Anda di halaman 1dari 2

EDUKASI DAN INFORMASI OBAT berhubungan dengan penyakit dan penggunaan

obat.
 Konseling: memberi nasihat yang ditunjukkan dG  Pengalaman
adanya diskusi timbal balik dan pertukaran opini Pasien mungkin mempunyai keyakinan tertentu
 Konsultasi: pemberian informasi tanpa melalui yang muncul akibat pengalaman diri sendiri di masa
diskusi timbal balik dan pertukaran informasi yang lalu atau pengalaman orang lain yang mereka
 Edukasi: Suatu Kegiatan untuk meningkatkan dengar. Ketika memberi edukasi, apoteker dapat
keterampilan dan pengetahuan dengan tujuan menggunakan pengalaman pasien sebagai salah
menimbulkan perubahan sikap dan perilaku dalam satu sumber bantuan pembelajaran. Shg dapat
hal – hal yang berkaitan. menggunakan teknik komunikasi 2 arah (misalnya
diskusi), dibandingkan memberikan ceramah.
Dasar Hukum  Kesiapan untuk belajar
KepMenKes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Pasien siap untuk belajar ketika mereka merasa
standar pelayanan kefarmasian di apotek  Farmasis memerlukan pengobatan dan petunjuk obat yang
tidak sekedar meracik obat untuk pasien  Interaksi benar. Apoteker harus berperan sebagai seseorang
dengan pasien dan profesi kesehatan lain Farmasis yang membantu pasien untuk menemukan
dituntut meningkatkan pengetahuan, keterampilan kebutuhan belajar pasien.
dan perilaku  Untuk memberikan pelayanan  Perspektif waktu dan orientasi belajar
informasi obat dan konseling Edukasi yang diberikan harus sesuai dg pengobatan
yang sedang dijalani. Dengan diskusi, apoteker
Tujuan Edukasi dapat menghindari pemberian informasi yang
 Memberikan informasi yang sesuai dengan berlebihan dan tidak sesuai dengan kondisi pasien.
kebutuhan spesifik setiap pasien.
 Apoteker harus memastikan berapa banyak yang Dasar Teori Konseling
sudah diketahui pasien tentang pengobatan  Teori perilaku
 Apakah pasien mempunyai pandangan yang salah Menurut Skinner  perilaku yg didukung (dihargai)
tentang pengobatan akan diulang dan sebaliknya perilaku yang tidak
 Memberikan keterampilan dan teknik yang didukung atau yang dilarang tidak akan diulang.
dibutuhkan pasien untuk mengoptimalkan terapi Perilaku dibentuk oleh: Pengalaman dan Kognisi
yang diresepkan bagi pasien tersebut. (konsepsi, ide, makna, keyakinan, pikiran, inferensi,
 Menyajikan informasi dan arahan dengan harapan, prediksi atau kualitas karakter)
menggunakan metode edukasi yang cocok untuk  Teori perilaku kesehatan
pasien tertentu dan dengan kondisi tertentu. Kepatuhan pasien menggunakan obat dipengaruhi
 Mengedukasi tenaga profesional kesehatan lain oleh:
tentang hal – hal yang berhubungan dengan obat.  Persepsi pasien tentang keparahan
 Kemungkinan hasil pengobatan terhadap kondisi
Pendekatan Edukasi penyakit
 Hubungan berupa pemberian bantuan, hubungan  Keefektifan pengobatan
timbal balik.  Keuntungan menggunakan obat
 Pengalaman pasien digunakan sebagai sumber  Berbagai pemicu minum obat
bantuan pembelajaran. Konseling pasien  tidak hanya meliputi
 Metode edukasi melibatkan teknik komunikasi dua pertukaran informasi, tetapi juga usaha untuk
arah. mengubah kepercayaan pasien tentang kesehatan
 Bahan edukasi mencakup hal – hal mendesak yang  Pendekatan kemanusiaan pada Konseling
mengkhawatirkan dan penting dalam kehidupan Ketika memberikan konseling pada pasien,
sehari – hari seseorang. apoteker harus menyadari bahwa pasien bukan
 Orang dewasa memilih apa yang ingin dipelajari hanya berperilaku (bertindak) akibat kendali
dan waktu belajarnya. eksternal berupa informasi yang didapat, tetapi
 Pembelajaran berfokus pada masalah dan juga berpikir dan berperasaan
mencakup identifikasi dan penyelesaian masalah Ketika tidak patuh, belum tentu karena kurangnya
saat ini. informasi yang didapat, tetapi pasien juga bisa
karena pola pikir dan perasaan pasien tersebut
Konsep Dasar Edukasi tentang penyakit dan obat yang digunakan
 Konsep diri Jadi dalam memberi konseling, apoteker harus
Apoteker harus bekerja sama dengan pasien untuk memperhatikan perasaan dan pola pikir pasien.
menolong memecahkan masalah yang  Teori konseling eklektik
 Model pengambilan keputusan terapi

Penyebab Ketidakpatuhan
 Faktor Penyakit
 Keparahan atau stadium penyakit
Orang yang merasa sudah lebih baik kondisinya
tidak mau meneruskan pengobatan
 Lamanya terapi berlangsung
Semakin lama pengobatan yang sudah dijalani,
tingkat kepatuhan semakin rendah.

 Faktor Terapi
 Regimen pengobatan yang kompleks (jumlah obat
maupun jadwal penggunaan)
 Kesulitan dalam penggunaan obat
o Contoh: kesulitan menelan obat karena ukuran
tablet yang besar
 Efek samping yang ditimbulkan
o Contoh: mengantuk, mual, muntah, konstipasi
 Rutinitas sehari – hari yang tidak sesuai dengan
jadwal penggunaan obat.
 Faktor Pasien
 Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan
dari penyakit & hasil yg didapat jika tidak diobati
 Menganggap pengobatan yg dilakukan tidak
begitu efektif
 Motivasi ingin sembuh
 Kepribadian/perilaku
 Dukungan lingkungan sekitar/keluarga
 Sosio-demografi pasien: umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan.
 Faktor Komunikasi.
 Pengetahuan yg kurang ttg obat dan kesehatan
 Kurang mendapat instruksi yang jelas tentang
pengobatannya
 Kurang mendapatkan cara atau solusi untuk
mengubah gaya hidupnya
 Ketidakpuasan dalam berinteraksi dengan tenaga
ahli kesehatan
 Apoteker tidak melibatkan pasien dalam
pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai