Pertanyaan: a. Apasaja parameter tingkat kekritisan air tanah? b. Apakah ada suatu metode untuk pemetaan air tanah?
Jawaban:
a. Sebagaimana telah dijelaskan pada pemaparan laporan survei, bahwa
terdapat suatu cara untuk menentukan status air tanah di suatu daerah. Khususnya daerah Cekungan Bandung. Untuk mempermudah dapat dilihat pada tabel berikut. Gambar 1Matrik Tingat Kondisi dan Lingkungan Air Tanah Gambar 1 tersebut menjelaskan tentang bagaimana parameter status suatu air tanah. Dapat dilihat dari kualitas dan kuantitasnya. Parameter kualitas yaitu zat padat terlarut, sedangkan parameter kuantitas adalah tingkat penurunan air tanah. 1) Aman : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut (total dissolved) kurang dari 1.000 mg/l atau DHL < 1.000 S/cm. 2) Rawan : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut (total dissolved) antara 1.000 - 10.000 mg/l atau DHL 1.000 - 1.500 S/cm. 3) Kritis : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut (total dissolved) antara 10.000 - 100.000 mg/l atau DHL 1.500 - 5.000 S/cm. 4) Rusak : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut (total dissolved) lebih dari 100.000 mg/l atau tercemar oleh logam berat atau bahan berbahaya dan beracun atau DHL > 5.000 S/cm. b. Seperti yang sudah dipaparkan pula sebelumnya pada persentasi kelompok kami, bahwa hakikat dari penelitian ini untuk membuat zonasi yang artinya akan dihasilkan peta air tanah, baik kualitas dan kuantitasnya, alirannya, dll. Metode untuk melakukan membuat zonasi air tanah adalah dengan flownet air tanah, melakukan penelitian ke setiap sumur di titik titik tertentu, dilihat/diteliti kualitas air masing masing sumur, penuruan muka air tanahnya, dan tentukan arah alirannya sehingga akan diketahui air itu tercemar atau tidak. Dibuat zonasi berdasarkan sumur-sumur tersebut. 2. Siska Widianti Pertanyaan: Karakteristik wilayah yang seperti apa jika dikatakan kuantitas dan kualitas air yang baik atau buruk? Jawaban: Karakteristik wilayah memang sangat mempengaruhi pada kualitas dan kuantitas air tanah. Misalnya di daerah padat penduduk, sudah dibayangkan kualitas dan kuantitasnya bukan? Air akan mudah tercemar dan kuatitasnnya pasti sedikit karena sudah terambil orang banyak. Berbeda dengan daerah jarang penduduk seperti di desa-desa, dapat dipastikan kualitas air tanahnya baik. Tapi belum tentu seperti itu, jika di daerah padat pengelolaan air tanahnya baik, mungkin kualitas air tanah akan baik, begitu pula dengan di daerah jarang penduduk, jika pengelolaannya buruk maka dapat dipastikan pula kondisi air tanah buruk. Cara yang paling tepat untuk menentukan kualitas dan kuantitas air tanah degan melihat parameter yang sudah dijelaskan pada diskusi sebelumnya.