Diseminasi Akhir
Diseminasi Akhir
DEPARTEMEN MANAJEMEN
RUANG KENANGA
RUMKIT TK II dr. SOEPRAOEN MALANG
Oleh:
Kelompok 3b
NI WAYAN SEPTI NUGRAHENY
PUTRI RAGIL KUSUMAWARDANI
IDA ROKHMATULLAILY
FIRDA YUNITA SARI
FRASTIQA FAHRANY
PENDAHULUAN
3
Model praktik keperawatan profesional merupakan suatu sistem (struktur,
proses, dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan keperawatan (Russel, 2000). Salah satu bentuk dari penerapan
manajemen profesional adalah manajemen asuhan keperawatan yang saat ini
sudah mulai banyak diterapkan di Rumah Sakit, yaitu Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) yang merupakan model dari Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang tujuannya memungkinkan perawat profesional dalam
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan yang dapat
menopang pemberian asuhan tersebut. Pengembangan MPKP merupakan upaya
dalam memberdayakan keperawatan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
yang disesuaikan dengan visi dan misi yang diemban oleh masing-masing Rumah
Sakit.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend
dalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dengan metode pemberian asuhan keperawatan primer. Mengingat
pentingnya fungsi manajemen dalam menjamin kelancaran dan keberhasilan
pelayanan keperawatan, maka konsep manajemen keparawatan perlu diwujudkan
secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin efisiensi, efektifitas, dan
kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan kepada klien. Sehubungan baru
terbentuknya Ruang Kenanga dan belum pernah ada mahasiswa keperawatan
yang praktek manajemen di ruangan, kelompok kami akan melakukan identifikasi
dan menganalisa Model Asuhan Keperawatan Profesional yang ada dan lebih
cocok untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan di Ruang Kenanga
RS TK II Dr. Soepraoen.
1.2 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat mampu menerapkan dan melaksanakan supervisi klinis
dalam manajemen metode tim keperawatan pada klien sesuai standar fungsi, tugas,
peran dan tanggung jawab secara professional.
B. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
yang dilaksanakan di ruang Ruang Kenanga RS Tingkat II Dr Soepraoen.
2. Mampu menganalisis situasi manajemen di ruang Ruang Kenanga RS Tingkat
II Dr Soepraoen.
4
3. Mampu mengidentifikasi permasalahan manajemen keperawatan yang ada di
Ruang Kenanga RS Tingkat II Dr Soepraoen.
4. Mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan permasalahan yang
teridentifikasi.
5. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan of action)
untuk mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
6. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang bersifat teknik operasional bagi ruang Ruang Kenanga RS Tingkat II Dr
Soepraoen.
7. Mampu melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada plan of action
8. Mampu mengevaluasi hasil kegiatan yang telah direncanakan.
9. Melaksanakan seminar evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan manajemen
keperawatan di Ruang Kenanga RS Tingkat II Dr Soepraoen.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Mahasiswa
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT TINGKAT II DR SOEPRAOEN
5
A. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT TINGKAT II DR SOEPRAOEN
1. Sejarah Singkat
- Berdiri 1928 dengan nama Rumah Sakit Zending Malang
- Tahun 1932 digabung dengan CBZ (Central Burgerlijke Ziekeninrichting),
diperluas dengan penambahan ruang baru seperti yang ada sekarang
- Dr. Soepraoen diambil dari nama seorang dokter militer AD yang gugur saat
menjalankan tugas di Jawa Timur dan dimakamkan di Ds. Balungbendo Kab.
Mojokerto tahun 1946
2. Luas Lahan
a. Seluruhnya : 73.578,01 M
3. Rumah sakit Tk II Dr. Soepraoen merupakan rumah sakit rujukan di wilayah kodam
V/ Brawijaya
4. Terakreditasi 12 pelayanan tahun 2012
5. Mempunyai fasilitas pelayanan:
a. IGD, ICCU/ICU/NICU/PICU, Hemodialisis
b. Poliklinik : Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Klinik Pediatri / Tumbang Anak,
Obsgyn, Saraf, Klinik Kulkel/Kosmetik, Klinik Kardiologi, Klinik Paru/Asma, Klinik
Gizi, Klinik Jiwa, Klinik THT, Klinik Mata, Klinik Gigi Dan Mulut, Klinik Khusus VIP
Dinas, Klinik Fisioterapi, Klinik Rosela/VCT, Klinik Akupuntur
c. Laboratorium
d. Ruang rawat inap
Ruang Rawat Inap Paviliun
R. Perawatan Penyakit Dalam: Pria (Flamboyan), Wanita (Teratai)
R. Perawatan Bedah: Pria (Dahlia), Wanita (Bougenvil)
R. Perawatan Anak (R. Nusa Indah)
R. Bayi Patol (R. NICU/PICU)
R. Obgyn----Tulip I Dan Rawat Gabung
R. Umum Dan Jiwa (R. Kenanga)
R. Isolasi (R. Cempaka)
e. R. Icu Bedah Dan Non Bedah
f. R. Neuro & ICU Neuro ---- Unit Stroke
g. R. Jamkesmas/da ---- Seruni
6
h. Paviliun Dan VIP:
Anggrek
Mawar
Melati
PAV Tulip I
6. Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 179 tempat tidur, terdiri dari 24
tempat tidur paviliun dan 155 tempat tidur umum.
7. Saat ini digunakan sebagai lahan praktek siswa SMK, mahasiswa DIII Keperawatan
dan DIII Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1 Gizi, serta Co-as (Profesi
Dokter) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PP1DS).
7
3. Denah Ruangan Kenanga
Keterangan:
U ---------- : pagar jaring
: lemari
KM : Kamar mandi
RG : Ruang ganti
PS : bangsal psikiatri
TAMAN
Mushola
TAMAN
Ruang
tunggu
Teras
KM pasien
wanita
Bangsal Pria Bangsal Wanita
KM RG
Ruang
Dapur Invent Ruang Nurse Gudang
aris Karu Station Tempat jemuran px
8
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
]\Tingkat II Dr Soepraoen
9
No Nama Pendidikan Masa Jenis Pelatihan yang
Kerja Ketenagaan pernah diikuti
10
3 LBP 2
4 - -
5 - -
6 BPH 2
7 - -
8 CVA 1
2 9 COPD 2
10 COPD 2
11 - -
12 Abcess 2
13 - -
14 - -
15 CVA 1
Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care
11
4 - -
5 - -
6 BPH 2
7 - -
8 CVA 1
2’ 9 Susp. Melanoma Maligna 3
10 - -
11 Tu. Mammae Sinistra 3
12 Abcess 2
13 Tu. Mammae Dextra 3
14 - -
15 CVA 1
16 Pro Aff DJ Stant 3
Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 44,4% yang
dirawat di ruang Kenanga pada tanggal 4 Februari 2014 memiliki tingkat
ketergantungan minimal, 22,2% memiliki tingkat ketergantungan partial dan 33,3%
memiliki ketergantungan total.
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada pasien jiwa di
ruang Kenanga pada tanggal 4 Februari 2014.
