Oleh
Aprilia DR Puspa W 170721867521
Try Wahyuni 170721867518
Wolfgang Asindo 170721867539
Puji Syukur penyusun penjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah Geografi Lingkungan,
Sumberdaya alam, dan mitigasi bencana Program Pascasarjana Pendidikan
Geografi di Universitas Negeri Malang.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Prof.
Dr.Sugeng Utaya, M.Si dan Ike Sari Hastuti, SP, M.Nat.Res St, Ph.D mata kuliah
Geografi Lingkungan, Sumberdaya alam, dan mitigasi bencana. Dengan demikian
makalah ini sangat penting artinya bagi penyusun sebagai sarana untuk
pembelajaran dan memantapkan pengetahuan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekurang sempurnaan, maka penyusun harapkan kritik dan saran
yang bersifatmembangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini
diwaktu yang akan datang. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat.
(Kelompok 5)
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan
energi semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan energi ditandai dengan
tingginya konsumsi akan bahan bakar minyak bumi dan gas. Konsumsi energi
digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti industri, transportasi,
rumah tangga, pembangkit listrik dan lain-lain. Seperti halnya sebuah
makanan, kebutuhan akan energi minyak bumi dan gas adalah hal yang utama
sebagai roda atau penggerak kehidupan manusia di bumi. Seiring berjalannya
waktu, ketersediaan minyak bumi dan gas dapat semakin menipis dan bertolak
belakang dengan kebutuhan di masyarakat yang semakin meningkat.
4
Salah satu wilayah yang membutuhkan energi alternatif di Indonesia yaitu
Nusa Tenggara Timur. Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang tidak
memiliki sumber energi fosil dan bergantung pada pasokan energi dari daerah
lainnya. Salah satu energi yang sulit ditemukan di masyarakat Nusa Tenggara
Timur yaitu bahan bakar gas alam. Hal ini diperjelas dengan tidak tersedianya
pasokan gas LPG 3 kg yang sangat berguna bagi masyarakat menengah
kebawah dan terbatasnya persediaan gas LPG gas 12 kg maupun 50 kg. Oleh
karena itu, dibutuhkannya energi alternatif salah satunya adalah biogas untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pemanfaatan biogas dari feses manusia saat ini masih belum banyak
dikelola. Feses manusia dianggap limbah yang tidak bermanfaat dan langsung
dibuang begitu saja. Pengelolaan feses manusia yang tepat untuk biogas dapat
bermanfaat langsung kepada masyarakat. Pemanfaatan feses manusia di Nusa
Tenggara Timur masih sangat minim. Dalam satu hari, setiap orang
menghasilkan setidaknya 150-200 gr feses (Mulyani dkk, 2011). Apabila
penduduk Indonesia mencapai 200 juta jiwa, maka setiap hari minimal 35 juta
ton feses di produksi dan tidak mencapai 1% yang di daur ulang. Hal ini
diperjelas juga dengan kurangnya kesadaran masyarakat Nusa Tenggara
Timur mengenai masalah pembuangan feses atau sanitasi. Riset Kesehatan
Dasar 2013 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan menempatkan NTT dalam posisi sebagai 5
provinsi dengan cakupan rumah tangga terendah yang tidak memiliki fasilitas
BAB (29,3%), rumah tangga dengan pembuangan akhir tinja yang tidak aman-
-SPAL, kolam/sawah, langsung ke sungai/danau/laut, lubang tanah atau ke
5
pantai/kebun--(49,7%) dan rumah tangga dengan akses sanitasi tertendah
(41.1%).
Lokasi tempat biogas yang akan ditentukan harus dekat dengan sumber
biogas tersebut. Menurut Padmono dan Susanto (2007), tempat paling tepat
untuk mengekstraksi biogas adalah tempat dengan sumber limbah organik
yang terpusat. Salah satu contohtempat dengan limbah terpusat di Jakarta
adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah. Salah satu IPAL terbesar di Jakarta
dengan kapasitas 38.880 m3 adalah PD PAL Jaya yang terletak di Kecamatan
Setiabudi, Kelurahan Setiabudi, Jakarta Selatan. IPAL PD PAL JAYA
menampung limbah domestik dari gedung-gedung dan rumah-rumah di
kawasan Setiabudi dan Kuningan (PD PAL JAYA, 2009). Oleh karena itu,
penentuan lokasi biogas nantinya merupakan daerah dengan jumlah penduduk
atau pemukiman yang berpotensi besar terhadap sumber bahan biogas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pegelolaan feses manusia menjadi energi biogas untuk
rumah tangga di Kecamatan Oebobo Kupang?
2. Pada titik manakah penentuan lokasi yang tepat untuk biogas rumah di
Kecamatan Oebobo Kupang?
