Anda di halaman 1dari 8

DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN

KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

Yulianti Samsidar1), Indarti Komala Dewi2), Bayu Wirawan3)


1)
Mahasiswa Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan
2)
Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan
3)
Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan
e-mail : yuli_samsidar@yahoo.com

Abstrak
Perkembangan kota serta peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan aktivitas dan kebutuhan
lahan untuk menunjang aktivitas tersebut, sementara lahan walaupun merupakan salah satu sumber daya alam
yang paling berharga tetapi memiliki keterbatasan baik ketersediaan maupun kemampuan daya dukungnya.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi fungsi kawasan lindung dan budidaya; mengidentifikasi kemampuan
lahan kawasan budidaya berdasarkan aspek fisik dasar untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan;
analisis daya dukung lahan serta menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting dan rencana
pemanfaatan lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2031 dengan kemampuan lahan. Hasil yang
diperoleh berdasarkan metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan sistem informasi gografis
menunjukan kawasan lindung seluas 9.552 ha dan kawasan budidaya seluas 107.825 ha. Kawasan budidaya
dengan kemampuan pengembangan tinggi dan sedang merupakan wilayah yang sangat baik dalam
pengembangan kawasan permukiman perkotaan. Ratio tutupan lahan/Building Coverage (BC) untuk
pengembangan kawasan permukiman perkotaan pada kemampuan pengembangan tinggi sebesar 5,74% dan
sedang sebesar 9,48% dengan kapasitas maksimal perluasan kedua lahan tersebut seluas 1.254 ha dan seluas
18.069 ha. Kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan
adalah permukiman, perkebunan, tegalan/lahan, tambak dan belukar sebesar 22,56% berada di kemampuan
pengembangan tinggi dan sedang. Sedangkan kesesuaian rencana kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Pesawaran sebesar 45,54% berada di kemampuan pengembangan tinggi dan sedang.

Kata Kunci : Daya Dukung Lahan, Kemampuan Lahan

PENDAHULUAN dilakukan adalah pertimbangan aspek fisik dasar


lahan yang meliputi aspek sumberdaya air,
Peningkatan jumlah penduduk yang
karakteristik tanah dan batuan, kemiringan lereng
ditunjang dengan kebijakan sistem pembangunan
serta kerentanan bencana, yang kesemuanya
dan letak wilayah Kabupaten Pesawaran yang
merupakan pencerminan dari kemampuan lahan.
strategis, telah menyebabkan pesat perkembangan
Pertimbangan tersebut diperlukan karena setiap
kawasan ini. Kondisi ini, khususnya terjadi pada
lahan memiliki kemampuan yang terbatas sekaligus
Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Padang
berbeda antara suatu kawasan dengan kawasan
Cermin dan Kecamatan Negeri Katon yang
lainnya.
merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran.
Dengan mengetahui tingkatan kemampuan
Konsekuensi dari pesatnya perkembangan
lahan, maka kawasan tersebut dapat dibedakan
wilayah, mengakibatkan terjadinya peningkatan
menjadi kemampuan pengembangan rendah,
jumlah penduduk sekaligus berbagai aktivitas
kemampuan pengembangan sangat rendah,
pembangunan, baik secara fisik, ekonomi maupun
kemampuan pengembangan sedang dan
sosial budaya bagi pemenuhan kebutuhan
kemampuan pengembangan tinggi. Pembagian
masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, terjadi
menjadi kawasan seperti tersebut, akan
pula peningkatan kebutuhan lahan mengingat
memudahkan di dalam mengarahkan rencana
fungsi lahan sebagai ruang yang mewadahi
pemanfaatan lahan kawasan permukiman perkotaan
penduduk dan aktivitasnya, terutama untuk
sesuai dengan kemampuan lahan, sehingga
pemanfaatan kegiatan perkotaan.
terhindar dari terjadinya dampak negatif penurunan
Peningkatan kebutuhan lahan perkotaan
kualitas lingkungan yang menghambat
dengan sisi lainnya terdapat keterbatasan
pembangunan kota.
ketersediaan dan kemampuan lahan, mengharuskan
Bertolak dari pemikiran seperti tersebut,
perencanaan pemanfaatan lahan dilakukan secara
maka tujuan penelitian ini yaitu a).
optimum. Salah satu pertimbangan yang harus
mengidentifikasi fungsi kawasan lindung dan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 1


budidaya; b). mengidentifikasi kemampuan lahan  Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah
kawasan budidaya berdasarkan aspek fisik dasar yaitu lahan yang tidak sesuai dikembangkan
untuk pengembangan kawasan permukiman untuk kawasan permukiman perkotaan.
perkotaan; c). analisis daya dukung lahan serta d).
menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan 3. Analisis daya dukung pada kemampuan
eksisting dan rencana pemanfaatan lahan RTRW lahan untuk pengembangan kawasan
Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2031 dengan permukiman perkotaan
kemampuan lahan. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui
atau memberikan informasi berupa kapasitas daya
METODE PENELITIAN dukung lahan yang masih tersedia dan dapat
dimanfaatkan. Analisis ini dilakukan berdasarkan
Metode yang digunakan adalah metode pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
kuantitatif dan kualitatif. Adapun tahapan analisis Umum No.20/PRT/M/2007 tentang Pedoman
yang dilakukan meliputi : Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,
1. Mengidentifikasi kawasan lindung dan Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
kawasan budidaya berdasarkan aspek fisik Rencana Tata Ruang serta konsep daya dukung
dasar lahan menurut Toubier (1976) dalam Laiko (2010),
Analisis ini didasarkan pada ketentuan dimana daya dukung lahan yang baik akan tercapai
dalam Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang apabila maksimal lahan terbangun/Building
Penentuan Kawasan Lindung. Analisis ini Coverage (BC) tidak melebihi 70% dari
menghasilkan peta persebaran kawasan lindung dan keseluruhan lahan yang dapat digunakan di wilayah
kawasan budidaya. Metode sistem informasi kemampuan pengembangan tinggi sedangkan di
geografis yang digunakan dengan cara wilayah kemampuan pengembangan sedang
mengtumpangtindihkan (overlay) peta kelerengan, maksimal lahan terbangun/Building Coverage (BC)
peta jenis tanah dan peta intensitas curah hujan. tidak melebihi 50% dari keseluruhan lahan yang
dapat digunakan.
2. Mengidentifikasi tingkat kemampuan lahan
Metode sistem informasi geografis yang
kawasan budidaya untuk dikembangkan
digunakan dengan cara mengtumpangtindihkan
sebagai kawasan permukiman perkotaan
(overlay) peta pemanfaatan lahan eksisting dengan
berdasarkan aspek fisik dasar
peta kemampuan lahan. Berdasarkan hasil tumpang
Analisis penentuan kemampuan lahan
tindih (overlay) kedua peta tersebut menghasilkan
didasarkan pada ketentuan dalam Peraturan
peta kesesuaian pemanfaatan lahan serta dapat
Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan diketahui luas lahan tidak terbangun dan luas lahan
terbangun yang terdapat pada setiap tingkat
Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
kemampuan lahan. Lahan terbangun yang
Penyusunan Rencana Tata Ruang. Metode sistem
dimaksud adalah luas lahan yang tertutup oleh
informasi geografis yang digunakan dengan cara
bangunan yang bersifat kedap air. Setelah itu
mengtumpangtindihkan (overlay) 5 (lima) peta
dilakukan perhitungan ratio tutupan lahan/Building
satuan kemampuan lahan (SKL). Satuan
kemampuan lahan tersebut meliputi SKL Coverage (BC) pada setiap tingkat kemampuan
lahan (Kemampuan Pengembangan Tinggi,
Morfologi-Kestabilan Lereng, SKL Drainase, SKL
Sedang, Rendah, Sangat Rendah) dan Kawasan
Ketersediaan Air Tanah, SKL Kerentanan Bencana
Lindung dengan menggunakan rumus (Laiko,
Alam dan SKL Kestabilan Pondasi. Analisis ini
2010) :
menghasilkan peta kemampuan lahan pada
kawasan budidaya untuk pengembangan kawasan
permukiman perkotaan yang terdiri dari :
 Kemampuan Pengembangan Tinggi yaitu lahan
yang mempunyai kemampuan baik dan sangat
Keterangan :
sesuai untuk pengembangan kawasan
BC = Building Coverage
permukiman perkotaan.
A = Area (Luas Lahan)
 Kemampuan Pengembangan Sedang yaitu lahan OS = Open Space (lahan tidak terbangun)
yang mempunyai kemampuan sesuai untuk
pengembangan kawasan permukiman 4. Menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan
perkotaan. eksisting dan rencana pemanfaatan lahan
 Kemampuan Pengembangan Rendah yaitu RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-
lahan yang kurang mampu dikembangkan atau 2031 dengan kemampuan lahan di kawasan
sesuai bersyarat apabila tetap akan permukiman perkotaan
dikembangkan untuk kawasan permukiman Analisis ini dimaksudkan memberi
perkotaan. gambaran kondisi kesesuaian pemanfaatan lahan
eksisting dan rencana kawasan permukiman
perkotaan yang telah ditetapkan Pemerintah

