Skenario
Ny. Ani 30 tahun mengeluhkan sariawan pada mulutnya sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien menyampaikan sering sariawan dalam 1 tahun terakhir, tetapi yang
terakhir ini mengganggu karena sangat nyeri dan menyebabkan sulit makan.
Pasien memiliki riwayat alergi telur, serta ibu pasien memiliki riwayat asma dan
alergi dingin. Pemeriksaan ekstra oral terdapat limfadenitis pada regio sub-
mandilubar kanan dan kiri. Pemeriksaan intraoral terlihat gambaran ulser seperti
di bawah ini.
Step 1
1. Limfadenitis
Peradangan pada kelenjar getah bening. (hasna)
Radang pada kel. Getah bening / limfa krn infeksi (silvi)
Kel. Getah bening yg fungsinya utk membuang mikroba dan sel-sel
abnormal pd cairan getah bening. (muvida)
Peradangan dg tanda klinis bengkak, dan merah pd kel. Getah bening pd
respon invasi bakteri dan virus dan infeksi pd bagian tubuh lain. (nadhila)
2. Asma
Penyakit yg disebabkan gangguan pernafasan. (miftahul)
3. Sariawan
Suatu peradangan yg menyerang mukosa mulut berupa ulser putih
kekuningan menyerang mukosa non keratin yg jumlahnya tunggal / lebih.
(maitsa)
4. Alergi
Respon imun spesifik yg tdk diinginkan / hipersensitivitas thd allergen
tertentu. (lisa)
Respon antara antigen dan antibody. (miftahul)
5. Ulser
Kerusakan mukosa yg menyerupai kawah, batasnya jelas, mencapai
membrane basalis. (risma)
Keadaan patologis yg menyyebabkan kerusakan pd lapisan epitel. (annisa)
Defek pd jaringan epitel berupa lesi cekung yg berbatas jelas yg kehilangan
lapisan epidermis. (muvida
Step 2
1. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari kasus di atas? Bagaimana cara
menegakkannya?
2. Apa etiologi dari diagnose?
3. Apa manifestasi klinis dari diagnosis tersebut?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya RAS pada scenario?
5. Mengapa pasien mengalami sariawan yang berulang?
6. Apa hubungan sariawan dengan limfadenitis?
7. Apa hubungan alergi dengan penyakit tsb?
8. Apa perawatan yang dilakukan untuk mengobati diagnosis?
Step 3
Diagnosis
Stomatitis Aphthous Recurrent (SAR)
Banding:
1. Minor oval, diameter <1mm, perm. Abu2 atau kuning, lesi
eritematous, jml lesi 2 – 6, sering brada di pipi, bibir, dasar mulut
dan lidah. Stadium awal rasa sakit & terbakar. 1-2hr sblm ulser
terlihat. Diketahui adanya vesikel. Epithelium hilang, akan
berubah mjd papul, 2-3hr stlhnya ulser berangsur2 apabila jika
terkena makanan. Sembuh 10hr tdk meninggalkan scar
2. Mayor <1cm – 5 cm, bertahan selama lebih dari 2 minggu,
batas irregular / tdk jelas, warna abu-abu& penyembuhan waktu
3-6minggu. (nadhila) stadium awal, nodul dan plak yg kecil, lunak,
merah & sakit. Tepi meninggi spt cekungan (lisa) sembuh 10 hr
meninggalkan scar. (hasna)
3. Hepertiform menyebar di perm. Mukosa, diameter <2-3mm
Ulkus traumatikus
Pd mukosa oral memperlihatkan tanda&symtomp inflamasi akut
sakit, kemerahan, bengkak. Dtutupi eksudat fibrin putih kuning,
dan dikelilingi eritema. Disebabkan trauma mekanis & efek
penyebab. (risma)
Recurrent intraoral herpes
Manifestasi sama spt mayor, vesikel berkelompok yg mneyatu,
mudah pecah mjd ulserasi yg irregular, tjd di semua mukosa
biasanya pd mukosa yg berkeratin.
Bedain sm mayor dg titer antibody. (maitsa)
Learning issue
Mayor
Diameter >1 cm
Lebih dalam dari minor
Batas erythematous yg tinggi jd terlihat cekung lesinya
Setelah pubertas dan menetap selama 20 th atau lebih
Warna abu, jika di palpasi keras
Bertahan selama lebih dari 2 minggu
Ulser sembuh dg meninggalkan bekas (jaringan parut)
Disertai penyakit penyerta spt demam, dehidrasi, dan malaise
Terletak pd mukosa non keratin dan tdk cekat
Inflammatory gastrointestinal : penyakit menyerang usus kecil dan besar. Usus ini
menyerap nutrisi, shg menyebabkan peradangan
Factor predisposisi minor hormonal (saat pre menstruasi dan keadaan stress)
dan trauma dan alergi makanan.
Pengaruh dari IL-1B dan Il-6 yg mjd resiko tjdnya SAR. Hubungannya dg
pengeluaran IgA, total protrein, dan aliran saliva (risma lisa, nadhila, hasna, prisil,
silvi, mifta, maiitsa, Muvida)