6
3. Bagaimanakah manfaat energi biogas dari feses manusia untuk rumah
tangga di Kecamatan Oebobo Kupang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan feses manusia menjadi energi biogas
untuk rumah tangga di Kecamatan Oebobo Kupang.
2. Untuk mengetahui titik lokasi biogas rumah tangga yang tepat di
Kecamatan Oebobo.
3. Untuk mengetahui manfaat biogas dari feses manusia untuk rumah
tangga di Kecamatan Oebobo Kupang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan pemerintah dalam
pengelolaan energi alternatif berkelanjutan dan pengembangan wilayah
yang dapat memanfaatkan sumberdaya alam sekitar.
2. Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi dan edukasi mengenai energi alternatif
berkelanjutan yang dapat mudah ditemukan di masyarakat.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Energi Biogas
Kandungan metana (CH4) dan nilai kalornya yang tinggi, yakni 50 MJ/kg pada
biogas sangat potensial sebagai sumber energi terbarukan. Selain itu, gas metana
memiliki satu karbon dalam setiap rantainya dapat menghasilkan pembakaran
yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berantai karbon
panjang. Hal ini disebabkan jumlah CO2 yang dihasilkan selama pembakaran
bahan bakar berantai karbon pendek lebih sedikit Berikut ini merupakan
campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada
material-material terurau dalam kondisi anaerobic menurut (Haryati;2006), pada
umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) dengan persentasi antara 50-70%,
gas karbondioksida (CO2) 30-40%, hydrogen (H2) antara 5-10%, dan gas lainnya
dalam jumlah yang sedikit.
Komposisi gas yang terkandung dalam biogas ini nantinya sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternative yang ramah lingkungan khususnya
8
pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) maupun bahan lain yang berasal dari
fosil. Kesetaraan biogas dalat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Metana yang terkandung dalam biogas akan relative lebih bersih daripada
batubara, dan menghasilkan energy yang lebih besar dengan emisi
9
karbondioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas merupakan salah satu
cara pengolahan yang tepat dalam pengelolaan limbah karena metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang lebih membahayakan daripada
karbondioksida.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
11
C. Sumber data
Sumber data pada penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu: data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden
rumah tangga disetiap kelurahan yang menerima langsung energi biogas. Data
primer menggunkan wawancara yang terkait dengan penggunaan biogas
dalam rumah tangga. Menurut Moleong (2001), pencatatan sumber data
melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan ini
dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu
informasi yang diperlukan. Data sekunder diperoleh badan pusat statistik
(BPS) terkait jumlah kepadatan penduduk di kecamatan Oebobo, jumlah
rumah tangga di setiap kelurahan melalui data Kecamatan Oebobo, dan peta
Topografi kecamatan Oebobo dari Badan Informasi Geospatial,
Sesuai dengan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
lapangan, teknik wawancara, dan dokumentasi.
12
Tahap Pra Lapangan tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan
peneliti dengan pertimbangan etika penelitian lapangan melalui tahap
pembuatan rancangan usulan penelitian. Tahap pekerjaan di lapangan untuk
mengumpulkan dan menggali data. Terakhir tahap analisis data untuk
mengolah data diperoleh dari narasumber, dokumen, ataupun data di lapangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang enjadi Sumber Energi
Alternatif. Bogor: Balai Penelitian Ternak (dalam Jurnal
WARTAZOA Vol 16 Nomor 3 Tahun 2006)
Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). 2011. Handbook of
Energy & Economic Statistics of Indonesia. http://prokum.esdm.go.id/,
diakses 28 Maret 2018.
Moleong, 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyani, Tri. Sari, Fenita dan Noor Nissa. 2011. Eco-Development Menuju
MDGs 2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol (1) No 1.
Padmono, D. dan J.P. Susanto. 2007. Biogas sebagai energi alternative antara
mitos dan fakta ilmiah. Jurnal Teknik Lingkungan, Vol (8). 34-42.
Rahmani, Pradnya. Hartono M, Djoko. Kusnoputranto. 2013. Kajian Kelayakan
Pemanfaatan Biogas dari Pengolahan Air Limbah Untuk Memasak.
Rustijarno, Sinung. 2008. Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Energi Alternatif
Terbarukan di Lokasi Prima Tani Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta dalam Seminar
Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
(http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pro08-
130.pdf?secure=1) diakses pada 24 Maret 2018
______. 2015. Handbok Seri Analisis Pembangunan Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Susmarkanto.2003.Sikap Santri Tebuireng terhadap Biogas. Jurnal Sains dan
BPPT dalam (http://www.iptek.net.id) diakses pada 24 maret 2018
14