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 2


Kabupaten Pesawaran dalam RTRW Tahun 2011- Fungsi Luas
Luas
Persentase
2031 dengan tingkat kemampuan lahan. Keluaran No. Kecamatan Total
Kawasan (Ha) (%)
(Ha)
dari analisis ini memberikan masukan atau Padang
pertimbangan bagi arahan dan penataan fisik 26.981
Cermin
kawasan untuk pengembangan kawasan Way Lima 8.612
permukiman perkotaan. Metode sistem informasi Gedong
geografis yang digunakan dengan cara 9.014
Tataan
mengtumpangtindihkan (overlay) : 1). Peta Luas Kabupaten Pesawaran 117.377 100,00
pemanfaatan lahan eksisting dengan peta tingkat
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013.
kemampuan lahan; 2). Peta rencana kawasan
permukiman perkotaan yang telah ditetapkan
Pemerintah Kabupaten Pesawaran dalam RTRW
Tahun 2011-2031 dengan tingkat kemampuan
lahan.

PEMBAHASAN
1. Mengidentifikasi Kawasan Lindung Dan
Kawasan Budidaya Berdasarkan Aspek
Fisik Dasar
Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990
tentang Penentuan Kawasan Lindung maka dapat
ditentukan kawasan lindung di Kabupaten
Pesawaran seluas 9.552 Ha atau sebesar 8,14%.
Kawasan lindung ini secara administrasif termasuk
bagian dari Kecamatan Kedondong, Kecamatan Gambar 1
Punduh Pidada, Kecamatan Padang Cermin, Peta Fungsi Kawasan
Kecamatan Way Lima dan Kecamatan
Gedongtataan. Kawasan lindung sebagai kawasan 2. Mengidentifikasi Tingkat Kemampuan
yang tidak diperkenankan bagi kegiatan budidaya, Lahan Kawasan Budidaya Untuk
dapat dikatakan sebagai kawasan limitasi. Dikembangkan Sebagai Kawasan
Kawasan budidaya pada Kabupaten Permukiman Perkotaan Berdasarkan Aspek
Pesawaran terletak pada Kecamatan Negeri Katon, Fisik Dasar
Kecamatan Punduh Pidada, Kecamatan Berdasarkan hasil tumpang tindih (overlay)
Tegineneng, Kecamatan Padang Cermin, seluruh peta satuan kemampuan lahan (SKL),
Kecamatan Way Lima, dan Kecamatan Kabupaten Pesawaran dibagi menjadi 5 (lima)
Gedongtataan dengan luas keseluruhan kawasan rentang kelas skor kemampuan lahan, sebagai
budidaya 107.825 Ha atau sebesar 91,86%. berikut :
Persebaran dan luasan fungsi kawasan di 1. Kemampuan pengembangan tinggi yaitu lahan
Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 1 yang mempunyai kemampuan baik dan sangat
dan Gambar 1. sesuai untuk pengembangan kawasan
permukiman perkotaan dengan skor >79
Tabel 1 seluas 1.951 ha (1,66%).
Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya 2. Kemampuan pengembangan sedang yaitu
Di Kabupaten Pesawaran
Luas
lahan yang mempunyai kemampuan sesuai
Fungsi Luas Persentase untuk pengembangan kawasan permukiman
No. Kecamatan Total
Kawasan (Ha) (%)
(Ha) perkotaan dengan skor 75 – 79 seluas 44.597
Kedondong 210 ha (37,99%).
Punduh 3. Kemampuan pengembangan rendah yaitu
2.497
Pidada lahan yang kurang sesuai dikembangkan atau
Kawasan Padang sesuai bersyarat apabila tetap akan
1. 4.782 9.552 8,14
Lindung Cermin dikembangkan untuk kawasan permukiman
Way Lima 1.371 perkotaan dengan skor 70 – 74 seluas 48.483
Gedongtataan 692 ha (41,31%).
4. Kemampuan pengembangan sangat rendah
Negeri Katon 15.269
yaitu lahan yang tidak sesuai dikembangkan
Kedondong 12.901 untuk kawasan permukiman perkotaan dengan
Kawasan
2. 107.825 91,86
Budidaya Punduh
19.922 skor 64 – 69 seluas 12.794 ha (10,90%).
Pidada 5. Kawasan lindung yaitu lahan yang tidak layak
Tegineneng 15.126 dikembangkan untuk kawasan permukiman