12
2’ 9 Susp. Melanoma Maligna 3
10 CVA Bleeding 1
11 Tu. Mammae Sinistra 3
12 Tu colly dd Abcess 2
13 Tu. Mammae Dextra 3
14 - -
15 CVA 1
16 - -
Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 44,4% yang
dirawat di ruang Kenanga pada tanggal 5 Februari 2014 memiliki tingkat
ketergantungan minimal, 22,2% memiliki tingkat ketergantungan partial dan
33,3% memiliki ketergantungan total.
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada pasien jiwa di
ruang Kenanga pada tanggal 5 Februari 2014.
13
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
27 jam+8 jam+ 2 jam = 37 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 37 jam = 5 orang
Waktu kerja efektif 7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 5 = 2 orang
Sore = 35% x 5 = 2 orang
Malam = 17% x 5 = 1 orang
Loss Day
= (Jumlah Hari Minggu Satu Tahun+Cuti+Hari Besar)x(Kebutuhan)
= (52+12+13) x 5 = 1
288
14
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 6 = 3 orang
Sore = 35% x 6 = 2 orang
Malam = 17% x 6 = 1 orang
Loss Day
= (Jumlah Hari Minggu Satu Tahun+Cuti+Hari Besar)x(Kebutuhan)
= (52+12+13) x 6 = 2
288
Loss Day
15
= (Jumlah Hari Minggu Satu Tahun+Cuti+Hari Besar)x(Kebutuhan)
= (52+12+13) x 7 = 2
288
Estimasi jika BOR tinggi (83% atau 20 bed terisi dari 24 bed)
c. Tingkat ketergantungan pasien
Pasien minimal 3 orang
Pasien Partial 11 orang
Pasien total 6 orang
d. Kebutuhan Perawat
Keperawatan Langsung
Minimal 3 x 2 = 6 jam
Parsial 11 x 3 = 33 jam
Total 6 x 5 = 30 jam +
69 jam
Keperawatan tidak langsung
20 x 60 menit = 20 jam
Penyuluhan
20 x 15 menit = 5 jam
Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
69 jam+20 jam+ 5 jam = 94 jam
Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 94 jam = 13 orang
Waktu kerja efektif 7 jam
Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 13 = 6 orang
Sore = 35% x 13 = 5 orang
Malam = 17% x 13 = 2 orang
Loss Day
= (Jumlah Hari Minggu Satu Tahun+Cuti+Hari Besar)x(Kebutuhan)
16
= (52+12+13) x 13 = 3
288
Analisa
17
kepala ruangan. Ruang berikutnya di sebelah barat ruang utama
perawat terdapat ruang inventiras cairan, alat EKG, dan ruang istirahat.
Ruang berikutnya di sebelah barat ruang inventaris terdapat dapur
perawat.
2) Kamar mandi
Kamar mandi perawat yang cukup bersih dan lokasi di pojok antara
dapur dan ruang perawatan jiwa.
3) Fasilitas untuk hand hygiene
Terdapat 1 wastafel untuk cuci tangan, 1 buah dispenser handsanitizer
otomatis, dan 1 buah softaman untuk keperluan kebersihan tangan di
ruang perawat. Dispenser handsanitizer otomatis bekerja dengan baik
karena setiap hari mendapatkan pengecekan khusus dari petugas.
Wastafel untuk cuci tangan, sabun, dan handuk untuk mengeringkan
tangan setelah mencuci tangan memang tersedia, namun fasilitas air
bersih sangat kurang, karena kran air sering mati. Hal ini menyebabkan
perawat lebih sering menggunakan handsanitizer saja setelah
melakukan kontak dengan lingkungan pasien dan pasien.
Ketidakmaksimalan hand hygiene ini dapat turut mempengaruhi angka
kejadian INOS di ruangan.
18
17 Manometer O2 6/ruangan 5 4 1
20 Nebulizer 1/ruangan 1 1
21 Pinset Anatomi 5/ruangan 1 1
22 Orofaring tube/mayo 1/ruangan 3 3
dewasa
23 Pispot 5/ruang 5 5
24 Reflek Hammer 2/ruangan 1 1
25 Regestin 1:1 1 1
26 Standar Infus Beroda 5/ruangan 13 13
27 Sterilisator Kering 1/ruangan 1 1
28 Stetoscope Dewasa 5/ruangan 2 2
29 Suction Dewasa 1/ruangan 1 1
30 Tabung O2 Kecil 1/ruangan 1 1
31 Tensimeter dewasa 2/ruangan 2 1 1
32 Termometer Axila 5/ruangan 2 2
33 Termometer Rectal 1/ruangan 1 1
34 Timbang BB 1/ruangan 1 2
35 Tongspatel Stainless 3/ruangan 2 2
36 Torniquet 3/ruangan 2 2
37 Troli Tindakan 2/ruangan 1 1
38 Troli Obat 1/ruangan 1 1
39 Tromol Besar 1/ruangan 0
40 Tromol Sedang 1/ruangan 0
41 Tromol Kecil 1/ruangan 1 1
42 Urinal Plastik 6/ruangan 6 6
43 Waskom Mandi 1:2 1 1
Stainless
44 Panjatan Kaki Pasien 5/ruangan 7 7
Besi/Foot Step
45 Lampu Pembaca Foto 1/ruangan 1 1
46 Pinset Chirugi 2/ruangan 3 3
47 Tensi Meter Beroda 1/ruangan 1 1
48 Dispenser Auto Soap 1/ruangan 1 1
49 Gunting nekrotomi 3/ruangan 1 1
50 Meja ECG 1/ruangan 1 1
51 Troli dua lubang baskom 4/ruangan 0
mandi
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa beberapa alat medis yang
biasa digunakan masih kurang memenuhi standart.
