Anda di halaman 1dari 16

Makalah

TUGAS INDIVIDU

EVALUASI PROGRAM REMEDIAL

Di susun oleh:

Sri rahmayani
161050801034
Kelas b

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan upaya dasar untuk membelajarkan peserta didik secara
aktif dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam upaya
peserta didik belajar secara aktif dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan melalui penyelenggaraan pembelajaran itu, tidaklah dapat dipungkiri bahwa
pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan pendidikan atau guru perlu
menyelenggarakan program pembelajaran remedial atau perbaikan.
Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk khusus pembelajaran yang
diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui suatu
pendekatan dan teknik tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki atau
menyembuhkan sebagian atau keseluruhan (ketidaklengkapan) proses pembelajaran,
sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau
saat kegiatan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk
mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhdap
kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran
diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian
dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang
peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah
dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus
dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program
pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi
peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana
remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan
individual peserta didik.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 1


Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum
mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih
lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu
menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran remedial
2. Untuk mengetahui sasaran pembelaran remedial
3. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran remedial
4. Untuk mengetahui model dan langkah-langkah pembelajaran remedial
5. Untuk mengetahui strategi dan teknik pembelajaran remedial.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Ciri-Ciri Pembelajaran Remedial


Remedial merupakan suatu tretment atau bantuan untuk mengatasi kesulitan
belajar. Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa inggris. Kata ini
berakar dari kata “toremedy”, yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada
proses penyembuhan. Jadi istilah remedial merujuk pada suatu proses membantu peserta
didik mengatasi kesulitan belajar, terutama mengatasi miskonsepsi-miskonsepsi yang
dimiliki.
Dalam random House Webster’s College Dictionary (1991), remediasi/remedial
diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remediasi adalah
kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan peserta didik.
Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
yang kurang berhasil. Kekurang berhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi
yang diharapkan dalam pembelajaran.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remdial ada 3 (tiga), yaitu: (1)
menyederhanakan konsep yang kompleks, (2) menjelaskan konsep yang kabur, dan (3)
memperbaiki konsep yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan
terhadap sifat pokok remedial tersebut antaralain berupa : penjelasan oleh guru,
pemberian rangkuman, dan advance organizer, pemberian tugas, dan lain-lain.
Kompetensi yang belum dapat dikuasai peserta didik merupakan kesulitan belajar
untuk mempelajari kompetensi berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau
kompetensi yang baru akan dipelajari memerlukan keterampilan prasarat, di sisi lain
kompetensi yang menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan ini untuk mencapai tingkat
ketuntasan belajar antara lain : perbedaan individual di antara peserta didik dalam kelas
dengan sistem pembelajaran klasikal.

Adapun ciri-ciri pembelajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajar peserta didik


dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis, dan latar
belakangnya.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 3


2. Dalam pembelajaran remedial tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kesulitan
belajar yang dihadapi peserta didik
3. Pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan pada pembelajaran remedial
bersifat diferensial, artinya disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan belajar peserta didik.
4. Alat-alat yang dipergunakan dalam pembelajaran remedial lebih bervariasi dan
mungkin peserta didik tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya:
pengguanaan tes digsnostik, sosiometri, dan alat-alat laboratorium.
5. Pembelajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain, misalnya
dengan pembimbing, ahli dan lain-lain.
6. Dalam pembelajaran remedial, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan
kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik.

Pembelajaran remedial merupakan pelengkap pembelajaran secara keseluruhan


karena beberapa hal berikut.
1. Adanya perbedaan individu. Prestasi belajar yang setingkat tidaklah selalu sama. Hal
ini disebabkan oleh kemungkinan sebagai berikut “setiap individu yang ada dalam
sekolah bahkan ada di dalam kelas mempunyai pengalaman yang berbeda,
mempunyai persepsi belajar yang tidak sama, mempunyai kelebihan dan kekurangan
yang bervariasi, mempunyai minat dan perhartian yang berbeda”. Akibat perbedaan
pengalaman individu peserta didik di dalam kelasnya timbul beberapa perbedaan
persepsi terhadap materi yang diberikan, sehingga akan mempengaruhi perbedaan
prestasi belajar.
2. Guru mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar dalam proses
perkembangan peserta didik. Di samping sebagai pengajar guru juga sebagai
pembimbing.
3. Pengertian belajar yang lengkap mengandung arti bahwa dalam proses belajar
peserta didik diharapkan mencapai perubahan tingkah laku secara keseluruhan dan
utuh.
4. Pelaksanaan bimbingan di sekolah perlu ditunjuk oleh kegiatan pembelajaran
sebaik-baiknya.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 4


B. Tujuan Dan Sasaran Pembelajaran Remedial

Tujuan dari pembelajaran remedial yaitu agar setiap peserta didik dapat mencapai
prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Remedial merupakan fungsi yang
sangat penting dari keseluruhan pembelajaran.

Pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembeajaran reguler di kelas,


hanya terhadap peserta didik yang memerlukan pembelajaran tambahan. Paling tidak ada dua
tujuan pembelajaran “pengobaan” atau remedial ini (Depdiknas, 2003:20), yakni sebagai
berikut:

Pertama, setiap peserta didik berbeda dalam hal kemampuan belajar, standar
akademik, belajar dikelas dan kinerja akademik, dan setiap peserta didik harus belajar.
Dengan pembelajaran remedial peserta didikyang lambat belajarnya dibandingkan yang
lainnya akan dibantu belajarnya, dengan cara menyesuaikan kurikulum sekolah, pendekantan,
guru menyiapkan kegiatan belajar dan pengalaman langsung sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan peserta didik. Disamping itu dirancang pembelajaran secara individual untuk
membangun konsep dasar, menuntaskan metode belajar, meningkatkan kepercayaan diri dan
menguatkan efektivitas belajar.

Kedua, melalui pembelajaran remedial, guru menyiapkan pelatihan yang


mengembangkan generic skills, meliputi: hubungan antar personal, berkomunikasi,
pemecahan masalah, mengelola diri sendiri, belajar mandiri, berpikir mandiri,
mengembangkan kreativitas dan pengguanaan teknologi sebagai sember belajar. Disamping
itu, pelatihan ini juga membantu peserta didik menekankan pada belajar sepanjang hayat (life
long learning), membantu mengembangkan sikap positif dan nilai-nilai sebagai bekal belajar
selanjutnya dan pengembangan karir.

Melalui kegiatan remedial, guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar peserta
didik yang berkaitan dengan aspek sosial dan aspek pribadi, seperti merasa dirinya kurang
berhasil dalam belajar, sering merasa rendah diri, atau terisolasi dalam pergaulan teman
sejawatnya. Dengan remedial, guru dapat membantu rasa percaya diri peserta didik, sehingga
peserta didik bersangkutan dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik. Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki cara belajar peserta didik.


2. Meningkatkan peserta didik terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya

Sri Rahmayani (161050801034) Page 5


3. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik.
4. Mempercepat penguasan peserta didik terhadap meteri pelajaran.
5. Membantu mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi peserta didik.

Adapun sasaran pembelajaran remedial yaitu peserta didik yang tergolong kedalam
kelompok pembelajaran remedial, yang biasanya mengalami kesulitan dalam hal sebagai
berikut.

1. Kemampuan mengingat relatif kurang.


2. Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain di
sekitarnya pada saat belajar.
3. Secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh.
4. Kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar.
5. Kurang dalam hal kepercayaaan diri dan rendah harapan dirinya.
6. Lemah dalam kemampuan memecahkan masalah.
7. Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi.
8. Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak.
9. Gagal menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lainnya yang relevan.
10. Memerlukan waktu relatif lebih lama daripada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-
tugas (Depdiknas, 2003:21).

C. Prinsip Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan terhadap peserta didik yang


mengalami hambatan dalam kegiatan belajarny. Hambatan yang terjadi dapat berupa
kurangnya penetahuan dan keterampilan prasarat atau lambat dalam mencapai kompetensi.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan
sifatnya sebagai pelayanan khususantara lain:

1. Adaptif
Setiap peserta didik memilki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program
pembelajaran remedial hedaknya memungkinkan pesea didik untuk belajar sesuai
dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain,
pembelajaran remedial harus megakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif

Sri Rahmayani (161050801034) Page 6


Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan seumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu
selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya.
Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan
bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan penilaian sejalan dengan sifat keunikan
dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran
remedial perlu dipergunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang
sesuaidengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai
kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapt
dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.
5. Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
ksetuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat
mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

D. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

langkah-langkah Pelaksanaan

1. Mendiagnosis kesulitan belajar


a. Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar peserta didik. Kesulitan belajar daat dibedakan menjadi kesulitan ringan,
sedang dan berat. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada pesrta didik yang
kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran. Kesulitan belajar sedang dijumpai
pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri
peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada
diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 7


b. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mediagnosis kesulitan belajar antara
lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik,
wawancara, pengalaman, dsb.
1) Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai penguasan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum.
Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
2) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam
menguasai kmpetensi tertentu. Misanya dalam mempelajari operasi bilangan,
apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan,
pengurangan, pembagian atau perkalian.
3) Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik
untuk menggali lebih dalam mengenai kusulitan belajar yang dijumpai peseta
didik.
4) Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan lihat secara cermat perilaku
belajar peerta didik. Dari pengamatan tersebut dihaapkan dapat diketahui jenis
maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

2. Memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remdial


a. Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik,langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-
bentuk pelasanaan pembelajaran remedial antara lan:
b. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pemelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan
bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan
belajar atau mengalami kesulitanbelajar. Pendidik perlu meberikan penjelasan
kembali dengan meggunakan metode dan/ata media yang lebih tepat.
c. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya imbngan perorangan. Dalam hal
pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perludipilih alternatif
tindak lanjut berupa pemberian bimbngan perorangan merupakan iplikasi peran
didik sebagai tutor. Sistem tutorial dilakanakan bilaman terdapat satu atu
beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 8


d. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip
pengulanan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar pesrta didik tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi
latihan intensif(drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang diteteapkan.
e. Pemafaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatan untuk memberi tutorial kepada
rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan
peserta didik yangmealami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran


remedial dilasanakan. Pertanyaan yang timbu, apakah pembelajaran remedial dierikan
pada setiap akhir langan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester atau akhir
semester. Ataukah pemebelajaran remedial itu diberika setelah peserta didik
mempelajari SK atau KD tertentu (dalam kurikulum 2013 KI dan KD)? Pembelajaran
remedial dapat diberikan setela peserta didik mempelajai KD tertentu. Namun karena
dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk
melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai membelajari KD tertentu.
Mengingat indikaor keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan
dalam mencapai SK yang terdri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat
juga dibeikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdidri dari beberapa KD.
Mereka yang belum mencapai penguasan SK tertentu perlu mengikuti program
pembelajaran remedial.

Hasil belajar yang menunjukan tingkat pencapaian kompetensi melalui


penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan laian-lain. Sedangkan penilaian
hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester.

E. Model Pembelajaran Remedial


Beberapa model pembelajaran remediasi intensif, yaitu (1) pembelajaran di luar
jam pembelajaran sekolah (outside school hours), (2) pengembalian secara tertentu
(withdrawel), dan (3) penggunaan tim pengajar (co-teaching). Beberapa model

Sri Rahmayani (161050801034) Page 9


pembelajaran remedial tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi sekolah
Depdiknas, 2003: 26). Berikut ini penjelasan ketiga model pembelajaran remedial
dimaksud, yaitu:
1. Model pembelajaran remedial di luar jam sekolah (out-side School hours)
Model pembelajaran remedial ini adalah untuk membantu kesulitan belajara belajar
peserta didik terhadap satu atau beberapa materi subyek, sebelum atau sesudah jam
pelajaran dilaksanakan. Model pembelajaran remedial ini memiliki beberapa
keuntngan, yakni sebegai berikut.
a. Peserta didik menerima tambahan waktu untuk membahas kembali dari hanya
pembelajaran yang biasa diikuti di kelas
b. Peserta didik memperoleh bantuan mengidentifikasikan area belajar yang sulit dan
memberikan titian untuk mengisi kesenjangan dengan cara mengadakan informasi
tambahan agar lebih mudah memahaminya.
c. Kelompok peserta didik yang tingkat perkembangan intelektualnya sejenis dalam
pemebelajaran remedial diberikan kesempatan untuk mengajukan kesulitan-
kesulitan dan bantuan pendekatan yang sesuai agar lebih memahaminya.
d. Dalam kelompok kecil pada kelas remedial, akan sangat membantu interaksi
antara guru dan peserta didik selama pembelajaran yang mengakibatkan peserta
didik belajar dengan bermakna

Beberapa hal yang harus diperlihatkan dalam melaksanakan model pembelajaran


remedial ini, sebagai berikut.

a. Peserta didik yang tadinya mengalami kesulitan belajar akan lebih siap mengikuti
pembelajaran pada kelas reguler
b. Perlunya pengaturan khusus dari orang tua peserta didik agar membantu peserta
didik dari dan ke sekolah luar jam sekolah yang biasanya
c. Kerjasama antara guru remedial dengan guru kelas reguler

Beberapa pedoman dalam menerapkan model pembelajaran remedial outside school


hours, yaitu sebagai berikut.