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 3


perkotaan (wilayah konservasi) dengan skor (building coverage) yang disyaratkan sebesar 20%,
<64 seluas 9.552 ha (8,14%). maka luasan maksimal lahan terbangunnya seluas
Ditinjau dari hasil analisis kemampuan 7.798 ha tapi kurang sesuai untuk pengembangan
lahan dengan menggunakan Peraturan Menteri kawasan permukiman perkotaan.
Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 maka arahan
pengembangan kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Pesawaran pada wilayah dengan
kemampuan pengembangan tinggi tersebar di 6
(enam) kecamatan yaitu Kecamatan Padang
Cermin, Kecamatan Way Lima, Kecamatan
Gedongtataan, Kecamatan Punduh Pidada,
Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Way
Lima dan kemampuan pengembangan sedang
dengan lokasi tersebar di masing-masing
kecamatan. Karena memiliki satuan kemampuan
lahan morfologi-kestabilan lereng sedang sampai
tinggi, ketersediaan air tanah sedang sampai tinggi,
kestabilan pondasi tinggi, drainase sedang sampai
tinggi, relatif aman dari bencana alam dan tidak
terdapat kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya Gambar 2
Peta Kemampuan Lahan
tentang persebaran dan luasan wilayah kemampuan
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
lahan kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 2 Kemampuan pengembangan tinggi sebesar
dan Gambar 2. 5,74% dan kemampuan pengembangan sedang
sebesar 9,48% di Kabupaten Pesawaran masih di
Tabel 2
Luas Wilayah Kemampuan Lahan bawah ambang batas yang disyaratkan oleh Toubier
Kawasan Permukiman Perkotaan (1976) sebesar 70% dan sebesar 50%. Kawasan
Di Kabupaten Pesawaran kemampuan pengembangan tinggi dan kemampuan
Kemampuan Pengembangan (Ha)
pengembangan sedang secara umum perluasan
Kawasan Sangat Luas lahan terbangun masih sangat memungkinkan
Kecamatan Rendah Sedang Tinggi
Lindung Rendah
( Interval ( Interval ( Interval
(Ha) untuk pengembangan perkotaan, dengan maksimal
( Interval ( Interval
70 – 74) 75 – 79) >79) perluasan pada kawasan pengembangan tinggi
<64) 64 – 69)
Negeri
Katon
0 408 1.271 12.629 961 15.269 1.254 ha dan kemampuan pengembangan sedang
Kedon-
210 1.505 5.865 5.531 0 13.111
18.069 ha. Pemanfaatan lahan bagi pengembangan
dong
kawasan permukiman perkotaan seharusnya
Punduh
2.497 4.772 12.101 2.929 120 22.419 tetaplah memperhatikan batasan ratio kapasitas
Pidada
Tegine-
neng
0 1.100 8.857 4.944 225 15.126 daya dukung lahan. Untuk lebih jelasnya tentang
Padang
4.782 3.935 13.873 8.824 349 31.763
persebaran wilayah ratio tutupan lahan untuk
Cermin
kawasan pengembangan sedang dan tinggi di
Way Lima 1.371 510 3.783 4.152 167 9.983
Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada
Gedong-
tataan
692 564 2.733 5.588 129 9.706 Gambar 3.
Jumlah 9.552 12.794 48.483 44.597 1.951 117.377
Persentase
4. Menganalisis Kesesuaian Pemanfaatan
8,14 10,90 41,31 37,99 1,66 100,00
(%) Lahan Eksisting Dan Rencana Pemanfaatan
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013. Lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun
2011-2031 Dengan Kemampuan Lahan Di
3. Analisis Daya Dukung Pada Kemampuan Kawasan Permukiman Perkotaan
Lahan Untuk Pengembangan Kawasan a. Kesesuaian Pemanfaatan Lahan Eksisting
Permukiman Perkotaan Dengan Kemampuan Lahan
Kapasitas daya dukung lahan berdasarkan Kesesuaian lahan di Kabupaten Pesawaran
kemampuan pengembangan sangat rendah dan seluas 10.502 ha atau sebesar 22,56% untuk
kawasan lindung (limitasi) terdapat pemanfaatan pengembangan kawasan permukiman perkotaan
lahan terbangun yang tertutup oleh bangunan berdasarkan kemampuan pengembangan sedang
bersifat kedap air, menyebabkan telah terlampaui dan kemampuan pengembangan tinggi. Kesesuaian
batas ratio tutupan lahan (building coverage) lahan untuk kawasan permukiman perkotaan pada
sebesar 7,71% dan sebesar 0,18% yang disyaratkan pemanfaatan lahan permukiman, perkebunan,
oleh Toubier (1976) sebesar 0%. Sedangkan tegalan/lahan, tambak dan belukar.
kemampuan pengembangan rendah sebesar 3,92% Adapun sisanya pada kemampuan
menunjukan pemanfaatan lahan terbangun yang pengembangan sedang dan kemampuan
masih di bawah ambang batas ratio tutupan lahan pengembangan tinggi dimanfaatkan untuk hutan,

