Oleh
Nim : 1502101010217
Kelas : 01
BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah Farmakologi I dengan judul “Dinamika dan Kinetika
Obat yang Mempengaruhi Metabolisme Jaringan, Keseimbangan Cairan & Elektrolit, &
Saluran Kemih”. Makalah ini disusun sebagai upaya memenuhi kebutuhan materi belajar-
mengajar untuk mata kuliah Farmakologi I.
Dalam penulisan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan kepada bapak
drh. Abdul Haris, M.P., sebagai dosen mata kuliah Farmakologi I yang telah membimbing
penulis. Tidak lupa kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu
kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata ajar Farmakologi I. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Segala bentuk cairan yang masuk dalam tubuh akan diserap di usus halus yang kemudian
masuk ke pembuluh darah dan akan disebarkan ke seluruh tubuh. Sebelum diedarkan ke
seluruh tubuh tentunya cairan ini akan melalui tahap filtrasi terlebih dahulu di ginjal tepatnya
di glomerolus. Setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung plasma mengalir
melalui semua glomurolus dan sekitar 10 persen dari jumlah plasma tersebut disaring keluar.
Plasma yang berisi semua garam, glukosa dan benda halus lainnya disaring. Sel dan protein
plasma terlalu besar untuk dapat menembusi pori saringan dan tetap tinggal pada aliran
darah. Zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh ini kemudian disebar ke seluruh tubuh. Dan
zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ini dilanjutkan perjalanannya ke tubulus dan akan
dikeluarkan oleh tubuh melalui sistem perkemihan.
Bisa kita bayangkan apa yang terjadi apabila zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh
yang bersifat toksik ini tidak dikeluarkan oleh tubuh. Maka pasti akan terjadi gangguan atau
kelainan pada sistem perkemihan kita. Sebagai mahasiswa yang nantinya akan berkecimpung
di dunia medis hewan tentunya akan sering kita temui hewan-hewan yang mengalami
gangguan pada sistem perkemihan. Makalah ini disusun penulis agar penulis dan pembaca
memperoleh pengetahuan tentang gangguan serta pengobatan sistem perkemihan.
1. 2. Tujuan
Untuk mengetahui berbagai jenis obat yang mempengaruhi metabolisme jaringan,
keseimbangan cairan & elektrolit, & saluran kemih. Baik dalam penggunaan dosis yang
benar serta efek samping obat yang mempengaruhi metabolisme jaringan, keseimbangan
cairan & elektrolit, & saluran kemih.
BAB II
PEMBAHASAN
Mineral adalah bagian penting makanan sehat. Rekomendasi makanan yang dianjurkan
(RDA)-jumlah kebutuhan kebanyakan orang sehat untuk tetap sehat-telah dipastikan untuk
kebanyakan mineral. Orang yang mengalami gangguan bisa memerlukan lebih atau kurang
daripada jumlah ini.
Beberapa mineral-khususnya makromineral-adalah penting sebagai elektrolit. Tubuh
menggunakan elektrolit untuk membantu mengatur fungsi syaraf dan otot dan menyeimbangkan
asam-basa. Juga, elektrolit membantu tubuh mengatur volume normal pada daerah yang
mengandung cairan berbeda(kompartemen). Elektrolit diuraikan ke dalam 3 bagian utama :cairan
di dalam sel, cairan di ruang yang mengelilingi sel, dan darah.
Untuk berfungsi normal, tubuh harus menjaga konsentrasi elektrolit di kompartemennya di
dalam batas yang sangat sempit. Tubuh menjaga konsentrasi elektrolit di setiap kompartemen
dengan memindahkan elektrolit masuk atau keluar sel. Ginjal menyaring elektrolit di dalam
darah dan mengekskresikan kelebihannya ke dalam urine untuk menjaga keseimbangan antara
asupan harian dan pengeluaran.
