Disusun oleh
dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS, FINSDV
dr. Airin Mappewali, Sp.KK, M.Kes
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2017
MODUL KULIT (Tutorial 3 &4)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
SISTEM INDRA KHUSUS
MODUL
KASUS 1:
Seorang wanita, 57 tahun didiagnosis dengan perioral dermatitis, berdasarkan:
- Riwayat Penyakit :
Seorang wanita berusia 57 tahun dengan keluhan erupsi eritematosa di sekitar mulut.
Pasien mengeluh gatal di sekitar mulut.
Riwayat dioles dengan salep topical fluocinonide 0,05 %, akan tetapi keluhan makin
memburuk.
- Pemeriksaan Fisik :
Gatal / Status nutrisi baik / Compos Mentis
- Tanda Vital :
T: 130/80 mmHg N: 84 x/menit R: 20 x/menit S: 36,4 oC
- Status Dermatologis :
Lokasi : regio oralis
Effloresensi : papulopustul, skuama halus dan eritematosa
- Diagnosa : dermatitis perioral
- Prognosa : Dubia
BERDASARKAN KASUS DI ATAS, MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT :
- Rosasea granulomatosa
Terapi :
- Penghentian penggunaan
kortikosteroid topikal
- Memulai terapi antibiotik
sistemik (tetrasiklin atau
eritromisin) dan atau
metronidazole topical selama 2
sampai 3 bulan
- Edukasi pasien
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Kulit adalah organ kompleks yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan, sekaligus
memungkinkan interaksi dengan lingkungan.
Fungsi kulit:
• Barier permeabilitas
• Perlindungan dari mikroba patogen
• Termoregulasi
• Sensasi
• Perlindungan ultraviolet
• Regenerasi
• Penampilan fisik
3. ADNEKSA KULIT
A. Kelenjar kulit, di dermis, seperti:
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar lemak (glandula sebasea)
B. Kuku, adalah stratum korneum terminal tebal.
C. Rambut, seperti bagian kulit yang menempel di kulit (akar rambut) dan bagian lainnya di
bagian luar kulit (batang rambut)
6. PEMERIKSAAN HISTOLOGIS
Temuan histologis serupa dengan rosasea, namun tanda kerusakan kulit aktinik umumnya kurang
hebat dan bervariasi sesuai usia pasien. Dengan demikian, infiltrasi limfohistiocytic dengan
lokalisasi perifolarisasi dapat ditemukan pada semua tahap. Peradangan granulomatosa yang
ditandai dan, kadang-kadang, perifolikular abses mungkin ditemukan saat pustula dan papula
merupakan temuan klinis yang dominan.
7. PENGOBATAN
- Kortikosteroid topikal dihentikan.
- Pasien harus dijelaskan tentang hubungan antara penggunaan kortikosteroid topikal dengan
eksaserbasi dermatitis.
- Pemberian antibiotik sistemik berupa tetrasiklin oral, doksisiklin, atau minosiklin, selama 8
sampai 10 minggu, dengan penurunan dosis selama 2 sampai 4 minggu berikutnya.
Pada anak di bawah usia 8 tahun, ibu menyusui, atau pasien dengan alergi tetrasiklin,
dianjurkan pemberian eritromisin oral.
Kadang-kadang, pasien tetap melanjutkan terapi antibiotik sistemik dosis rendah selama
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun untuk kontrol. Pada kasus yang sulit diobati,
isotretinoin dapat dipertimbangkan.
- Terapi topikal dengan pemberian metronidazole topikal, sebaiknya dimulai bersamaan
dengan antibiotik sistemik. Tapi untuk kasus yang ringan pemberian metronidazole topikal
saja sudah cukup.
- Dalam studi retrospektif pada 79 anak, hasil yang baik adalah dengan menggunakan topikal
metronidazole, eritromisin oral, atau keduanya
- Pada umumnya respons terjadi dalam 2 sampai 3 bulan pengobatan
- Dilaporkan terapi fotodinamik dengan 5-asam aminoklavulinik topikal cukup menjanjikan
pada terapi dermatitis perioral.
8. PROGNOSIS
Dermatitis perioral biasanya merupakan penyakit self-limited yang berkembang selama beberapa
minggu sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Dengan intervensi yang tepat pasien bisa
sembuh dan jarang mengalami kekambuhan.
9. KOMPLIKASI
Sebagian besar kasus dermatitis perioral dan dermatitis perioral granulomatosa sembuh tanpa
gejala sisa atau kambuh. Namun, dilaporkan sangat jarang terjadi jaringan parut.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANALISIS KASUS
SISTEM INDRA KHUSUS
Tabel Nilai
Nama Mahasiswa : NIM :
Penilai 1 Penilai 2
Nama : Nama :
TTD : TTD :
1 Tinjauan Kasus 5
2 Konsep pemetaan 15
8 Diagnosa Banding 5
9 Terapi 5
10 Prognosis 5
SKOR
100
TOTAL
DAFTAR PUSTAKA
1. Lawley L.P, Parker S.R.S. Perioral Dermatitis. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
Disorder due to the environment. 1. 8. Ed. New York: McGraw-Hill; 2012. p 925-8
2. Mallory S.B, Bree A., Chorn P. Periorificial Dermatitis. Ilustrated Manual of Pediatric
Dermatology. Diagnosis and Management. Taylor and Francis; 2005. p 75-6