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 4


pasir pantai, rawa dan persawahan tidak sesuai menempati kemampuan pengembangan sedang dan
untuk pengembangan kawasan permukiman kemampuan pengembangan tinggi. Kesesuaian
perkotaan seluas 36.046 ha atau sebesar 77,44% rencana kawasan permukiman perkotaan pada
dari keseluruhan luas 46.548 ha. Keberadaan hutan, kemampuan pengembangan sedang seluas 14.523
pasir pantai, rawa dan persawahan sangat ha tersebar di Kecamatan Negeri Katon seluas
diperlukan sebagai salah satu upaya mencegah 5.312 ha, Kecamatan Tegineneng seluas 2.103 ha,
kerusakan lingkungan yang akan berdampak secara Kecamatan Padang Cermin seluas 3.810 ha dan
umum terhadap keseluruhan wilayah Kabupaten Kecamatan Gedongtataan seluas 3.298 ha.
Pesawaran. Untuk lebih jelasnya tentang Kesesuaian rencana kawasan permukiman
persebaran wilayah kesesuaian pemanfaatan lahan perkotaan pada kemampuan pengembangan tinggi
eksisting dengan kemampuan lahan di Kabupaten seluas 540 ha tersebar di Kecamatan Negeri Katon
Pesawaran dapat dilihat pada Gambar 4. seluas 184 ha, Kecamatan Tegineneng seluas 141
ha, Kecamatan Padang Cermin seluas 165 ha dan
Kecamatan Gedongtataan seluas 50 ha. Untuk lebih
jelasnya tentang persebaran wilayah kesesuaian
rencana pemanfaatan lahan kawasan permukiman
perkotaan RTRW Kabupaten Pesawaran dengan
kemampuan lahan di Kabupaten Pesawaran dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 3
Peta Ratio Tutupan Lahan

Gambar 5
Peta Kesesuaian
Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan
Dengan Kemampuan Lahan

KESIMPULAN
Daya dukung lahan untuk pengembangan kawasan
permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran
berada di kawasan budidaya yaitu pada
kemampuan pengembangan tinggi seluas 1.951 ha
Gambar 4
Peta Kesesuaian Pemanfaatan lahan Eksisting dan sedang dengan seluas 44.597 ha. Kapasitas
Dengan Kemampuan Lahan daya dukung lahan kemampuan pengembangan
tinggi dan sedang masih di bawah ambang batas
b. Kesesuaian Rencana Pemanfaatan Lahan ratio tutupan lahan dengan maksimal perluasan
RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun pengembangan kawasan permukiman perkotaan
2011-2031 Dengan Kemampuan Lahan seluas 1.254 ha dan 18.069 ha. Kesesuaian
Ketidaksesuaian lokasi yang direncanakan pemanfaatan lahan eksisting untuk dikembangkan
untuk kawasan permukiman perkotaan di kawasan permukiman perkotaan seluas 10.502 ha
Kabupaten Pesawaran seluas 18.013 ha atau adalah permukiman, perkebunan, tegalan/lahan,
sebesar 54,46% dari keseluruhan luas rencana tambak dan belukar berada di kemampuan
kawasan permukiman perkotaan 33.076 ha yang pengembangan tinggi dan sedang. Sedangkan
menempati kawasan lindung, kemampuan kesesuaian rencana kawasan permukiman
pengembangan rendah dan kemampuan perkotaan berada di kemampuan pengembangan
pengembangan sangat rendah. tinggi dan sedang seluas 1.080 ha dan seluas
Kesesuaian lokasi yang direncanakan untuk 29.046 ha.
kawasan permukiman perkotaan seluas 15.063 ha
atau sebesar 45,54% dari keseluruhan luas rencana
kawasan permukiman perkotaan 33.076 ha yang