a. Penekanan pada remediasi yang bertujuan membantu peserta didik


membangun dasar yang kokoh tentang belajar materi subyek yang dianggap
sulit dan kemampuan belajar mandiri dengan bimbingan guru.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 10


b. Guru hendaknya mengkaji intisari kurikulum yang menekankan pada
ketuntasan belajar peserta didik, dan merencanakan materi tambahan yang
sesuai agar betul-betul memantapkan pengetahuan dasar peserta didik.
Pengetahuan dasar ini diperlukan dalam mempelajari materi.
c. Guru pembelajaran remedial dapat memnerikan ilustrasi yang lebih banyak
sebagai titian memahami materi subyek untuk membantu memantapkan
pengetahuan yang diperlukan dan membangun konsep yang lebih baik
(pembelajaran lebih efektif bagi peserta didik) dari pada pembelajaran dikelas
biasa. Guru dapat juga memberikan bimbingan mengisi LKS (Lembar Kerja
peserta didik), mencatat hal-hal penting, membahas soal ulangan, jika
diperlukan.
d. Hanya kelompok peserta didik yang peringkatnya sama yang mengikuti
pembelajaran remedial pada topik yang sama.
e. Jumlah jam pembelajaran remedial tidak sama dengan pembelajaran biasa,
misalnya untuk sains 5 kali pertemuan, bahasa 5-6 kali pertemuan, dan
matematika 3-5 kali pertemuan, sesuai dengan kesulitan peserta didik.
f. Lamanya jam pelajaran remedial sebaiknya disesuaikan (sama) dengan jam
pelajaran yang biasa.
2. Model pembelajaran remedial pemisahan (withdrawal)
Model pelaksanaan pemebelajaran remedial ini yakni dengan cara memisahkan
peserta didik dari kelas biasa, kedalam kelas remedial. Pemisahan ini bertujuan
untuk memberikan pengetahuan dasar tentang materi subyek yang dibahas. Model
ini tidak digunakan untuk smua mata pelajaran, biasanya hanya topik-topik, yang
dianggap esensial sebagai pondasi pengetahuan yang lain dan/ atau lanjutan.
Beberapa keuntungan dalam melaksanakan model pembelajaran remedial ini,
yaitu sebagai berikut.
a. Sebagai kelompok peserta didik yang relatif sangat sedikit (kelas kecil), guru
dapat memahami lebih baik kebutuhan peserta didik secara individual, kinerja
(performasi) peserta didik didalam kelas, dan kesulitan masing-masing peserta
didik dalam belajar.
b. Memudahkan guru dalam memberikan bimbingan dan bantuan agar peserta
didik lebih memahami topik yang dianggap sulit oleh peserta didik.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 11


c. Membantu meningkatkanpembelajaran dalam hal ini interaksi guru dengan
peserta didik selama pembelajaran, yang memungkinkan peserta didik tersebut
belajar lebih intensif.

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam melaksanakan pembelajaran


remedial model ini adalah pelaksanaan remediasi yang terlalu lama akan
membeikan efek julukan tertentu yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi
pesrta didik yang bersangkutan. Di samping itu, segregesi ini juga menghilangkan
kesempatan pesrta didik berinteraksi dengan rekan lainnya pada kelas biasa
(ordinary class).

3. Model pembelajaran remedial tim (Co- Teaching)


Model pelaksanaan pembelajaran remedial ini memerlukan tim pengajar, dapat
terdiri dari atas dua atau lebih anggota, mekerjasama menyiapkan bahan-bahan,
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang mengacu kepada peningkatan
keekfektifan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara menyiapkan
keberagaman kebutuhan peserta didik yang berada pada kelas yang sama. Sekolah
dapat memilih beberapa remedial untuk model ini dalam konteks mengadopsi
keseluruhan atau sebagian jumlah jam pelajaran reguler yang ada. Sekolah
hendaknya menentukan jumlah jam pertemuan untuk masing-masing guru sesuai
dengan jumlah jam mengajar guru dan pengaturan administrasi.
Beberapa kelebihan menggunakan metode pembelajaran remedial ini adalah
semagai berikut.
a. Dapat membangun kebersamaan dalam kelompok yang menciptakan suasana
kondusif bagi lingkungan pendidikan secara keseluruhan disekolah.
b. Dapat membantu dan saling meningkatkan kemampuan profesional diantara
guru. Hal ini memungkinkan berbagi dan belajar dari kelebihan yang lain,
sehingga efektifitas pembelajaran dapat lebih ditingkatakan.
c. Dapat memberikan keluesan dalam pembelajaran dengan memberikan guru
mengatur pekerjaannya diantara mereka. Misalnya membuat rencana
pembelajarannya, penyiapan bahan pembelajaran, media pembelajaran,
memilih dan membuat LKS, dll.
d. Dapat mengurangi efek memberikan “predikat jelek” kepada pesrta didik
kelompok khusus, dan memberikan dukungan tentang kebutuhan secara
individual kepada peserta didik.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 12


e. Dapat membantu meningkatkan interaksi antara guru dan pesrta didik
sehingga pesrta didik tidak sungkan menanyakan sesuatu kepada guru.