19
1 Baju operasi 5/ruangan 10 10
2 Bungkus Kasur perlak 1:2 8 8
3 Daster pasien wanita 1:3 5 5
4 Handuk kecil/lap cuci 8/ruangan 8 8
tangan
5 Keset 2/ruangan 10 10
6 Korden lurus (sekat) 1:3 4 4
7 Manset tensi dewasa 1:3 3 3
8 Sarung Bantal Hijau 1:3 10 10
9 Perlak hijau 1:3 10 10
10 Sarung kasur 1:2 14 14
11 Selimut Lorek 1:3 20 20
12 Serbet 1:3 3 3
13 Skort Perawat 12/ruangan 6 6
14 Sprei Hijau Karet 1:3 30 30
15 Stik Laken Hijau 1:3 10 10
16 Tutup alat keperawatan 6/ruangan 1 1
17 Tutup tabung oksigen 6/ruangan 1 1
hijau
18 Tutup tempat tidur hijau 1:2 9 9
3) ALSATRI
Tabel 3.9 Daftar Inventaris ALSATRI yang Tersedia di Ruang Kenanga RS
Tingkat II Dr Soepraoen
STANDAR KONDISI
JML
NO NAMA ALAT PASIEN: BAIK RUSAK
INVENTARIS
ALAT/RUANG
1 Baki Kayu 1:1 2 2
2 Baki Melamin - 20 20
3 Bantal Dewasa 1:1 20 10 10
5 Ceret Aluminium 1/ruangan 1 1
6 Ceret Plastik 1/ruangan 1 1
8 Dispencer 1/ruangan 1 1
9 Galon Aqua 1/ruangan 1 1
10 Gayung 1/kamar mandi 6 6
11 Gelas Pasien 1:2 10 10
13 Jam Dinding 1/kamar 2 2
pasien
14 Kasur Pasien Dewasa 1:1 24 24
Busa
15 Kereta Makan 1/ruangan 1 1
16 Kulkas 1/ruangan 1 1
17 Kursi Petugas Jaga 7/ruang 8 8
perawat
18 Kursi penunggu panjang 7/ruang kelas 8 8
kayu
19 Kursi penunggu kotak 1:1 8 8
20
20 Lap Dapur 3/ruangan 3 3
21 Loker petugas 1/ruangan 1 1
22 Meja dapur 2/ruangan 1 1
23 Papan Tulis 2/ruangan 2 2
24 Pengaman TT 1:1 8 8
25 Rak Handuk 1/ruang kelas 5 5
26 Rak Sepatu Plastik 1/ruangan 1 1
27 Sendok 1:2 24 24
29 Tempat Sampah 3/ruangan 3 3
Tanggung Tertutup
30 Troli Baju Kotor 1/ruangan 1 1
32 Kipas angin dinding 1/ruangan 5 5
kelas
33 Almari Linen 1/ruangan 1 1 Pintu
rusak
34 Almari Pasien Kayu 1:1 24 24
35 Kompor Gas 1/ruangan 1 1
36 Meja Kepala Ruangan 1/ruangan 1 1
37 Meja Perawat Besar 1/ruangan 1 1
39 Regulator Gas 1/ruangan 1 1
40 Sandal Ruangan 12/ruangan 3 3
41 Tabung Elpigi 1/ruangan 1 1
42 Telepon Fleksi 1/ruangan 1 1
43 Televisi 14 In 1/ruangan 1 1
44 Tempat Tidur Pasien 1:1 24 19 5
45 Piring Lauk milamin 1:1 15 15
46 Piring Makan milamin 1:1 15 15
C. Method
Metode pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan di Ruang Kenanga
adalah model Keperawatan TIM, yaitu metode yang pelayanan asuhan
keperawatan yang dibagi menjadi dua bagian tim. Lebih jelasnya akan dipaparkan
pada poin fungsi manajemen keperawatan.
D. Money
1. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
21
Sumber dana gaji pegawai golongan Tentara dan PNS di Ruang Kenanga
Rumah Sakit Tingkat II Dr Soepraoen berasal dari pemerintah, dan sumber
dana gaji pegawai Non-PNS (honorer) berasal dari rumah sakit itu sendiri
beserta insentif per bulan berasal dari instalasi watnap masing-masing.
NO TARIF DISTRIBUSI
22
JENIS RUMKIT JASA PELAKSANA KET
TINDAKAN ADM FAS BEKKES M PM
Kelas II
1 Pemeriksaan 40,000 3,000 6,000 - 22,000 9,000
dokter penyakit
dalam
2 Punksi pericard 2,750,000 30,000 187,500 407,500 1,650,000 475,000
3 Punksi pleura 220,000 10,000 7,300 10,700 146,500 43,500
4 Punksi ascites 220,000 10,000 7,300 10,700 146,500 43,500
5 punksi intra 220,000 10,000 7,300 10,700 146,500 43,500
atikuler
6 Resusitasi 220,000 10,000 7,300 10,700 146,500 43,500
7 Kemoterapi 220,000 10,000 7,300 10,700 146,500 43,500
8 ECG 38,500 3,000 10,300 5,200 13,200 6,600
9 Treadmill 330,000 5,000 82,300 30,700 165,000 47,000
10 Hemodialisa awal 825,000 11,000 273,800 201,200 264,000 75,000
11 Hemodialisa 660,000 5,000 271,000 101,000 220,000 63,000
ulang
Kelas III
1 Pemeriksaan 40,000 3,000 6,000 - 22,000 9,000
dokter penyakit
dalam
2 Punksi pericard 2,750,000 30,000 187,500 407,500 1,650,000 475,000
3 Punksi pleura 110,000 5,000 4,000 6,600 71,500 20,700
4 Punksi ascites 110,000 5,000 4,000 6,600 71,500 20,700
5 punksi intra 110,000 5,000 4,000 6,600 71,500 20,700
atikuler
6 Resusitasi 110,000 5,000 4,000 6,600 71,500 20,700
7 Kemoterapi 110,000 5,000 4,000 6,600 71,500 20,700
8 ECG 38,500 3,000 10,300 5,200 13,200 6,600
9 Treadmill 330,000 5,000 82,300 30,700 165,000 47,000
10 Hemodialisa awal 825,000 11,000 273,800 201,200 264,000 75,000
11 Hemodialisa 660,000 5,000 271,000 101,000 220,000 63,000
ulang
23
11 nekrotomi kecil 16500 4950 3300 8250
12 nekrotomi sedang 27500 8250 5500 13750
13 nekrotomi luas 38500 11550 7700 19250
14 angkat jahit 2750 825 550 1375
15 ganti tampon 11000 3300 2200 5500
16 rawat luka bakar ringan 11000 3300 2200 5500
17 rawat luka bakar sedang 22000 6600 4400 11000
18 rawat luka bakar berat 44000 13200 8800 22000 /hari
19 rawat luka gangren ringan 11000 3300 2200 5500
20 rawat luka gangren sedang 22000 6600 4400 11000
21 rawat luka gangren berat 33000 9900 6600 16500 /hari
22 perawatan WSD 16500 4950 3300 8250 /hari
23 lepas WSD 11000 3300 2200 5500
24 RJP 27500 8250 5500 13750
25 Tindik 16500 4950 3300 8250
26 perawatan tali pusat 22000 6600 4400 11000
27 Imunisasi 27500 8250 5500 13750
28 vaginal toilet 16500 4950 3300 8250
29 pijat bayi 22000 3300 2200 5500
30 rawat jenazah 27500 8250 5500 13750
31 test alergi 11000 3300 2200 5500
32 infus obat sitostatika 110000 33000 22000 55000
33 rawat luka kecil 11000 3300 2200 5500
34 rawat luka sedang 16500 4950 3300 8250
35 rawat luka besar 27500 8250 5500 13750
36 asisten pungsi pleura + abdomen 22000 6600 4400 11000
37 angkat drain 16500 4950 3300 8250
38 mengambil sampel darah lab 5500 1650 1100 2750
39 mengambil sampel darah lab anak 11000 3300 2200 5500
40 memandikan pasien dewasa 22000 6600 4400 11000
41 memandikan pasien anak 16500 4950 3300 8250
42 memberikan zonde pudding 7700 2310 1540 3850 /hari
43 mengeluarkan faeces dengan jari 16500 4950 3300 8250
44 memberikan obat topical 7700 2350 1500 3850
45 merawat & melepas venaseksi 11000 3300 2200 5500
46 fixasi pasien jiwa 22000 6600 4400 11000
47 memasukan obat supositoria 11000 3300 2200 5500
48 spooling post ops BPH 22000 6600 4400 11000 /hari
49 Sceeren 5500 1650 1100 2750
50 pengukuran anthopometri 22000 6600 4400 11000
24
ADM FAS BEKKES HAR M PM
THORAX PA 110000 10000 12000 34000 17000 24000 13000
CT-SCAN 750000 20000 50000 107500 370500 112000 90000
(Kepala)
POLI GIGI 25000 3000 6000 - - 12000 4000
EKG 38500 3000 10300 5200 13200 6800
PEM.FISIK 109500 5000 3000 4200 3000 53000 41300
LENGKAP
NO LABORATORIUM
HBsAG 105000 10000 17000 44000 13000 18000 3000
DL 44000 2200 7400 18000 4400 8000 4000
UL 16500 900 2700 6700 1700 3000 1500
GLUKOSA DARAH 17500 1500 2800 6700 1700 3300 1500
UREUM URIN 22000 1000 3500 8500 3500 4000 1500
CREATININ 22000 2000 4000 7500 3000 4000 1500
SGOT 25000 2300 4700 9500 3000 4000 1500
SGPT 25000 2300 4700 9500 3000 4000 1500
JUMLAH 277000
TOTAL 560000
Kajian Data :
Dari hasil wawancara, RS Tingkat II Dr Soepraoen adalah rumah sakit
dengan sumber dana berasal dari pemerintah, jadi apabila terdapat kekurangan
alat/sarana, ruangan dapat mengajukan proposal ke Rumah Sakit. Rumah Sakit
akan memenuhi permintaan dari ruangan apabila dana dari Pemerintah dapat
dicairkan.