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 5


SARAN sebagai kawasan permukiman perkotaan dan
arahannya hutan tetap dipertahankan dengan
Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka dapat
membatasi perkembangan kawasan
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
perkotaan disekitar hutan. Tersebar di 2
1. Kawasan permukiman perkotaan di kawasan
(dua) kecamatan yaitu Kecamatan
lindung dan kemampuan sangat rendah dapat
Gedongtataan dan Kecamatan Padang
membekukan ijin lokasi dan menghentikan
Cermin.
perluasan perkembangannya. Kemudian
 Penggunaan lahan eksisiting berupa
diarahkan bermukim di wilayah kemampuan
permukiman seluas 1.530 ha, sedangkan
pengembangan sedang dan tinggi.
pada rencana pemanfaatan lahan RTRW
2. Kawasan permukiman perkotaan yang berada di
akan direncanakan kawasan permukiman
wilayah rawan bencana gempa bumi tidak
perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan
semestinya digunakan untuk hunian, karena
sebagai kawasan permukiman perkotaan.
sangat membahayakan. Pemerintah
Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu
memberikan stimulan untuk melestarikan dan
mempertahankan rumah panggung dan Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan
Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin
menyediakan jalur serta ruang evakuasi bencana
dan Kecamatan Tegineneng.
darurat maupun permanen dalam ramgka
mengurangi resiko bencana ketika datang. Atau  Penggunaan lahan eksisiting berupa
dapat menggunakan sistem perancangan perkebunan seluas 5.046 ha, sedangkan pada
struktur bangunan tahan gempa untuk kawasan rencana pemanfaatan lahan RTRW akan
permukiman perkotaan yang mengacu pada SNI direncanakan kawasan permukiman
03-1726-2010 tentang tata cara perencanaan perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan sebagai kawasan permukiman perkotaan.
gedung dan non gedung. Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu
3. Rencana kawasan permukiman perkotaan di Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan
kemampuan pengembangan rendah dijadikan Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin
prioritas terakhir dan di kemampuan dan Kecamatan Tegineneng.
pengembangan sedang dan tinggi dijadikan  Penggunaan lahan eksisiting berupa rawa
prioritas pertama, karena luas pemanfatannya seluas 227 ha, sedangkan pada rencana
masih tersedia dan sangat sesuai dalam pemanfaatan lahan RTRW akan
memperluas pengembangan kawasan direncanakan kawasan permukiman
permukiman perkotaan. perkotaan maka tidak sesuai dikembangkan
4. Pembatasan pengembangan sarana dan sebagai kawasan permukiman perkotaan dan
prasarana pendukung kegiatan perkotaan di arahannya rawa tetap dipertahankan.
kemampuan pengembangan rendah, sehingga Tersebar di 3 (tiga) kecamatan yaitu
dapat mengalihkan rencana pengembangan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan
permukiman perkotaan ke kemampuan Padang Cermin dan Kecamatan Tegineneng.
pengembangan sedang dan tinggi.  Penggunaan lahan eksisiting berupa sawah
5. Arahan pengubahan penggunaan lahan untuk seluas 954 ha, sedangkan pada rencana
pengembangan kawasan permukiman perkotaan pemanfaatan lahan RTRW akan
di Kabupaten Pesawaran terdapat pada Tabel 3 direncanakan kawasan permukiman
dan Gambar 6. Arahan penggubahan perkotaan maka tidak sesuai dikembangkan
penggunaan lahan ini didasarkan pada sebagai kawasan permukiman perkotaan dan
kesesuaian lahan hasil analisis memperhatikan arahannya sawah tetap dipertahankan
penggunaan lahan yang ada sekarang dan dengan membatasi perkembangan kawasan
rencana kawasan permukiman perkotaan, permukiman perkotaan disekitarnya.
sebagai berikut ini : Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu
 Penggunaan lahan eksisiting berupa belukar Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan
seluas 52 ha, sedangkan pada rencana Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin
pemanfaatan lahan RTRW akan dan Kecamatan Tegineneng.
direncanakan kawasan permukiman  Penggunaan lahan eksisiting berupa tambak
perkotaan maka sesuai untuk dapat seluas 12 ha, sedangkan pada rencana
dikembangkan sebagai kawasan pemanfaatan lahan RTRW akan
permukiman perkotaan. Tersebar di direncanakan kawasan permukiman
Kecamatan Padang Cermin. perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan
 Penggunaan lahan eksisiting berupa hutan sebagai kawasan permukiman perkotaan.
seluas 2.408 ha, sedangkan pada rencana Tersebar di Kecamatan Padang Cermin.
pemanfaatan lahan RTRW akan  Penggunaan lahan eksisiting berupa
direncanakan kawasan permukiman tegalan/ladang seluas 6.686 ha, sedangkan
perkotaan maka tidak sesuai dikembangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 6