Jika keseimbangan elektrolit terganggu, gangguan bisa terjadi. Ketidak seimbangan
elektrolit bisa terjadi ketika seseorang mengalami dehidrasi, penggunaan obat-obatan tertentu,
memiliki gangguan jantung, ginjal, atau hati tertentu; atau pemberian cairan infus atau pemberian
makanan pada jumlah yang tidak sesuai. Untuk mengetahui gangguan nutrisi atau
ketidakseimbangan elektrolit, dokter mengukur kadar mineral di dalam contoh darah atau urin.
2. 2. Infeksi Saluran Kemih
a. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Dengan demikian air kemih di
dalam sistem saluran kemih biasanya steril. Walaupun demikian ujung uretra bagian
bawah dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya berkurang di bagian uretra yang dekat
dengan kandung kemih.
b. Jenis-jenis infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kencing dapat dibedakan menjadi infeksi saluran kencing bagian
bawah (urethritis atau cystitis) atau infeksi saluran kencing bagian atas (pyelonephritis).
Infeksi saluran kencing bagian bawah ditandai dengan pyuria, seringkali dengan dysuria,
urgensi atau frekuensi. Diagnosis pendugaan yang cepat dapat dibuat dengan
pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh urin yang diperoleh dengan menghabiskan
seluruh isi kandung kemih, tanpa dipusingkan dalam centrifuge.
Urin yang dicat dengan pengecatan Gram dapat mambantu dalam mengarahkan
pemilihan antibiotik inisial. Bakteriuria (lebih dari sebuah kuman dalam setiap lapangan
pandang menggunakan pembahasan kuat dengan bantuan minyak imersi) atau pyuria
(lebih dari 8 leucocyt dalam setiap lapangan pandang menggunakan pembesaran kuat)
berkorelasi baik dengan adanya infeksi. Baikan kuantitatif biasanya menghasilkan lebih
dari - bakteria/ml.
Jumlah koloni kurang dari - coliform/ml bisa juga menunjukkan infeksi pada wanita
dengan dysuria akut. Infeksi saluran kencing bagian atas (pyelonephritis) adalah infeksi
perenchym ginjal. Keluhan-keluhan yang menyebabkan penderita datang berkonsultasi
adalah demam dan nyeri pinggang, simptom-simptom infeksi 5 saluran kencing bagian
bawah. Contoh urin khas menunjukkan bakteriuria yang bermakna, pyuria dan kadang-
kadang silinder leucocyt. Infeksi saluran urogenital di tampat-tampat lain (misalnya
epididymis, prostat, daerah perinephric) sering berkaitan dengan bakteri yang jumlahnya
kurang dari 1000/ml dan mempunyai menifestasi klinis yang berbeda.
c. Etiologi
Kuman penyebab utama pada infeksi saluran kemih adalah golongan basil gram
negatif yang aerobik dimana dalam keadaan normal bertempat tinggal di dalam traktus
digestitifus (saluran pencernaan).
Sebagai urutan etiologi kuman penyebab infeksi saluran kemih adalah sebagai
berikut :
1) Escherichia coli (90 % penyebab infeksi saluran kemih)
2) Proteus mirabilis
3) Klebsiella pneumonia
4) Golongan B beta-hemalytik streptokokkus
5) Pseudomonas aeroginosa
Bakteri yang menyebabkan UTI biasanya berasal dari tumbuhan usus dari tuan
rumah. Meskipun hampir setiap organisme berhubungan dengan ISK, tertentu organisme
mendominasi sebagai akibat dari faktor virulensi tertentu. Itu penyebab paling umum dari
UTI tanpa komplikasi adalah Escherichia coli, yang menyumbang 85% dari infeksi
diperoleh masyarakat.
Penyebab tambahan organisme pada infeksi tanpa komplikasi termasuk
Staphylococcus saprophyticus (5% sampai 15%), Klebsiella pneumoniae, Proteus spp.,
Pseudomonas aeruginosa, dan Enterococcus spp (5% sampai 10%). Karena
Staphylococcus epidermidis sering diisolasi dari saluran kemih, harus dipertimbangkan
awalnya kontaminan untuk membantu mengkonfirmasi organisme sebagai patogen yang
nyata.