E. Market
1. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Hasil pengkajian analisis selama tanggal 3-5 Februari 2014 di Ruang
Kenanga RS Tingkat II Dr Soepraoen.
Jumlah BOR
Tgl
Shift (∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
03/02/14 Pagi 24 8 33%
Sore 24 11 46%
Malam 24 9 37,5%
04/02/14 Pagi 24 9 37,5 %
Sore 24 10 42%
Malam 24 11 46 %
05/02/14 Pagi 24 11 46%
Sore 24 12 50%
25
Malam 24 12 50%
a. BOR
Jumlah tempat tidur adalah 24 buah.
Jumlah pasien rata-rata selama pengkajian pada tanggal 03-05 Februari 2014
adalah 10 orang atau 41,6%.
b. ALOS / LOS (Length Of Stay)
LOS menunjukan rata-rata lamanya perawatan setiap klien, lama waktu rawat
yang baik maksimum 12 hari, standar rumah sakit dalam satu tahun adalah 3-
12 hari. ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai
ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005). Berikut ini ditampilkan tabel
ALOS pasien berdasarkan kasus terbanyak di Ruang Kenanga pada Bulan
Agustus 2013 – Januari 2014.
2. Jenis pembayaran
a. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
1. Berhak (BPJS)
Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes Hankam (AH), honorer
26
2. Tidak berhak
Pasien luar berhak (PLB)
Pengguna jasa pelayanan kesehatan di instalasi pelayanan kesehatan
TNI AD dibedakan menjadi 2 yaitu pasien berhak dan pasien tidak berhak
(umum). Pasien berhak adalah termasuk BPJS (purnawirawan, jamkesmas
dan jamkesda) :
1) Prajurit/PNS TNI AD yang masih dinas aktif dan dalam menjalankan MPP
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di instalasi Kesad.
2) Istri/suami sah Prajurit/PNS TNI AD yang masuk dan terdaftar dalam buku
penghasilan/daftar gaji personel TNI AD.
3) Anak sah dari Prajurit/PNS TNI AD berusia 0 – 25 tahun, masih sekolah
(untuk anak yang berusia 21 – 25 tahun wajib menunjukkan surat
keterangan dari sekolah), belum pernah kawin serta masuk dan terdaftar
dalam buku penghasilan/daftar gaji personel TNI AD.
4) Purnawirawan/pensiunan PNS TNI AD/Warakawuri/penerima pensiun
janda PNS TNI AD dan keluarganya dapat mengunankan jasa pelayanan
kesehatan Kesad dengan menggunakan fasilitas Askes serta wajib
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Askes Indonesia.
5) Anak sah dari Prajurit/PNS TNI AD berusia 0 – 25 tahun, masih sekolah
(untuk anak yang berusia 21 – 25 tahun wajib menunjukkan surat
keterangan dari sekolah), belum pernah kawin serta masuk dan terdaftar
dalam bukupenghasilan/daftar gaji personel TNI AD.
Semua klasifikasi pasien tersebut berhak mendapat pelayanan kesehatan
pada instalasi Kesad dengan ketentuan kelas pelayanan kesehatan sebagai
berikut:
1) Pelayanan rawat jalan berlaku sama bagi seluruh strata kepangkatan
Prajurit/PNS TNI AD beserta keluarganya. Dilaksanakan mulai dari
Poskes/Polsat, Polban, Polin, Rumkt Tk. IV sampai dengan RSPAD.
2) Untuk pelayanan rawat inap di instalasi Kesad, Kelas perawatan diatur
berdasarkan strata kepangkatan, sebagai berikut:
a. Kolonel keatas/PNS Gol. IV/c ke atas dan keluarganya dirawat di
bangsal perawatan VIP.
b. Mayor-Letkol/PNS Gol. IV/a-b dan keluarganya dirawat di bangsal
perawatan Pamen/Kelas I.
c. Pama/PNS Gol. III dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan
Pama/Kelas II.
27
d. Bintara/Tamtama/PNS Gol I-II dan keluarganya dirawat di bangsal Ba/Ta
(kelas III).
b. Prosentase Pembiayaan
1. BPJS : 40%
2. JKD : 60%
c. Asal daerah pasien
Pasien yang dirawat di Ruang Kenanga mayoritas Kotamadya Malang
dan daerah Jawa Timur, bukan lintas provinsi.
2. Filosofi organisasi
28
a. Filosofi keperawatan
Perawat rumah sakit TK II Dr. Soepraoen dengan tulus dan ikhlas siap
memberikan asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar
pasien.
Sasaran
Sasaran dari penerapan falsafah Keperawatan adalah seluruh tenaga
keperawatan di Rumah Sakit tingkat II dr. Soepraoen pada rawat inap, rawat
jalan, ruang tindakan dan ruang perawatan khusus, baik pegawai lama atau
pegawai baru.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan penerapan falsafah keperawatan dengan cara
mensosialisasi, melaksanakan, mensupervisi, mengobservasi, mengevaluasi
dan menindaklanjuti. Cara ini dilaksanakan untuk dapat mengetahui tenaga
keperawatan dalam tugas dan tanggung jawab sebagai peran perawat
profesional sesuai falsafah keperawatan serta berdasarkan standar
pelayanan keperawatan.
3. Tujuan Organisasi
29
a. Tujuan Rumah Sakit
Mengembalikan fungsi dan kondisi prajurit agar dapat melaksanakan tugas
b. Tujuan Ruang Kenanga
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia melalui pelayanan
rawat inap
Tujuan Khusus
- Memberikan pelayanan sesuai SAK/SOP dalam penanganan pasien.
