atau rendah(di bawah ambang merupakan Senyawa aktif (alkaloid, flavonoid, Senyaw a aktif dalam Beluntas
normal) akan berakibat negatif feed back ke tanin) hasil isolasi daun beluntas yang berbentuk
hipotalamus mengakibatkan proses cair tersebut diujicobakan ke hewan coba yaitu tikus
spermatogenesis terganggu. Tetapi kalau kadar putih jantan untuk mendapatkan senyawa aktif Gambar 1. Diagram Rerata Kadar Testosteron (ng/dl) Tikus Putih Jantan yang Diberi
testosteron normal akan menggertak testis untuk yang efektif dalam mempengaruhi kadar Senyawa Aktif Daun Beluntas
melakukan proses spermatogenesis. Kontrasepsi ini testosteron. Rancangan percobaan sebagai berikut:
dapat digunakan untuk informasi dalam percobaan yang dilakukan menggunakan hewan uji Pada Gambar 1, terlihat bahwa kadar 295,83 ng/dl. Kadar testosteron yang diberi tanin
perencanaan kesehatan di tingkat Kabupaten berupa tikus putih jantan umur 2-3 bulan sebanyak testosteron tertinggi pada tikus putih jantan yang sebesar 194,00 ng/dl. Kadar testosteron terendah
(Triono Soedoro, 2007). Khususnya informasi yang 12 ekor. Dengan 4 perlakuan, yaitu tikus putih diberi flavonoid sebesar 501,48 ng/dl. Kelompok pada tikus putih jantan yang diberi alkaloid sebesar
digunakan dalam bidang kependudukan. jantan yang diberi zat aktif tanin, alkaloid dan perlakuan yang tidak diberi senyawa aktif sebesar 158,50 ng/dl.