Organisme diisolasi dari individu dengan infeksi rumit lebih bervariasi dan umumnya
lebih tahan dari yang ditemukan diinfeksi rumit. E. coli merupakan patogen yang sering
terisolasi, tetapi itu menyumbang kurang dari 50% dari infeksi. Lain sering terisolasi
organisme termasuk Proteus spp., K. pneumoniae, Enterobacter spp., P.aeruginosa,
staphylococcus, dan enterococci.
Enterococci mewakili organisme kedua yang paling sering terisolasi pasien dirawat
di rumah sakit. Pada bagian, temuan ini mungkin terkait dengan penggunaan ekstensif
third generation antibiotik sefalosporin, yang tidak aktif terhadap enterococci.
Vankomisin - tahan Enterococcus faecalis dan Enterococcus faecium (vankomisin –
tahan enterococci) telah menjadi lebih meluas, terutama pada pasien dengan rawat inap
jangka panjang atau mendasari keganasan. Vankomisin - tahan enterococci adalah
masalah kontrol terapi dan infeksi utama karena organisme rentan terhadap beberapa
antimikrobials.
d. Patogenesis
Pada penyakit infeksi saluran kemih, penting untuk mempertimbangkan baik faktor
virulensi bakteri dan faktor tuan rumah. Keseimbangan antara kemampuan bakteri
spesifik untuk menyerang saluran kemih dan kemampuan host untuk menangkis patogen
menentukan apakah host manusia akan mengembangkan gejala infeksi saluran kemih.
e. Gejala klinis
Beberapa pasien dengan infeksi saluran kemih (ISK) asimtomatik, sedangkan yang
lain datang dengan dysuria, sering berkemih (frequency), raguragu berkemih (hesitancy),
hematuria, dan rasa tidak nyaman di abdomen bawah. Nyeri di pinggang, demam,
menggigil, mual, dan malaise menandakan pielonefritis.
2. 3. Obat yang Mempengaruhi Metabolisme Jaringan, Keseimbangan Cairan & Elektrolit, &
Saluran Kemih
a) Diuretik
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah dieresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urine yang
diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dalam
air. Fungsi utama diuretic adalah untuk mobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Diuretik adalah sifat meluruhkan air seni. Pengertian lainnya yaitu sifat mengurangi
jumlah air dan senyawa lainnya dalam plasma darah dengan cara dibuang sebagai urin. Sampai
saat ini telah banyak obat-obat sintetik yang digunakan sebagai diuretik
Obat-obat ini menghambat transport ion yang menurunkan reabsorpsi Na+ pada bagian-
bagian nefron yang berbeda. Akibatnya Na+ dan ion lain seperti Cl- memasuki urin dalam
jumlah lebih banyak dibandingkan bila keadaan normal bersama-sama air yang mengangkut
secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Pengauh diuretik terhadap ekskresi
zat terlarut artinya untuk menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus meramalkan akibat
penggunaan obat. Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu : (1)
Penghambat mekanisme transpor elektolit didalam tubuli ginjal, (2) diuretik osmotik.
1. Tubuli proksimal
Garam direabsorpsi secara aktif (70%), antara lain Na+ dan air, begitu pula glukosa dan
ureum. Karena reabsorpsi berlangsung proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap
isotonis terhadap plasma. Diuretika osmosis (manitol, sorbitol) bekerja disini dengan merintangi
reabsorpsi air dan natrium
2. Lengkungan Henle
Di bagian menaik lengkungan Henle ini, 25 % dari semua Cl- yang telah difiltrasi
direabsorpsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air,
hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan (furosemida, bumetamida, etakrinat)
bekerja dengan merintangi transport Cl-, dan demikian reabsorpsi Na+, pengeluaran K+, dan air
diperbanyak
3. Tubuli distal
Di bagian pertama segmen ini, Na+ direabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrat
menjadi lebih cair dan hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini (Tjay
dan Rahardja, 2002). Di bagian kedua segmen ini, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau,
proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron
(spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida, triamteren) bekerja disini
4. Saluran pengumpul
Hormon antidiuretik vasopresin dari hipofise bekerja di saluran pengumpul dengan jalan
mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel saluran ini