akan direncanakan kawasan permukiman
perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan
sebagai kawasan permukiman perkotaan.
Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu
Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan
Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin
dan Kecamatan Tegineneng.

Tabel 3
Arahan Pengubahan Penggunaan Lahan
Berdasarkan Kemampuan Pengembangan
Tinggi dan Sedang Di Kabupaten Pesawaran

Penggunaan RTRW Tingkat


Lahan Kabupaten Kesesuaian Arahan Gambar 6
Eksisting Pesawaran Lahan Peta Saran Pengembangan
Kawasan Permukiman Perkotaan
Rencana
Kawasan Dapat
Belukar Sesuai DAFTAR PUSTAKA
Permukiman Dikembangkan
Perkotaan
Rencana [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan
Hutan
Kawasan Tidak
Dipertahankan Daerah Kabupaten Pesawaran. 2011.
Permukiman Sesuai
Perkotaan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Rencana Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-
Perkebunan
Kawasan
Sesuai
Dapat 2031. Kabupaten Pesawaran.
Permukiman Dikembangkan
Perkotaan
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan
Rencana Daerah Kabupaten Pesawaran. 2012.
Pasir Pantai
Kawasan Tidak
Dipertahankan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Permukiman Sesuai
Perkotaan
Pesawaran No. 4 Tahun 2012 Tentang
Rencana Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Permukiman
Kawasan
Sesuai
Dapat Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-
Permukiman Dikembangkan
Perkotaan
2031. Kabupaten Pesawaran.
Rencana [Dep PU] Departemen Pekerjaan Umum.
Rawa
Kawasan Tidak
Dipertahankan 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan
Permukiman Sesuai
Perkotaan
Umum No.20/PRT/M/2007 Tentang
Rencana Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik
Sawah
Kawasan Tidak
Dipertahankan dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial
Permukiman Sesuai
Perkotaan
Budaya Dalam Penyusunan Rencana
Rencana Tata Ruang. Jakarta.
Tambak
Kawasan
Sesuai
Dapat Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990.
Permukiman Dikembangkan
Perkotaan Pengelolaan Kawasan Lindung. Jakarta.
Rencana Laiko. Firman. 2010. Pengembangan
Tegalan/ Kawasan Dapat Permukiman Berdasarkan Aspek
Sesuai
Ladang Permukiman Dikembangkan
Perkotaan Kemampuan Lahan Pada Satuan
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013. Wilayah Pengembangan I Kabupaten
Keterangan :
Dipertahankan : Guna lahan saat ini tetap dipertahankan dengan
Gorontalo. Tesis. Program Pascasarjana
membatasi perkembangannya. Magister Teknik Pembangunan Wilayah
Dapat Dikembangkan : Guna lahan saat ini dapat dikembangkan sebagai
kawasan perkotaan. dan Kota Universitas Diponegoro.
Semarang.

RIWAYAT PENULIS
1. Yulianti Samsidar, ST., Alumni (Tahun
2013) Program Studi Teknik Perencanaan
Wilayah dan Kota, Universitas Pakuan.
2. DR. Ir. Indarti Komala Dewi, M.Si., Staf
Dosen Program Studi Perencanaan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 7


Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik –
Unpak

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 8

Anda mungkin juga menyukai