F. Strategi dan Teknik Pembelajaran Remedial


Beberapa strategi dan teknik yang dapat dipergunakan dalam pelaksanakan
pembelajaran remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2)
diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain.
(Ditjen Dikti, 1984 : 83)
Strategi dan teknik pembelajaran remedial juga dapat dikemukakan sebagai
berikut.
1. Strategi dan teknik yang bersifat kuratif
Tindakan pembelajaran dikatakan bersifat kuratif kalau dilakukan setelah
program proses pembelajaran utama selesai diselenggarakan. Tindakan ini didasarkan
atas kenyataan empiris bahwa ada seseorang peserta didik atau sejumlah peserta didik
yang dipandang tidak mampu menyelesaikan program proses pembelajaran secara
sempurna, sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Sasaran pokok dari
tindakan ini adalah agar peserta didik yang prestasinya rendah diusahakan suatu saat
dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal.
2. Strategi dan teknik yang bersifat preventif
Jika dalam pendekatan kuratif, tindakan remedial bertolak dari hasi post teaching
diagnostik, berdasarkan data hasil pre-test/tes sumatif, maka strategi dan teknik
preventif bertolak dari pre-tes atau test of entering behavors.
3. Strategi dan teknik yang bersifat pengembangan
Sasaran pokok strategi dan teknik ini adalah agar peserta didik bisa menghadapi
hambatan atau kesulitan yang mungkin dialaminya selama melaksanakan kegiatan
proses pembelajaran. Mereka diberi bantuan segera (immediate treatment) dari waktu
ke waktu selama berlangsung pembelajaran. Harapan dari teknik ini adalah peserta
didik diharapkan akan menyelesaikan program secara tuntas sesuai kriteria keberhasilan
yang telah ditentukan. Agar strategi da teknik ini dapat dioperasionalkan secara teknis
dan sistematis, diperlukan adanya pengoragnisasian program pembelaran yang
sistematis, seperti sistem pembelajaran berprogram, sistem modul, dan self
audiotutorial system. Dengan demikian, proses layanan diagnostik dan remedial dapat
dilakukan dari unit ke unit secara teratur.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 13


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Remedial merupakan suatu treatment atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta
didik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan agar mencapai kriteria
keberhasilan yang diharapkan, dengan mempertimbangkan perbedaan inividual peserta
didik, pendekatan, metode dan teknik yang sesuai dengan kesulitan peserta didik, serta alat-
alat pembelajaran remedial yang lebih bervariasi seperti tes diagnostik, sosiometri, dan alat-
alat laboratorium.
2. Sasaran pembelajaran remedial yaitu peserta didik yang kemampuan mengingat relatif
kurang, peserta didik yang kurang dalam hal kepercayaaan diri dan rendah harapan
dirinya, lemah dalam kemampuan memecahkan masalah, sering gagal dalam
menyimak suatu gagasan dari suatu informasi,dan peserta didik yang memerlukan
waktu relatif lebih lama daripada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas.
3. Prinsip pembelajaran remedial antara lain adaptif, interaktif, fleksibelitas, pemberian umpan
balik sesegera mungkin dan berkesinambungan.
4. Adapun model pembelajaran remedial yaitu model pembelajaran remedial di luar jam
sekolah (out-side school hours), model pembelajaran remedial pemisahan
(withdrawal), dan model pembelajaran remedial tim (co- teaching) dengah langkah-
langkah mendiagnosis kesulitan belajar, kemudian memberi perlakuan (treatment)
5. Strategi dan teknik yang dapat dipergunakan dalam pelaksanakan pembelajaran
remedial antara lain : pemberian tugas/pembelajaran individu, diskusi/tanya jawab,
kerja kelompok, tutor sebaya, dan menggunakan sumber lain. Selain itu juga bisa
dengan strategi dan teknik yang bersifat kuratif, strategi dan teknik yang bersifat
preventif, dan strategi dan teknik yang bersifat pengembangan.

B. SARAN

Diharapkan kepada pembaca agar bisa memberi kritik yang membangun demi
perbaikan makalah dan tulisan selanjutnya.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 14


Daftar pustaka

Dirman, dkk. 2014. Pendidikan dan Evaluasi. Jakarta : Aneka Cipta.


Uno, Hamzah B. 2016. Assesment dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sri Rahmayani (161050801034) Page 15

Anda mungkin juga menyukai