22 GAMMA, Volume V, Nomor 1, September 2009: 21 - 27 Eko Susetyarini , Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas Terhadap Kadar Testoteron Tikus Putih 23
(Ratus Norwegicus) Jantan
Kadar testosteron yang tertinggi pada yang meningkat dalam darah akan berakibat negatif menghasilkan hormon testosteron yang dihasilkan testis. Pematangan dari spermatid menjadi
pemberian senyawa aktif flavonoid sebesar 501,48 feed back pada hipothalamus, sehingga oleh sel Leydig. FSH merangsamg sel sertoli dalam spermatozoa bergantung pada androgen yang
ng/dl dan terendah pada pemberian senyawa hipothalamus sedikit mensekresikan GnRH yang pembentukan protein pengikat androgen (ABP). bekerja pada sel Sertoli. FSH bekerja pada stadium-
alkaloid sebesar 158,50 ng/dl. Hormon testosterone berakibat GnRH tidak dapat menggertak hipofisa Protein pengikat androgen (ABP), berperan dalam stadium akhir pematangan spermatid. Selain itu
akan mempengaruhi proses spermatogenesis yang anterior sehingga hipofisa anterior sedikit untuk pengangkutan testosteron ke dalam tubulus FSH mendorong pembentukan ABP (Gayton,
terjadi di testis tepatnya di tubulus seminiferus. mensekresikan FSH dan LH. FSH berfungsi untuk seminiferus dan epedidimis. Mekanisme ini penting 1996).
Daun beluntas mengandung beberapa senyawa menggertak testis dan memacu proses untuk mencapai kadar testosteron yang dibutuhkan Bila kontrol hormonal pada sistem reproduksi
aktif, antara lain: alkaloid, flavonoid dan tanin. spermatositogenesis, yaitu pembentuk untuk terjadinya spermatogenesis. Selain jantan terganggu akan berakibat pada proses
Senyawa aktif tersebut dapat mempengaruhi spermatogonia menjadi spermatid. LH berfungsi membentuk protein pengikat androgen (ABP), sel fertilisasi. Fertilisasi adalah pertemuan antar sel
fertilitas pada hewan coba jantan. Tanin dapat untuk menggertak testis dan memacu proses sertoli juga membentuk inhibin. Inhibin adalah telur dan sel spermatozoa. Bila pematangan
menyebabkan penggumpalan sperma. Dari data sel spermogenesis, yaitu pembentukan sel spermatid suatu hormon nonsteroid yang mempunyai spermatozoa maka proses memfertilisasi dengan sel
spermatogenesis terlihat bahwa pembentukan sel menjadi spermatozoa. Hal ini sesuai dengan mekanisme umpan balik untuk menghambat telur akan terganggu dampaknya jumlah embrio
spermatogonia menjadi spermatosit, spermatid pendapat Sutyarso (1997), bahwa obat-obatan produksi FSH yang berlebihan. yang terbentuk setelah fertilisasi menurun dan janin
menjadi spermatozoa mengalami hambatan karena antifertilitas pria dikelompokkan menjadi 3 Permulaan dan kelangsungan spermatogenesis yang implantasi pada uterus juga menurun. Hal ini
pengaruh pemberian senyawa aktif tanin ditunjang berdasarkan aktifitasnya yaitu mempengaruhi dipengaruhi oleh tiga hormon yaitu FSH, LH, dan berarti jumlah anakan yang akan dilahirkan juga
dengan senyawa aktif alkaloid. Alkaloid dapat fungsi testis, menghambat spermatogenesis dengan testosteron. Testosteron penting untuk menurun.
menekan sekresi hormon reproduksi, yaitu cara mempengaruhi secara langsung fungsi testis, perkembangan pematangan spermatozoa yang Penggunaan kontrasepsi asal tanaman perlu
testosteron sehingga proses spermatogenesis dan mempengaruhi daya fertilisasi spermatozoa matang dan fertilitas. Hubungan topografi yang erat diperhatikan sifat merusak atau pengaruhnya
terganggu (Kapsul, 2007). Serta dipengaruhi oleh skema proses reproduksi pada hewan jantan sel Leydig dengan tubulus seminiferus sangat terhadap sistem reproduksi baik pria maupun
senyawa aktif flavonoid. Flavonoid , menghambat terlihat pada Gambar 2 : penting untuk memperoleh konsentrasi yang besar wanita. Sebaiknya digunakan tanaman yang
enzim aromatase, yaitu enzim yang mengkatalis dalam tubulus. Sel sertoli diduga menghasilkan sifatnya sementara (reversibel), yaitu bila obat tidak
konversi androgen menjadi estrogen yang akan protein pengikat androgen (APB) yang digunakan lagi, sistem reproduksi normal kembali,
meningkatkan hormon testosteron. Testosteron mempertahankan konsentrasi androgen setempat sehingga tidak terjadi kemandulan (Winarno. 1997).
yang tinggi di epitel tubulus. LH berfungsi untuk Dengan demikian daun beluntas dapat digunakan
merangsang perkembangan sel Leydig dan produksi sebagai bahan dasar obat kontrasepsi tradisional.
sekresi testosteron (dan estrogen). Pengaturan
sekresi LH dari hipofisis dilakukan oleh umpan KESIMPULANDAN SARAN
balik negatif testosteron. Pemberian testosteron
mengkibatkan penurunan pelepasan LH, sedangkan Kadar testosteron tikus putih jantan yang
kastrasi mengakibatkan peningkatan pelepasan LH. diberi senyawa aktif flavonoid dengan kadar
FSH diduga mempunyai efek stimulasi langsung sebesar 501,48 ng/dl, kelompok tanpa senyawa aktif
pada spermatogenesis. Pengaturan pelepasan FSH 295,83 ng/dl, pemberian tanin 194,00 ng/dl,
dari hipofisis nampaknya merupakan umpan balik flavonoid 501,48 ng/dl dan alkaloid 158,50 ng/dl.
negatif dan zat yang menghambat telah diketahui
DAFTAR PUSTAKA
dan disebut inhibin. Zat penghambat disekresi oleh
sel Sertoli. Penghambatan dan sekresi FSH serta
LH tampak oleh umpan balik melalui hipotalamus Adimulya, A. 1990. Prospek Penelitian dalam
dan GnRH (Turner-Bagnara, 1986). Bidang Andrologi Untuk Menunjang
Spermatozoa matang dilepaskan dari sel sertoli NKKBS. Dalam Simposium Genetika dan
dan menjadi bebas dalam lumen tubulus. Sel-sel Andrologi. Bandung.
Sertoli mensekresikan ABP, inhibin, dan MIS. Sel-
sel ini tidak mensekresi androgen, tetapi Astika, G.N. 1991. Perspektif Kontraksepsi
Gambar 2. Skema Kontrol Hormonal Hewan Jantan (Hardjopranoto, S, 1995). mengandung aromatase, enzim yang berperan Herbal Pria. Konggres Nasional V PANDI.
dalam perubahan androgen menjadi estrogen. ABP Surabaya.
Sistem reproduksi jantan dikendalikan oleh Releasing Hormon). GnRH terdiri dari FSH-RF dan mungkin berfungsi untuk mempertahankan pasokan
poros hipotalamus-hipofisis-testis. Hormon yang LH-RF. Hipofisis menghasilkan hormon FSH androgen yang tinggi dan stabil dalam tubulus. Asih A dan I M. Adi Setiawan. 2008. Senyawa
dihasilkan oleh hipotalamus yang mempengaruhi (Folicel Stimulating Hormon) dan LH atau ICSH Inhibin menghambat sekresi FSH. FSH dan Golongan Flavonoid Pada Ekstrak n-Butanol
reproduksi jantan adalah GnRH (Gonadotropin (Interstitial Cell Stimulating Hormon). Testis androgen mempertahankan fungsi gametogenik Kulit Batang Bungur (Lagerstroemia