- Mengatasi dan meminimalkan penderita pada kasus terminal.
- Membantu individu dan keluarga dalam mencegah kambuhnya penyakit.
- Mencegah terjadinya infeksi nosokomial pasien dan keluarga.
- Mencegah terjadinya komplikasi pembembedahan dan meminimalkan
terjadinya infeksi.
- Memberikan lingkungan yang kondusif bagi pasien.
- Menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang kondusif bagi personil
maupun mahasiswa praktek.
5. Perencanaan Strategis
a. Rencana strategis rumah sakit
Program Rumah Sakit Tentara Soepraoen Malang yang dijalankan oleh
Instalasi Rawat Inap yaitu:
1) Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan cara pemberian warna gelang yang
berbeda berdasarkan gender. Pada pasien laki-laki menggunakan gelang
berwarna biru dan perempuan menggunakan gelang berwarna merah
muda.
2) Cuci tangan
Program ini merupakan program yang dijalankan oleh Instalasi Rawat Inap
saat ini. Program ini penting dalam mengurangi resiko infeksi pada pasien.
Program ini belum berjalan di ruang Kenanga karena keterbatasan fasilitas,
keran air yang terdapat di ruang Kenanga sering tidak mengalir sehingga
perawat ruangan tidak bisa menerapkan cuci tangan dan hanya
menggunakan handscrub.
3) Pemakaian alat perlindungan diri
30
Program ini berfungsi sebagai pelindung diri perawat. Program ini sudah
berjalan di ruangan dengan digunakannya alat pelindung diri berupa
masker dan gown.
4) Komunikasi Situation Background Assessment Recomendation (SBAR)
Program ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar perawat dan
tenaga kesehatan lain. Perawat ruangan sudah mengikuti pelatihan SBAR
akan tetapi pada pelaksanaannya belum sesuai dengan protap yang sudah
disosialisasikan. Poin – poin yang dibicarakan saat SBAR via telpon antara
tenaga kesehatan (perawat dan dokter) biasanya langsung merujuk ke poin
inti meliputi nama pasien, diagnosa, rencana terapi dan dokter yang sudah
menangani.
5) Identifikasi pasien resiko jatuh dan alergi
Program ini sudah disosialisasikan dengan pemberian gelang khusus.
Gelang sudah diproduksi namun implementasi belum dilakukan. Untuk
pasien dengan resiko jatuh biasanya perawat langsung memasang siderail
pada bed. Sedangkan untuk pasien dengan alergi juga belum dipasangkan
gelang pada tangannya, tapi hanya ditulis pada rekam medis dan buku
injeksi tulisan alergi berwarna merah dan berukuran besar.
6) Exellence Service
Program ini merupakan program yang mengutamakan keramahan
komunikasi perawat dalam memberikan pelayanan. Program ini sudah
berjalan di ruang Kenanga.
b. Rencana operasional
Program yang biasa dilakukan pada ruang Kenanga disesuaikan dengan
kasus pasien yang meliputi departemen medikal, surgikal, dan psikiatri.
c. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Staf keperawatan terlibat dalam pemberian perawatan secara langsung
sesuai program yang telah direncanakan.
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi Ruang Kenanga RS Tingkat II Dr Soepraoen
Kepala Ruang
2. Uraian tugas
a. Kepala Ruangan
Tim Keperawatan I Tim Keperawatan II
Ketua: David W Tidak
Ketua: Nunuk L
Uraian Tugas Dilakukan
Dilian dilakukanTamad L
Supai
KEPALA RUANG Totok S
Dian K Sri C
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
Catur Rulis M
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan, V
Pasien
31
Pekarya
bulanan, dan tahunan. V
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya
masing-masing. V
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
dibantu perawat primer. V
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan tingkat
ketergantungan pasien dibantu oleh perawat
primer. V
e. Merencanakan strategi pelaksanaan V
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang V
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit. V
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi V
dengan kepala perawatan/ kepala instalasi.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas, alat, V
dan dana keperawatan. V
j. Menyusun jadwal dinas. V
k. Menyusun jadwal cuti. V
l. Menyusun rencana pengembangan staf.
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan V
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang V
digunakan. V
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan perawat V
pelaksana secara jelas. V
d. Membuat rentang kendali.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga V
keperawatan. V
32
f. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen. V
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang bertugas
diruang rawatnya. V
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan kerja
di ruang rawat. V
j. Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa
keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktik. V
k. Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya
meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah
sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada
dan cara penggunaanya serta kegiatan rutin
sehari-hari. V
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan. V
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan petugas
lain yang bertugas diruang rawatnya. V
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala V
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-
obatan sesuai kebutuhan berdasarkan V
ketentuan/kebijakan rumah sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan V
siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut tingkat V
kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian V
33
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian
makanan pasien sesuai dengan program V
dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam masa
perawatan diruang rawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut ke bagian V
medical record bila pasien keluar/pulang dari
rumah sakit tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan yang V
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan
praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada V
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam
batas wewenangnya. V
w. Melakukan serah terima pasien pergantian
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga V
keperawatan, membuat daftar dinas, mengatur V
tenaga yang ada setiap dari dan lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan.
z. Memberikan kesempatan atau ijin kepada staf
untuk mengikuti kegiatan ilmiah.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, V
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh pengalaman V
belajar sesuai tujuan program bimbingan yang
telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga V
keperawatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya dan mutu pelayanan. V
c. Memberikan pengarahan tentang penugasan
kepada ketua tim dan perawat pelaksana. V
d. Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik. V
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan
34
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. V
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep klien. V
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. V
h. Meningkatkan kolaborasi.
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat V
primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien. V
j. Melalui sistem, mengobservasi pasien baru dan
mengaudit dokumentasi asuhan keperawatan.
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun bersama.
Total 33 17
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kepala ruang dalam menjalankan
fungsi manajemen keperawatan memiliki prosentase sebesar 66% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan cukup baik. Akan tetapi perlu ditingkatkan kembali
tentang tugas kepala ruangan.
b. Ketua TIM
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
KETUA TIM
a. Bersama penanggung jawab ruangan/kepala V
ruangan/perawat associate/anggota tim
mengadakan serah terima tugas setiap
penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat V
associate dengan mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
35
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari V
pengkajian sampai dengan evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter. V
e. Menciptakan suasana harmonis. V
f. Membuat laporan pasien. V
g. Mengorientasikan pasien baru. V
h. Membina hubungan saling percaya antara perawat, V
pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada pasien V
dengan kedaruratan.
j. Membuat laporan pasien dan mencatat kasus dari V
pasien, kejadian diluar dugaan yang tidak
diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat. V
l. Melakukan ronde keperawatan bersama Kepala V
Ruang dan melaporkan tentang kondisi pasien,
asuhan keperawatan yang dilakukan, kesulitan
yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore, dan malam V
melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi
pelayanan keperawatan pasien yang sudah
diprogramkan dan membuat pembaharuan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan V
pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim. V
p. Menerima konsultasi dari anggota tim dan V
memberikan instruksi keperawatan.
q. Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk V
menerima laporan, sistem pengarahan tentang
tugas anggota tim, pelaksanaan asuhan
keperawatan, serta masalah yang dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik secara sistem V
maupun horizontal.
s. Melakukan penyuluhan kepada pasien/keluarga V
atau kepada anggota tim.
t. Memberi teguran dan pujian. V
36
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota V
tim.
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan V
perawat pelaksana.
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang V
dilakukan oleh anggota tim.
x. Membantu kepala ruangan membimbing peserta V
didik.
Total 9 15
c. Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
ANGGOTA TIM
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara
langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sistem:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan V
masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai V
dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah V
diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan V
perawatan dan respon klien pada catatan
perawatan.
b. Melaksanakan sistem program dengan penuh
tanggung jawab:
1) Pemberian obat. V
2) Pemeriksaan laboratorium. V
3) Persiapan klien yang akan operasi. V
37
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
biopsikososiokultural klien:
1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan. V
2) Mengurangi penderitaan klien dengan sistem V
rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik. V
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan V
atau diagnosis.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai V
dengan kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat. V
g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan
ruang, meliputi:
1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau V
meninggal.
2) Sensus harian atau formulir. V
3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS. V
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat di ruangan V
menurut fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, V
keamanan, kenyamanan, dan keindahan ruangan.
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau V
hari libur secara bergantian sesuai dengan jadwal
dinas.
k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan V
dengan penyakitnya.
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan V
klien baik secara lisan maupun tulisan.
m. Membuat laporan harian klien. V
n. Operan dengan dinas berikutnya. V
o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift dan V
melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.
Total 13 8
Prosentase 62% 38%
38
sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan cukup baik. Sehingga
peran fungsi perlu itingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
Tindakan Keperawatan di Ruang Kenanga
a. Operan
Tanggal
P S P S P S
Persiapan:
39
4. Jelaskan kondisi/keadaan - - - - - -
umum klien.
5. Jelaskan tindakan V V V V V V
keperawatan yang telah
dan belum di lakukan
4. Mengucapkan selamat - - - - - -
istirahat bagi anggota tim /
shift sebelumnya.
5. Mengucapkan selamat - - - - - -
bekerja untuk tim / shift
berikutnya
40
TOTAL 10 11 11 11 10 11
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
Keterangan:
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan yang dilakukan oleh
perawat pada tanggal 3-5 Februari 2014 memiliki prosentase sebesar 48-52%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan operan di ruang Kenanga masih belum dapat
berjalan secara efektif dan belum sesuai dengan prosedur operan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah
operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah disepakati,
operan diipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat yang akan dan telah
selesai berdinas.
b. Preconference
Tanggal
D T D T D T
41
meliputi :
Identifikasi Klien :nama,
umur, no register
Diagnosa medis.
Diagnosa keperawatan dan
data fokus yang menunjang
sistem.
Tindakan keperawatan
yang sudah di lakukan dan
hasilnya.
Rencana tindak lanjut
Masalah yang dihadapi
7. Berikan kesempatan kepada V V V
Tim yang lain untuk
mendiskusikan/ bertanya/
menanggapi, memberikan
masukan.
8. Karu / Katim mencatat hasil V V V
diskusi anggota Tim.
9. Karu memberikan kesimpulan V V V
dari diskusi yang telah di
lakukan.
10 Karu memberikan penekanan V V V
pada hal-hal yang perlu di
perhatikan atau
membacakan SOP untuk V V V
pelaksanaan tindakan.
11 Tanyakan kesiapan anggota V V V
tim untuk melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan.
12 Sampaikan kontrak waktu V V V
untuk pelaksanaan middle
konferens
13 Mengucapkan salam V V V
TOTAL 2 13 2 13 2 13
Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Keterangan:
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan
kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Dari hasil pengkajian selama 3 hari,
didapatkan bahwa belum terlaksanya pre dan middle conference di Ruang Kenanga.
Perawat hanya melaksanakan operan pada pergantian shift.
42
c. Post Conference
Tanggal
D T D T D T
e. Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi selama 3 hari di ruang Kenanga perawat tidak pernah
melakukan ronde keperawatan. Saat melakukan wawancara kepada perawat,
perawat mengatakan bahwa ronde keperawatan tidak pernah dilakukan karena
terbatasnya tenaga perawat dan kesibukan perawat.
f. Discharge Planning
Dari hasil pengkajian tanggal 3-5 Februari 2014 di Ruang Kenanga
didapatkan data sebagai berikut:
Discharge Planning Jumlah Pasien
Dilakukan discharge planning 8
Tidak dilakukan discharge planning 0
Total pasien pulang 8
Kepala Ruang
Katim 1 Katim 2
Pasien Pasien
Secara struktural, model yang diterapkan adalah metode tim yang terdiri
atas anggotanya yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien, tenaga keperawatan di ruang Kenanga terbagi
menjadi 2 tim, yaitu tim I dan tim Pekarya
II. Namun, dalam pelaksanaannya, metode ini
tidak dapat berjalan karena keterbatasan jumlah tenaga perawat. Dalam
pengamatan kelompok, jumlah tenaga keperawatan yang bekerja pada pagi hari
pada umumnya sebanyak 3 orang, sehingga tidak memungkinkan untuk
melaksanakan metode tim. Tugas – tugas keperawatan yang ada dikerjakan
secara kondisional.
4. Klasifikasi Pasien
Pengklasifikasian pasien yang dirawat di ruang Kenanga berdasarkan jenis
kelamin karena pasien yang dirawat di ruang Kenanga meliputi departemen
surgikal, medikal, dan psikiatri.
7. Jadwal/shift dinas
Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh Katim I dengan
sepengetahuan kepala ruang. Perawat pelaksana bisa turut memberikan saran
dalam pembuatan jadwal dinas dan bisa mengganti jadwal dinas apabila ada
keperluan mendesak, akan tetapi keputusan kembali lagi pada Ketua Tim
sebagai pembuat jadwal dinas dengan melihat lagi jumlah perawat yang ada.
8. Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan Tenaga
Menggunakan metode penghitungan Gillies, dijelaskan lebih lanjut pada
kebutuhan perawat.
b. Penerimaan pegawai baru
Ruang Kenanga tidak ikut serta dalam penerimaan pegawai baru,
penerimaan pegawai baru langsung ditangani bagian personalia yang
bekerja sama dengan instalasi rawat inap
c. Sistem seleksi
Sistem seleksi untuk pegawai (perawat) ruang Kenanga adalah mengikuti
psikotes dan uji skill yang diselenggarakan oleh pihak Rumah Sakit.
d. Penempatan
Ruang Kenanga masih belum bisa melakukan penempatan tenaga kerja
(perawat) sesuai dengan keahlian masing-masing di bidangnya. Karena
perawat Ruang Kenanga memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat
umum dan menyeluruh, dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu
bidang khusus untuk dikuasai.
e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Ruang Kenanga
selalu mengorientasikan setiap karyawan baru yang telah dipilih oleh
WATNAP. Orientasi diantaranya pengenalan anggota tenaga kerja yang ada
di ruangan, orientasi ruangan, peralatan, peraturan-peraturan yang berlaku
di ruangan, dll.
f. Pengembangan staff: pendidikan dan pelatihan
Kepala ruangan selalu memberikan perizinan kepada siapapun perawat
yang ada di ruangan jika melanjutkan pendidikan. Meskipun ruangan tidak
membantu masalah finansial, ruangan tidak akan mempersulit kepada
perawat yang akan melanjutkan pendidikan. Sedangkan untuk
pengembangan staf berupa pelatihan, pendelegasian perawat sebagai
peserta ditentukan oleh instalasi WATNAP dan selanjutnya akan
disampaikan ke Kepala Ruangan melalui INSTALDIK.
g. Jenjang karier
Peningkatan jenjang karir di Ruang Kenanga berdasarkan golongan bagi
perawat yang sudah PNS. Jenjang karir mengalami peningkatan setiap
masa kerja mencapai 4 tahun.
2. Motivasi
a. Cara memotivasi individu/ kelompok
Kepala ruang Kenanga memotivasi pegawainya dengan cara lisan dan
secara accidental.
b. Sistem Reward atau Punishment
Kepala ruang Kenanga tidak memberikan reward atas prestasi yang
dilakukan oleh pegawai dan memberikan punishment berupa peringatan atas
pelanggaran yang dilakukan oleh perawat.
3. Supervisi
a. Mekanisme
Pelaksanaan supervisi oleh Kepala Ruang Kenanga dilaksanakan secara
accidental. Supervisi dilakukan kepada perawat yang perlu pengawasan dan
bimbingan.
b. Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan terdapat hambatan seperti keterbatasan SDM (tenaga
kerja) dan keterbatasan waktu sehingga tidak dapat dilaksanaan secara
maksimal serta dalam pelaksanaannya tidak terdokumentasi.
4. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila
ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala
ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga
keperawatan. Alur pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan.
D. Fungsi Pengendalian
1. Penampilan kerja
Kinerja perawat dinilai secara langsung oleh karu tanpa pedoman penilaian
dan tidak terdokumentasikan.
2. Pengendalian mutu
a. Patient safety
1) Kejadian jatuh
Kasus yang banyak didapatkan di Ruang Kenanga adalah kasus
stroke/CVA (cerebrovascular accident) sehingga kejadian pasien jatuh
cukup tinggi. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah serta kurang
optimalnya pemanfaatan bed multifungsi yang dilengkapi dengan side rail.
Selain itu, adanya keluarga pasien yang lalai dalam mengawasi pasien,
sehingga pasien beresiko tinggi mengalami jatuh.
Untuk menurunkan kejadian jatuh, pengendalian mutu yang terkait
dengan patient safety sudah dilaksanakan di Ruang Kenanga, yaitu
dengan screening pasien, penggunaan bed multifungsi yang dilengkapi
dengan side rail. Hal ini terbukti dapat mengurangi kejadian pasien jatuh
dalam tiga bulan terakhir.
2) Kejadian Dekubitus
Angka kejadian dekubitus Ruang Kenanga pada 3-5 Februari 2014
sebanyak 0% kejadian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara pada setiap pasien ruangan selama 2 hari berturut-turut.
Poin berikut adalah untuk menentukan pasien yang beresiko mengalami
dekubitus:
1. Usia lanjut (> 60 tahun)
2. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu
3. Status gizi malnutrisi
4. Berbaring lama, penekanan pada satu arah
5. Mengalami kondisi kronik
6. Inkontinensia urin dan feses
7. Kejadian decubitus
8. Pasien dengan resiko tinggi dekubitus
Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas, maka
pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko mengalami dekubitus. Angka
kejadian dekubitus dinilai berdasarkan jumlah pasien yang mengalami
dekubitus dibagi dengan jumlah pasien beresiko mengalami dekubitus.
3. Pengembangan standar
a. Standar askep
Ruang Kenanga sudah memiliki standar asuhan keperawatan (SAK) secara
spesifik. SAK terdiri dari SAK surgikal, medikal, dan psikiatri.
b. Standar kinerja
Standar kinerja perawat ruang Kenanga mengikuti standar yang
diberlakukan oleh RS.
3.2 ANALISA SWOT
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Strength (Kekuatan)
73% perawat yang bekerja di ruang Kenanga pernah 0,04 4 0,16
mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan skill
dan kemampuan dalam surgical.
Penghitungan tenaga kerja keperawatan harian berdasarkan 0,02 1 0,02
tingkat ketergantungan pasien yaitu minimal, parsial dan
total, menggunakan metode Gillies.
Jumlah bed di ruang Kenanga sebanyak 24 bed, sehingga 0,05 4 0,20
sangat cukup kapasitasnya untuk melayani pasien pada
surgical, medical dan psikiatri
Pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Kenanga 0,05 4 0,20
sudah cukup baik dengan persentase rata-rata 53%.
4 perawat (80%) diketahui memiliki tingkat kepuasan cukup 0,03 3 0,09
puas.
Pendapatan ruangan diperoleh dari pasien diantaranya 0,02 2 0,04
biaya rawat inap, konsultasi, biaya per tindakan pelayanan/
perawatan.
Ruang Kenanga memiliki standar asuhan keperawatan 0,04 4 0,16
(SAK): SAK surgical, medical, psikiatri
Ruang Kenanga sudah melakukan rapat/pertemuan sebulan 0,05 4 0,20
sekali dan rutin dilakukan pada hari sabtu setelah dinas pagi
Jenis komunikasi yaitu atasan-bawahan dan bawahan- 0,03 2 0,06
atasan yang berjalan sangat efektif.
Perawat memiliki antusiasme untuk bertukar pikiran dengan 0,04 4 0,16
dokter dan mahasiswa yang sedang praktik
Total 1,29
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Weaknesss (Kelemahan)
Belum adanya visi dan misi khusus untuk ruangan 0,04 1 0,04
Keterbatasan dalam jumlah bed multifungsi yang dilengkapi 0,04 3 0,12
bedrail dan kurang optimal pemanfaatan bed multifungsi
yang dilengkapi bedrail
Terbatasnya tenaga keperawatan yang berdinas di Ruang 0,04 4 0,16
Kenanga sehingga rumus Gillies tidak dapat diterapkan
secara murni dan harus dimodifikasi oleh ruangan untuk
tetap memenuhi tenaga keperawatan yang berdinas
Belum adanya program PKMRS 0,04 4 0,16
Tidak ada penanda untuk pasien di ruang Kenanga, seperti 0,05 4 0,20
penomoran bed, gelang penanda khusus untuk pasien
dengan resiko jatuh, penanda khusus untuk pasien dekubi
tus, alergi dan label puasa bagi pasien yang akan menjalani
operasi.