24 GAMMA, Volume V, Nomor 1, September 2009: 21 - 27 Eko Susetyarini , Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas Terhadap Kadar Testoteron Tikus Putih 25
(Ratus Norwegicus) Jantan
speciosa Pers). Jurnal Kimia 2(2). Juli 2008: Kedokteran Indonesia. Vol. 44 No. 12
111-116. desember. Hal. 729-735.

Gayton, 1996. Fisiologi Kedokteran, UI. Jakarta Triono Soedoro, 2007. Riset Kesehatan Dasar,
Peluang dan Tantangannya. Makalah
Hendrajaya, K dan D. Kusuma, 2003. Skrining Seminar BSS. Unibraw Malang.
Fitokimia Limbah Rimpang Acorus Calamus
L, Yang Telah Terdetilasi Minyak Atsirinya. Turner-Bagnara, 1986. Endokrinologi Umum.
Prosiding: Seminar Nasional Tumbuhan Airlangga University Press. Surabaya.
Obat Indonesia, XXIII, Jakarta 25-26 Maret
2003. Fakultas Farmasi Universitas Winarno. W dan Dian S., 1997. Informasi
Pancasila, Jakarta. tanaman Obat untuk Kontrasepsi
Tradisional. Depkes. Jakarta.
Kapsul, 2007. Kadar Testosteron Tikus Putih
(Rattus norvegicus) Setelah Mengkonsumsi Yuliani S, L Udarno dan E Hayani, 2003. Kadar
Buah Terong Tukak (Solanum torvum). Tanin Dan Quersetin Tiga Tipe Daun Jambu
Bioscientiae. Volume 4. Nomor I. Januari Biji (Psidium guajava). Buletin TRO Volume
2007. Halaman 1-8. XIV No. 1.

Mulyati, S; Wurlina, D.K; Meles, P., Srianto.


1993. Pengaruh Pemberian Depo Provera
dan Testosteron terhadap Berat dan
Mikroskopik Testis Tikus . Lembaga
Penelitian Unair. Surabaya.

Susetyarini, 2003. Kadar Testosteron Pada Tikus


Putih Jantan (Ratus norwegicus) Yang Diberi
Dekok Daun Beluntas. Laporan Penelitian.
Lemlit UMM.

Susetyarini, 2004. Jumlah Anakan Tikus Putih


Betina(Ratus norwegicus) Yang Dikawinkan
Dengan Tikus Putih Jantan (Ratus
norwegicus) Yang Diberi Dekok Daun
Beluntas. Laporan Penelitian. Lemlit
UMM.

Susetyarini, 2005. Antispermatogenik Dekok


Daun Beluntas Pada Tikus Putih jantan
(Ratus norwegicus). Laporan Penelitian.
Lemlit UMM.

Setiawan, 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.


Trubus Agriwidya. Bogor.

Sutyarso. 1994. Efek Anti Fertilitas Ekstrak Buah


Pare Pada Mencit Jantan. Majalah

26 GAMMA, Volume V, Nomor 1, September 2009: 21 - 27 Eko Susetyarini , Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas Terhadap Kadar Testoteron Tikus Putih 27
(Ratus Norwegicus) Jantan

Anda mungkin juga menyukai