Kuantitas pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah 0,02 1 0,02
S1 Keperawatan berjumlah 1 orang (9,1%), dan D3
Keperawatan berjumlah 6 orang (54,6%), SPK berjumlah 4
orang (36,3%)
Kurangnya fasilitas air bersih untuk cuci tangan 0,02 1 0,02
Kurangnya sketsel untuk menjaga privasi klien saat klien 0,03 3 0,09
melaksanakan personal hygiene
Proses dan lamanya tindak lanjut dari petugas di ruangan 0,02 1 0,02
apabila terdapat alat yang rusak/tidak layak pakai
Kenanga tidak memiliki program unggulan tindakan 0,04 1 0,04
keperawatan
Belum diberlakukannya pre dan post conference. 0,05 5 0,25
Belum pernah dilakukan ronde keperawatan. 0,05 5 0,25
Belum adanya promosi kesehatan untuk pasien dan 0,05 5 0,25
keluarga
Kurangnya penerapan penyusunan discharge planning 0,03 4 0,12
Penerapan metode tim dalam pemberian asuhan 0,05 4 0,20
keperawatan masih kurang, dibuktikan dengan pembagian
katim, perawat associate dan pasien yang belum sesuai
Penilaian kinerja perawat yang tidak terdokumentasi 0,02 2 0,04
Pemberian motivasi hanya berupa lisan dan bersifat 0,03 2 0,06
accidental
Tidak ada pemberian reward maupun punishment jika 0,04 4 0,16
mendapatkan prestasi maupun pelanggaran
Kepala ruang belum melakukan supervisi pada setiap katim 0,03 3 0,09
ruangan
Ratio BOR dalam 3 hari (3-5 Februari 2014) < 50% 0,04 4 0,16
Tidak ada evaluasi indikator mutu kepuasan pasien terhadap 0,03 4 0,12
pelayanan keperawatan secara spesifik yang seharusnya
diisi oleh pasien rawat inap di Ruang Kenanga
Adanya vektor kucing yang berkeliaran di ruangan 0,02 2 0,04
Kurangnya fasilitas penunjang untuk pasien dengan kasus 0,03 3 0,09
fraktur ekstremitas bawah (pengadaan traksi).
Total 2,70
Penghitungan SWOT
Skor Faktor Internal (x)= skor kekuatan – skor kelemahan
= 1,29 – 2,70
= - 1,41
Skor Faktor Eksternal (y) = skor kesempatan – skor ancaman
= 1,75 – 1,5
= 0,25
KURVA SWOT
0,25
-1,41
STRATEGI WEAKNESS OPPORTUNITY
Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Peluang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Adanya keluarga pasien yang menemani pasien, sehingga pengawasan pasien
dapat berjalan optimal.
2. Adanya keluarga pasien yang dapat secara langsung mengaplikasikan arahan
perawat dalam merawat dan menjaga kebersihan lingkungan pasien.
3. Adanya keluarga pasien yang dapat diajak berdiskusi tentang kondisi pasien
4. Terdapat penambahan tenaga perawatan dari mahasiswa praktek
5. Penambahan pasien JKM/JKD dan mandiri dari system BPJS yang merupakan
RS rujukan kedua.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan analisa SWOT tersebut di atas dapat
disimpulkan pernyataan masalah sebagai berikut:
1. Penerapan skrining dalam upayaSafety Patient belum optimal
2. Belum optimalnya pengendalian inos
3. Belum adanya preconference, timbang terima, operan keliling, post conference,
dan ronde keperawatan yang komprehensif.
4. Penerapan tugas masing-masing kepala ruang, kepala tim, dan perawat
pelaksana yang belum optimal.
5. Belum adanya promosi kesehatan untuk pasien dan keluarga pasien di ruangan
6. Tidak ada evaluasi mutu pelayanan secara spesifik yang seharusnya diisi oleh
pasien rawat inap yang akan pulang.
BAB IV
B. Prioritas Masalah
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (magnitude=Mg).
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity= Sv).
3. Bisa dipecahkan (Manageability= Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)
Keterangan
5 : sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat diperhatikan
3. Membuat penanda
khusus bagi pasien yang Putri
memiliki masalah baik
8. Bekerjasama dengan
10
keluarga pasien dalam Putri
Februari –
penerapan safety patient
8 Maret
selama pasien dirawat di
2014
rumah sakit
10 9. Mengevaluasi
Evaluasi
Februari – pelaksanaan safety
3 pelaksanaan patient oleh perawat
8 Maret Putri
Safety Patient ruangan
2014
24 2. Mengingatkan pada
Pelaksanaan perawat ruangan 5
Februari –
2 upaya momen cuci tangan saat
2 Maret
pencegahan inos preconference.
2014
10 3. Melakukan perawatan
Februari - NGT dan perawatan
kateter (intravena dan
8 Maret
urine) 3 hari sekali.
2014
21 4. Memberikan penyuluhan
Februari INOS pada keluarga
pasien.
2014
21 8. Mengobservasi perilaku
Februari pasien dan keluarga
2014, 28 pasien terhadap adanya
Februari tempat leaflet yang
2014, sudah disediakan
7 Maret
2014
21 9. Mengobservasi
Februari pelaksanaan penyuluhan
2014, 28 kesehatan oleh perawat
Februari ruang Kenanga
2014,
7 Maret
2014
Septi
1. Membuat susunan draft
tugas masing-masing
kepala ruang, kepala tim,
dan perawat pelaksana.
2. Menyusun checklist
Penerapan tugas
harian uraian tugas katim
masing-masing 10
dan perawat pelaksana
kepala ruang, Februari -
2 yang harus dimiliki kepala
ketua tim, dan 8 Maret
ruang.
perawat 2014 3. Melakukan supervisi
pelaksana pelaksanaan tugas harian
katim dan perawat
pelaksana.
4. Sosialisasi hasil evaluasi
pelaksanaan tugas harian
ketua tim dan perawat
pelaksana.
1. Mengobservasi Septi
penerapan tugas masing-
masing kepala ruang,
Evaluasi ketua tim, dan perawat
penerapan tugas pelaksana sesuai dengan
masing-masing 10 – 15 format evaluasi
3 kepala ruang, Maret 2. Mengevaluasi
pelaksana pelaksana.
3. Sosialisasi hasil evaluasi
pelaksanaan tugas harian
ketua tim dan perawat
pelaksana.
6) Tidak ada evaluasi mutu pelayanan secara spesifik yang seharusnya diisi
oleh pasien rawat inap yang akan pulang.
No Kegiatan Rencana Keterangan PJ
1. Morris, Jane and Holmes Jeff. 2008. National Institute of Health Stroke Scale.
Maine Medical Center
2. Braden, Barbara and Nancy Bergstorn. 2008. BradenScale for Predicting
Pressure Sore Risk. US: Department of Health and Human Services
3. Gillies D. A. 1994. Nursing Management a system APP1roach Third edition.
Philadelphia : WB. Saunders Co
4. Manajemen Bidang Keperawatan. (2000) Pusat Pengembangan keperawatan
Carolus. Jakarta
5. Marquis BL, & Huston CJ. 2000. Leadhership roles and management function
in nursing: theory and aPP1lication (3rd edition). Philadelphia: Lipincott
6. Wandy. 2007.Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta.